Analisa Fasilitas Pelayanan Petikemas Model Skenario Analisis Lapangan Penumpukan

68

3.6. Analisa Fasilitas Pelayanan Petikemas

Analisa yang dimaksud dalam studi ini adalah analisa kinerja untuk fasilitas lapangan penumpukan dan peralatan pendukungnya, menyusun model skenario jumlah kedatangan petikemas dalam menganalisis kinerja fasilitas atau peralatan yang dibutuhkan dalam operasional bongkar-muat petikemas. Peralatan yang dimaksud adalah : Container Crane CC yang beroperasi di dermaga, yaitu mengangkat Petikemas dari atas Kapal di pindahkan di atas Head Truck HT dan sebaliknya, Rubber Tyred Gantry RTG yang beroperasi di lapangan penumpukan Petikemas, yaitu mengangkat atau memindahkan Petikemas dari atas head Truck HT ke lapangan penumpukan, sedangkan Head Truck HT yang beroperasi dari lapangan penumpukan Petikemas sampai ke Dermaga dan sebaliknya. Head truck Dalam kegiatan impor peralatan tersebut berfungsi sebagai alat untuk memindahkan Petikemas dari Kapal ke lapangan penumpukan Petikemas Container Yard, sedangkan dalam kegiatan ekspor, peralatan tersebut berfungsi sebagai alat untuk memindahkan Petikemas dari Container Yard ke ruang muat Petikemas di atas Kapal. Gambar3.2. Model fisik pelayanan petikemas di Pelabuhan 69 Dari gambaran tersebut jelas bahwa analisis kinerja peralatan bongkarmuat Petikemas mempunyai dua jenis alur yaitu alur Petikemas dari atas Kapal saat bongkar dan alur dari Container Yard saat muat seperti terlihat pada gambar.3.2. Tingkat kedatangan bersifat random, karena tergantung dari fasilitas lainnya, sehingga distribusinya Poisson, sedangkan distribusi waktu pelayanan adalah eksponensial.

3.7. Model Skenario Analisis Lapangan Penumpukan

Model skenario merupakan alat bantu dalam menganalisis kebutuhan peralatan dan luas lapangan penumpukan yang dibutuhkan oleh sebuh pelabuhan khusunya untuk terminal petikemas. Hal ini adalah untuk memudahkan pengambil keputusan untuk menentukan prioritas pengembangan lapangan penumpukan petikemas di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, karena kinerja terminal petikemas sangat tergantung pada aktivitas ekonomi, dimana industri yang memproduksi barang dan kegiatan perdagangan yang merupakan faktor deman dari barang-barang industri yang diperdagangkan. Dalam dunia perdagangan terjadi fluktuasi yang sangat dinamis tergantung situasi atau permintaan pasar, sehingga hal ini akan mempengaruhi volume petikemas yang akan masuk dan keluar dari suatu pelabuhan. Pengembangan model skenario yang dilakukan berdasarkan situasi diatas anatar lain terdapat kecepatan bongkar muat yang berubah – ubah tiap unit waktu jam. Sehingga jumlah kontainer yang dibongkar atau dimuat berubah – ubah tidak tetap. Pada model semua variabel yang mempengaruhi sistem seperti jumlah box, panjang kapal yang tambat didermaga serta waktu tidak efektif atau not operation time diperoleh dari data statistik pelabuhan yang kemudian dimasukkan kedalam model, untuk memperoleh nilai tingkat penggunaan dermaga BOR dan tingkat penggunan lapangan penumpukan YOR. Variabel jumlah kapal yang sandar di dermaga tambat tiap hari selama satu bulan, dimana penggunaan dermaga dapat memenuhi ketentuan perhitungan BOR, 70 yaitu perbandingan antara penggunaan dermaga dengan waktu tersedia dermaga. Model skenario salah satunya dilakukan dengan memberikan fungsi random pada waktu tidak efektif atau not operation time dan nilai panjang kapal yang didasarkan pada ship’s call kunjungan kapal. Sehingga dua variabel ini akan ditentukan saat model dirunning, dimana fungsi variabel ini diberikan nilai maksimum dan minimum atau batas atas dan batas bawah yang diperoleh dari data statistik pelabuhan. Karena dalam pembuatan model menggunakan data statistik yang banyak, maka model konstruktor seperti Powersimvensim belum cukup fleksibel dalam menggolah data, salah satu yang baik adalah menggunakan spreadsheet Microsoft Exel. Berdasarkan fakta dilapangan maka kita dapat buat model skenario sebagai berikut. Gambar.3.3. Skenario model kinerja lapangan penumpukan petikemas

3.8. Model Antrian Lapangan Penumpukan Petikemas