Independensi Media Penerima Manfaat

49 implikasi konglomerasi media tidak hanya dalam ranah bisnis, namun juga pada ranah politik. and the public tends to have little or no input.” 15 Konglomerasi media juga memiliki implikasi yang sangat mendasar dalam pemberitaan. Contoh paling nyata adalah bias kepentingan pemilik modal dalam dukungan Murdoch melalui The Sun dan The Times of London untuk kampanye Thatcher pada 1998, serta dukungan melalui New York Times untuk Reagan. Contoh lain, Norman Chandler menyediakan Los Angeles Times sebagai media kampanye Nixon sepanjang karir politiknya. 16 Bagi para konglomerat pemilik industri media, kekuasaan mereka bukan lagi berasal dari akses namun kepemilikan atas media itu sendiri. 17 Bias pemberitaan juga terlihat dari hilangnya daya kritis media di hadapan para pemilik modal. Dalam hal ini, media cenderung mengangkat sebuah isu dengan perspektif yang sejalan dengan kepentingan pemilik modal. Selain itu, media cenderung memilih isu-isu yang tidak bertentangan dengan kepentingan pemilik modal. 18

3. Independensi Media

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 F menyatakan bahwa setiap orang punya hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi guna mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya. Dalam pasal itu juga disebutkan hak setiap orang untuk mencari, memeroleh, memiliki, mengolah, dan menyimpan informasi dengan menggunakan saluran yang tersedia. Dalam konteks tersebut, pers mengambil peran dengan fungsi jurnalistiknya. Fungsi ini banyak berperan dalam proses demokratisasi di Indonesia terutama paska runtuhnya Orde Baru. Yang menjadi catatan penting bagi pers terkini adalah bahwa pers yang menggunakan frekuensi publik haruslah berdasarkan kemerdekaan pers yang profesional, serta bebas dari campur tangan dan paksaan dari manapun. Hal ini terkandung d alam konsideran UU No. 401999 tentang Pers. Salah satu aspek profesionalisme, sebagaimana dijabarkan dalam Kode Etik Jurnalistik KEJ adalah independen. Lebih lanjut KEJ menjabarkan, independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak 16. Ben Bagdikian, op.cit. 17. James Lull, Media, Communication, Culture: A Global Approach, Cambridge: Polity Press, 1995, hal. 9-16, 31-38. 18. Ignatius Haryanto, ”Kepemilikan Media Terpusat dan Ancaman terhadap Demokrasi”, Bentara Kompas, Rabu, 4 Agustus 2004. “ “ 50 lain termasuk pemilik perusahaan pers. Independensi juga dapat dilihat dari tiga level, yaitu pandangan, sikap, dan tindakan. Dalam dunia penyiaran, independensi harus mengejawantah tidak hanya dalam tataran kognitif saja pandangan dan sikap, tetapi juga dalam tataran operasional tindakan. Bila ditilik secara teoritik, maka pendapat Shoemaker dan Reese dapat menjadi rujukan. Shoemaker dan Reese dalam bukunya Mediating The Message mengemukakan bahwa secara teoritik ada lima hal yang memengaruhi isi media. Dari lima hal tersebut, dua poin teramat jelas turut membentuk isi media di Indonesia, yaitu jurnalis individual media workers dan pemilik media organizational influences. Tiga hal lain yang cukup memengaruhi konten media adalah: 1 rutinitas media, termasuk di dalamnya proses dan mekanisme produksi berita, 2 faktor eksternal media, termasuk di dalamnya adalah sumber berita, kalangan bisnis, pemerintah, dan lingkungan media kultur, dan 3 ideologi. 19 Teori ini menjelaskan bahwa kepentingan bisnis pemilik media bisa menjadi faktor penting bagi konten media. Namun, selain kepentingan bisnis, kepentingan politik ideologi media, khususnya ideologi pemilik media, adalah satu faktor mendasar yang menentukan isi media. Secara sederhana alur pikir penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut:

B. Metode Penelitian 4.