51
Untuk tujuan mengetahui seberapa besar kebutuhan jumlah permintaan akan jasa transportasi laut angkutan laut petikemas, maka perlu dilakuan analisa
terhadap permintaan jasa transportasi, dan aspek-aspek yang terkait dengan jasa transportasi,
pertumbuhan ekonomi,
penyebaran penduduk,
intensitas pembangunan, volume perdagangan eksporimpor dan industrialisasi di suatu
wilayah. Analisa dan proyeksi peramalan permintaan demand jasa transportasi
ini dilakukan untuk mengetahui jumlah penawaran supply yang akan disediakan khususnya untuk penyediaan lapangan penumpukan petikemas di pelabuhan,
sehingga kebutuhan dan penyedian jasa transportasi akan seimbang antara penawaran dan permintaan supply and demand. Tingkat akurasi dari ramalan
sagat tergantung pada beberapa hal : •
Tenggang waktu peramalan , keakuratan ramalan dalam tengang
waktu yang singkat akan lebih tinggi.. •
Variabel bebas , hubungan antara variabel bebas dengan Variabel
tidak bebas, mempengaruhi tingkat akurasi ramalan. •
Set data peramalan , jumlah data yang diset semakin banyak akan
menghasilkan ramalan yang lebih tepat.
2.15. Pemodelan
Model merupakan alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk mencerminkan dan menyederhanakan suatu realita dunia sebenarnya secara
terukur Tamin, 2000. Ortuzar dan Willumsen 1994 juga menjelaskan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, diantaranya adalah :
A. Struktur Model Model yang dibuat tergantung dari sistem yang akan dijadikan objek amatan,
apakah dibuat sederhana atau kompleks. B. Bentuk fungsional
Apakah suatu permasalahan memerlukan pemecahan yang bersifat linear atau nonlinear. Pemecahan nonlinear akan dapat mencerminkan realita secara lebih
52
tepat, tetapi membutuhkan lebih banyak sumber daya dan teknik untuk proses pengkalibrasian model tersebut.
C. Spesifikasi Peubah Peubah apa yang dapat digunakan dan bagaimana peubah tersebut
berhubungan satu sama lain dalam suatu model. D. Kalibrasi dan Pengabsahan Model
Pengkalibrasian model
mensyaratkan pemilihan
parameter yang
mengoptimumkan satu atau lebih ukuran kesesuaian yang juga merupakan fungsi dari hasil pengamatan. Sementara itu, penaksiran model meliputi usaha
untuk mendapatkan nilai parameter sehingga hasil spesifikasi model tersebut dapat mendekati data hasil pengamatan realita.
Model merupakan gabungan logika, aspek struktural dan matematis dari sebuah sistem atau suatu proses. Dalam membangun model harus dilakukan
dengan cermat dan cukup detail sehingga apa yang dipelajari dari model itu tidak akan berbeda dari apa yang bisa dipelajari apabila langsung bersentuhan dengan
sistem nyata. Hal ini sering disebut sebagai validasi model. Jenis model yang ada dan digunakan sangatlah banyak namun pada dasarnya model dapat dibagi
menjadi dua yakni : 1. Model fisik atau model ikonik
Model fisik atau model ikonik adalah replika dari sistem nyata. Model ini mirip dan memiliki wujud yang sama dengan sistem hanya saja memiliki skala
yang lebih kecil. Contoh dari model ini adalah model restoran makanan cepat saji yang memang memiliki wujud seperti restorannya sendiri yang digunakan
untuk melakukan eksperimen terhadap pelayanan dan produk baru yang akan dikeluarkan.
2. Model matematis atau model logika. Jenis model yang kedua adalah model matematis atau model logika. Model ini
berupa kumpulan pendekatan dan asumsi baik itu secara struktur dan kuantitatif tentang bagaimana sistem berjalan.
53
Sistem merupakan kumpulan obyek yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan logis dalam suatu lingkungan yang kompleks. Sistem
juga diartikan sebagai sekelompok komponen yang berinteraksi dan bereaksi antar atribut komponen tersebut untuk mencapai suatu akhir yang logis Schmidt dan
Taylor, 1970. Eksperimen yang dilakukan secara langsung dengan sistem nyata lebih
baik jika hal itu memungkinkan untuk dilakukan, cost effective serta relevan dengan tujuan studi. Namun kebanyakan sistem sangat sulit untuk melakukan
eksperimen langsung terutama terbentur pada cost. Apalagi percobaan tersebut bersifat destruktif dan berbahaya. Serta apabila yang akan dipelajari adalah sistem
baru yang belum pernah ada. Dengan membuat model baru yang representatif maka dapat dilakukan eksperimen dengan biaya yang murah. Yang perlu
diperhatikan dalam eksperimen dengan model adalah seberapa valid model tersebut mewakili suatu sistem.
Secara teoritis model dapat didefinisikan sebagai suatu representasi atau formalisasi dari suatu sistem nyata. Jadi dapat dikatakan prmodelan merupakan
proses membangun atau membentuk sebuah model dari sistem nyata. Beberapa tujuan dari pemodelan sistem antara lain adalah sebagai berikut:
a. Mempersingkat waktu percobaan.
b. Lebih murah dan memperkecil tenaga yang harus dikeluarkan
c. Resiko lebih kecil.
d. Menjelaskan, mamahami dan memperbaiki sistem.
e. Mengetahui performansi dan informasi yang ditunjukkan oleh sistem.
54
2.16. Model Skenario