Model Marilee S.Grindle

maka para pelaksana mungkin memandang program dengan senang hati dan kemungkinan besar hal ini akan mendorong ketaatan para pelaksana kebijakan karena mereka berharap akan memperoleh keuntungan dari sumber-sumber tadi. Hal sebaliknya juga dapat terjadi, bila suatu program tidak mempunyai cukup sumber-sumber pendukung dan dengan demikian tidak prospektif, maka dukungan dan ketaatan terhadap program akan menurun.

d. Model Marilee S.Grindle

Model ini menyatakan bahwa implementasi kebijakan ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks implementasinya. Ide dasarnya adalah bahwa setelah kebijakan ditransformasikan, maka implementasi kebijakan dilakukan. Keberhasilannya ditentukan oleh derajat implementability dari kebijakan tersebut. isi kebijakan mencakup: a. sejauh mana kepentingan kelompok sasaran atau target group termuat dalam isi kebijakan b. jenis manfaat yang akan diterima oleh para target group atau sasaran dari kebijakan c. derajat perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan d. kedudukan program apakah sudah tepat dalam bidang dari organisasi pelaksana e. seluruh implementator yang akan melaksanakan kebijakan tersebut f. sumber daya yang dikerahkan telah memenuhi atau tidak Sementara itu konteks implementasinya adalah:1. kekuasaan, kepentingan, strategi actor yang terlibat, 2. karakteriistik lembaga dan penguasa, 3. kepatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran Universitas Sumatera Utara Gambar 1. Model Proses Implementasi Kebijakan menurut Marilee S.Grindle Gambar:model implementasi Marilee S Grindle Sementara itu, Peters dalam Tangkilisan, 2003: 22 mengatakan implementasi kebijakan yang gagal disebabkan beberapa fsistem: 1. Informasi Kekurangan informasi dengan mudah mengakibatkan adanya gambaran yang kurang tepat, baik kepada obyek kebijakan maupun kepada para pelaksana dari isi kebijakan yang akan dilaksanakannya dan hasil-hasil dari kebijakan itu. 2. Isi kebijakan Implementasi kebijakan dipengaruhi oleh; a. Isi kebijakan yang meliputi kepentingan kelompok sasaran, tipe manfaat,derajat perubahan yang diinginkan, letak pengambilan keputusan, pelaksanaan program, sumber daya yang digunakan b. Lingkungan implementasi yang terdiri dari kekuasaan, kepentingan dan strategi actor yang terlibat, karakteristik lembaga dan penguasa, dan kepatuhan dan daya tanggap Tujuan kebijakan Hasil kebijakan yaitu dampak pada masyarakat, individu dan kelompok serta perubahan dan penerimaan masyarakat Tujuan yang dicapai Program aksi dan proyek yang didesain dan didanai Program yang dilaksanakan sesuai rencana Mengukur keberhasilan Universitas Sumatera Utara Implementasi kebijakan dapat gagal karena masih samarnya isi atau tujuan kebijakan atau ketidaktepatan atau ketidaktegasan intern maupun ekstern atau kebijakan itu sendiri, menunjukkan adanya kekurangan yang sangat berarti atau adanya kekurangan yang menyangkut sember daya pembantu. 3. Dukungan Implementasi kebijakan publik akan sangat sulit bila pelaksanaanya tidak cukup dukungan untuk kebijakan tersebut 4. Pembagian potensi Hal ini terkait dengan pembangian potensi di antara para sistem implementasi dan juga mengenai organisasi pelaksana dalam kaitannya dengan diferensiasi tugas dan wewenang. Maka, dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan model implementasi bottom-up oleh Grindle. Yang kemudian akan dijadikan sebagai indikator yang akan menjadi batasan penelitian, serta alat untuk menganalisis data yang akan di peroleh di lapangan. I.5.2 Perencanaan Pembangunan I.5.2.1 Perencanaan Perencanaan berasal dari kata rencana, yang berarti rancangan atau kerangka sesuatu yang akan dikerjakan. Pada dasarnuya perencanaan sebagai fungsi manajemen adalah proses penngambilan keputusan dari sejumlah pilihan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki Kartasasmita, 1994 Dari pengertian sederhana tersebut, dapat diuraikan beberapa komponen penting yakni : tujuan:apa yang hendak dicapai, kegiatan, kegiatan untuk merealisasikan tujuan, dan Universitas Sumatera Utara waktu;kapan bilamana kegiatan tersebut hendak dilakukan. Apa yang hendak direncanakan tentu saja merupakan tindakan-tindakan untuk masa depan. Menurut Ardani dalam Soekartawi 1990:21, perencanaan biasanya mengandung beberapa elemen, antara lain: 1. Perencanaan yang dapat diartikan sebagai pemilihan alternatif 2. Perencanaan yang dapat diartikan sebagai pengalokasian berbagai sumberdaya yang tersedia 3. Perencanaan yang dapat diartikan sebagai upaya untuk mencapai sasaran 4. Perencanaan yang dapat diartikan sebagai upaya untuk mencapai target sasaran yang dikaitkan dengan waktu masa depan Menurut Randy dan Riant 2006 : 39 Pengertian perencanaan sangat beraneka ragam. Keanekaragaman pengertian dan defenisi perencanaan dipengaruhi pandangan dari sudut-sudut pandangan tertentu sesuai kepentingan yang diharapkan. Berdasarkan berbagai defenisi perencanaan yang ada, perencanaan merupakan: a. Himpunan asumsi untuk mencapai tujuan. Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan- kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu. b. Seleksi tujuan. Perencanaan adalah proses dasar yang kita gunakan untuk memilih tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana cara pencapaiannya. c. Pemilihan alternatif dan alokasi sumber daya perencanaan adalah pemilihan alternatif atau pengalokasian berbagai sumberdaya yang tersedia. Universitas Sumatera Utara d. Rasionalitas. Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta atau perkiraan yang mendekat estimate sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan kemudian e. Proses penentuan masa depan. Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetntukan Maka, menurut penulis perencanaan adalah pemilihan berbagai alternatif dalam mengalokasikan sumber daya yang ada untuk merumuskan tujuan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

I.5.2.2 Pengertian Pembangunan

Menurut Myndal dalam Budiman, 1995: 1 memberikan defenisi pembangunan bahwa Pembangunan seharusnya merupakan suatu proses yang saling terkait antara proses pertumbuhan ekonomi, perubahan sosial, dan demokrasi politik yang terjadi dalam lingkaran sebab akibat kumulatifcircular cumulative cautation. Pembangunan sudah menjadi kata kunci bagi segala hal. Secara umum, kata pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat dan warga negaranya Randy dan Riant 2006 : 10 memberikan defenisi pembangunan secara sederhana, yaitu Pembangunan secara sederhana diartikan sebagai suatu perubahan tingkat kesejahteraan secara terukur dan alami. Dalam menyelenggarakan tindakan pembangunan, pemerintah memerlukan dana untuk membiayai kegiatannya. Dana tersebut dihimpun dari warga Negara dalam bentuk: pajak, pungutan, serta yang diperoleh secara internal dari pendapatan bukan pajak dan laba perusahaan publik. Universitas Sumatera Utara Kesejahteraan manusia merupakan fokus dari tujuan pembangunan, motovasi pelaku pembangunan, dan prioritas pembiayaan pembangunan. Menurut Suroto1983 : 78, pembangunan adalah usaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat. Guna penetapan tujuan dan sasaran pembangunan pada tiap tahap, untuk alokasi sumber- sumber serta untuk mengatasi rintangan keterbatasan dan pertentangan-pertentangan ini dan untuk melakukan koordinasi kegiatan, diperlukan kebijaksanaan yang memuat program dan cara – cara yang relevan dan efektif yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembangunan. Dengan kata lain, kebijaksanaan berisi tujuan keseluruhan dan tujuan tiap program yang hendak dicapai pada tiap tahap pembangunan, cara yang perlu dilakukan untuk mengatasi semua atau berbagai keterbatasan, rintangan-rintangan dan pertentangan yang ada atau diperkirakan akan terjadi, cara mengalokasikan sumber-sumber pembangunan yang optimal, serta cara melakukan koordinasi semua kegiatan yang efektif. Jadi, menurut penulis pembangunan merupakan usaha untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang merupakan suatu proses yang saling terkait antara ekonomi, perubahan sosial, dan demokrasi politik. Pembangunan akan berhasil apabila ada kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat dalam pelaksanaannya. 1.5.2.3. Perencanaan Pembangunan Perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses perumusan alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan yang didasarkan pada data-data dan fakta- fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian kegiatan Universitas Sumatera Utara aktivitas kemasyarakatan. Baik yang bersifat fisik materil maupun nonfisik mental dan spiritual dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik. Secara umum, unsur-unsur pokok yang termasuk dalam perencanaan pembangunan adalah sebagai berikut: 1. Kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan 2. Adanya kerangka rencana yang menunjukkan hubungan variabel-variabel pembangunan dan implikasinya 3. Perkiraan sumber-sumber pembangunan utama pembiayaan 4. Adanya kebijksanaan yang konsisiten dan serasi, seperti kebijkasanaan fiskal, moneter, anggaran, harga, sektoral, dan pembangunan daerah 5. Adanya program investasi yang dilakukan secara sektoral, seperti pertanian, insudtri, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Dan 6. Adanya administrasi pembangunan yang mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunanRandy dan Riant, 2006 : 420 Dalam beberapa buku literatur perencanaan pembangunan development planning, maka pembahasan terhadap pentingnya perencanaan ini sering dikaitkan dengan pembangunan itu sendiri. Dengan demikian, pembahasan pentingnya aspek perencanaan yang dikaitkan dengan aspek pembangunan dapat diklasifikasikan menjadi dua topik utama, yaitu: a. Perencanaan sebagai “alat” dari pembangunan, dan b. Perencanaan sebagai tolok ukur dari berhasil- tidaknya pembangunan tersebut Secara skematis, kaitan antara aspek perencanaan dan pembangunan dapat digambarkan seperti skema berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 1.5. Skema Kaitan Antara Perencanaan Dan Pembangunan Sebagai “alat” Sebagai “ tolok ukur” Sumber: Soekartawi, Prinsip-prinsip Dasar Perencanaan Pembangunan Perencanaan diangggap sebagai “alat”pembangunan, karena perencanaan memang merupakan alat strategis dalam menuntun jalannya pembangunan. Suatu perencanaan yang di susun secara acak-acakan tidak sisitematis dan tidak memperhatikan aspirasi target grup sasaran, maka pembangunan yang dihasilkan juga tidak seperti yang diharapkan. Dengan demikian, maka di dalam konteks perencanaan sebagai “alat” , maka ia mempunyai keunggulan komprehensif, yang antara lain dapat dituliskan sebagai berikut: a. Perencanaan dapat dipakai sebagai alat untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan b. Perencanaan dapat dipakai sebagai alat penentuan berbagai alternatif dari berbagai kegiatan pembangunan c. Perencanaan dapat dipakai sebagai penentuan skala prioritas d. Perencaan dapat dipakai sebagai alat “peramalan” forecasting dari kegiatan pada masa akan datang Pembangunan Perencanaan Pembangunan yang berencana Universitas Sumatera Utara Disisi lain, perencanaan dipandang sebagai tolok ukur dari keberhsilan dan kegagalan dari pembangunan yang mengandung arti bahwa kegiatan pembangunan yang “gagal” bisa jadi karena aspek perencanaanya yang “tidak baik”, dan begitu pula sebaliknya. Secara skematis hal ini dapatdilihat pada gambar skema 1.2. Skema 1.6. Mekanisme Perencanaan dan Hasil Pembangunan 1. sampai seberapa besar kegagalan perencanaan? 2. Identifikasi masalah 3. Revisi perencanaan Sumber: Soekartawi, Prinsip-prinsip Dasar Perencanaan Pembangunan Menurut sudut pandang ilmu administrasi, terdapat tiga asumsi agar perencanaan pembangunan dapat berlangsung dengan baik, yaitu: 1. Kepemimpinan pembangunan Kepemimpinan merupakan fsistem penentu munculnya pengambilan keputusan yang baik. Pengambilan keputusan yang baik akan mementukan mutu perencanaan pembangunan, sebagai syarat untuk mencapai keberhasilan pencapaian tujuan perencanaan. Perencanaan KegiatanPembangunan Hasil sesuai denganperencan aan sebelumnya Apa saja kendalanya? Selesai Universitas Sumatera Utara 2. Manajemen sumber daya pembangunan. Sumberdaya pembangunan merupakan aspek utama untuk menetukan perencanaan pembangunan agar asumsi perencanaan dapat dipenuhi. 3. Prosedur perencanaan Prosedur perencanaan merupakan langkah- langkah terstruktur yang dimulai dari langkah pengumpulan data, penyusunan informasi, perumusan kebutuhan, penilaian anggaran, pengambilan keputusan, pelaksanaan keputusan, pengendalian pelaksanaan , pemantauan dan evaluasi hasil, pelaporan, analisis dampak, hingga diawali lagi dari pengumpulan data dan seterusnya sebagai suatu siklus Randy dan Riant 2006 : 57.

I.5. 3 Perumahan