Manajemen Aktif Kala III Persalinan Tata Cara Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III

Menurut Prawirohardjo 2001,bahwa manajemen aktif adalah segera memberikan oksistoksin 10 IU segera setelah bayi lahir dan melakukan traksis terkendali pada tali pusat Controled-Cordtraction agar separasi plasenta segera di inisiasi.

4.2.1. Manajemen Aktif Kala III Persalinan

Penatalaksanaan manajemen aktif kala III persalinan sangatlah penting. Hal ini berdasarkan tujuan dari manajemen aktif yaitu untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat memperpendek waktu kala III persalinan dan mengurangi kehilangan darah dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologisnya. Berdasarkan Depkes 1999, manajemen aktif kala III adalah tindakan pemberian oksitoksika seperti oksitoksin 10 IU segera bayi keluar dan yakin tidak ada kehamilan kembar, Tali pusat dijepit dan digantung, Peregangan tali pusat terkendali, permukaan samping satu tangan di letakkan pada segmen bawah uterus dan dilakukan pendorongan ke arah atas bawah dengan tangan lain sampai plasenta dan selaput ketuban lahir. Pada penelitian ini, seluruh partisipan menyatakan bahwa penatalaksanan manajemen aktif kala III sangat efektif dalam memperkecil terjadinya perdarahan setelah persalinan.

4.2.2. Tata Cara Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III

Manajemen aktif persalinan kala III terdiri atas intervensi yang direncanakan untuk mempercepat pelepasan plasenta dengan meningkatkan Universitas Sumatera Utara kontraksi rahim dan pencegahan perdarahan pasca persalinan. Berbeda dengan manajemen aktif, manajemen fisiologis adalah menunggu tanda-tanda plasenta sedang melepaskan diri dari dinding rahim dan membiarkannya melepas diri secara spontan Out Look, 2001. Penyuntikan oksitosin bertujuan mempercepat waktu persalinan kala III yang lama dan mengurangi perdarahan yang berlebihan setelah persalinan. Pada manajemen aktif, penjepitan plasenta segera dilakukan dan dipotong setelah persalinan, untuk memungkinkan intervensi manajemen aktif lainnnya. Sedangkan pada manajemen fisiologis, penjepitan tali pusat biasanya dilakukan setelah tali pusat berhenti berdenyut. Penegangan tali pusat terkendali mencakup menarik tali pusat kebawah dengan sangat hati-hati begitu rahim telah berkontraksi sambil bersamaan secara bersamaan memberikan tekanan keatas pada rahim. Dengan mendorong perut sedikit diatas tulang pinggang. Tindakan ini membantu dalam pemisahan plasenta dari rahim dan pelepasannya. Berdasarkan hasil penelitan ketiga partisipan melakukan manjemen aktif kala III sesuai dengan prosedur yang didapatkan dari hasil mengikuti pelatihan APN. Salah satu partisipan menyatakan bahwa sebelum menggunakan metode manajemen aktif ini, selama menolong persalinan secara fisiologis banyak dijumpai kejadian perlengketan plasenta.

4.2.3. Manfaat Penatalaksanaan Manajemen Aktif Kala III