74 BUKU PANDUAN BENDAHARA
2 KPPN atau Bendahara memberikan Bukti Pemotongan PPh Final kepada orang atau badan yang menyewakan pada saat
dilakukannya pemotongan PPh; 3 Bendahara menyetorkan PPh yang telah dipotong dengan
menggunakan SSP pada Bank Persepsi atau Kantor Pos, selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya setelah
bulan pembayaran atau terutangnya sewa.
4 Bendahara wajib melaporkan PPh yang telah dipotong dan disetor kepada Kantor Pelayanan Pajak PratamaKantor
Pelayanan Pajak , tempat Bendahara terdaftar sebagai WP, selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya
setelah bulan pembayaran atau terutangnya sewa dengan menggunakan bentuk laporan sesuai Lampiran II Surat
Edaran Direktur Jenderal Pajak No.22P J.4l1996 tanggal 14 Juni 1996.
5. CONTOH KASUS
1. Kementerian Luar Negeri mempunyai proyek pembangunan kantor baru dan harus melakukan pembebasan tanah. Dalam
pelaksanaan proyek tersebut Kementerian Luar Negeri harus membayar Rp 250.000.000 untuk pembebasan tanah tersebut.
PPh fi nal yang harus dipungut dan disetor oleh Bendahara Kementerian Keuangan atas pembayaran tersebut :
Rp 250.000.000,- x 5 = Rp 12.500.000,- 2. Kementerian Perumahan Rakyat menyelenggarakan seminar
tentang perumahan dan harus menyewa sebuah ruang pertemuan milik orang pribadi dengan harga Rp 5.000.000. PPh fi nal yang
harus dipungut dan disetor oleh Bendahara Perumahan Rakyat atas pembayaran tersebut : Rp 5.000.000,- x 10 = Rp 500.000,-
Bab V — Bendahara Sebagai PemotongPemungut Pajak Penghasilan Dengan Tarif Khusus yang tidak bersifat fi nal dan Tidak Final
75
PB
B. BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG PAJAK
PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI JASA KONSTRUKSI DAN HADIAH UNDIAN
1. DASAR HUKUM
a Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2009 tanggal 4 Juni 2009 perihal Perubahan atas PP No. 51 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi . b Peraturan Pemerintah Nomor 132 Tahun 2000 tanggal 15 Desember
2000 perihal Pajak Penghasilan atas Hadiah Undian c Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: 559KMK.042000
tanggal 26 Desember 2000 perihal Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi.
d Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-13PJ.422002 tanggal 22 Juli 2002 tentang Pelaksanaan Perlakuan Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi.
2. PENGERTIAN
a Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan konstruksi. b Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian
kegiatan perencanaan dan atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal,
dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fi sik lain.
c Hadiah undian adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diberikan melalui undian.
d Penyelenggara undian orang pribadi, badan, kepanitiaan, organisasi termasuk organisasi internasional atau penyelenggara
lainnya termasuk pengusaha yang menjual barang dan jasa yang memberikan hadiah dengan cara undian.