Pemberian Suntikan Oksitoksin Penegangan Tali Pusat Terkendali

13

2.6.1 Pemberian Suntikan Oksitoksin

Pemberian suntikan oksitoksin dapat dilakukan seperti a Segera berikan bayi yang telah terbungkus kain pada ibu untuk diberi ASI, b Letakkan kain bersih diatas perut ibu, alasanya kain akan mencegah kontaminasi langsung dari tangan, penolong persalinan yang sudah memakai sarung tangan dan darah pada perut ibu, c Periksa uterus untuk memastikan tidak adanya lagi yang lain undiagnosed twin, alasanya oksitoksi menyebabkan uterus berkontraksi yang akan sangat menurunkan pasokun kepada bayi. Hati-hati untuk tidak menekan uterus dengan keras sehingga terjadi kontraksi tetanik yang akan menyulitkan pengeluaran plasenta, d Memberitahukan kepada ibu bahwa ia akan disuntik, e Selambat-lambatnya dalam waktu 20 menit setelah bayi lahir segera suntikkan oksitoksin 10 IU pada 13 bahwa paha kanan bagian luar, alasanya oksitoksi merangsang fundus uteri untuk berkontraksi dengan kuat dan efektif sehingga dapat membantu pelepasan plasenta dan mengurangi kehilangan darah. Aspirasi sebelum penyuntikan akan mencegah penyuntikan oksitoksin ke pembuluh darah. Catatan jika oksitoksin tidak bersedia, minta ibu untuk melakukan stimulasi putting susu atau menganjurkan ibu untuk menyusukan dengan segera. Ini akan menyebabkan pelepasan oksitoksin secara alamiah JNPK-KR, 2004.

2.6.2 Penegangan Tali Pusat Terkendali

Penegangan tali pusat terkendali terdiri dari a Berdiri disamping ibu, b Pindahkan klem kedua yang telah dijepit sewaktu kala dua persalinan pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva, alasannya memegang tali pusat lebih dekat ke Universitas Sumatera Utara 14 vulva akan mencegah evulsi, c Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu alas dengan kain tepat diatas tulang pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi uterus dan menahan uterus pada saat melakukan peregangan pada tali pusat. Setelah terjadi kontraksi kuat, tegakkan tali pusat, kemudian tangan pada dinding abdomen menekan korpus uteri kebawah dan menghindari terjadinya inversio uteri, d Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga ada kontraksi yang kuat sekitar dua atau tiga menit, e Pada saat kontraksi mulai uterus menjadi kuat atau tali pusat memanjang tegangkan kembai tali pusat ke arah bawah dengan hati-hati bersamaan dengan itu, lakuka penekanan korpus uteri ke arah bawah dan kranel hingga plasenta terlepas dari tempat implantasinya, f Jika plasenta tidak turun setelah 30-40 detik dimulainya penegangan tali pusat dan tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan lepasnya plasenta, jangan teruskan pemegangan tali pusat, pegang klem dan tali pusat dengan lembut dan tunggu sampai kontraksi berikutna. Jika perlu pindahkan klem lebih dekat ke perineum pada saat tali pusat memegang pertahankan kesabaran pada saat melahirkan plasenta, pada saat kontraksi berikutnya, ulangi tali pusat terkendali dan lakukan tekanan berlawanan arah pada uterus secara serentak. Ikuti langkah-langkah tersebut pada setiap kontrkasi hingga terasa plasenta terlepas dari dinding uterus, g Setelah plasenta terlepas, anjurkan ibu untuk memeran sehingga plasenta akan terdorong ke introitus vagina. Tetap tegangkan tali pusat ke arah bawah mengikuti jalan lahir, alasannya segera melepaskan plasenta yang telah terpisah di dinding uterus dapat mencegah kehilangan darah yang tidak perlu, h Pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina, teruskan kelahiran plasenta dengan menggunakan Universitas Sumatera Utara 15 kedua tangan rata dengan lembut, putar plasenta hingga selaput terpilih, i Lakukan penarikan secara lembut dan perlahan-lahan untuk melahirkan selaput ketuban, alasanya melahirkan plasenta dan selaputnya dengan hati-hati akan membantu mencegah agar selaput tidak robek, j Jika terjadi robekan pada selaput ketuban saat melahirkan plasenta dengan hati-hati periksa vagina dan serviks dengan seksama. Gunakan jari-jari tangan anda atau klem atau cunam DTT atau steril untuk keluarkan selaput ketuban yang dapat dicapai oleh jari-jari tangan tersebut JNPK-KR, 2004. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penanganan tali pusat terkendali selama 15 menit maka: Mengulangi pemberian oksitoksin 10 IU IM, Menilai kandung kemih dan mengkaterisasi kantung kemih dengan menggunakan tehnik aseptik, meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan, mengulangi penanganan tali pusat selama 15 menit berikutnya, menunjukkan ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi JNPK-KR, 2004.

2.6.3 Rangsangan Taktil Pemijatan Fundus Uteri