Model Van Meter dan Van Horn

peluang terjadinya transaksi melalui proses negoisasi, atau bargaining untuk menghasilkan kompromi terhadap implementasi kebijakan yang berdimensi target group. Gambar 1.2 Model Proses Alur Smith Policy tensions transaction feedback institution Sumber: Putra, 2003:92

c. Model Van Meter dan Van Horn

Model proses implementasi yang diperkenalkan Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn tidak dimaksudkan untuk mengukur dan menjelaskan hasil-hasil akhir dari kebijakan pemerintah, tetapi untuk mengukur dan menjelaskan yang dinamakan pencapaian program. Perlu diperhatikan bahwa pelayanan dapat diberikan tanpa mempunyai dampak substansial pada masalah yang diperkirakan berhubungan dengan kebijakan. Suatu kebijakan mungkin diimplementasikan secara efektif, tetapi gagal memperoleh dampak Policy Making process Implementing organization Target group Idealized Policy Environmental factors Universitas Sumatera Utara substansial karena keadaan-keadaan lainnya. Oleh karena itu, pelaksanaan program yang berhasil mungkin merupakan kondisi yang diperlukan sekalipun tidak cukup bagi pencapaian hasil akhir secara positif Winanrno, 2002: 103 Model yang ditawarkan Van Meter dan Van Horn ini mempunyai 6 enam variabel yang membentuk ikatan lingkage antara kebijakan dan pencapaian performance . Variabel-variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut Winarno, 2002: 110-119: 1. Ukuran Dasar dan Tujuan Kebijakan Variabel ini didasarkan pada kepentingan utama terhadap fsistem-fsistem yang menentukan pencapaian kebijakan. - pencapaian ini menilai sejauh mana ukuran- ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan telah direalisasikan. Ukuran–ukuran dasar dan tujuan–tujuan berguna di dalam menguraikan tujuan-tujuan keputusan kebijakan secara menyeluruh. Disamping itu, ukuran–ukuran dasar dan tujuan- tujuan merupakan bukti itu sendiri dan dapat diukur dengan mudah dalam beberapa kasus. Misalanya peemerintah berusaha menciptakan lapangan pekerjaan untuk para pengangguran dengan membuat beberapa proyek padat karya. Untuk menjelaskan apakah implementasi telah berhasil atau tidak, perlu ditentukan jumlah pekerjaan yang telah diciptakan, identitas orang-orang dipekerjakan dan kemajuan proyek- proyek pembangunan yang berhubungan. 2. Sumber-Sumber Kebijakan Sumber-sumber layak mendapat perhatian karena menunjang keberhasilan implementasi kebijakan. Sumber-sumber yang dimaksud mencakup dana atau perangsang incentive lain yang mendorong dan memperlancar implementasi yang efektif. Universitas Sumatera Utara 3. Komunikasi Antar Organisasi Dan Kegiatan-Kegiatan Pelaksanaan. Komunikasi di dalam dan antara organisasi-organisasi merupakan suatu proses yang kompleks dan sulit. Dalam meneruskan pesan-pesan ke dalam suatu oraganisasi atau dari suatu organisasi ke organisasinya, para komunikator dapat menyimpannya atau meyebarluaskannya, baik secara sengaja atau tidak sengaja. Lebih dari itu, jika sumber-sumber informasi yang berbeda memberikan interpretasi-interpretasi yang tidak konsisten terhadap ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan atau jika sumber- sumber yang sama memberikan interpretasi-interpretasi yang bertentangan, para pelaksana akan mengahdapi kesulitan yang lebih besar untuk melaksanakan maksud-maksud kebijakan. Dalam hubungan-hubunghan antar organisasi maupun antarpemerintah, dua tipe kegiatan pelaksanaan merupakan hal yang paling penting. Pertama, nasihat dan bantuan teknis yang dapat diberikan. Pejabat-pejabat tingkat itnggi seingkali dapat melakukan banyak hal untuk memperlancar implementasi kebijakan dengan jalan membantu pejabat –pejabat bawahan menginterpretasikan peratuaran-perturan dan garis-garis pedoman pemerintah, menstrukturkan tanggapan-tanggapan terhadap inisiatif-inisiatif dan memperoleh sumber-sumber fisik dan teknis yang diperlukan yang berguna dalam melaksanakan kebijakan. Kedua, atasan dapat menyandarkan pada berbagai sanksi, baik positif maupun negatif. 4. Karakteristik Badan-Badan Pelaksana Van meter dan Van Horn mengetengahkan beberapa unsur yang mungkin berpengaruh terhadap suatu organisasi dalam mengimplementasikan kebijakan: a. Kompetensi dan ukuran staf suatu badan Universitas Sumatera Utara b. Tingkat pengawasan hierarkis terhdap keputusan-keputusan sub unit dan proses- proses dalam badan-badan pelaksana c. Sumber-sumber politik suatu organisasi misalnya dukungan di antara anggota- anggota legislatif dan eksekutif d. Vitalisasi suatu organisasi e. Tingkat komunikasi-komunikasi “terbuka”, yang didefenisikan sebagai jaringan kerja komunikasi horisontaldan vertikal secara bebas, serta tingkat kebebasan yang secara relatif tinggi dalam komunikasi dengan individu-individu di luar organisasi f. Kaitan formal dan informal suatu badan dangan badan “pembuat keputusan” atau “pelaksana keputusan”. 5. Kondisi-kondisi ekonomi, sosial dan politik Para peminat perbandingan poltik Negara dan kebikan publik secara khusus tertarik dalam mengidentifikasikan pengaruh variabel-variabel lingkungan pada hasil-hasil kebijakan. Sekalipun dampak dari fsistem-fsistem ini pada implementasi keputusan- keputusan kebijakan mendapat perhatian yang kecil, namun menurut Van Meter dan Van Horn, fsistem-fsistem ini mungkin mempunyai efek yang mendalam terhadap pencapaian badan-badan pelaksana. 6. Kecenderungan pelaksanaimplementors Pada tahap ini pengalaman-pengalaman subyektifitas individu-individu memegang peranan yang sangat besar. Van Meter dan Van Horn kemudian mengidentifikasikan tiga unsur tanggapan pelaksana yang mungkin mempengaruhi kemampuan dan keinginan mereka untuk melaksanakan kebijakan, yakni: kognisi Universitas Sumatera Utara komprehensi, pemahaman tentang kebijakan, macam tanggapan terhadapnya penerimaan, netralitas, penolakan dan in tensitas tanggapan itu. Pemahaman pelaksana tentang tujuan umum maupun ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan merupakan suatu hal yang penting. Implementasi kebijakan yang berhasil harus diikuti oleh kesadaran terhadap kebijakan tersebut secara menyeluruh. Hal ini berarti bahwa kegagalan suatu implementasi kebijakan sering diakibatkan oleh ketidaktaatan para pelaksana terhadap kebijakan. Dalam kondisi seperti ini, persepsi individu memegang peran. Dalam keadaan ketidaksesuaian kognitif, individu mungkin akan berusaha menyeimbangkan pesan yang tidak menyenangkan dengan persepsinya tentang apa yang seharusnya merupakan keputusan kebijakan. Intensitas kecenderungan pelaksanaan inilah yang akan mempengaruhi pencapaian implementasi. Adapun ikatan linkage antara keenam variabel tersebut di atas dengan pencapaian suatu kebijakan dapat digambarkan sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Gambar 1.3 Model Proses Implementasi Kebijakan menurut Van Horn dan Varn Meter Ukuran-ukuran Dasar Dan Tujuan-Tujuan pencapaian Sumber: winanrno, 2002:111 Menurut Van Meter dan Van Horn, tipe dan tingkatan sumber-sumber yang disediakan oleh keputusan kebijakan akan mempengaruhi kegiatan-kegiatan komunikasi dan pelaksanaan. Bantuan teknik dan pelayanan-pelayanan lain hanya dapat ditawarkan jika ditetapkan oleh keputusan kebijakan dan semangat para pelaksana hanya dapat dicapai apabila sumber-sumber yang tersedia cukup untuk mendukung kegiatan tersebut. Pada sisi yang lain, kecenderungan para pelaksana dapat dipengaruhi secara langsung oleh tersedianya sumber-sumber. Juka jumlah uang atau sumber-sumber lain dipandang tersedia, kebijaksanaan Sumber-sumber Komunikasi antar organisasi dan kegiatan- kegiatan pelaksanaan Kecenderung an pelaksana- pelaksana Karakterisitik- karakteristik dari badan- badan pelaksana Kondisi ekonomi, sosial dan politik Universitas Sumatera Utara maka para pelaksana mungkin memandang program dengan senang hati dan kemungkinan besar hal ini akan mendorong ketaatan para pelaksana kebijakan karena mereka berharap akan memperoleh keuntungan dari sumber-sumber tadi. Hal sebaliknya juga dapat terjadi, bila suatu program tidak mempunyai cukup sumber-sumber pendukung dan dengan demikian tidak prospektif, maka dukungan dan ketaatan terhadap program akan menurun.

d. Model Marilee S.Grindle