2. Pendapatan di Luar Operasi
Pendapatan di Luar Operasi adalah pendapatan yang diperoleh PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara dari kegiatan diluar operasi perusahaan, yaitu
meliputi :
a. Jasa Giro
Jasa Giro adalah pendapatan yang diperoleh dari bunga uang yang ditabung di bank.
b. Biaya Keterlambatan
Biaya Keterlambatan adalah pendapatan yang diperoleh dari denda-denda yang dikenakan PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara kepada para
pelanggan yang terlambat melakukan pembayaran listrik. Jika pelanggan terlambat membayar sampai tanggal 20 setiap bulannya, maka PT. PLN Persero
Wilayah Sumatera Utara akan memutuskan aliran listrik sementara sampai pelanggan melunasi pembayaran rekening listrik tersebut.
c. Pekerjaan Diberikan Pihak Ketiga
Pekerjaan diberikan pihak ketiga adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga yang memberikan pekerjaan. Contohnya, Pemerintah
Daerah Sumatera Utara ingin mengadakan pelebaran jalan disekitar Jl. Gajah Mada, dimana ditepi jalan tersebut terdapat beberapa tiang listrik yang dapat
menghalangi pelebaran jalan tersebut. Pemerintah Darah Sumatera Utara memberikan uang sebesar Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah untuk biaya
penggeseran tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai maka diperhitungkan biaya yang terpakai hanya sekitar Rp. 40.000.000,00 empat puluh juta rupiah,
Universitas Sumatera Utara
maka pendapatan yang diperoleh PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara adalah sebesar Rp. 10.000.000,00 sepuluh juta rupiah.
d. Pendapatan Penjualan Aktiva Tidak Terpakai
Pendapatan Penjualan Aktiva Tidak Terpakai adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva yang tidak beroperasi lagi. Contohnya, penjualan
mobil yang telah rusak.
e. Subsidi Pemerintah
Subsidi Pemerintah adalah pendapatan yang diperoleh dari bantuan yang diberikan pemerintah.
D. Unsur-unsur Pengawasan Intern Kas
Untuk menjamin pengawasan intern kas berjalan dengan baik, seorang manajer haruslah mengetahui unsur-unsur atau elemen-elemen pengawasan intern
kas tersebut. Suatu pengawasan intern kas yang memuaskan bukan hanya diperoleh dari suatu sistem yang dikoordinasi, akan tetapi juga karena prosedur
yang dapat dipercaya dengan biaya yang relatif rendah. Unsur-unsur pengawasan intern kas menurut Mulyadi, 2001 terdiri dari :
1. Struktur yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya 3.
Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi 4.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya
Universitas Sumatera Utara