Penggambaran Pemilik Media dan Ailiasi Politiknya dalam Iklan

22 calon DPRD provinsi dan kabupaten se-NTB mengandung iklan terselubung karena berita ini sebenarnya merupakan iklan kampanye bagi Win-HT, tetapi dikemas dalam bentuk berita tentang aktivitas mereka.

c. Penggambaran Pemilik Media dan Ailiasi Politiknya dalam Iklan

Penggambaran pemilik media dan afiliasi politiknya dalam iklan dapat dikategorikan setidaknya ke dalam 4 empat pola. Pola-pola ini secara eksplisit merupakan wujud kampanye yang dilakukan oleh Hary Tanoesoedibjo dan Wiranto dalam mendukung Hanura dan pencalonannya sebagai calon presiden dan wakil presiden pada pemilu 2014. Pertama , pemilik media dan ailiasinya digambarkan sebagai tokoh sentral dalam membahas isu-isu kebangsaan. Penggambaran tersebut dilakukan dengan menempatkan foto Hary Tanoe secara lebih menonjol dari tokoh-tokoh lainnya. Sebagai contoh, di Adbanner Sindo, 10 November 2013 yang memublikasikan acara seminar nasional yang bertema “Etos Kepahlawanan untuk Kemaslahatan”, foto Hary dipasang pada posisi di atas dan disebut pertama sebagai pembicara diikuti oleh tokoh-tokoh lainnya. Placement ini bertujuan menimbulkan kesan pada khlayak bahwa Hary sebagai pembicara utama dan paling berkompeten membahas isu-isu kebangsaan. Kedua, pemilik media dan afiliasinya digambarkan memiliki kepedulian pada masyarakat. Penggambaran ini dilakukan dengan memasang foto pasangan Capres dan Cawapres Hanura dan juga slogan partai dalam iklan ucapan-ucapan selamat. Sebagai contoh, pemberitaan di Sindo 22 November 2013 yang mengangkat kegiatan bakti sosial Win-HT di Solo, Jawa Tengah, mereka digambarkan secara positif dalam artikel tersebut. Kutipan-kutipan Win-HT menggambarkan bahwa mereka peduli terhadap persoalan-persoalan yang dirasakan oleh rakyat kecil. Foto yang menyertai artikel pun mengilustrasikan Win-HT sedang mengunjungi seorang anak kecil yang menderita penyakit persendian di Solo. Ketiga, pemilik media dan afiliasinya digambarkan sebagai sosok calon pemimpin yang memenuhi kriteria pemimpin Indonesia yang cerdas, berkerakyatan, dan mampu membawa perubahan. Citra ini dibangun melalui pemberitaan dan program kuis. Sebagai contoh, dalam berita di Sindo 15 November 2013 yang mengangkat kegiatan Win-HT membuka acara pembekalan calon DPRD provinsi dan kabupaten se-NTB, Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo Win-HT digambarkan secara positif. Keempat, Hary Tanoe dipblikasikan sebagai sosok pahlawan. Dalam advertorial di Sindo 5 November 2013 yang bertema “MNC TV Pahlawan untuk Indonesia,” pemilik digambarkan mendukung kegiatan yang menyelamatkan lingkungan sekitar.

3. Independensi Media dan ‘Otonomi’ Ruang Redaksi