2.3.1. Mengenal rosella
Tanaman Rosella Hibiscus Sabdariffa, adalah tanaman berbentuk perdu yang banyak tumbuh diberbagai belahan dunia seperti Sudan, Meksiko, Jamaika, Brazil,
Panama hingga beberapa negara bagian Amerika dan Australia. Seorang ahli botani asal Belanda menemukan rosella di pulau jawa pada tahun 1576 Devi, 2009.
Rosella Merah mempunyai ciri-ciri bunga berwarna merah, rasanya lebih segar dan cukup asam, warna merah ketika diseduh cukup pekat. Rosella Ungu
mempunyai ciri-ciri bunga berwarna merah keunguan, rasanya segar dan tidak asam Plain,warna merah ketika diseduh pekat Devi, 2009.
2.3.2.Kandungan rosella
Kandungan vitamin dalam bunga rosella cukup lengkap, yaitu vitamin A, C, D, B1, dan B2. Kandungan vitamin C asam askorbat pada bunga rosella diketahui 9
kali lebih banyak dari jeruk sitrus. Vitamin C ini merupakan salah satu antioksidan penting. Hasil penelitian Didah Nurfarida, 2006 mengungkapkan bahwa kandungan
antioksidan pada teh rosella sebanyak 1,7 mmolprolox. Dimana Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan kumis kucing yang antioksidannya teruji klinis meluruhkan batu
ginjal Kelopak bunga rosella juga mengandung flavonoid, gossypetine, hibiscetine,
dan sabdaretine, kalsium, magnesium, beta karoten, fosfor, zat besi, asam organik, asam amino esensial lisin dan arginin, polisakarida, dan omega-3 Widyanto dan
Nelistya, 2009.
2.3.3 Manfaat rosella Yun Ching Chang, seorang peneliti dari Institute of Biochemistry and
Biotechnology, Chung Shan Medical University di Taiwan. Yun Ching Chang menemukan bahwa pigmen alami dari kelopak kering Rosella terbukti efektif dalam
menghambat dan sekaligus mematikan sel kanker HL-60 kanker darah atau leukemia. Pigmen ini jugs berperan dalam proses apoptosis bunuh diri sel kanker.
Maureen Williams, ND, seorang dokter naturopati dari Bastyr University di
Seattle, Amerika Serikat, telah melakukan studi terhadap 70 orang dengan tingkat penyakit hipertensi ringan hingga sedang yang berada dalam kondisi sehat dan tidak
melakukan pengobatan apa pun sejak sebulan sebelum penelitian diujikan. Secara acak, sebagian orang diminta untuk mengonsumsi teh Rosella sebanyak satu setengah
Universitas Sumatera Utara
liter sebelum sarapan setiap hari. Sebagian lagi mengonsumsi 25 mg obat antihipertensi. Setelah empat minggu, ternyata tekanan darah diastolik berkurang
hingga sepuluh angka untuk 79 orang yang mengonsumsi teh Rosella dan 84 pada orang yang mengonsumsi obat antihipertensi.
Khasiat kelopak zuring-sebutan rosela dalam bahasa Belanda-untuk hipertensi dibuktikan Abd Al-Aziz Sharaf dari Sudan Research Unit, Institute of African and
Asian Studies. Seperti dikutip Planta Medical Journal pada 1962, kelopak rosela bersifat hipotensif-antihipertensi-dan antikejang pernapasan. Tiga puluh tujuh tahun
kemudian, sifat antihipertensi itu diuji secara klinis oleh M. Haji Faraji dan A.H. Haji Tarkhani dari Shaheed Beheshti University of Medical Sciences and Health Services,
Teheran, Iran. Sebanyak 54 pasien bertekanan darah tinggi di Tehrans Shariati Hospital dihitung tekanan diastolik dan sistoliknya 15 hari sebelum dan sesudah
pengujian. Pasien diberi konsumsi secangkir teh seduhan 3 kuntum bunga rosela. Setelah 12 hari, nilai sistolik pasien rata-rata turun 11,2, tekanan diastolik turun
10.7. Namun, saat konsumsi rosela dihentikan 3 hari, tekanan sistolik meningkat 7,9; diastolik 5,6. Itu membuktikan rosela memang berkhasiat menurunkan
tekanan darah tinggi. Khasiat antikolesterol diteliti oleh Vilasinee Hirunpanicha, dari Department of
Pharmacology, Faculty of Pharmacy, Mahidol University, Thailand. Periset itu menguji tikus berkolesterol tinggi. Selama 6 minggu, tikus yang dibagi menjadi 3
kelompok itu masing-masing diberi 1.000 mg dan 500 mg rosela per kilogram bobot tubuh, dan air mineral. Hasilnya, serum kolesterol menurun 22 untuk ekstrak rosela
500 mgkg dan 26 untuk 1.000 mgkg bobot. Penurunan juga terjadi pada serum trigliserida sebanyak 33 dan 28 serta serum low density lipoprotein LDL level
sebanyak 22 dan 32. Khasiat oseille rouge-rosela dalam bahasa Perancis-menghambat pertumbuhan
sel kanker telah dibuktikan oleh De-Xing Hou di Jepang. Peneliti Faculty of Agriculture, Kagoshima University, itu menemukan delphinidin 3-sambubioside dan
cyanidin 3-sambubioside, antosianin rosela yang ampuh mengatasi kanker darah alias leukeimia. Cara kerjanya dengan menghambat terjadinya kehilangan membran
mitokondrial dan pelepasan sitokro mitokondria ke sitosol. Antioksidan rosela meredam aksi radikal bebas yang menyerang molekul
tubuh yang mengandung elektron, kata Didah. Jika molekul mengandung elektron seperti guanin DNA terserang, kesalahan replikasi DNA mudah terjadi. Kerusakan
Universitas Sumatera Utara
DNA memicu oksidasi LDL, kolesterol, dan lipid yang berujung pada penyakit ganas seperti kanker dan jantung koroner.
Chau-Jong Wang, dari College of Medicine, Chung Shan Medical University, Taichung, Taiwan menemukan khasiat lain rosela. Hasil penelitiannya ekstrak rosela
kering yang dibuat sirup, melindungi liver tikus setelah diinduksi karbon tetraklorida CCl4, perusak hati. Setelah diberikan 1-5 rosela selama 9 minggu, kerusakan hati
seperti steasis dan fi brosis turun secara signifikan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep