Analisa Data Pembahasan Gambaran Makroskopis dan Mikroskopis Hepar Mencit Akibat Pemberian Pb dan Rosella (Hisbiscus sabdariffa)

Sectioning dengan mikrotom pemotongan 8 µ m Pencairan parafin yang melekat di sampel jaringan Preparat diletakkan di objek glas Penjernihan memakai xylol Rehidrasi memakai alkohol 96 ke 70 Pewarnaan jaringan adhesi dengan Hematosilin-Eosin Dehidrasi memakai alkohol 70 ke 96 Tutup kaca objek dengan kaca penutup memakai Canada balsem Mounting

4.6 Analisa Data

Hasil yang didapatkan kemudian diamati secara makroskopis dan mikroskopis dengan menggunaka SPSS. Apabila hasil uji sampel berdistribusi normal maka akan dilanjutkan dengan uji annova, jika hasil uji sampel berdistribusi tidak normal maka akan diuji kruskal wallis. Universitas Sumatera Utara BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil 51.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Biologi MIPA Universitas Sumatera Utara dan Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Unversitas Sumatera Utara.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Subjek

Penelitian dilakukan pada 10 mencit. Mencit yang digunakan untuk penelitian adalah mencit jantan, berumur 6-8 minggu, sehat dengan berat badan 30-50gr. Sampel dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok perlakuan 1 P1, dan kelompok perlakuan 2 P2. Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberikan perlakuan, kelompok P1 adalah kelompok yang diberikan Pb asetat, dan kelompok P2 adalah kelompok yang diberikan Pb asetat dan ekstrak rosella. 5.1.3. Deskripsi gambaran makroskopis hepar Perbandingan gambaran makroskopis hepar mencit jantan Mus msculus pada kontrol , kelompok P1, dan P2 selama 8 minggu dapat dilihat pada gambar 5.1. Gambar 5.1. Perbandingan makroskopis hepar antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan : a gambaran makroskopis hepar pada kelompok kontrol, b gambaran makroskopis hepar pada kelompok P1, dan c gambaran makroskopis hepar pada kelompok P2. Gambaran makroskopis hepar pada mencit kelompok kontrol memperlihatkan permukaan yang licin, konsistensi yang kenyal dan warna merah kecoklatan. Gambaran pada kelompok P1 menunjukkan adanya perubahan pada warna yaitu warnanya menjadi lebih pucat. Gambaran pada kelompok P2 menunjukkan gambaran a b c Universitas Sumatera Utara makroskopis yang serupa dengan kelompok kontrol yaitu permukaan yang licin, konsistensi yang kenyal dan warna merah kecoklatan. Pengelompokkan derajat kerusakan hepar secara makroskopis dapat dilihat pada tabel 5.6. Tabel 5.1. Tabel perbandingan derajat kerusakan hepar secara makroskopis Kelompok Perlakuan Derajat Kerusakan Jaringan Secara Makroskopis n + ++ +++ K Kontrol Aquades 6 100 - - - P1 Pb asetat 1 16,67 5 83,3 - - P2 Pb asetat dan BungaRosella. 3 75 1 25 - - Keterangan : 0 = tidak terjadi perubahan + = bila ditemukan 1 kriteria perubahan warna, struktur permukaan, konsistensi ++ = bila ditemukan 2 kriteria perubahan warna, struktur permukaan, konsistensi +++ = bila ditemukan 3 kriteria perubahan warna, struktur permukaan, konsistensi Pada seluruh sampel di kelompok kontrol tidak didapati adanya perubahan secara makroskopis derajat 0. Pada kelompok P1, 16,67 sampel tidak didapati adanya perubahan pada hepar derajat 0, sedangkan 83,3 sampel menunjukkan perubahan derajat +. Pada kelompok P2, 75 sampel tidak menunjukkan perubahan derajat 0, sedangkan 25 sampel menunjukkan adanya perubahan derajat +.

5.1.4. Deskripsi gambaran mikroskopis hepar

Gambaran mikroskopis hepar mencit jantan Mus msculus pada kontrol dan setelah pemberian Pb asetat dan Pb asetat dengan Bunga Rosella selama 8 minggu dapat dilihat pada gambar 5.8. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.2. Perbandingan mikroskopis hepar antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan : a gambaran mikroskopis hepar pada kelompok kontrol, b gambaran mikroskopis hepar pada kelompok P1, dan c gambaran mikroskopis hepar pada kelompok P2. Gambaran mikroskopis hepar pada mencit kelompok kontrol memperlihatkan tidak terjadi kerusakan jaringan hepar 100. Gambaran pada kelompok P1 menunjukkan adanya perubahan pada sinusoid yaitu terjadi pelebaran sinusoid 75. Gambaran pada kelompok P2 menunjukkan adanya perubahan pada sinusoid yaitu terjadi pelebaran sinusoid 25. Tabel 5.2. Tabel perbandingan derajat kerusakan hati secara mikroskopis Kelompok Perlakuan Derajat Kerusakan Hepar secara mikroskopis + ++ +++ K Kontrol 2 100 - - - P1 Pb asetat - 6 100 - - P2 Pb asetat dan Bunga Rosella 3 75 1 25 - - Keterangan : 0 = tidak terjadi kerusakan jaringan hepar + = bila ditemukan salah satu kriteria, degenerasi lemak atau halo disekitar inti sel atau vena dan sinusoid tidak utuh ++ = bila ditemukan adanya halo disekitar inti sel hepar dan degenerasi lemak +++ = bila ditemukan adanya halo disekitar inti sel, degenerasi lemak, serta vena sentralis Gambaran mikroskopis hepar mencit sudah menunjukkan perbedaan yaitu pada kelompok kontrol tidak didapati kerusakan 100. Kelompok P1 dengan pemberian a b c Universitas Sumatera Utara Pb asetat didapati kerusakan + sebanyak 100, sementara kelompok P2 dengan pemberian Pb asetat dan bunga rosella didapati kerusakan + sebanyak 25.

5.2. Pembahasan

Gambaran makroskopis yang didapat pada kelompok perlakuan 1 atau yang diberi Pb asetat sebanyak 100mgkgBBhari, menunjukkan 83.33 mengalami derajat kerusakan hepar + dan 16,67 mengalami derajat kerusakan 0. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Anggraini 2008 setelah pemberian PB selama 8 minggu kepada mencit jantan, pada penelitian ini mencit yang dipapar Pb asetat selama 8 minggu memperlihatkan derajat kerusakan +. Kerusakan yang didapat sebanyak 83,33 atau sebanyak 5 organ hepar ini, berupa perubahan warna makroskopis hepar menjadi lebih pucat, dan konsitesnsi yang kenyal serta permukaan yang licin. Sedangkan gambaran makroskopis untuk kelompok perlakuan 2 atau yang diberi Pb asetat sebanyak 100mgkgBBhari dan rosella 56 mgkgBB menunjukkan 75 mengalami derajat kerusakan 0 dan 25 mengalami derajat kerusakan +. Untuk derajat kerusakan 0 yang dialami oleh 3 organ hepar ini, memberi tampilan wana hepar merah agak kecoklatan, konsistensi kenyal, dan permukaannya licin. Sedangkan derajat kerusakan + pada 1 organ hepar memberi tampilan warnya yang agak pucat dan konsistensi kenyal serta permukaannya licin, hal ini sesuai dengan penelitian yg dilakuakan shalila 2008. Gambaran mikroskopis didapati bahwa kelompok perlakuan 1 yang diberikan Pb asetat sebanyak 100 mg kgbb menunjukkan kerusakan pada derajat + sebanyak 100. Hal ini memberi tampilan yaitu pelebaran pada sinusoid hepar atau vena sentralis yang tidak utuh pada 6 mencit dikelompok ini. Hasil yang diperoleh ini sejalan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Anggraini 2008 setelah pemberian selama 8 minggu pada hepar menict jantan. Sedangkan gambaran mikroskopis untuk kelompok perlakuan 2, atau kelompok yang diberi perlakuan pemberian Pb asetat 100mgkgBBhari dan resella 56 mgkgBB memberi tampilan derajat kerusakan 0 sebanyak 75 dan 25 untuk derajat kerusakan +. Hasil yang diperoleh pada 4 organ hepar. Dari hasil penelitian, gambaran kerusakan histopatologi yang terdapat pada kelompok pemberian Pb asetat dan rosella memiliki kerusakan yang lebih kecil jika dibandinkan dengan kelompok pemberian Pb asetat. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uji statistic Kruskal wallis menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna secara makroskopis antara kelompok control, P1 dan P2 yaitu p = 0,07 p 0.05 . Sedangakan secara mikroskopis terdapat perbedaan antara P1 dan P2 yaitu p = 0.01 p 0.05 Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Gambaran Makroskopis dan Mikroskopis Ginjal Mencit (Mus musculus) Akibat Pemberian Pb Asetat dan Rosella (Hibiscus sabdariffa)

3 49 51

Gambaran Makroskopis Dan Mikroskopis Hepar Mencit (Mus musculu ) Akibat Pemberian Plumbum Dan Habbatussauda (Nigella sativa)

2 30 64

Gambaran Maskrokopis Dan Miskrokopis Hati Ginjal Mencit Akibat Pemberian Plumbum Asetat

5 50 83

Perubahan Makroskopis dan Mikroskopis Ginjal Anjing Akibat Nefrektomi Unilateral

0 5 56

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA ROSELLA TERHADAP KERUSAKAN SEL SEL HEPAR MENCIT AKIBAT PAPARAN PARASETAMOL

1 6 56

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK VALERIAN TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS HEPAR DAN KADAR SGPT TIKUS WISTAR - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 15

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK VALERIAN TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS HEPAR DAN DUCTUS BILIARIS TIKUS WISTAR - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 15

EFEK SEDUHAN KELOPAK KERING BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL PADA MENCIT PUTIH JANTAN BalbC HIPERKOLESTEROL The Effect of Rosella Dried Calyx Infusion (Hisbiscus Sabdariffa Linn) to the Decrease of Cholesterol C

0 0 7

KARAKTER SPESIFIK DAN PENGARUH PEMBERIAN ORAL EKSTRAK TERPURIFIKASI KELOPAK ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP MAKROSKOPIS ORGAN HEPAR TIKUS WISTAR SPECIFIC CHARACTER AND EFFECT ORAL ADMINISTRATION OF ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) CALYX PURIFIED

0 0 9

Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Rosella ( sabdariffa Linn Hepar Mencit ( FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN Linn. ) Terhadap Gambaran Histopatologi Mus musculus) Jantan yang Dipapar Pb asetat Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 100