Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Fokus Layanan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan

II- 17

c. Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan

Gender Indeks Pembangunan Gender IPG Kota Surakarta menunjukkan peningkatan dalam kurun waktu 2008-2012, dari sebesar 74,90 pada tahun 2012 menjadi 76,76 pada tahun 2012. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia perempuan di Kota Surakarta semakin membaik, khususnya pada bidang pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan. IDG juga meningkat dari sebesar 59,60 pada tahun 2008 menjadi 77,56 pada tahun 2012. Kondisi ini menunjukkan bahwa keberdayaan perempuan di Kota Surakarta semakin baik. Perkembangan IPG dan IDG Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.12. Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender di Kota Surakarta Tahun 2010-2012 No INDIKATOR 2010 2011 2012 2013 1 Indeks Pembangunan Gender IPG 75,68 76,37 76,76 77,61 2 Indeks Pemberdayaan Gender IDG 75,75 78,06 77,56 78,93 Sumber: Bapermas PP, PA,dan KB Kota Surakarta, 2015

d. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Jumlah kelompok seni yang ada di Kota Surakarta tercatat sebanyak 79 organisasi. Terdiri dari kelompok seni tari, kelompok seni musik, kelompok seni vokal, kelompok teater, dan kelompok seni rupa. Rasio grup seni per 10.000 penduduk di Kota Surakarta angkanya tetap selama tahun 2013 yaitu 0,0209. Fasilitasi penyelenggaraan festival budaya daerah yang dilaksanakan di Kota Surakarta, antara lain: 1. Solo Carnaval, 2. Solo Menari, 3. Mangkunegaran Performing Art, 4. Mangkunegaran Art Festival, 5. Festival Gamelan Akbar, 6. Festival Kuliner, 7. Solo Keroncong Festival, 8. Solo Blues Festival, 9. Solo City Jazz, 10. Vastenburg Carnival Solo, 11. Pentas Seni di CFD, 12. Apresiasi Musik Kebangsaan.

3. Aspek Pelayanan Umum

a. Fokus Layanan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan

dengan Pelayanan Dasar 1 Pendidikan a Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini PAUD di Kota Surakarta selama tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Angka Partisipasi Kasar APK PAUD pada tahun 2014 tercatat sebesar 68, meningkat dari tahun 2013 sebesar 63,52. Hal tersebut ditunjang juga dengan semakin meningkatnya jumlah PAUD. Jumlah PAUD di Kota Surakarta meningkat dari 485 unit pada tahun 2011 menjadi 513 unit pada tahun 2013. II- 18 b Pendidikan Dasar Partisipasi pendidikan dasar dapat dilihat dari Angka Partisipasi Kasar APK, Angka partisipasi Murni APM, Angka Putus Sekolah, dan angka melanjutkan. Selama kurun waktu 2011-2014 APK SDMI dan SMPMTs fluktuatif, dengan kecenderungan meningkat. Apabila dikaitkan dengan tingkat ketercapaian indikator Pendidikan Untuk Semua PUS pada jenjang pendidikan dasar, yaitu pada tahun 2015 seluruh penduduk usia pendidikan dasar menempuh pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, maka tingkat capaian Kota Surakarta pada tahun 2011 untuk jenjang SDMI dan SMPMTs telah tercapai. APK SDMI pada tahun 2014 sebesar 149,89 meningkat dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 126,46. APM SDMI Kota Surakarta pada tahun 2014 sebesar 127,06 persen meningkat dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 107,54 persen. Pada jenjang SMP, APK SMPSMPLBMTs tahun 2014 sebesar 132,82 meningkat dari tahun 2012 sebesar 133,26. Sementara itu APM SMPSMPLBMTs pada tahun 2014 sebesar 95,42, sama dengan tahun 2013. APK di Kota Surakarta capaiannya lebih dari 100 karena ada penduduk dari kabupaten lain yang bersekolah di Kota Surakarta. Angka Putus Sekolah pada tahun 2014 pada jenjang pendidikan SDMI sebesar 0,03, sama dengan capaian tahun 2013. Sementara itu Angka Putus Sekolah SMPMTs pada tahun 2014 sebesar 0,35 lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 sebesar 0,34. Walaupun demikian angka putus sekolah tersebut relatif rendah. Angka Melanjutkan AM dari SDMI ke SMPMTs pada tahun 2014 sebesar 103,81. Adapun Angka Melanjutkan AM dari SMPMTs ke SMASMKMA sebesar 143,57. Angka Kelulusan AL SDMI pada tahun 2014 tergolong baik, yaitu sebesar 100. Namun pada jenjang SMP perlu ditingkatkan karena Angka Kelulusan AL SMPMTs pada tahun 2014 baru mencapai sebesar 89,46. Dilihat dari Rata- Rata nilai UASBN SD Sederajat capaian tahun 2014 sebesar 5,3. Adapun rata-rata nilai Ujian Nasional UN SMP Sederajat sebesar 5,61. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas pengajaran perlu ditingkatkan agar rata-rata nilai UASBN maupun UN dapat mencapai angka yang ideal. Peningkatan pendidikan guru juga perlu ditingkatkan, terlihat dari persentase Guru SDMI yang memenuhi kualifikasi S1D-IV sebesar 77,62, dan Guru SMPMTs yang memenuhi kualifikasi S1D-IV sebesar 82,10. c Pendidikan Menengah Partisipasi pendidikan pada jenjang pendidikan menengah dalam kurun waktu tahun 2011-2014 juga menunjukkan II- 19 peningkatan. APK SMASMKMA Kota Surakarta pada tahun 2014 sebesar 163,85 naik dibandingkan tahun 2013 sebesar 193,05. APM SMASMKMA pada tahun 2014 sebesar 116,08 sedikit menurun dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 120,92. Angka Putus Sekolah APS SMASMKMA pada tahun 2014 sebesar 0,50, menurun jika dibandingkan tahun 2013 sebesar 0,51. Kualitas pendidikan menengah dapat dilihat dari capaian Angka Kelulusan AL SMASMKMA sebesar 97,2, Rata-rata nilai UN SMA MA sebesar 6,58, dan Rata-RATA nilai UN SMK sebesar 6,76. Tentunya rata-rata nilai UN tersebut perlu ditingkatkan dengan memperbaiki sistem pembelajaran di sekolah. Guru SMASMKMA yang memenuhi kualifikasi S1D- IV pada tahun 2014 sebesar 85,99, sama dengan capaian tahun 2013. Secara rinci capaian kinerja urusan pendidikan dapat dapat disajikan pada tabel berikut: Tabel 2.13. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2010-2014 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Angka Melek Huruf 96,68 96,71 99,73 100 100 100 Dikpora 2 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 10,32 10,34 10,49 10,53 Dikpora 3 APK Jenjang SD SDSDLBMI 111,74 137,30 134,79 126,46 149,89 152 Dikpora 4 APK Jenjang SMP SMPSMPLBMTs 104,66 148,07 140,47 133,26 132,82 134 Dikpora 5 APK Jenjang SMA SMASMKSMALB MA 128,18 158,76 161,97 193,05 163,85 165 Dikpora 6 APM SDMI 94,50 116,18 109,25 107,54 127,06 129 Dikpora 7 APM SMPMTs 79,08 104,97 97,23 95,42 95,42 97 Dikpora 8 APM SMASMKMA 89,89 111,15 111,46 120,92 116,08 118 Dikpora 9 APK Pendidikan Anak Usia Dini PAUD 70,84 67,46 79,00 63,52 68 70 Dikpora 10 Penduduk yang berusia 15 tahun melek huruf tidak buta aksara 97,7 97,7 99,47 100 100 100 Dikpora 11 Angka Partisipasi Murni APM SDMIPaket A 94,5 116,18 115,87 106,23 127,06 129 Dikpora 12 Angka Partisipasi Murni APM SMPMTsPaket B 79,08 104,97 103,48 95,42 95,52 97 Dikpora 13 Angka Partisipasi Murni APM SMASMKMAPaket C 89,89 111,15 121,83 116,04 116,08 118 Dikpora 14 Angka Putus Sekolah 0,05 0,04 0,04 0,03 0,03 0,02 Dikpora II- 20 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 APS SDMI 15 Angka Putus Sekolah APS SMPMTs 0,84 0,84 0,58 0,34 0,35 0,33 Dikpora 16 Angka Putus Sekolah APS SMASMKMA 0,84 0,60 0,71 0,51 0,50 0,45 Dikpora 17 Angka Kelulusan AL SDMI 96,4 99,08 100,00 97,63 100 100 Dikpora 18 Angka Kelulusan AL SMPMTs 89,34 89,17 89,59 86,44 89,46 92 Dikpora 19 Angka Kelulusan AL SMASMKMA 88,13 80,41 96,78 97,84 92,18 94 Dikpora 20 Angka Melanjutkan AM dari SDMI ke SMPMTs 96,49 109,84 117,08 103,81 103,81 106 Dikpora 21 Angka Melanjutkan AM dari SMPMTs ke SMASMKMA 90 132,20 143,89 143,57 143,57 145 Dikpora 22 Guru yang memenuhi kualifikasi S1D-IV 71,71 76,79 76,86 82,17 77,47 80 Dikpora 23 Rata-RATA nilai UASBN SD Sederajat 7,39 5,24 5,14 5,3 7,43 7,5 Dikpora 24 Rata-rata nilai UN SMP Sederajat 5,11 6,42 5,93 5,61 6,21 6,3 Dikpora 25 Rasio ketersediaan sekolah penduduk usia sekolah 34,1 54,25 50,72 61,28 49,78 52 Dikpora 26 Rasio gurumurid 71,45 58,63 60,27 60,43 89,94 91 Dikpora 27 Rata-RATA nilai UN SMA MA 5,24 6,18 4,75 6,46 6,58 6,7 Dikpora 28 Rata-RATA nilai UN SMK 6,65 6,93 7,49 6,76 6,76 6,9 Dikpora 29 Rasio Ketersediaan Sekolah Menengah 25,99 34,71 32,86 33,52 33,52 35 Dikpora 30 Guru SDMI yang memenuhi kualifikasi S1D-IV 53,38 67,79 74,03 77,62 77,62 80 Dikpora 31 Guru SMPMTs yang memenuhi kualifikasi S1D-IV 75,13 78,83 82,11 82,11 82,10 85 Dikpora 32 Guru SDMI, SMPMTs, SMASMKMA yang memenuhi kualifikasi S1D-IV 71,71 76,79 78,72 81,79 81,79 83 Dikpora 33 Guru SMASMKMA yang memenuhi kualifikasi S1D-IV 88,62 85,44 81,19 85,99 85,99 88 Dikpora 34 Rasio APM perempuanlaki2 di SD 1 0,98 0,98 0,99 1 1 Dikpora 35 Rasio APM perempuanlaki2 di SMP 1,2 1 1,01 1,02 1,02 1,02 Dikpora II- 21 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 36 Rasio APM perempuanlaki2 di SMA 1,04 1,15 1,1 1,14 1,14 1,14 Dikpora Sumber: Dikpora Kota Surakarta, 2014 2 Kesehatan a Rasio sarana kesehatan per satuan penduduk Sarana kesehatan meliputi Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Rumah Sakit. Jumlah puskesmas di Kota Surakarta pada tahun 2014 sebanyak 43 unit yang terdiri dari 4 unit puskesmas DTP, 13 unit puskesmas TTP, dan 26 puskesmas pembantu. Sementara itu jumlah rumah sakit sebanyak 12 unit. Diperhitungkan dengan jumlah penduduk, dapat diketahui bahwa Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk sebesar 0,2 per 1000 penduduk. Dibandingkan dengan jumlah kecamatan, dapat diketahui bahwa Cakupan puskesmas sebesar 340. Apabila dibandingkan dengan jumlah kelurahan, dapat diketahui bahwa cakupan pembantu puskesmas sebesar 50,9. Dapat disimpulkan bahwa ketersediaan sarana kesehatan di Kota Surakarta sudah memadai. b Rasio Tenaga Kesehatan Selain sarana kesehatan, faktor penunjang pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah ketersediaan tenaga kesehatan. Rasio dokter per satuan penduduk Kota Surakarta mengalami peningkatan dari tahun 2011-2014. Rasio dokter per satuan penduduk pada tahun 2014 sebesar 1,8 per 1000 penduduk, meningkat dari tahun 2013 sebesar 1,5 per 1000 penduduk. c Angka Kematian Ibu AKI Angka kematian ibu di Kota Surakarta dalam kurun waktu tahun 2011-2013 mengalami kondisi yang fluktuatif, pada tahun 2014 terjadi peningkatan menjadi 71,35 per 100.000 kelahiran hidup. Walaupun demikian, angka tersebut berada di bawah target MDG ’s 82,12 per 100.000 KH. Penyebab kematian ibu di Kota Surakarta mayoritas adalah preeklamsia, dan lainnya karena pendarahan. Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota Surakarta antara lain dengan mengintensifkan kelas hamil di 17 Puskesmas Kota Solo. Kelas hamil diberikan sebanyak 14 kali pertemuan guna menekan angka kematian ibu melahirkan. Upaya penurunan kasus kematian ibu juga dilakukan melalui pelayanan pemeriksaan rutin kehamilan. Cakupan pelayanan antenatal K4 di Kota Surakarta sudah cukup baik. Pada tahun 2014 cakupan pelayanan antenatal K4 sudah mencapai II- 22 96,58. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih. Capaian pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih di Kota Surakarta tahun 2013 telah mencapai 100, namun pada tahun 2014 capaiannya hanya 94,5. d Angka Kematian Bayi dan Balita Angka Kematian Bayi AKB Kota Surakarta dari tahun 2011-2014 fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Pada tahun 2014 AKB di Kota Surakarta sebesar 4,79 per 1.000 kelahiran hidup, sedikit meningkat dari tahun 2013 sebesar 3,22 per 1000 KH. Angka Kematian Balita AKBa dihitung berdasarkan jumlah kematian balita 0 –5 tahun per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKABA di Kota Surakarta dari tahun 2011-2014 juga fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Pada tahun 2014 AKABA sebesar 0,51 per 1.000 kelahiran hidup, menurun dibandingkan tahun 2013 sebesar 4,43 per 1000 KH. e Penyakit Menular Beberapa penyakit menular yang perlu diwaspadai antara lain Tuberculosis TB, Demam Berdarah DB, dan HIVAIDs. Tingkat prevalensi TB di Kota Surakarta pada tahun 2014 sebesar 98,6 per 100.000 penduduk. Jumlah kematian akibat TB paru sebanyak 1 per 100.000 penduduk, angka ini menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah kasus DBD di Kota Surakarta pada tahun 2014 tergolong banyak. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD di Kota Surakarta mencapai 100. Pemerintah kota telah melakukan beberapa kegiatan, antara lain penyuluhan kepada masyarakat, baik melalui program penyuluhan khusus maupun kampanye kesehatan yang melibatkan kader dan masyarakat, pemantauan jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti pada permukiman dengan capaian angka bebas jentik aedes sebesar 94,11. Prevalensi HIV pada penduduk usia 15-24 tahun pada tahun 2014 sebesar 2, meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 0,38. Proporsi penduduk yg terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat antiretroviral sebesar 89. Sementara itu proporsi penduduk yang memiliki pengetahuan tentang HIV AIDS pada tahun 2014 sebesar 40. Kondisi ini menunjukkan bahwa perlu upaya penyadaran kepada masyarakat mengenai kesehatan reproduksi remaja. f Pemenuhan Gizi Pemenuhan gizi di Kota Surakarta dapat dilihat dari persentase balita gizi buruk sebesar 0, Prevalensi balita gizi kurang sebesar 2,58, Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan sebesar 100, dan Persentase Balita ditimbang berat badannya DS sebesar 79,19. Persentase Bayi 0-6 bulan II- 23 mendapat ASI Eksklusif. Kondisi ini menunjukkan bahwa perlu ada peningkatan kesadaran ibu untuk memantau perkembangan berat badan balita, dan peningkatan kesadaran ibu menyusui untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya. g Kesehatan Lingkungan Kondisi kesehatan lingkungan di Kota Surakarta perlu ditingkatkan, terlihat dari capaian indikator Cakupan Rumah Sehat sebesar 71,38, Cakupan Kualitas Air minum yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 65,8, Cakupan jamban keluarga yang memenuhi syarat sebesar 90,81, Persentase tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan Hotel, Taman, rekreasi dan tempat hiburan, dll sebesar 95,9, dan Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat PHBS sebesar 91,31. Secara rinci capaian kinerja urusan kesehatan dapat dapat disajikan pada tabel berikut. Tabel 2.14. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kesehatan di Kota Surakarta Tahun 2010-2014 NO Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Angka Kematian Ibu AKI 90,15 39,4 59,2 30,21 71,35 50 DKK 2 AKB per 1.000 Kelahiran Hidup 6,61 4,7 6,02 3,22 4,79 4 DKK 3 AKABA per 1.000 Kelahiran Hidup 1,8 5,34 6,61 4,43 0,51 0,15 DKK 4 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100 100 100 100 100 100 DKK 5 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100 100 100 100 100 100 DKK 6 Cakupan kelurahan Siaga Aktif 100 100 100 100 100 100 DKK 7 Cakupan kelurahan Siaga Aktif 100 100 100 100 100 100 DKK 8 Persentase balita gizi buruk DKK 9 Prevalensi balita gizi kurang 6,59 5,86 3,46 3,72 2,58 5 DKK 10 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100 100 100 100 100 100 DKK 11 Persentase Balita ditimbang berat badannya DS 69,53 72,70 83,60 75,59 79,19 80 DKK 12 Cakupan pelayanan anak balita - 93,20 93,48 80,47 82,59 90 DKK 13 Persentase Bayi 0-6 bulan mendapat ASI 26,30 42,05 46,07 55,78 67,72 50 DKK II- 24 NO Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Eksklusif 14 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin 3,20 DKK 15 Persentase Bayi mendapat kapsul vitamin A 99,80 99,53 100 100 100 100 DKK 16 Persentase Balita usia 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 99,90 99,86 100 100 100 100 DKK 17 Persentase Ibu hamil mendapat 90 tablet besi 93,14 96,35 97,14 97,50 96,74 100 DKK 18 Persentase Ibu hamil yang anemia 10,40 6,13 5,30 6,20 6,80 40 target Nasional DKK 19 Persentase kecamatan bebas rawan gizi 100 100 100 100 100 100 DKK 20 Cakupan Rumah Sehat 94,83 90,28 91,98 71,71 71,38 75 DKK 21 Angka jentik aedes 92,5 94,38 95,36 94,95 94,11 95 DKK 22 Cakupan Kualitas Air minum yang memenuhi syarat kesehatan 48 41,70 56,58 51,10 65,80 80 DKK 23 Cakupan jamban keluarga yang memenuhi syarat. 83 90,79 93,46 86,85 90,81 85 DKK 24 Persentase tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan Hotel, Taman, rekreasi dan tempat hiburan, dll 93 92,33 96,39 94,34 95,90 80 DKK 25 Persentase Hotel yang memenuhi syarat kesehatan 75 75,29 85,57 95,60 91,10 100 DKK 26 Persentase Restoran yang memenuhi syarat kesehatan 98,20 98,20 91,18 96,30 97,14 100 DKK 27 Persentase ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan sesuai dengan kebutuhan 100 100 100 100 100 100 DKK 28 Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat PHBS. 94,83 90,28 92,49 90,22 91,31 75 DKK 29 Cakupan Desa kelurahan Universal Child Immunization UCI 98,04 100 100 100 100 100 DKK II- 25 NO Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 30 Tingkat prevalensi tuberkulosis per 100.000 penduduk 109,5 114 102 121,4 98,60 80 DKK 31 Tingkat kematian karena tuberkulosis per 100.000 penduduk 0,6 1,2 1,4 1,0 2 DKK 32 Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS CDR 75,57 78,10 70,15 80 62,60 90 DKK 33 Proporsi kasus Tuberkulosis yang berhasil diobati dalam program DOTS success rate 90 96,73 94,58 91,13 96 90 DKK 34 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA 100 100 100 100 100 100 DKK 35 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 100 100 100 100 100 100 DKK 36 Prevalensi HIVAIDS persen dari total populasi usia 15-49 tahun 0,16 0,13 0,16 0,38 41 45 DKK 37 Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS 13,5 14,11 22,59 22,57 35 45 DKK 38 Proporsi penduduk yg terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pd obat antiretroviral 94,2 21,40 34,11 36,48 89 90 DKK 39 Angka kejadian malaria per 1.000 penduduk DKK 40 Persentase Diare KLB dapat ditangani 24 jam 100 100 100 100 100 100 DKK 41 Acute Flaccid Paralysis AFP Rate 0,86 3,3 2,68 3,5 0,86 2 DKK 42 Rasio dokter per satuan penduduk 1,22 1,2 1,28 1,5 1,8 1,5 DKK 43 Cakupan puskesmas 340 340 340 340 340 340 DKK 44 Cakupan pembantu puskesmas 50,90 50,90 50,90 50,90 50,90 50,9 DKK 45 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per 0,2 0,2 0,2 0,18 0,22 0,2 DKK II- 26 NO Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 satuan penduduk 46 Proporsi Puskesmas PONED sesuai standar 23,53 23,53 23,53 23,53 23,53 23 DKK 47 Proporsi Puskesmas terakreditasi - - - - - - DKK 48 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 0,24 0,26 0,26 0,24 0,27 0,27 DKK 49 BOR Bed Occupancy Ratio 64,4 42,08 37,91 36,58 72,20 70 RSUD 50 AVLOS Average Length of Stay = Rata- rata lamanya pasien dirawat 4,4 2,22 2,31 3,39 3,2 baru 6 RS yang masuk 6 RSUD 51 TOI Turn Over Interval 2,4 3,05 3,05 5,78 1,6 baru 6 RS yang masuk 2 RSUD 52 BTO Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur 72,3 69,2 59,84 39,78 61,71 baru 6 RS yang masuk 70 RSUD 53 NDR Net Death Rate 2,6 2,2 2,2 2,1 2,3 0,05 RSUD 54 Proporsi RS PONEK 7,69 7,69 15,38 21,43 23,07 30 DKK 55 Proporsi RS terakreditasi 100 100 100 100 100 100 DKK 56 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 100 100 100 100 94,50 90 DKK 57 Cakupan kunjungan bayi 94,58 97,22 97,56 95,50 96,36 90 DKK 58 Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 94,78 96,55 96,55 97,73 96,58 95 DKK 59 Cakupan pelayanan nifas 98,35 99,73 99,73 99,85 94,45 90 DKK 60 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 17,03 100 100 100 19,86 80 DKK 61 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 72,85 100 100 100 91,99 80 DKK 62 Cakupan pelayanan anak balita 69,63 93,20 93,48 80,47 82,59 90 DKK 63 Cakupan peserta KB aktif 81,10 83,22 84,27 81,85 80,96 70 DKK 64 Persentase lingkungan bebas rokok di lingkungan sekolah, tempat kerja, dan tempat umum 82,41 81,80 88,21 88,36 93,60 100 DKK II- 27 NO Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 65 Posyandu aktif 98,33 100 100 100 100 100 DKK 66 Angka kematian Neonatal per 1000 kelahiran hidup 6,23 4,04 4,24 3,02 3,26 0,75 DKK 67 Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak 94,58 99,1 97 96,60 97,70 85 DKK 68 Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih 100 100 100 100 100 100 DKK 69 Cakupan pelayanan Antenatal 99,9 99,96 97,62 97,73 96,58 95 DKK 70 Jumlah kasus baru AIDS 17 18 18 38 47 55 DKK 71 Jumlah kasus baru HIV 16 15 7 19 18 22 DKK 72 Angka penemuan pasien Tubercolosis BTA positif baru 75,2 75,56 74,55 64,33 62,58 90 DKK 73 Angka keberhasilan pengobatan pasien Tubercolosis 90 95 94,58 89,05 89,2 90 DKK 74 Prevalensi balita kekurangan gizi 6,59 5,86 3,46 3,72 2,58 5 DKK 75 Prevalensi balita kekurangan gizi 6,59 5,86 3,46 3,72 2,58 5 DKK 76 Angka kelahiran remaja perempuan usia 15-19 tahun per 1000 1,58 9,77 10,67 10,26 10,08 DKK Sumber: DKK Kota Surakarta, 2014 3 Pekerjaan Umum Pembangunan pada urusan pekerjaan umum mencakup jalan dan jembatan, drainase, dan air bersih. Jaringan jalan menjadi bagian dari sebuah jaringan transportasi darat yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan masyarakat. Kategori jalan di Kota Surakarta terbagi atas 3 jenis, yaitu: Jalan Negara sepanjang 13,15 Km, Jalan Provinsi sepanjang 16,33 Km, dan Jalan Kota sepanjang 676,56 km. Persentase jalan kota dalam kondisi baik pada tahun 2014 sebesar 72,00 Kondisi Jalan Rusak 28. Sementara itu panjang jembatan kota dalam kondisi baik sebesar 87,00. Sebagai kota yang sangat padat kendaraan, kondisi jalan kota tentunya perlu ditingkatkan kualitasnya, sehingga jumlah jalan rusak bisa berkurang. Untuk mendukung hal tersebut, perlu pula ditingkatkan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana kebinamargaan karena capaiannya masih rendah. Kondisi drainase di Kota Surakarta juga masih menjadi permasalahan yang perlu dipecahkan karena masih terjadinya banjir dan jalan yang tergenang. Hal ini dipengaruhi kondisi II- 28 drainase yang kurang baik. Persentase drainase dalam kondisi baikpembuangan aliran air tidak tersumbat pada tahun 2014 sebesar 60,00. Pembangunanrehabilitasi turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota sebesar 60 kondisi kurang baik 40. Untuk mengatasi hal tersebut tentunya diperlukan upaya pembangunan, perbaikan rehabilitasi, dan perawatan saluran drainase dan turaptalud. Pemenuhan sarana air bersih dan sanitasi di Kota Surakarta sampai dengan tahun 2014 tergolong baik, terlihat dari cakupan Air Minum Perkotaan sebesar 93,23, dan cakupan Sanitasi sebesar 97,00. Dalam rangka menjamin pemenuhan kebutuhan air bersih dan sanitasi, tentunya perlu ditingkatkan pembangunan sarana sanitasi dan air bersih. Pencapaian kinerja urusan pekerjaan umum dengan mendasarkan beberapa indikator dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.15. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pekerjaan Umum di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Panjang jalan Kota dalam kondisi baik 60,00 63.00 68.00 69.00 72.00 75,00 DPU 2. Rumah Tangga berSanitasi 80,0 85,0 87,0 96,10 97,32 98,00 DPU 3. Kawasan Kumuh 8,5 8,0 7,5 7,0 6,26 6,00 DPU 4. Rumah tangga pengguna air bersih 70,0 75,0 80,0 80,97 93,23 94,00 DPU 5. Drainase dalam kondisi baik pembuangan aliran air tidak tersumbat 70,00 75,00 78,00 80,00 60.00 70,00 DPU 6. Turap talud di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota dalam kondisi baik 55 55.00 60.00 60.00 60.00 70,00 DPU 7. Panjang jembatan kota dalam kondisi baik 90,00 92.83 96.00 90.00 87.00 90,00 DPU 8. Persentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana kebinamargaan 25,00 25,00 25,00 30,00 30,00 60,00 DPU 9. Persentase 85,00 85,00 89,00 92,00 93,00 94,00 DPU II- 29 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 wilayah bebas banjir 10. Tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan Gedung Negara di kabupatenkota. ada ada ada ada ada Ada DPU 11. Cakupan Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan PSU 91,5 92,00 92,50 93,00 93,80 94,00 96,00 Sumber: DPU Kota Surakarta, 2014 4 Perumahan Rakyat Jumlah penduduk yang semakin meningkat berdampak pada peningkatan jumlah kebutuhan perumahan. Kondisi perumahan di Kota Surakarta sudah relatif baik, pemerintah meningkatkan kualitas hunian melalui program peningkatan rumah tidak layak huni. Program tersebut menunjukan hasil yang cukup baik dimana terjadi penurunan jumlah rumah tangga yang memiliki rumah tidak layak huni. Cakupan rumah layak huni di Kota Surakarta pada tahun 2014 mencapai 96,03, meningkat dari tahun 2013 sebesar 95. Permasalahan yang masih perlu ditangani adalah Kawasan kumuh dengan luasan sebesar 6,2. Selain itu pemenuhan kebutuhan pemakaman juga permasalahan yang harus dihadapi, ditandai rasio Tempat Pemakaman Umum per satuan penduduk sebesar 42. Pelaksanaan Perda No.10 Tahun 2011 tentang Pemakaman belum efektif, khususnya pasal 21 yang mengatur tentang Makam tumpuk dan pasal 17 dan pasal 18 yang mengatur tentang ijin penggunaan tanah makam untuk jangka waktu 5 tahun, dan dapat diperpanjang setiap 3 tahun. Pencapaian kinerja urusan perumahan dengan mendasarkan beberapa indikator dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.16. Pencapaian Kinerja Urusan Perumahan di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Kawasan Kumuh 8,5 8,0 7,5 7,0 6,26 6,00 DPU 2 Rumah layak huni - 99,10 95,34 96 96,03 97,00 DPU 3 Cakupan layanan rumah layak huni yang terjangkau - 0,00 9,34 95,00 96,03 97,00 DPU 4 Rasio Tempat Pemakaman Umum per satuan penduduk - 58,6 54 49,9 42,2 38 DKP Sumber: DPU dan DKP Kota Surakarta, 2014 II- 30 5 Penataan Ruang Penataan ruang di Kota Surakarta bertujuan untuk mewujudkan kota sebagai kota budaya yang produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan berbasis industri kreatif, perdagangan dan jasa, pendidikan, pariwisata, serta olah raga. Kota Surakarta telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta Tahun 2011-2031, yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2012. Setelah Perda tersebut disahkan kemudian ditindak lanjuti dengan penyusunan review RDTRK BWK I –VI. Pada tahun tahun 2013 sebanyak 6 dokumen RDTRK telah disesuaikan dengan RTRW terbaru. Dalam kurun waktu 2011-2014 penataan koridor utama dan kawasan strategis di Kota Surakarta belum maksimal. Koridor yang sudah tertata selama 2011-2014 sebanyak 10 koridor yaitu: Jalan Perintis kemerdekaan, Jalan Jend. Sudirman, Jalan Mayor Kusmanto, Jalan RE Martadinata, Jalan Bhayangkara, Koridor Brengosan, Citywalk Purwosari, Jalan Mayor Kusmanto, Jalan Musium, untuk Jalan Kartini pada tahun 2015. Perencanaan dan pemanfaatan ruang serta pembangunan prasarana antara wilayah Solo Utara dan Solo Selatan belum terlaksana. Di Kota Surakarta banyak bangunan yang tidak berijin dan tidak sesuai peruntukan. Hingga tahun 2014, yang sudah terdata baru 6 kelurahan dan 2 segmen jalan. Kondisi beberapa dokumen perencanaan tidak seimbang dengan dinamika perkembangan kota, yang sudah tersusun adalah RTBL sebanyak 4 kawasan. Pencapaian kinerja urusan penataan ruang dengan mendasarkan beberapa indikator dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.17. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Penataan Ruang di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 No Indikator Capaian Target SKPD 2011 2012 2013 2014 2015 1. Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang RTR wilayah kabupatenkota beserta rencana rincinya melalui peta analog dan serta digital. - ada ada ada ada Bappeda 2. Perda RDTRK - - - - - Bappeda 3. Jumlah Produk Rencana rinci tata ruang berupa Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan 2 2 - 2 - DTRK II- 31 No Indikator Capaian Target SKPD 2011 2012 2013 2014 2015 RTBL 4. Rasio bangunan ber-IMB per satuan bangunan - - - - - DTRK 5. Ruang publik yang berubah peruntukannya - - - - - DTRK 6. Jumlah koridor utama dan kawasan strategis di Kota Surakarta yang telah tertata - - - 10 - DTRK Sumber: DTRK Kota Surakarta, 2014 6 Perencanaan Pembangunan Perencanaan pembangunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan daerah. Kebijakan dan regulasi perencanaan pembangunan daerah mengalami beberapa perubahan seiring dengan penetapan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Terdapat perubahan nomenklatur dan kewenangan yang dimiliki pada masing-masing urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah. Tentunya hal ini akan mempengaruhi penentuan prioritas pembangunan daerah. Beberapa hal yang cukup mendesak untuk dilakukan adalah pemenuhan beberapa dokumen perencanaan pembangunan daerah seiring dengan pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Surakarta yang akan dilaksanakan pada akhir tahun 2015. Tentunya diperlukan penyusunan dokumen RPJMD Kota Surakarta, dan penyusunan Rencana Strategis Renstra SKPD sebagai dokumen perencanaan jangka menengah. Peningkatan kapasitas aparatur perencana tentunya sangat penting dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas dokumen perencanaan tersebut, baik sinergitas dengan kebijakan pemerintah pusat dan provinsi, maupun sinergitas dengan dokumen perencanaan di tingkat kota. Beberapa perencanaan sektoralmulti sektor juga perlu disusun karena masa berlakunya telah berakhir, seperti Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD. Pencapaian kinerja urusan perencanaan pembangunan dengan mendasarkan beberapa indikator dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.18. Pencapaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 No Indikator Capaian Target 2015 SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 1. Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn Ada ada ada ada ada Ada Bappeda II- 32 No Indikator Capaian Target 2015 SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 PERDA 2. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDAPERKADA Ada ada ada ada ada Tidak ada Ranca ngan Awal Bappeda 3. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA Ada ada ada ada ada Ada Bappeda 4. Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD - - 82.80 72.69 ada 64,71 Bappeda Sumber: Bappeda Kota Surakarta, 2014 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sinergitas program RPJMD dengan RKPD perlu ditingkatkan. Hal ini disebabkan kualitas dokumen RPJMD tahun 2010-2015 yang masih kurang. Oleh karena itu peningkatan kualitas dokumen RPJMD periode selanjutnya perlu dilakukan sehingga dapat dijabarkan kedalam RKPD secara konsisten dan berkelanjutan. 7 Perhubungan Sistem transportasi darat sangat dipengaruhi oleh keberadaan jaringan jalan, kondisi sarana transportasi umum, dan sarana transportasi pribadi yang digunakan masyarakat. Sistem transportasi di Kota Surakarta menghadapi permasalahan kenaikan jumlah kendaraan bermotor plat AD Kota Surakarta yang sangat tinggi. Lalu lintas harian rata-rata total sebesar 2.500.000 kendaraan bermotor setiap hari. Beberapa dampak peningkatan kepadatan kendaraan akan dirasakan apabila tidak diantisipasi dengan baik. Kepadatan lalu lintas di setiap simpang, lokasi CBD, perlintasan sebidang dan jalan kota kemungkinan akan bertambah atau antrian menjadi panjang. Kecelakaan lalu lintas juga dapat dimungkinkan terjadi. Selain itu, on streat parking parkir di tepi jalan umum sudah tidak tertampung mengakibatkan beberapa kendaraan parkir ditempat larangan. Polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor juga sudah diambang batas, tentu mempengaruhi kesehatan. Angkutan umum massal yang aman dan nyaman menjadi salah satu solusi untuk mengurangi jumlah kendaraan yang melaju di jalan. Ketersediaan angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan KabupatenKota pada tahun 2014 sebanyak 2.045 unit. Rasio ketersediaan angkutan kota pada tahun 2014 sebesar 46320. Jumlah pengguna angkutan umum terjadi penurunan, terlihat dari jumlah orang yang melalui terminal per tahun 16.211.241 II- 33 orang pada tahun 2014. Salah satu sarana yang perlu disediakan dalam pelayanan angkutan adalah halte BST. Ketersediaan halte BST di kota surakarta baru mencapai sebesar 40 pada tahun 2014. Kondisi ini menunjukkan bahwa diperlukan pembangunan halte BST agar memenuhi kebutuhan. Upaya pengujian kelayakan kendaraan dan uji emisi dilakukan guna memastikan kelayakan kendaraan umum dan mencegah polusi udara di Kota Surakarta. Kepemilikan KIR angkutan umum di Kota Surakarta pada tahun 2014 sebesar 88,16. Lama pengujian kelayakan angkutan umum rata-rata membutuhkan waktu 45 menit. Persentase kendaraan umum yang memenuhi ambang batas emisi gas buang Lulus uji emisi sebesar 80. Beberapa kendala yang dihadapi dalam upaya pelayanan kelayakan kendaraan adalah keberadaan gedung dan alat uji kendaraan bermotor. Manajemen lalu lintas dan pemenuhan sarana lalu lintas sangat diperlukan untuk mencegah kecelakaan di jalan raya. Ketersediaan rambu-rambu lalu lintas di Kota Surakarta pada tahun 2014 sebanyak 1.937 unit, marka jalan 432.545 unit, dan penerangan jalan umum 16.572 unit. Beberapa titik masih rawan kecelakaan sehingga diperlukan penyediaan rambu maupun marka jalan. Pencapaian kinerja urusan perhubungan dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.19. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Perhubungan di Kota Surakarta Tahun 2010-2014 No Indikator Capaian Target 2015 SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah Terminal Bis 1 1 1 1 1 1 Dishub 2 Tersedianya terminal angkutan penumpang pada setiap KabupatenKota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek 100 100 100 100 100 100 Dishub 3 Jumlah kasus pelanggaran lalu lintas - 205 205 140 140 140 Dishub 4 Tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor bagi Kabupaten Kota yang memiliki populasi kendaraan wajib uji Perhubungan Bermotor minimal 4000 empat ribu kendaraan wajib uji. 1 1 1 1 1 1 Dishub 5 Rasio ketersediaan angkutan kota 694 54800 694 54800 670 54800 670 54800 46320 59320 Dishub II- 34 No Indikator Capaian Target 2015 SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 6 Tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan KabupatenKota 2139 2139 2100 2045 2045 2065 Dishub 7 Jumlah orang melalui terminal per tahun 18.33 1.299 17.63 3.503 17.63 3.503 17.96 3.961 16.211. 241 16.211.2 41 Dishub 8 Rasio ijin trayek 0,42 0,42 0,42 0,42 0,42 0,42 Dishub 9 Jumlah uji KIR angkutan umum 1587 1724 1705 1746 1803 1821 Dishub 10 Kepemilikan KIR angkutan umum 74,2 80,60 81,20 85,40 88,16 88,18 Dishub 11 Lama pengujian kelayakan angkutan umum KIR 45’ 45’ 45’ 45’ 45’ 45’ Dishub 12 Biaya pengujian kelayakan angkutan umum JBB 2100 : Rp. 22.50 0, JBB 2101 sd 3500 : Rp. 25.00 0, JBB 3501 sd 8000 : Rp. 28.50 0, JBB 8001 sd 15000 : Rp. 31.00 0, JBB 15000 ke atas : Rp.34 .000, Gand engan : Rp 35.00 0, Temp elan : Rp. 40.00 JBB 2100 : Rp. 22.50 0, JBB 2101 sd 3500 : Rp. 25.00 0, JBB 3501 sd 8000 : Rp. 28.50 0, JBB 8001 sd 15000 : Rp. 31.00 0, JBB 15000 ke atas : Rp.34 .000, Gand engan : Rp 35.00 0, Temp elan : Rp. 40.00 JBB 2100 : Rp. 22.50 0, JBB 2101 sd 3500 : Rp. 25.00 0, JBB 3501 sd 8000 : Rp. 28.50 0, JBB 8001 sd 15000 : Rp. 31.00 0, JBB 15000 ke atas : Rp.34 .000, Gand engan : Rp 35.00 0, Temp elan : Rp. 40.00 JBB 2100 : Rp.30 .000, JBB 2101 sd 3500 : Rp. 35.00 0, JBB 3501 sd 8000 : Rp. 40.00 0, JBB 8001 sd 15000 : Rp.45 .000, JBB 15000 ke atas : Rp.50 .000, Gand engan : Rp 45.00 0, Temp elan : Rp. 45.00 JBB 2100: Rp 30.000, JBB 2101 sd 3500: Rp 35.000, JBB 3501 sd 8000: Rp 40.000, JBB 8001 sd 15000: Rp 45.000, JBB 15000: ke atas Rp 50.000, Gsnden gan: Rp 45.000, Tempel an: Rp 45.000 JBB 2100: Rp 30.000, JBB 2101 sd 3500: Rp 35.000, JBB 3501 sd 8000: Rp 40.000, JBB 8001 sd 15000: Rp 45.000, JBB 15000: ke atas Rp 50.000, Gsndeng an: Rp 45.000, Tempela n: Rp 45.000 Dishub 13 Persentase kendaraan umum 27,9 28,1 28,9 29,8 80,0 81 Dishub II- 35 No Indikator Capaian Target 2015 SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 yang memenuhi ambang batas emisi gas buang Lulus uji emisi 14 Tersedianya halte pada setiap KabupatenKota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek. - - 25 30 40 50 Dishub 15 Tersedianya terminal angkutan penumpang pada setiap KabupatenKota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek 100 100 100 100 100 100 Dishub 16 Ketersediaan rambu- rambu lalu lintas 1172 1331 unit 1529 unit 1799 unit 1937 unit 2087 Dishub 17 Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan rambu, marka, dan guardrill dan penerangan jalan umum PJU pada jalan KabupatenKota: Dishub Rambu 141 1331 1520 1799 1937 2087 Dishub Marka 416.0 18 418.0 18 424.2 11 427.8 84 432.54 5 436.780 Dishub penerangan jalan umum PJU 16.57 2 16.57 2 16.57 2 16.57 2 16.572 16.572 Dishub Sumber: Dishubkominfo Kota Surakarta, 2014 8 Lingkungan Hidup Salah satu aspek dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah penanganan sampah. Produksi sampah yang dihasilkan per hari di Kota Surakarta mencapai angka 280 ton. Volume sampah yang mampu terkelola atau terangkut ke TPA baru mencapai 96 dari volume timbulan sampah. Penanganan kebersihan kota belum optimal dilakukan, dengan panjang jalan di Kota Surakarta 183.57 Km, terdiri dari 46 ruas jalan, sebanyak 26 ruas jalan diantaranya 56 belum ada petugas kebersihan yang menangani. Jumlah PNS DKP sebanyak 421 orang dan Tenaga Harian Lepas THL sebanyak 157 orang masih jauh dari jumlah ideal yaitu sebanyak 834 orang. Kebersihan di sekitar jalur jembatan, rel kereta api, saluran kota, dan sungai juga belum terjangkau. Beberapa fasilitas tong sampah terpilah di kawasan taman kota dan fasilitas umum lainnya juga belum memadai. Kondisi Tempat Pembuangan Akhir TPA saat ini masih Open Dumping. Pengelolaan sampah TPA secara Open Dumping sejak tahun 1987 sudah tidak sesuai dengan Undang-Undang No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah, seharusnya dikembangkan menjadi Sanitary landfill. II- 36 Berkaitan dengan pencemaran lingkungan hidup, beberapa capaian yang telah dihasilkan pada tahun 2015 antara lain Pemantauan status mutu air sebesar 100, Jumlah usaha danatau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air sebesar 85,71, Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti sebesar 100, Kegiatan Penegakan hukum lingkungan sebesar 100, Jumlah usaha danatau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran udara sebesar 100; Pemenuhan Sarana Monitoring Polusi sebesar 57,14, dan Rasio cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL sebesar 16,67. Terlihat bahwa diperlukan peningkatan kesadaran pelaku usaha dalam pemenuhan persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air, dan peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan dokumen lingkungan AMDAL dan UKLUPL. Pembangunan lingkungan hidup juga diarahkan pada pengembangan ruang terbuka hijau menjadi 30 20 RTH publik dan 10 RTH privat. Kondisi tahun 2013 untuk RTH publik sudah mencapai 12,03. Beberapa upaya juga dilakukan dalam rangka pengurangan dampak perubahan iklim, diantaranya dengan pembangunan taman oleh Badan Lingkungan Hidup dengan capaian sebanyak 11 unit sampai dengan tahun 2014, jumlah sumur resapan sebanyak 50 unit pada tahun 2014, dan Percontohan kampung iklim sebanyak 1 kelurahan. Pencapaian kinerja urusan lingkungan hidup dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.20. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Lingkungan Hidup di Kota Surakarta Tahun 2010-2014 NO Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Persentase Penanganan Sampah 86 90 80 96 96 96 DKP 2. Ketersediaan Tempat Pembuangan Sampah TPS per satuan penduduk 0,63 0,32 0,318 0,292 0,287 - DKP 3. Rasio Tempat Pembuangan Sampah TPS per satuan penduduk 1,96 1,78 1,77 1,81 1,04 2 DKP 4. Jumlah TPS 61 - 0 57 – 0 57 – 0 47 – 14 24 – 59 5 – 80 DKP 5. Jumlah TPST 5 DKP 6. Tersedianya fasilitas pengurangan sampah diperkotaan - 5 - - 8 DKP 7. Tersedianya 86 84 84 84 84 84 DKP II- 37 NO Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 sistem penanganan sampah diperkotaan 8. Jumlah kelompok pengelola sampah 5 6 7 9 11 DKP 9. Ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPLHGB 18,23 11,9 12,02 12,03 12 12 BLH 10. Pemantauan status mutu air - 100 100 100 100 100 BLH 11. Rasio cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL 16,67 16,67 16,67 16,67 16,67 16,67 BLH 12. Jumlah usaha danatau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air 57 57,14 71,43 71,43 85,71 100 BLH 13. Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti 33 88 55 66 1111 1111 100 BLH 14. Ketersediaan Laboratorium Penelitian Lingkungan 1 4 4 4 4 4 BLH 15. Kegiatan Penegakan hukum lingkungan 100 100 100 100 100 100 BLH 16. Jumlah luasan lahan danatau tanah untuk produksi biomassa yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya 34 34 44 44 44 44 BLH 17. Jumlah usaha danatau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran udara 57 57,14 71,43 71,43 85,71 44 100 BLH 18. Pemenuhan Sarana Monitoring 1035 2035 2035 2035 2035 2035 57,14 BLH II- 38 NO Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Polusi 19. Luas RTHK Perkotaan Publik 18,23 11,9 12,02 12,03 12,03 12,03 BLH 20. Jumlah Perda Lingkungan Hidup 1 1 1 BLH 21. Persentase RTH di wilayah perkotaan 18,23 11,9 12,02 12,03 12,03 12,03 BLH 22. Jumlah taman yang dibangun BLH 2 6 9 11 11 11 BLH 23. Jumlah sumur resapan 55 33 42 80 50 75 BLH 24. Jumlah percontohan kampung iklim - - - 1 1 1 BLH Sumber: DKP dan BLH Kota Surakarta, 2014 9 Pertanahan Kewenangan pemerintah kota dalam bidang pertanahan yaitu: 1 pemberian ijin lokasi; 2 penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan; 3 penyelesaian sengketa tanah garapan; d. penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan; 4 penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee; 5 penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat; 6 pemanfaatan dan penyelesaian masalah tanah kosong; 7 pemberian ijin membuka tanah dan 8 perencanaan penggunaan tanah wilayah KabupatenKota. Kewenangan tersebut sesuai dengan amanat Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional Bidang Pertanahan. Pencapaian kinerja urusan pertanahan dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.21. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pertanahan di Kota Surakarta Tahun 2010-2014 No Indikator Satuan Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Luas lahan bersertifikat - - 77,21 81,41 82,90 - Setda 2. Penyelesaian Kasus Tanah Negara 100 - 53,84 76,05 57,44 30 Setda 3. Penyelesian Ijin Lokasi - 100 100 100 - - Setda Sumber: Setda Kota Surakarta, 2014 10 Kependudukan dan Catatan Sipil Pelayanan administrasi kependudukan meliputi pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk KTP, Kartu Keluarga KK, akte kelahiran, akta perkawinan, akta perceraian, akta pengangkatan anak, akta kutipan kelahiran dan akta legalisasi. II- 39 Pelayanan admininistrasi kependudukan dan pencatatan sipil ini secara umum menunjukkan peningkatan menjadi lebih baik, terutama proses pelayanan administrasi kependudukan dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan SIAK. Kondisi capaian administrasi kependudukan dan catatan sipil tahun 2014, kepemilikan KTP sudah mencapai 100, Rasio bayi ber-akte kelahiran 100, kepemilikan akta kelahiran penduduk sebesar 100, dan rasio pasangan berakte nikah sebesar 100, dan Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kematian sebesar 50. Terlihat hanya Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kematian yang capaiannya masih rendah. Berikut ini adalah kinerja urusan kependudukan dan catatan sipil sejak tahun 2011-2014. Tabel 2.22. Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 NO INDIKATOR Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Jumlah Penduduk 499.370 502.866 505.413 507.825 552.650 554.500 Dukcapil 2. Rasio penduduk ber KTP 13,96 12,9 12,01 11,74 - 100 Dukcapil 3. Kepemilikan KTP 94.5 100 100 100 100 100 Dukcapil 4. Rasio bayi ber- akte kelahiran 100 100 100 100 100 100 Dukcapil 5. Kepemilikan akta kelahiran 69 69,47 69,55 73,62 75 100 Dukcapil 6. Rasio pasangan berakte nikah 97 100 100 100 100 100 Dukcapil 7. Ketersediaan database kependudukan ada ada ada ada ada ada Dukcapil 8. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK sudah sudah sudah sudah sudah sudah Dukcapil 9. Cakupan Penerbitan Kartu Keluarga 100 100 100 100 100 100 Dukcapil 10. Cakupan Penerbitan Kartu Tanda Penduduk 100 100 100 100 100 100 Dukcapil 11. Cakupan Penerbitan 69 69,47 69,55 73,62 75 100 Dukcapil II- 40 NO INDIKATOR Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kutipan Akta Kelahiran 12. Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kematian 20 20 30 40 50 60 Dukcapil 13. Rata-rata jumlah anak per keluarga 0,88 1,71 1,34 1,13 1,42 4,5 Dukcapil Sumber: Dispendukcapil Kota Surakarta, 2014 11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pembangunan pada urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak mencakup pengarustamaan gender dalam upaya peningkatan kesetaraan dan keadilan gender, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak, termasuk pelaksanakaan Kota Layak Anak. Kondisi kesetaraan dan keadilan gender dapat diukur menggunakan Indeks Pembangunan Gender IPG atau Gender Development Index GDI dengan nilai minimal 40 dan terbesar 80. IPG merupakan IPM yang terpilah antara laki-laki dan perempuan. IPG dapat digunakan untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan gender terjadi apabila nilai IPM sama dengan IPG. Nilai IPG Kota Surakarta tahun 2012 sebesar 76,76 yang merupakan angka teringgi di Jawa Tengah. Indikator pembentuk IPG adalah angka harapan hidup dengan capaian sebesar 70,39 pada laki-laki dan 74,25 tahun pada perempuan, angka melek huruf sebesar 99,11 persen pada laki-laki dan 95,07 pada perempuan. Rata- rata lama sekolah sebesar 11,09 tahun pada laki-laki dan 10,07 tahun pada perempuan. Sementara itu sumbangan pendapatan sebesar 57,83 persen bagi laki-laki dan 42,17 persen bagi perempuan. Indeks Pemberdayaan Gender IDG menunjukkan peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik. IDG Kota Surakarta tahun 2012 sebesar 77,56. Indikator pembentuknya adalah keterlibatan perempuan di parlemen, perempuan sebagai tenaga manajer, profesional, administrasi, pekerja dan sumbangan perempuan dalam pendapatan. Keterlibatan perempuan di parlemen sebesar 22,5. Perempuan sebagai manager, professional, administrasi, teknisi di Kota Surakarta sebesar 48,44. Sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja sebesar 42,17. Berkaitan dengan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak dari tindak kekerasan, beberapa capaian II- 41 belum optimal pada tahun 2014, seperti: Cakupan layanan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu sebesar 50, Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum sebesar 80, dan cakupan Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu sebesar 60. Capaian tersebut dibawah target SPM sebesar 100. Berkaitan dengan pemenuhan hak anak, di Kota Surakarta jumlah anak usia 0-19 tahun pada tahun 2013 sebanyak 157.177 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 78.708 jiwa dan perempuan 258.469 jiwa. Upaya pemerintah untuk melindungi dan memberikan hak anak antara lain diwujudkan dengan pembentukan forum anak, deklarasi Kota Surakarta sebagai Kota layak anak, dan pemenuhan hak-hak anak di berbagai bidang sesuai dengan amanat Undang-undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. Pencapaian kinerja urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.23. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 48,69 49,29 46,74 50,26 50,39 50,40 Bapermas PP, PA dan KB 2. Angka melek huruf perempuan usia 15 th ke atas 100 100 100 100 100 100 Bapermas PP, PA dan KB 3. Partisipasi angkatan kerja perempuan 43,01 43,27 57,55 61,74 61,74 61,74 Bapermas PP, PA dan KB 4. IPG 75,68 76,37 76,76 77,61 - Bapermas PP, PA dan KB 5. IDG 75,75 78,06 77,56 78,93 - Bapermas PP, PA dan KB 6. Rasio KDRT 0,14 0,14 0,07 0,04 0,03 0,03 Bapermas PP, PA dan KB 7. Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan 100 100 100 100 100 100 Bapermas PP, PA dan KB 8. Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas mampu tatalaksana KtPA 100 100 100 100 100 100 Bapermas PP, PA dan KB II- 42 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 dan PPTPKT di RS. 9. Cakupan layanan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu - - - - 50 50 Bapermas PP, PA dan KB 10. Cakupan penegakan hukum dari tingkat penyidikan sampai dengan putusan pengadilan atas kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. - - - 23 100 100 Bapermas PP, PA dan KB 11. Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum. - - - 23 80 80 Bapermas PP, PA dan KB 12. Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan dan anak korban kekerasan - - 1 4 100 100 Bapermas PP, PA dan KB 13. Cakupan layanan reintegrasi social bagi perempuan dan anak korban kekerasan - - - 27 100 100 Bapermas PP, PA dan KB 14. Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu - - - - 60 60 Bapermas PP, PA dan KB Sumber: Bappermas, PP, PA, dan KB Kota Surakarta Tahun 2014 12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Pembangunan urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera mengarah pada pengendalian penduduk. Pada tahun 2014 cakupan peserta KB aktif mencapai 79,59 dari total Pasangan Usia Subur PUS di Kota Surakarta. PUS yang tidak ingin punya anak dan ingin anak ditunda unmeetneed pada tahun 2014 sebesar 11,02. Kondisi ini cukup tinggi dibandingkan dengan target yang ingin dicapai yakni sebesar 5 persen pada tahun 2014 sesuai dengan SPM BKKBN. Dilihat dari sisi alat kontrasepsi yang dipakai, penggunaaan alat kontrasepsi masih didominasi alat kontrasepsi hormonal, terbanyak adalah KB suntik, kemudian IUD, Pil, kondom, MOW, implant, dan MOP. II- 43 Beberapa capaian indikator KB yang lain adalah angka pemakaian kontrasepsiCPR bagi perempuan menikah usia 15-49 pada tahun 2014 sebesar 77,8. Cakupan penyediaan alat dan obat Kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat hanya sebesar 9 pada tahun 2014. Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera UPPKS yang ber-KB sebesar 76,17. Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita BKB ber-KB sebesar 77,7. Terlihat bahwa penyediaan alat alat dan obat Kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat capaiannya masih kecil. Pencapaian kinerja urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.24. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kota Surakarta Tahun 2010-2014 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Rasio akseptor KB 776 794 799 795 778 780 Bapermas PP, PA dan KB 2 Cakupan peserta KB aktif 77,56 79,41 79,9 79,59 77,8 78,0 Bapermas PP, PA dan KB 3 Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya dibawah usia 20 tahun 0,51 0,54 0,54 0,65 0,42 0,42 Bapermas PP, PA dan KB 4 Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi Unmet Need 12,29 10,92 10,23 10,53 11,02 5 Bapermas PP, PA dan KB 5 Angka kelahiran remaja perempuan usia 15-19 tahun per 1000 perempuan usia 15-19 tahun - - - - - - Bapermas PP, PA dan KB 6 Angka pemakaian kontrasepsiCPR bagi perempuan menikah usia 15- 49 semua cara dan cara modern 77,56 79,4 80,1 79,6 77,8 78,0 Bapermas PP, PA dan KB 7 Cakupan penyediaan alat dan obat Kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat 9 14 12 7 9 10 Bapermas PP, PA dan KB 8 Cakupan PUS 75,5 75,5 75,5 75,6 76,17 76,17 Bapermas II- 44 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera UPPKS yang ber-KB PP, PA dan KB 9 Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita BKB ber- KB 71 72 71,5 77,7 77,8 78,0 Bapermas PP, PA dan KB 10 Wanita menikah usia 15-49 tahun yang menggunakan alat KB - - 80,1 79,59 77,8 - Bapermas PP, PA dan KB Sumber: Bapermas PP, PA, dan KB Kota Surakarta, Tahun 2014 13 Sosial Jumlah penyandang masalah sosial di Kota Surakarta pada tahun 2013 paling banyak adalah lansia terlantar yaitu sebanyak 317 orang, selanjutnya bekas Napi, anak terlantar, dan Pengemis dan gelandangan. Berikut ini adalah sebaran penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kota Surakarta berdasarkan jenis dan kecamatan tahun 2013. Tabel 2.25. Jumlah PMKS Berdasarkan Jenis dan Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2013 Kecamatan Lansia Terlantar WTS PG Waria Anak Terlantar Anak Nakal Bekas Napi Penyandang Cacat Laweyan 52 - 16 - 14 - 41 36 Serengan 41 - 32 - 8 - 10 71 Pasar Kliwon 47 3 26 - 35 10 73 74 Jebres 125 - 24 - 38 4 51 107 Banjarsari 52 - 9 - 20 10 28 60 Jumlah 317 3 107 115 24 203 348 Sumber: Surakarta Dalam Angka, 2014 Beberapa capaian dalam penanganan PMKS capaiannya masih rendah. Persentase penyandang cacat baik fisik dan mental, serta lanjut usia yang tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial pada tahun 2014 sebesar 3,38. PMKS yang memperoleh bantuan sosial hanya sebesar 17 pada tahun 2014. Persentase PMKS skala Kota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebesar 11. Persentase Panti Sosial skala Kota yang melaksanakan standar operasional pelayanan kesejahteraan sosial sebesar 100. Jumlah lembaga sosial yang ada di Kota Surakarta masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penyandang masalah II- 45 sosial yang ada. Jumlah Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi yang ada sebanyak 26 unit pada tahun 2014. Persentase Panti Sosial skala Kota yang melaksanakan standar operasional pelayanan kesejahteraan sosial sebesar 100, sedangkan Organisasi SosialYayasanLSM yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial luar panti hanya sebesar 0,25 persen. Pencapaian kinerja urusan Sosial dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.26. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Sosial di Kota Surakarta Tahun 2010-2014 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi buah 26 26 26 26 39 39 Dinas Sosial 2 Persentase penyandang cacat baik fisik dan mental, serta lanjut usia yang tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial - - 8,16 - 3,38 40 Dinas Sosial 3 PMKS yg memperoleh bantuan sosial 9 12 8 6 11 100 Dinas Sosial 4 Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial 0,41 - 8,16 0,16 17 100 Dinas Sosial 5 Persentase PMKS skala Kota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar. 14 12 8 6 11 100 Dinas Sosial 6 Persentase Panti Sosial skala Kota yang melaksanakan standar operasional pelayanan kesejahteraan sosial - - 5 5 5 5 Dinas Sosial 7 Persentase Panti Sosial skala Kota yang melaksanakan standar operasional pelayanan kesejahteraan sosial - - 100 100 100 100 Dinas Sosial 8 Organisasi SosialYayasan LSM yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial luar panti. 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 Dinas Sosial 9 Tingkat response time bencana alam, Non alam dan sosial - - - 90 120 120 BPBD II- 46 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 10 Tingkat terdekteksinya bencana alam, non alam dan sosial - 7 12 9 12 12 BPBD 11 Jumlah kelurahan rawan bencana alam - - - 22 22 22 BPBD 12 Jumlah Penanganan Bencana alamsosial - - - - 100 102 BPBD 13 Jumlah Personil yang dilatih penanganan bencana - - - - 100 200 BPBD Sumber: Dinsosnakertrans dan BPBD Kota Surakarta, 2014 14 Ketenagakerjaan Pembangunan pada urusan ketenagakerjaan mencakup peningkatan kualitas pencari kerja, penempatan tenaga kerja, dan perlindungan tenaga kerja. Pengangguran menjadi permasalahan utama pada urusan ketenagakerjaan. Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Surakarta pada tahun 2014 sebesar 6,08. Dalam rangka pengurangan pengangguran, pemerintah Kota Surakarta melakukan beberapa upaya pelatihan dalam rangka meningkatkan kualitas pencari kerja. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi dengan capaian sebesar 100 pada tahun 2014; Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat sebesar 100, dan Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan sebesar 100. Kinerja penempatan tenaga kerja pada tahun 2014 sebesar 28,90 pada tahun 2014. Beberapa hasil dari upaya perlindungan tenaga kerja dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti Keselamatan dan perlindungan sebesar 70,62, Besaran Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama PB sebesar 100, Besaran pekerjaburuh yang menjadi peserta program Jamsostek sebesar 72,32, Besaran Pemeriksaan Perusahaan sebesar 63,08, dan Besaran Pengujian Peralatan di Perusahaan sebesar 11,15. Terlihat bahwa beberapa capaian kinerja perlu ditingkatkan melalui pembinaan kepada perusahaan agar memenuhi standar keselamatan dan perlindungan bagi tenaga kerja. Pencapaian kinerja urusan Ketenagakerjaan dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.27. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan ketenagakerjaan di Kota Surakarta Tahun 2010-2014 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Jumlah Angkatan Kerja 258.573 272.144 272.144 279.953 287.762 294.857 Disnaker 2. Jumlah Penduduk 235.998 249.368 255.621 259.864 265.000 270.000 Disnaker II- 47 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Bekerja 3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 66,81 70,52 70,49 72.57 74,65 76,00 Disnaker 4. Tingkat Pengangguran Terbuka 8,73 6,40 6,10 7,18 6,08 6,05 Disnaker 5. Pencari kerja yang ditempatkan - 15,10 48,20 28,90 50.91 75 Disnaker 6. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi 100 100 100 100 100 100 Disnaker 7. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat - 100 100 100 100 100 Disnaker 8. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan 100 100 100 100 100 100 Disnaker 9. Rasio penduduk yang bekerja - 69.015 70.49 72.57 73.05 74.50 Disnaker 10. Angka sengketa pengusaha- pekerja per tahun 47,82 51,58 63,09 70,62 31,91 - Disnaker 11. Rasio lulusan S1S2S3 - - - - - - Disnaker 12. Rasio ketergantungan - - - - - - Disnaker 13. Keselamatan dan perlindungan 52 51,58 63,09 70,62 71,68 - Disnaker 14. Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap - - - - - - Disnaker II- 48 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 kebijakan pemerintah daerah 15. Besaran Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama PB 100 100 100 100 100 100 Disnaker 16. Besaran pekerjaburuh yang menjadi peserta program Jamsostek 67,24 74,23 72,03 74,51 72,32 72,31 Disnaker 17. Besaran Pemeriksaan Perusahaan 76,71 70,03 68,26 70,50 63,08 70,09 Disnaker 18. Besaran Pengujian Peralatan di Perusahaan 14,77 17,64 14,03 11,98 11,15 11,13 Disnaker 19. Partisipasi perempuan di lembaga swasta - - - - - - Disnaker 20. Partisipasi angkatan kerja perempuan 57,44 55,55 61,74 60,57 61,17 - Disnaker 21. Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian 48,32 48,32 45,71 45,59 45,37 - Disnaker Sumber: Dinsosnakertrans Kota Surakarta, 2014 15 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kinerja pembangunan pada urusan koperasi dapat dilihat dari capaian indikator persentase koperasi aktif sebesar 93,42 pada tahun 2014, dan persentase koperasi sehat sebesar 86,6. Persentase koperasi sehat mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 81,6. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas pengelolaan koperasi di Kota Surakarta semakin baik. Potensi UMKM di Kota Surakarta menunjukkan peningkatan cukup signifikan. Pada tahun 2011 jumlah UMKM sebanyak 10.610 unit, meningkat menjadi 20.160 unit pada 2012, dan pada tahun 2013 jumlahnya naik lagi menjadi 43.932 unit. Persentase II- 49 usaha mikro dan kecil di Kota Surakarta mencapai sebesar 99,29. Dalam upaya peningkatan pemasaran produk UMKM, capaian persentase UMKM yang mengikuti pameran promosi produk pada tahun 2014 sebesar 10,82. Kondisi ini menunjukkan perlu adanya peningkatan fasilitasi dalam promosi produk UMKM, sehingga mampu meningkatkan omset penjualan produk UMKM. Pencapaian kinerja urusan Koperasi dan UKM dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.28. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Koperasi dan UMKM di Kota Surakarta Tahun 2010-2014 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Usaha Mikro dan Kecil - 75,00 75,00 99,29 99,29 99,5 Dinkop UMKM 2. Persentase Lembaga Keuangan Mikro LKM aktif - - 7 16 41 45 Dinkop UMKM 3. Jumlah UKM non BPRLKM UKM - - 7 16 41 45 Dinkop UMKM 4. Jumlah BPRLKM Dinkop UMKM 5. Persentase UMKM yang mengikuti pameran promosi produk - 6,30 6,30 13,15 10,82 11,00 Dinkop UMKM 6. Persentase Koperasi aktif - 87,34 93 93,42 93,42 93,42 Dinkop UMKM 7. Persentase Koperasi sehat - 18,75 70,83 81,6 86,6 87 Dinkop UMKM Sumber: Dinkop UMKM Kota Surakarta, 2014 16 Penanaman Modal Daerah Penanaman modal di Kota Surakarta realisasinya selalu meningkat selama 3 tahun terakhir, namun mengalami penurunan pada tahun 2014. Nilai investasi pada tahun 2014 sebesar Rp1.453.189.067.318,-. Sementara itu pada tahun 2013 nilai investasi sebesar Rp2.884.306.195.382,-. Pada tahun 2014 ada 151 perusahaan yang menanamkan modalnya di Kota Surakarta yang terdiri dari 2 PMA dan 149 PMDN, sedangkan pada tahun 2013 terdapat 270 perusahaan yang berinvestasi di Kota Surakarta. Iklim investasi di Kota Surakarta secara umum tergolong baik. Dalam rangka pelaksanaan kebijakan pro investasi dan mewujudkan kepastian hukum dalam pelayanan investasi, Kota Surakarta menetapkan Perda Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penanaman Modal. Dalam rangka peningkatan pelayanan perijinan, dilakukan pengukuran indeks kepuasan masyarakat pelayanan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu KPPT, penerapan II- 50 pelayanan secara on-Line pada jenis perizinan tertentu, dan penyediaan beberapa fasilitas pelayanan dan sarana informasi seperti Touchscreen Informasi Perizinan di 5 kecamatan. Beberapa perbaikan manajemen dilakukan dengan meningkatkan kapasitas SDM, dan perbaikan sistem informasi manajemen melalui penerapan SOP. Untuk meningkatkan minat investor dalam menanamkan modalnya di Kota Surakarta, secara rutin setiap tahun pemerintah kota mengikuti Pameran Investasi di tingkat nasional dan regional. Untuk meningkatkan pelayanan perijinan, sampai dengan tahun 2014 telah dilakukan beberapa perbaikan sistem informasi dan penyederhanaan prosedur dengan optimalisasi pemanfaatan Sistem Informasi Pelayanan Perizinan dan Administrasi Pemerintah, seperti: Sistem Informasi Perizinan; Sistem SMS Gateway, dan Sistem Informasi Kearsipan e-Document, dan Sistem Informasi Pendaftaran Perizinan On-Line melalui SPEPISE sebanyak 3 jenis perijinan. Beberapa indikator yang capaian kinerjanya perlu ditingkatkan agar dapat menyerap tenaga kerja yang banyak adalah jumlah PMA, jumlah investasi, Jumlah TDP, SIUP, penerbitan UIJK, dan indeks kepuasan masyarakat, fasilitasi pemerintah daerah dalam rangka kerjasama kemitraan antara UMKMK kota dengan pengusaha nasionalasing, promosi peluang penanaman modal kota, sosialisasi kebijakan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha. Pencapaian kinerja urusan penanaman modal dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.29. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Penanaman Modal di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 NO INDIKATOR Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Jumlah PMA dan PMDN a. PMA 2 2 5 - 2 2 BPMPT c. PMDN 220 144 240 270 149 164 BPMPT 2 Jumlah Investasi Rp.milyar 1.311.249. 715.577 1.797,727. 404.675 2.017,019 .690.099 2.884,306. 195.382 1.453.189. 067.318 1.525,848 .520.684 BPMPT 3 Pelayanan Perizinan BPMPT A. Ijin Prinsip Penanaman Modal - - - 2 10 BPMPT B. Ijin Usaha Penanaman Modal - - - 1 2 10 BPMPT C. Tanda Daftar Perusahaan TDP 1.548 1.651 1.285 1.270 1.288 1.379 BPMPT D. Surat Ijin Usaha Perdagangan SIUP 1.845 1.752 1.461 1.426 1.509 1.570 BPMPT 4 Implementasi - - - 60 40 20 BPMPT II- 51 NO INDIKATOR Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 SPEPISE 5 Kenaikan Penurunan Realisasi PMDN Rp.milyar - 486,477 219,292 867,286 644,199 72,659 BPMPT 6 Penerbitan IUJK 6 115 64 51 88 95 BPMPT 7 Sistem Informasi Pelayanan Perizinan dan Administrasi Pemerintah Sistem Informasi Perizinan Sistem SMS Gateway Sistem Informasi Perizinan Sistem SMS Gateway Sistem Informasi Perizinan Sistem SMS Gateway Sistem Informasi Kearsipan e- Document Sistem Informasi Pendaftaran Perizinan On-Line pengemba ngan aplikasi retribusi di DTRK, pembuata n website, pendaftar an online app cs pengadua n app kepuasan permohon an izin BPMPT 8 Indeks Kepuasan Masyarakat 75,5 76,61 Baik 77,07 Baik 77,16 Baik 76,07 80 BPMPT 9 Tersedianya informasi peluang usaha sektorbidang usaha unggulan 1 1 1 1 1 1 BPMPT 10 Terselenggaran ya fasilitasi pemerintah daerah dalam rangka kerjasama kemitraan antara UMKMK kota dengan pengusaha nasionalasing - 1 - - - 0 BPMPT 11 Terselenggaran ya promosi peluang penanaman modal kota - 8 3 4 1 1 BPMPT 12 Terselenggaran ya sosialisasi kebijakan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha. - 1 1 1 BPMPT 13 Jumlah investor berskala nasional PMDNPMA 1.845 1.332 1.066 864 1.226 1.252 BPMPT 14 Jumlah nilai investasi berskala nasional PMDNPMA Rp. Milyar 1.311,24 1.797,73 2.017,02 2.884,31 1.453,18 2.082,61 BPMPT 15 Terselenggarany a pelayanan perizinan dan nonperizinan bidang penanaman Izin Prinsip PM=0; Izin usaha PM=0; SIUP=1.84 Izin Prinsip PM=0; Izin usaha PM=0; SIUP=1.752 ; Izin Prinsip PM=0; Izin usaha PM=0; Izin Prinsip PM=2; Izin usaha PM=1; SIUP=1429; TDP=1276; Izin Prinsip PM=0; Izin usaha PM=2; Izin Prinsip PM=10; Izin usaha PM=10; BPMPT II- 52 NO INDIKATOR Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 modal melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP di Bidang Penanaman Modal: Pendaftaran Penanamanan Modal Dalam Negeri, Izin prinsip Penanamanan Modal Dalam Negeri, Izin Usaha Penanamanan Modal Dalam Negeri, Tanda Daftar Perusahaan TDP, Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP, Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing IMTA yang bekerja lebih di 1 satu kabupatenkota sesuai kewenangan pemerintah kabupatenkota 5; TDP=1.58 4; dan IMTA=0 TDP=1.651; dan IMTA=0 SIUP=179 1; TDP=171 1; dan IMTA=0 dan IMTA=0 SIUP=128 8; TDP=150 9; dan IMTA=0 SIUP=137 9; TDP=157 0; dan IMTA=0 16 Terselenggaran ya bimbingan pelaksanaan Kegiatan Penanaman Modal kepada masyarakat dunia usaha - 1 1 1 1 0 BPMPT 17 Terimplementa sikannya Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik SPIPISE - - - 60 40 60 BPMPT 18 Rasio daya serap tenaga kerja - 7,91 9,16 7,27 7,05 7,89 BPMPT Sumber: BPMPT Kota Surakarta, 2014 17 Kebudayaan Kota Surakarta sebagai Kota Budaya memiliki kekayaan budaya yang cukup banyak, baik peninggalan budaya, maupun seni dan budaya daerah. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh keberadaan 2 Keraton yang ada yaitu Kasunanan dan Mangkunegaran. II- 53 Kota Surakarta memiiki banyak situs warisan budaya, baik itu berupa keraton, taman, rumah kuno, maupun bangunan lainnya. Untuk menjaga dan melestarikan situs-situs peninggalan tersebut Pemerintah Kota Surakarta telah banyak melaksanakan kegiatan yang sifatnya menata dan melindungi situs-situs tersebut. Beberapa capaian yang telah dihasilkan yaitu terselenggaranya review inventasisasi bangunan dan cagar budaya, perlindungan terhadap bangunan-bangunan kuno seperti gedung DHC 45, beteng vastenberg, pelestarian dan penataan keraton, perlindungan dan pelestarian kampung batik, dan revitasasi Museum Radya Pustaka. Upaya pelestarian aset budaya di Kota Surakarta antara lain diselenggarakan melalui penataan fisik bangunan yang termasuk dalam cagar budaya, dan inventarisasi bangunan dan kawasan cagar budaya, serta Lebeling bangunan dan kawasan cagar budaya. Jumlah aset budaya yang terinventarisasi selama kurun waktu lima tahun sebanyak 75 unit. Beberapa capaian urusan Kebudayaan antara lain Penyelenggaraan festival seni dan budaya sebanyak 11 kali pada tahun 2014, Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan sebesar 70, jumlah Misi Kesenian sebanyak 5 kali, Cakupan Sumber Daya Manusia Kesenian sebesar 7, Cakupan Organisasi seni sebesar 1, Cakupan Tempat umum sebesar 2, dan Cakupan Gelar Seni sebesar 2. Terlihat bahwa upaya pelestarian cagar budaya, penyelenggaraan gelar seni dan misi kesenian, serta ketersediaan sumberdaya manusia kesenian dan organisasi seni capaiannya perlu ditingkatkan. Pencapaian kinerja urusan Kebudayaan dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut. Tabel 2.30. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kebudayaan di Kota Surakarta Tahun 2010-2014 NO INDIKATOR Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Penyelenggaraan festival seni dan budaya 8 8 11 11 11 11 Disbudpar 2. Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 4 4 4 4 8 12 Disbudpar 3. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan 100 100 100 100 70 100 Disbudpar 4. Misi Kesenian 3 3 3 3 5 7 Disbudpar 5. Jumlah grup kesenian 7 7 7,3 7,3 354 364 Disbudpar 6. Cakupan Kajian Seni 6 6 6 6 6 8 Disbudpar 7. Cakupan Fasilitasi Seni 4 4 4 3 3 5 Disbudpar 8. Cakupan Sumber 43 43 43 43 7 8 Disbudpar II- 54 NO INDIKATOR Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Daya Manusia Kesenian 9. Cakupan Organisasi seni 67 67 33 33 1 1 Disbudpar 10. Cakupan Tempat umum 5 5 5 6 2 2 Disbudpar 11. Cakupan Gelar Seni 75 75 75 75 2 3 Disbudpar Sumber: Disbudpar Kota Surakarta, 2014 18 Kepemudaan dan Olahraga Pembangunan kepemudaan dilakukan dengan pembinaan, pelatihan dan pemberdayaan organisasi kepemudaan. Di Kota Surakarta terdapat 57 organisasi kepemudaan. Pembinaan keolahragaan di Kota Surakarta diarahkan untuk menumbuhkan budaya dan kecintaan berolahraga guna meningkatkan kesehatan dan prestasi. Pada tahun 2014 terdapat sebanyak 50 organisasi olahraga yang aktif di Kota Surakarta. Pemantapan kapasitas dan kualitas organisasi kepemudaan dan kegiatan olah raga perlu ditingkatkan melalui penguatan kelembagaan organisasi kepemudaan, pembinaan dan pemasyarakatan olah raga serta peningkatan fasilitas sarana dan prasarana kepemudaan dan olah raga. Pencapaian kinerja urusan kepemudaan dan olahraga dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.31. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kepemudaan dan Olahraga di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Gelanggang balai remaja selain milik swasta 1 1 1 1 1 1 Dikpora 2 Lapangan olahraga. 18 18 18 18 18 18 Dikpora Sumber: Dikpora Kota Surakarta, 2014 19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Partisipasi politik masyarakat Kota Surakarta dalam mendukung pelaksanaan demokrasi masih dalam kategori sedang. Pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang memilih gubernur dan wakil gubernur Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 yang lalu tercatat hanya sekitar 60,57 pemilih yang menggunakan hak suaranya. DPT Kota Surakarta pada pemilukada Jawa Tengah tahun 2013 tercatat sebanyak 408.507 pemilih. Perkembangan organisasi kemasyarakatan di Kota Surakarta cukup baik, tercatat cukup banyak ormas yang berdomisili di Surakarta. Untuk menjaga agar ormas-ormas tersebut terus berkembang kualitasnya dan dapat berperan aktif dalam II- 55 pembangunan, pemerintah setiap tahun rutin melakukan Peningkatan kesadaran wawasan kebangsaan pada Ormas, LSM dan OKP, dengan capaian pada tahun 2014 sebanyak 800 orang 29,5 pengurus Ormas, LSM dan OKP. Selain pembinaan terhadap ormas, pemerintah juga melakukan pembinaan terhadap partai-partai politik yang ada di Kota Surakarta. Pada tahun 2014 menurut data dari Kantor Kesbangpol Kota Surakarta tercatat 1 kali Kegiatan pembinaan politik daerah. Kondusifitas wilayah Kota Surakarta perlu ditingkatkan. Angka kriminalitas di Kota Surakarta tercatat pada tahun 2014 sebanyak 216 kasus. Angka kriminalitas yang tertangani pada tahun 2013 sebanyak 87 kasus. Selain kasus kriminalitas, terdapat pula beberapa pelanggaran K3 ketertiban, ketentraman, keindahan. Dalam upaya penanganan pelanggaran K3, dilakukan patroli petugas Satpol PP dan penyelenggaraan operasi yustisi. Cakupan patroli petugas Satpol PP sebanyak 1.355 kali pada tahun 2014. Capaian Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 pada tahun 2014 sebesar 100. Dalam rangka mendukung kondusifitas daerah, keberadaan satpol PP dan linmas sangat diperlukan. Rasio linmas per 100.000 penduduk tercatat sebesar 35,2 per 10.000 penduduk. Sementara itu rasio Satpol PP per 10.000 penduduk sebesar 1,4. Kondisi ini menunjukkan bahwa jumlah linmas dan satpol PP di Kota Surakarta relatif terbatas. Pencapaian kinerja urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.32. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Angka kriminalitas 186 15 115 217 216 215 Kesbangpol 2. Angka kriminalitas yang tertangani 12 3 47 87 - - Kesbangpol 3. Peningkatan kesadaran wawasan kebangsaan pada Ormas, LSM dan OKP - - 125 700 800 700 Kesbangpol 4. Persentase Ormas, LSM OKP yang telah mendapatkan peningkatan wawasan kebangsaan 20,1 22,1 25 32,4 29,5 35 Kesbangpol 5. Kegiatan pembinaan 1 1 4 4 1 4 Kesbangpol II- 56 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 politik daerah 6. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 ketertiban, ketentraman, keindahan 100 100 100 100 100 100 Kesbangpol 7. Jumlah Pelanggaran Perda yang diselesaikan giat 41 42 46 51 83 90 Kesbangpol 8. Jumlah Konflik - - 1 - 1 0 Kesbangpol 9. Jumlah Dialog Sosial kegiatan 5 3 4 4 4 4 Kesbangpol 10. Jumlah Penyelenggaraan Hari2 Besar Nasional 14 18 18 18 18 18 Kesbangpol 11. Cakupan patroli petugas Satpol PP kali 362 752 770 1020 1355 1400 Satpol PP 12. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk 1,79 1,7 1,5 1,4 1,17 1,40 Satpol PP 13. Deteksi Dini Kriminalitas wilayah kritis 8 8 9 9 10 - Satpol PP 14. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk orang - - 31,47 31,47 35,2 38,6 Satpol PP 15. Rasio Pos Siskamling per jumlah desakelurahan - - 20,45 20,45 20,45 20,45 Satpol PP Sumber: Kesbangpol dan Satpol PP Kota Surakarta, 2014 20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Penyelenggaraan otonomi daerah di Kota Surakarta secara umum berjalan dengan baik. Dilihat dari alokasi anggaran pembangunan, Belanja langsung terhadap total APBD mencapai sebesar 43,07 pada tahun 2014. Besaran PAD terhadap seluruh pendapatan dalam APBD mencapai sebesar 21,91. Rasio realisasi belanja terhadap anggaran belanja sebesar 88,25. Rasio SILPA terhadap total pendapatan sebesar 12. Dalam pengelolaan keuangan daerah, Kota Surakarta telah meraih status Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah Wajar Tanpa Pengecualian WTP pada tahun 2012. Rasio temuan BPK RI yang ditindaklanjuti pada tahun 2013 mencapai 88. II- 57 Kinerja pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH juga berjalan baik, dengan hasil berupa Laporan Hasil Pemeriksaan, maupun laporan hasil tindak lanjut dan ekspose temuan hasil pengawasan. Dalam penganggaran maupun pelaporan kinerja pemerintah daerah, Kota Surakarta selalu tepat waktu, baik dalam penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, penyampaian laporan realisasi APBD, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP, maupun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban LKPJ Walikota. Pencapaian kinerja urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut. Tabel 2.33. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Belanja Publik terhadap DAU 45,32 66.29 66.58 79.39 101.35 83,81 DPPKA 2. Belanja langsung terhadap total APBD 29,93 33.90 37.33 40.43 43.07 37,78 DPPKA 3. Besaran PAD terhadap seluruh pendapatan dlm APBD realisasi 13,10 17.59 18.69 21.38 21.91 data blm ada DPPKA 4. Rasio SILPA thdp total pendapatan 5,12 9.30 20.01 12 silpa menunggu audit na DPPKA 5. Rasio realisasi belanja thd anggaran belanja 93,31 93.24 86.78 91 88.25 na DPPKA 6. Rasio realisasi PAD thd potensi PAD 99,60 102.79 120.10 105.45 104.71 na DPPKA 7. Peningkatan PAD 24,50 8.31 27.36 27.52 11.87 7,13 DPPKA 8. Dana perimbangan yang terserap dibanding yang direncana 99,45 100.54 103.11 99.77 97.72 na DPPKA 9. Belanja untuk urusan pendidikan dan kesehatan 52,83 54.54 52.86 46.35 46.74 na DPPKA 10. Opini BPK terhadap Lap Keu Daerah WTP WTP WTP WTP blm diaudit BPKRI na DPPKA II- 58 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 11. Rasio temuan BPK RI yang ditindaklanjuti Nihil 64 88 blm diaudit na DPPKA 12. Keberadaan PERDA tentang Pengelolaan Keuangan Daerah berdasarkan PP 582005 ada ada ada ada ada na DPPKA 13. Ketepatan waktu penyampaian Laporan keuangan dan Laporan kinerja berdasarkan PP 82006 Tepat, Tgl. 6 Maret 2012 Tepat, Tgl. 6 Maret 2013 Tepat, Tgl. 13 Maret 2014 blm bisa diisi na DPPKA 14. Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan 178 144 144 216 180 180 Inspektorat 15. Jumlah laporan hasil tindak lanjut dan ekspose temuan hasil pengawasan yang telah disusun 430 389 428 687 11 558 Inspektorat Sumber: DPPKA dan Inspektorat Kota Surakarta, 2014 21 Ketahanan Pangan Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang mencakup ketersediaan, distribusi, dan konsumsi bahan pangan. Hal tersebut sesuai dengan definisi FAO dan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan, ketahanan pangan di suatu daerah mencakup empat komponen, yaitu: 1 kecukupan ketersediaan pangan; 2 stabilitas ketersediaan pangan tanpa fluktuasi dari musim ke musim atau dari tahun ke tahun; 3 aksesibilitas keterjangkauan terhadap pangan; dan 4 kualitaskeamanan pangan. Ketersediaan pangan dapat dilihat dari Ketersediaan Energi Per Kapita sebesar 1.554,85 dan Ketersediaan Protein Per Kapita sebesar 1.411,13. Upaya peningkatan ketahanan pangan diwujudkan melalui Pengembangan Cadangan Pangan Daerah Raskinda dengan capaian tahun 2014 sebesar 100, dan Penguatan Cadangan Pangan di sebanyak 51 kelurahan. Untuk memastikan aksesibilitas pangan, dilakukan pemantauan analisis akses harga pangan pokok dengan capaian 100. Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan di Kota Surakarta tercatat sebesar 100. Capaian Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan capaiannya mencapai 100. Berkaitan dengan penganekaragaman pangan, skor PPH Kota Surakarta pada tahun 2014 sebesar 90,3. Kondisi ini menunjukkan bahwa penganekaragaman konsumsi pangan II- 59 masyarakat di Kota Surakarta tergolong baik. Beberapa upaya telah dilakukan dalam rangka meningkatkan penganekaragaman pangan, diantaranya pemanfaatan pekarangan untuk penanaman berbagai bahan pangan yang dapat dikonsumsi keluarga. Capaian kinerja bidang ketahanan pangan Kota Surakarta dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 2.34. Capaian Indikator Kinerja Bidang Ketahanan Pangan di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 NO INDIKATOR Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Regulasi ketahanan pangan - - ada ada ada ada KKP 2 Peningkatan Ketersediaan dan Distribusi Pangan 100 100 100 100 100 100 KKP 3 Peningkatan kewaspadaan pangan, dan sarana dan prasarana ketahanan pangan menuju terwujutnya mutu keamanan pangan masyarakat 84,9 94,72 115,96 122,83 132,96 140 KKP 4 Pengembangan Cadangan Pangan Daerah Raskinda - - - 100,00 100,00 100 KKP 5 Pemantauan analisis akses harga pangan pokok - - 100,00 100,00 100,00 100,00 KKP 6 Ketersediaan pangan utama - 52.853.000 58.000.470 67.366.800 74.943.000 83.264.000 KKP 7 Ketersediaan Energi Per Kapita - 1.136,78 1.448,95 1.078,69 1.554,85 1.665,65 KKP 8 Ketersediaan Protein Per Kapita - 1.352,14 1.385,89 1.401,12 1.411,13 1.425,26 KKP 9 Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Daerah - 100 100 100 100 100 KKP 10 Skor PPH - 86,11 89,6 90,1 90,3 93 KKP 12 Stabilitas Harga dan - - 100 100 100 100 KKP II- 60 NO INDIKATOR Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pasokan Pangan 13 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan - 100 100 100 100 100 KKP 14 Penanganan Daerah Rawan Pangan - 6,67 13,33 6,67 - - KKP 15 Penguatan Cadangan Pangan - 51 51 51 51 KKP Sumber: KKP Kota Surakarta, 2014 22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pemberdayaan masyarakat mencakup tiga aspek utama, yaitu: 1 pemberdayaan sumber daya manusia SDM, 2 perberdayaan sosial ekonomi yang bertumpu pada potensi lokal, dan 3 pemberdayaan lingkungan. Kelembagaan masyarakat yang ada di Kota Surakarta antara lain Posyandu sebanyak 594 buah, dengan tingkat keaktifan sebesar 100. Selain itu terdapat pula Lembaga Pemberdayaan Masyarakat tingkat kelurahan sebanyak 51 LPM, dengan jumlah LPM berprestasi sebanyak 5 LPM. Pencapaian kinerja urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.35. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 NO INDIKATOR Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. PKK aktif 100 100 100 100 100 100 Bapermas 2. Posyandu 594 594 594 594 594 594 Bapermas 3. Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK 3.368 3.368 3.368 3.368 3.368 3.368 Bapermas 4. Posyandu aktif 100 100 100 100 100 100 Bapermas 5. LPM Berprestasi 9,8 9,80 9,80 9,80 9,80 551 9,80 Bapermas 6. Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat LPM 100 100 100 100 100 100 Bapermas 7. Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat - - - - - Bapermas 8. Pemeliharaan Pasca Program - - - - - Bapermas II- 61 NO INDIKATOR Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 pemberdayaan masyarakat Sumber: Bapermas, PP, PA, dan KB Kota Surakarta, 2014 23 Statistik Penyediaan data statistik untuk mendukung perencanaan pembangunan daerah diselenggarakan melalui pengembangan sistem pelayanan statistik nasional yang handal, efektif, dan efisien, sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 16 tahun 1997 tentang Statistik. Berdasarkan pengelompokan kegunaan, terdiri atas statistik dasar, statistik sektoral, dan statistik khusus. Penyediaan statistik dasar dilakukan oleh Badan Pusat Statistik BPS Kota Surakarta melalui metode sensus maupun survey. Kegiatan penyusunan data statistik oleh pemerintah Kota Surakarta bekerjasama dengan BPS setiap tahun adalah Kota Surakarta Dalam Angka, Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Surakarta, Indeks Harga Konsumen dan Inflasi di Kota Surakarta. Pencapaian kinerja urusan statistik dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.36. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Statistik di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Buku ”Kota dalam angka” ada ada ada ada belum ada Bappeda 2 Buku ”PDRB Kota” ada ada ada ada belum ada Bappeda Sumber: Bappeda Kota Surakarta, 2014 24 Kearsipan Penyelenggaraan urusan kearsipan memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi terciptanya tata pemerintahan daerah yang baik. Dalam pelaksanaan urusan kearsipan tidak hanya berkaitan dengan penyimpanan arsip semata namun mencakup banyak hal, mulai dari pengumpulan arsip, pengelolaanpenyelamatan arsip, penyimpanan arsip, hingga pemanfaatan arsip. Beberapa capaian di bidang kearsipan pada tahun 2014 antara lain Arsip SKPDUPTD terakuisisi dan tersimpan sebanyak 10.200 berkas, Database arsip SKPDUPTD terakuisisi sebanyak 120 SKPDUPTD, Arsip SKPDUPTD tertib sebanyak 60 SKPD, dan Arsipdokumen daerah dapat dilestarikan sejumlah 40000 bahan pustaka, 24200, 900 ML arsip kacau. Tentunya capaian- capaian tersebut perlu ditingkatkan dalam rangka meningkatkan tertib kearsipan di Kota Surakarta. II- 62 Pencapaian kinerja urusan kearsipan dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.37. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kearsipan di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 Sumber: Kantor Arpusda Kota Surakarta, 2014 25 Komunikasi dan Informatika Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat menuntut peningkatan penyediaan sarana dan prasarana dan peningkatan kualitas SDM dalam pemanfaatan teknologi No Indikator Satuan Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Pusat Informasi Daerah - - 1 - - - Kantor Arpusda 2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan - 100 100 100 60 - Kantor Arpusda 3 Pengelolaan arsip secara baku SKPD - - 91 135 120 - Kantor Arpusda 4 Adanya dasar hukum tentang kearsipan dilingkungan Pemerintah Kota Surakarta Perwali - 1 3 - - 3 Kantor Arpusda 5 Arsip SKPDUPTD terakuisisi berkas - - - 5000 10200 10000 Kantor Arpusda 6 Arsip SKPDUPTD tersimpan berkas - - - 5000 10200 10000 Kantor Arpusda 7 Sarana kearsipan tersedia rak - 30 30 30 2 Roll 2 Roll Kantor Arpusda 8 Database arsip SKPDUPTD terakuisisi SKPD UPTD Terinsta ll dan Termone v - - - 135 120 140 Kantor Arpusda 9 Sarana layanan informasi arsip tersedia - - 3 PC, 1 Printer, 1 Aplikas i 4 Laptop, 2 PC 6 PC, 1 Printer 4 Horizon tal data Plan Kantor Arpusda 10 Arsip SKPDUPTD tertib orang - 60 100 100 60 50 Kantor Arpusda 11 Arsipdokumen daerah dapat dilestarikan berkas - 5000 40000 bahan pustak a, 5000 berkas 40000 bahan pustak a, 5000 berkas 40000 bahan pustak a, 24200, 900 ML arsip kacau 345 arsip, 200 arsip kartogr aphi, 38000 berkas, 600 ML arsip kacau Kantor Arpusda II- 63 informasi. Beberapa perkembangan di bidang komunikasi dan informatika antara lain Jumlah jaringan komunikasi sebanyak 11 unit, website milik pemerintah daerah sebanyak 9 unit, Persentase SKPD telah memiliki website sebesar 10 persen, dan cakupan layanan SST sebanyak 381.000 unit. Beberapa upaya dilakukan pemerintah kota dalam rangka diseminasi dan pendistribusian informasi. Beberapa capaian yang dihasilkan pada tahun 2014 antara lain: Media massa seperti majalah, radio, dan televisi berturut-turut sebanyak 13 buah, 36 buah, 38 buah; media baru seperti website media online selama 360 hari; Media tradisional seperti pertunjukan rakyat sebanyak 20 kali; Media interpersonal seperti sarasehan, ceramahdiskusi dan lokakarya sebanyak 18 kali; Media luar ruang seperti media buletin, leaflet, booklet, brosur,spanduk, dan baliho berturut-turut sebanyak 3 kali, 5 kali, 2 kali, 1 kali, 30 kali, dan 25 kali; dan PameranExpo sebanyak 3 kali. Beberapa capaian yang lain yaitu Frekuensi Penyebarluasan informasi melalui Media elektronik Cetak sebanyak 59 kali; dan jumlah penyediaan informasi bagi tamu sebanyak 500 kali. Pencapaian kinerja urusan komunikasi dan informatika dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.38. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Komunikasi dan Informatika di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Jumlah jaringan komunikasi 11 11 11 11 11 11 Dishub- kominfo 2 Web site milik pemerintah daerah 8 8 8 9 9 9 Dishub- kominfo 3 Rasio wartelwarnet 0,25 0,2 0,15 0,15 0,15 0,15 Dishub- kominfo 4 Jumlah surat kabar nasionallokal 12 12 12 12 12 12 Dishub- kominfo 5 Jumlah penyiaran radioTV 18 19 19 19 19 19 Dishub- kominfo 6 Cakupan layanan SST - - 380.000 380.000 381.000 381.000 Dishub- kominfo 7 Persentase SKPD telah memiliki website 8,6 8,60 8,60 9,70 10 12 Dishub- kominfo 8 Cakupan pengembangan dan pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat di Tingkat Kecamatan Dishub- kominfo 9 Pelaksanaan Diseminasi dan Dishub- kominfo II- 64 No Indikator Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pendistribusian Informasi Nasional Melalui: Media massa seperti majalah, radio, dan televisi; 12,42,38 10, 36, 38 16, 36, 42 12, 36, 33 13, 36, 38 14, 36, 38 Dishub- kominfo Media baru seperti website media online; 360 360 360 360 360 360 Dishub- kominfo Media tradisional seperti pertunjukan rakyat; 19 19 18 19 20 20 Dishub- kominfo Media interpersonal seperti sarasehan, ceramahdiskusi dan lokakarya; danatau 6 8 12 18 18 Dishub- kominfo Media luar ruang seperti media buletin, leaflet, booklet, brosur, spanduk, dan baliho. 12, 11, 1, 70, 40 6, 4, 2, 70, 40 6, 6, 4, 80, 50 4, 8, 5, 80, 50 3, 5, 2, 1, 30, 25 3, 5, 2, 1, 30, 25 Dishub- kominfo PameranExpo 1 1 3 1 3 Dishub- kominfo 15 Jumlah Wartawan Media Cetak Elektronik LP 50 45 45 50 50 50 Dishub- kominfo 16 Jumlah Penyediaan Informasi bagi tamu 125 125 150 259 500 400 Dishub- kominfo 17 Frekuensi Penyebarluasan informasi melalui Media elektronik Cetak 43 43 94 115 59 55 Dishub- kominfo Sumber: Dishubkominfo Kota Surakarta, 2014 26 Perpustakaan Perpustakaan yang ada di Kota Surakarta terdiri dari perpustakaan yang dimiliki oleh Pemkot, perpustakaan yang dimiliki oleh lembaga pendidikan, dan perpustakaan yang dimiliki oleh kelompok-kelompok masyarakat. Tingkat pelayanan perpustakaan menunjukkan peningkatan, terlihat dari tingkat kunjungan perpustakaan daerah. Tingkat kunjungan perpustakaan daerah menurun dari sebesar 23.500 pada tahun 2013 menjadi sebesar 3.383 pada tahun 2014. Pengurangan ini mungkin disebabkan oleh adanya pindah lokasi karena adanya renovasi sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui. Jumlah koleksi perpustakaan daerah tercatat sebanyak 36.719 judul, 39.928 eksemplar. Tingkat kunjungan perpustakaan keliling II- 65 ke sekolah juga menunjukkan peningkatan dari sebesar 82.000 pengunjung menjadi 90.000 pengunjung. Begitu pula tingkat kunjungan ke perpustakaan keliling non lingkungan sekolah dari sebesar 50.500 pengunjung pada tahun 2011 menjadi 82.000 pengunjung pada 2014. Selain perpustakaan daerah dan perpustakaan keliling, terdapat pula Perpustakaan kampung, dan Perpustakaan Pojok Baca. Jumlah perpustakaan kampung pada tahun 2014 sebanyak 18 buah, dengan Tingkat Koleksi yang tersedia perpustakaan kampung sebanyak 52.309 eksemplar. Jumlah Perpustakaan Pojok Baca pada tahun 2014 sebanyak 39 buah, dengan Tingkat Koleksi yang tersedia perpustakaan Pojok baca sebanyak 5.100 eksemplar, dan Tingkat kunjungan dalam Satu tahun sebanyak 100.000 orang. Pencapaian kinerja urusan perpustakaan dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.39. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Perpustakaan di Kota Surakarta Tahun 2010-2014 No Indikator Satuan Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Perpustakaan Daerah 1. Jumlah Perpustakaan Daerah Unit 1 1 1 1 1 1 Kantor Arpusda 2. Tingkat kunjungan dalam Satu tahun Pengunjung 10.62 5 18.25 20.30 23.500 3.383 25000 Kantor Arpusda 3. Peningkatan SDM pengelola perpustakaan daerah Orang - 45 300 75 100 Kantor Arpusda 4. Tingkat Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 34.02 8 35.66 5 36.04 5 36.715 39.928 Kantor Arpusda Perpustakaan Keliling 5. Jumlah Armada Perpustakaan Keliling Armada 4 4 4 4 4 4 Kantor Arpusda 6. Tingkat Pelayanan Perpustakaan Keliling Kecamatan 4 4 4 4 5 Kantor Arpusda II- 66 No Indikator Satuan Capaian Target SKPD 2010 2011 2012 2013 2014 2015 7. Tingkat Koleksi yang tersedia perpustakaan keliling lingkungan sekolah Eksemplar - 4200 4350 4360 4400 4469 Kantor Arpusda 8. Tingkat kunjungan dalam Satu tahun Pengunjung 60000 75000 82000 90000 100000 Kantor Arpusda 9. Tingkat kunjungan dalam Satu tahun perpustakaan keliling lingkungan non sekolah Pengunjung 50500 61000 74000 82000 90000 Kantor Arpusda Perpustakaan kampung 10. Jumlah Perpustakaan Kampung Perpustakaan 18 18 18 18 18 18 Kantor Arpusda 11. Tingkat Koleksi yang tersedia perpustakaan kampong Eksemplar 56247 56247 53650 52309 53000 Kantor Arpusda Perpustakaan Pojok Baca 12. Jumlah Perpustakaan Pojok Baca Kelurahan - - - - - 39 Kantor Arpusda 13. Tingkat Koleksi yang tersedia perpustakaan Pojok baca Eksemplar - - - - - 5100 Kantor Arpusda 14. Tingkat kunjungan dalam Satu tahun Pengunjung - - - - - 100000 Kantor Arpusda Sumber: Kantor Arpusda Kota Surakarta, 2014

b. Fokus Urusan Layanan Pilihan