II- 17
c. Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan
Gender
Indeks Pembangunan
Gender IPG
Kota Surakarta
menunjukkan peningkatan dalam kurun waktu 2008-2012, dari sebesar 74,90 pada tahun 2012 menjadi 76,76 pada tahun 2012.
Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia perempuan di Kota Surakarta semakin membaik, khususnya pada
bidang pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan. IDG juga meningkat dari sebesar 59,60 pada tahun 2008 menjadi 77,56
pada tahun 2012. Kondisi ini menunjukkan bahwa keberdayaan perempuan di Kota Surakarta semakin baik. Perkembangan IPG
dan IDG Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.12. Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan
Gender di Kota Surakarta Tahun 2010-2012 No
INDIKATOR 2010 2011
2012 2013
1 Indeks Pembangunan Gender IPG
75,68 76,37 76,76 77,61 2
Indeks Pemberdayaan Gender IDG 75,75 78,06 77,56 78,93
Sumber: Bapermas PP, PA,dan KB Kota Surakarta, 2015
d. Fokus Seni Budaya dan Olahraga
Jumlah kelompok seni yang ada di Kota Surakarta tercatat sebanyak 79 organisasi. Terdiri dari kelompok seni tari, kelompok
seni musik, kelompok seni vokal, kelompok teater, dan kelompok seni rupa. Rasio grup seni per 10.000 penduduk di Kota Surakarta
angkanya tetap selama tahun 2013 yaitu 0,0209. Fasilitasi penyelenggaraan festival budaya daerah yang dilaksanakan di Kota
Surakarta, antara lain: 1. Solo Carnaval, 2. Solo Menari, 3. Mangkunegaran Performing Art, 4. Mangkunegaran Art Festival, 5.
Festival Gamelan Akbar, 6. Festival Kuliner, 7. Solo Keroncong Festival, 8. Solo Blues Festival, 9. Solo City Jazz, 10. Vastenburg
Carnival Solo, 11. Pentas Seni di CFD, 12. Apresiasi Musik Kebangsaan.
3. Aspek Pelayanan Umum
a. Fokus Layanan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan
dengan Pelayanan Dasar 1
Pendidikan
a
Pendidikan Anak Usia Dini PAUD
Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini PAUD di Kota Surakarta
selama tiga
tahun terakhir
menunjukkan peningkatan. Angka Partisipasi Kasar APK PAUD pada tahun
2014 tercatat sebesar 68, meningkat dari tahun 2013 sebesar 63,52. Hal tersebut ditunjang juga dengan semakin
meningkatnya jumlah PAUD. Jumlah PAUD di Kota Surakarta meningkat dari 485 unit pada tahun 2011 menjadi 513 unit
pada tahun 2013.
II- 18
b
Pendidikan Dasar
Partisipasi pendidikan dasar dapat dilihat dari Angka Partisipasi Kasar APK, Angka partisipasi Murni APM, Angka
Putus Sekolah, dan angka melanjutkan. Selama kurun waktu 2011-2014 APK SDMI dan SMPMTs fluktuatif, dengan
kecenderungan meningkat. Apabila dikaitkan dengan tingkat ketercapaian indikator Pendidikan Untuk Semua PUS pada
jenjang pendidikan dasar, yaitu pada tahun 2015 seluruh penduduk usia pendidikan dasar menempuh pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar, maka tingkat capaian Kota Surakarta pada tahun 2011 untuk jenjang SDMI dan SMPMTs telah
tercapai.
APK SDMI pada tahun 2014 sebesar 149,89 meningkat dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 126,46. APM
SDMI Kota Surakarta pada tahun 2014 sebesar 127,06 persen meningkat dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 107,54
persen. Pada jenjang SMP, APK SMPSMPLBMTs tahun 2014 sebesar 132,82 meningkat dari tahun 2012 sebesar 133,26.
Sementara itu APM SMPSMPLBMTs pada tahun 2014 sebesar 95,42, sama dengan tahun 2013. APK di Kota Surakarta
capaiannya lebih dari 100 karena ada penduduk dari kabupaten lain yang bersekolah di Kota Surakarta.
Angka Putus Sekolah pada tahun 2014 pada jenjang pendidikan SDMI sebesar 0,03, sama dengan capaian tahun
2013. Sementara itu Angka Putus Sekolah SMPMTs pada tahun 2014 sebesar 0,35 lebih tinggi dibandingkan tahun
2013 sebesar 0,34. Walaupun demikian angka putus sekolah tersebut relatif rendah. Angka Melanjutkan AM dari SDMI ke
SMPMTs pada tahun 2014 sebesar 103,81. Adapun Angka Melanjutkan AM dari SMPMTs ke SMASMKMA sebesar
143,57.
Angka Kelulusan AL SDMI pada tahun 2014 tergolong baik, yaitu sebesar 100. Namun pada jenjang SMP perlu
ditingkatkan karena Angka Kelulusan AL SMPMTs pada tahun 2014 baru mencapai sebesar 89,46. Dilihat dari Rata-
Rata nilai UASBN SD Sederajat capaian tahun 2014 sebesar 5,3. Adapun rata-rata nilai Ujian Nasional UN SMP Sederajat
sebesar 5,61. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas pengajaran perlu ditingkatkan agar rata-rata nilai UASBN
maupun UN dapat mencapai angka yang ideal. Peningkatan pendidikan guru juga perlu ditingkatkan, terlihat dari
persentase Guru SDMI yang memenuhi kualifikasi S1D-IV sebesar 77,62, dan Guru SMPMTs yang memenuhi
kualifikasi S1D-IV sebesar 82,10.
c
Pendidikan Menengah
Partisipasi pendidikan pada jenjang pendidikan menengah dalam kurun waktu tahun 2011-2014 juga menunjukkan
II- 19
peningkatan. APK SMASMKMA Kota Surakarta pada tahun 2014 sebesar 163,85 naik dibandingkan tahun 2013 sebesar
193,05. APM SMASMKMA pada tahun 2014 sebesar 116,08 sedikit menurun dibandingkan dengan tahun 2013
sebesar 120,92. Angka Putus Sekolah APS SMASMKMA pada tahun 2014 sebesar 0,50, menurun jika dibandingkan
tahun 2013 sebesar 0,51.
Kualitas pendidikan menengah dapat dilihat dari capaian Angka Kelulusan AL SMASMKMA sebesar 97,2, Rata-rata
nilai UN SMA MA sebesar 6,58, dan Rata-RATA nilai UN SMK sebesar 6,76. Tentunya rata-rata nilai UN tersebut perlu
ditingkatkan dengan memperbaiki sistem pembelajaran di sekolah. Guru SMASMKMA yang memenuhi kualifikasi S1D-
IV pada tahun 2014 sebesar 85,99, sama dengan capaian tahun 2013.
Secara rinci capaian kinerja urusan pendidikan dapat dapat disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.13. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pendidikan di
Kota Surakarta Tahun 2010-2014
No Indikator
Capaian Target
SKPD 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Angka Melek Huruf
96,68 96,71
99,73 100
100 100
Dikpora 2
Rata-rata Lama Sekolah Tahun
10,32 10,34
10,49 10,53
Dikpora 3
APK Jenjang SD SDSDLBMI
111,74 137,30 134,79 126,46 149,89
152 Dikpora
4 APK Jenjang SMP
SMPSMPLBMTs 104,66
148,07 140,47 133,26 132,82 134
Dikpora 5
APK Jenjang SMA SMASMKSMALB
MA 128,18
158,76 161,97 193,05 163,85 165
Dikpora 6
APM SDMI 94,50
116,18 109,25 107,54 127,06 129
Dikpora 7
APM SMPMTs 79,08
104,97 97,23
95,42 95,42
97 Dikpora
8 APM SMASMKMA
89,89 111,15 111,46 120,92 116,08
118 Dikpora
9 APK Pendidikan Anak
Usia Dini PAUD 70,84
67,46 79,00
63,52 68
70 Dikpora
10 Penduduk yang berusia
15 tahun melek huruf tidak buta aksara
97,7 97,7
99,47 100
100 100
Dikpora
11 Angka Partisipasi
Murni APM SDMIPaket A
94,5 116,18 115,87 106,23 127,06
129 Dikpora
12 Angka Partisipasi
Murni APM SMPMTsPaket B
79,08 104,97 103,48
95,42 95,52
97 Dikpora
13 Angka Partisipasi
Murni APM SMASMKMAPaket
C 89,89
111,15 121,83 116,04 116,08 118
Dikpora
14 Angka Putus Sekolah
0,05 0,04
0,04 0,03
0,03 0,02
Dikpora
II- 20
No Indikator
Capaian Target
SKPD 2010
2011 2012
2013 2014
2015
APS SDMI 15
Angka Putus Sekolah APS SMPMTs
0,84 0,84
0,58 0,34
0,35 0,33
Dikpora 16
Angka Putus Sekolah APS SMASMKMA
0,84 0,60
0,71 0,51
0,50 0,45
Dikpora 17
Angka Kelulusan AL SDMI
96,4 99,08 100,00
97,63 100
100 Dikpora
18 Angka Kelulusan AL
SMPMTs 89,34
89,17 89,59
86,44 89,46
92 Dikpora
19 Angka Kelulusan AL
SMASMKMA 88,13
80,41 96,78
97,84 92,18
94 Dikpora
20 Angka Melanjutkan
AM dari SDMI ke SMPMTs
96,49 109,84 117,08 103,81 103,81
106 Dikpora
21 Angka Melanjutkan
AM dari SMPMTs ke SMASMKMA
90 132,20 143,89 143,57 143,57
145 Dikpora
22 Guru yang memenuhi
kualifikasi S1D-IV 71,71
76,79 76,86
82,17 77,47
80 Dikpora
23 Rata-RATA nilai
UASBN SD Sederajat 7,39
5,24 5,14
5,3 7,43
7,5 Dikpora
24 Rata-rata nilai UN SMP
Sederajat 5,11
6,42 5,93
5,61 6,21
6,3 Dikpora
25 Rasio ketersediaan
sekolah penduduk usia sekolah
34,1 54,25
50,72 61,28
49,78 52
Dikpora 26
Rasio gurumurid 71,45
58,63 60,27
60,43 89,94
91 Dikpora
27 Rata-RATA nilai UN
SMA MA 5,24
6,18 4,75
6,46 6,58
6,7 Dikpora
28 Rata-RATA nilai UN
SMK 6,65
6,93 7,49
6,76 6,76
6,9 Dikpora
29 Rasio Ketersediaan
Sekolah Menengah 25,99
34,71 32,86
33,52 33,52
35 Dikpora
30 Guru SDMI yang
memenuhi kualifikasi S1D-IV
53,38 67,79
74,03 77,62
77,62 80
Dikpora
31 Guru SMPMTs yang
memenuhi kualifikasi S1D-IV
75,13 78,83
82,11 82,11
82,10 85
Dikpora
32 Guru SDMI,
SMPMTs, SMASMKMA yang
memenuhi kualifikasi S1D-IV
71,71 76,79
78,72 81,79
81,79 83
Dikpora
33 Guru SMASMKMA
yang memenuhi kualifikasi S1D-IV
88,62 85,44
81,19 85,99
85,99 88
Dikpora 34
Rasio APM perempuanlaki2 di SD
1 0,98
0,98 0,99
1 1
Dikpora 35
Rasio APM perempuanlaki2 di
SMP 1,2
1 1,01
1,02 1,02
1,02 Dikpora
II- 21
No Indikator
Capaian Target
SKPD 2010
2011 2012
2013 2014
2015
36 Rasio APM
perempuanlaki2 di SMA
1,04 1,15
1,1 1,14
1,14 1,14
Dikpora Sumber: Dikpora Kota Surakarta, 2014
2 Kesehatan
a
Rasio sarana kesehatan per satuan penduduk
Sarana kesehatan
meliputi Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, dan Rumah Sakit. Jumlah puskesmas di Kota
Surakarta pada tahun 2014 sebanyak 43 unit yang terdiri dari 4 unit puskesmas DTP, 13 unit puskesmas TTP, dan 26
puskesmas pembantu. Sementara itu jumlah rumah sakit sebanyak 12 unit. Diperhitungkan dengan jumlah penduduk,
dapat diketahui bahwa Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan
penduduk sebesar
0,2 per
1000 penduduk.
Dibandingkan dengan jumlah kecamatan, dapat diketahui bahwa
Cakupan puskesmas
sebesar 340.
Apabila dibandingkan dengan jumlah kelurahan, dapat diketahui bahwa
cakupan pembantu
puskesmas sebesar
50,9. Dapat
disimpulkan bahwa ketersediaan sarana kesehatan di Kota Surakarta sudah memadai.
b
Rasio Tenaga Kesehatan
Selain sarana kesehatan, faktor penunjang pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah ketersediaan tenaga
kesehatan. Rasio dokter per satuan penduduk Kota Surakarta mengalami peningkatan dari tahun 2011-2014. Rasio dokter per
satuan penduduk pada tahun 2014 sebesar 1,8 per 1000 penduduk, meningkat dari tahun 2013 sebesar 1,5 per 1000
penduduk.
c
Angka Kematian Ibu AKI
Angka kematian ibu di Kota Surakarta dalam kurun waktu tahun 2011-2013 mengalami kondisi yang fluktuatif, pada
tahun 2014 terjadi peningkatan menjadi 71,35 per 100.000 kelahiran hidup. Walaupun demikian, angka tersebut berada di
bawah target MDG
’s 82,12 per 100.000 KH. Penyebab kematian ibu di Kota Surakarta mayoritas adalah preeklamsia,
dan lainnya karena pendarahan. Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota Surakarta
antara lain dengan mengintensifkan kelas hamil di 17 Puskesmas Kota Solo. Kelas hamil diberikan sebanyak 14 kali
pertemuan guna menekan angka kematian ibu melahirkan. Upaya penurunan kasus kematian ibu juga dilakukan melalui
pelayanan pemeriksaan rutin kehamilan. Cakupan pelayanan antenatal K4 di Kota Surakarta sudah cukup baik. Pada tahun
2014 cakupan pelayanan antenatal K4 sudah mencapai
II- 22
96,58. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih. Capaian pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih di Kota
Surakarta tahun 2013 telah mencapai 100, namun pada tahun 2014 capaiannya hanya 94,5.
d
Angka Kematian Bayi dan Balita
Angka Kematian Bayi AKB Kota Surakarta dari tahun 2011-2014 fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Pada
tahun 2014 AKB di Kota Surakarta sebesar 4,79 per 1.000 kelahiran hidup, sedikit meningkat dari tahun 2013 sebesar
3,22 per 1000 KH. Angka Kematian Balita AKBa dihitung berdasarkan jumlah kematian balita 0
–5 tahun per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKABA di Kota
Surakarta dari tahun 2011-2014 juga fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Pada tahun 2014 AKABA sebesar
0,51 per 1.000 kelahiran hidup, menurun dibandingkan tahun 2013 sebesar 4,43 per 1000 KH.
e
Penyakit Menular
Beberapa penyakit menular yang perlu diwaspadai antara lain Tuberculosis TB, Demam Berdarah DB, dan HIVAIDs.
Tingkat prevalensi TB di Kota Surakarta pada tahun 2014 sebesar 98,6 per 100.000 penduduk. Jumlah kematian akibat
TB paru sebanyak 1 per 100.000 penduduk, angka ini menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Jumlah kasus DBD di Kota Surakarta pada tahun 2014 tergolong banyak. Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit DBD di Kota Surakarta mencapai 100. Pemerintah kota telah melakukan beberapa kegiatan, antara
lain penyuluhan kepada masyarakat, baik melalui program penyuluhan khusus maupun kampanye kesehatan yang
melibatkan kader dan masyarakat, pemantauan jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti pada permukiman dengan capaian angka
bebas jentik aedes sebesar 94,11.
Prevalensi HIV pada penduduk usia 15-24 tahun pada tahun 2014 sebesar 2, meningkat dibandingkan tahun 2013
sebesar 0,38. Proporsi penduduk yg terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat antiretroviral sebesar 89. Sementara
itu proporsi penduduk yang memiliki pengetahuan tentang HIV AIDS pada tahun 2014 sebesar 40. Kondisi ini menunjukkan
bahwa perlu upaya penyadaran kepada masyarakat mengenai kesehatan reproduksi remaja.
f
Pemenuhan Gizi
Pemenuhan gizi di Kota Surakarta dapat dilihat dari persentase balita gizi buruk sebesar 0, Prevalensi balita gizi
kurang sebesar 2,58, Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan sebesar 100, dan Persentase Balita ditimbang berat
badannya DS sebesar 79,19. Persentase Bayi 0-6 bulan
II- 23
mendapat ASI Eksklusif. Kondisi ini menunjukkan bahwa perlu ada
peningkatan kesadaran
ibu untuk
memantau perkembangan berat badan balita, dan peningkatan kesadaran
ibu menyusui untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
g
Kesehatan Lingkungan
Kondisi kesehatan lingkungan di Kota Surakarta perlu ditingkatkan, terlihat dari capaian indikator Cakupan Rumah
Sehat sebesar 71,38, Cakupan Kualitas Air minum yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 65,8, Cakupan jamban
keluarga yang memenuhi syarat sebesar 90,81, Persentase tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan Hotel, Taman,
rekreasi dan tempat hiburan, dll sebesar 95,9, dan Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat PHBS
sebesar 91,31.
Secara rinci capaian kinerja urusan kesehatan dapat dapat disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.14. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kesehatan di
Kota Surakarta Tahun 2010-2014 NO
Indikator
Capaian Target
SKPD
2010 2011
2012 2013 2014
2015
1 Angka Kematian Ibu
AKI
90,15 39,4
59,2 30,21 71,35
50
DKK 2
AKB per 1.000 Kelahiran Hidup
6,61 4,7
6,02 3,22
4,79 4
DKK 3
AKABA per 1.000 Kelahiran Hidup
1,8 5,34
6,61 4,43
0,51 0,15
DKK 4
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan
pasien masyarakat miskin
100 100
100 100
100 100
DKK
5 Cakupan pelayanan
kesehatan dasar masyarakat miskin
100 100
100 100
100 100
DKK 6
Cakupan kelurahan Siaga Aktif
100 100
100 100
100 100
DKK 7
Cakupan kelurahan Siaga Aktif
100 100
100 100
100 100
DKK 8
Persentase balita gizi buruk
DKK 9
Prevalensi balita gizi kurang
6,59 5,86
3,46 3,72
2,58 5
DKK 10
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat
perawatan
100 100
100 100
100 100
DKK 11
Persentase Balita ditimbang berat
badannya DS
69,53 72,70 83,60 75,59
79,19 80
DKK 12
Cakupan pelayanan anak balita
- 93,20 93,48 80,47
82,59 90
DKK 13
Persentase Bayi 0-6 bulan mendapat ASI
26,30 42,05 46,07 55,78
67,72 50
DKK
II- 24 NO
Indikator
Capaian Target
SKPD
2010 2011
2012 2013 2014
2015
Eksklusif 14
Cakupan pemberian makanan
pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin
3,20
DKK
15 Persentase Bayi
mendapat kapsul vitamin A
99,80 99,53
100 100
100 100
DKK 16
Persentase Balita usia 6-59 bulan mendapat
kapsul vitamin A
99,90 99,86
100 100
100 100
DKK 17
Persentase Ibu hamil mendapat 90 tablet
besi
93,14 96,35 97,14 97,50
96,74 100
DKK 18
Persentase Ibu hamil yang anemia
10,40 6,13
5,30 6,20
6,80 40
target Nasional
DKK 19
Persentase kecamatan bebas
rawan gizi
100 100
100 100
100 100
DKK 20
Cakupan Rumah Sehat
94,83 90,28 91,98 71,71
71,38 75
DKK 21
Angka jentik aedes
92,5 94,38 95,36 94,95
94,11 95
DKK 22
Cakupan Kualitas Air minum yang
memenuhi syarat kesehatan
48 41,70 56,58 51,10
65,80 80
DKK
23 Cakupan jamban
keluarga yang memenuhi syarat.
83 90,79 93,46 86,85
90,81 85
DKK
24 Persentase tempat
umum yang memenuhi syarat
kesehatan Hotel, Taman, rekreasi dan
tempat hiburan, dll
93 92,33 96,39 94,34
95,90 80
DKK
25 Persentase Hotel yang
memenuhi syarat kesehatan
75 75,29 85,57 95,60
91,10 100
DKK 26
Persentase Restoran yang memenuhi
syarat kesehatan
98,20 98,20 91,18 96,30
97,14 100
DKK
27 Persentase
ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan
sesuai dengan kebutuhan
100 100
100 100
100 100
DKK
28 Persentase rumah
tangga berperilaku hidup bersih dan
sehat PHBS.
94,83 90,28 92,49 90,22
91,31 75
DKK
29 Cakupan Desa
kelurahan Universal Child Immunization
UCI
98,04 100
100 100
100 100
DKK
II- 25 NO
Indikator
Capaian Target
SKPD
2010 2011
2012 2013 2014
2015
30 Tingkat prevalensi
tuberkulosis per 100.000 penduduk
109,5 114
102 121,4 98,60
80
DKK
31 Tingkat kematian
karena tuberkulosis per 100.000
penduduk
0,6 1,2
1,4 1,0
2
DKK
32 Proporsi jumlah
kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dalam
program DOTS CDR
75,57 78,10 70,15
80 62,60
90
DKK
33 Proporsi kasus
Tuberkulosis yang berhasil diobati
dalam program DOTS success rate
90 96,73 94,58 91,13
96 90
DKK
34 Cakupan penemuan
dan penanganan penderita penyakit
TBC BTA
100 100
100 100
100 100
DKK
35 Cakupan penemuan
dan penanganan penderita penyakit
DBD
100 100
100 100
100 100
DKK
36 Prevalensi HIVAIDS
persen dari total populasi usia 15-49
tahun
0,16 0,13
0,16 0,38
41 45
DKK
37 Proporsi penduduk
usia 15-24 tahun yang memiliki
pengetahuan komprehensif tentang
HIV dan AIDS
13,5 14,11 22,59 22,57
35 45
DKK
38 Proporsi penduduk yg
terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses
pd obat antiretroviral
94,2 21,40 34,11 36,48
89 90
DKK
39 Angka kejadian
malaria per 1.000 penduduk
DKK 40
Persentase Diare KLB dapat ditangani 24
jam
100 100
100 100
100 100
DKK 41
Acute Flaccid Paralysis AFP Rate
0,86 3,3
2,68 3,5
0,86 2
DKK 42
Rasio dokter per satuan penduduk
1,22 1,2
1,28 1,5
1,8 1,5
DKK 43
Cakupan puskesmas
340 340
340 340
340 340
DKK 44
Cakupan pembantu puskesmas
50,90 50,90 50,90 50,90
50,90 50,9
DKK 45
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per
0,2 0,2
0,2 0,18
0,22 0,2
DKK
II- 26 NO
Indikator
Capaian Target
SKPD
2010 2011
2012 2013 2014
2015
satuan penduduk 46
Proporsi Puskesmas PONED sesuai
standar
23,53 23,53 23,53 23,53
23,53 23
DKK 47
Proporsi Puskesmas terakreditasi
- -
- -
- -
DKK 48
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
0,24 0,26
0,26 0,24
0,27 0,27
DKK 49
BOR Bed Occupancy Ratio
64,4 42,08 37,91 36,58
72,20 70
RSUD
50 AVLOS Average
Length of Stay = Rata- rata lamanya pasien
dirawat
4,4 2,22
2,31 3,39
3,2 baru 6
RS yang
masuk 6
RSUD
51 TOI Turn Over
Interval
2,4 3,05
3,05 5,78
1,6 baru 6
RS yang
masuk 2
RSUD
52 BTO Bed Turn Over =
Angka perputaran tempat tidur
72,3 69,2 59,84 39,78
61,71 baru 6
RS yang
masuk 70
RSUD
53 NDR Net Death Rate
2,6 2,2
2,2 2,1
2,3 0,05
RSUD 54
Proporsi RS PONEK
7,69 7,69 15,38 21,43
23,07 30
DKK 55
Proporsi RS terakreditasi
100 100
100 100
100 100
DKK
56 Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan
100 100
100 100
94,50 90
DKK
57 Cakupan kunjungan
bayi
94,58 97,22 97,56 95,50
96,36 90
DKK 58
Cakupan kunjungan Ibu hamil K4
94,78 96,55 96,55 97,73
96,58 95
DKK 59
Cakupan pelayanan nifas
98,35 99,73 99,73 99,85
94,45 90
DKK 60
Cakupan neonatus dengan komplikasi
yang ditangani
17,03 100
100 100
19,86 80
DKK 61
Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani
72,85 100
100 100
91,99 80
DKK 62
Cakupan pelayanan anak balita
69,63 93,20 93,48 80,47
82,59 90
DKK 63
Cakupan peserta KB aktif
81,10 83,22 84,27 81,85
80,96 70
DKK
64 Persentase
lingkungan bebas rokok di lingkungan
sekolah, tempat kerja, dan tempat
umum
82,41 81,80 88,21 88,36
93,60 100
DKK
II- 27 NO
Indikator
Capaian Target
SKPD
2010 2011
2012 2013 2014
2015
65 Posyandu aktif
98,33 100
100 100
100 100
DKK 66
Angka kematian Neonatal per 1000
kelahiran hidup
6,23 4,04
4,24 3,02
3,26 0,75
DKK
67 Persentase anak usia
1 tahun yang diimunisasi campak
94,58 99,1
97 96,60 97,70
85
DKK
68 Proporsi kelahiran
yang ditolong tenaga kesehatan terlatih
100 100
100 100
100 100
DKK 69
Cakupan pelayanan Antenatal
99,9 99,96 97,62 97,73
96,58 95
DKK 70
Jumlah kasus baru AIDS
17 18
18 38
47 55
DKK 71
Jumlah kasus baru HIV
16 15
7 19
18 22
DKK 72
Angka penemuan pasien Tubercolosis
BTA positif baru
75,2 75,56 74,55 64,33
62,58 90
DKK 73
Angka keberhasilan pengobatan pasien
Tubercolosis
90 95 94,58 89,05
89,2 90
DKK 74
Prevalensi balita kekurangan gizi
6,59 5,86
3,46 3,72
2,58 5
DKK 75
Prevalensi balita kekurangan gizi
6,59 5,86
3,46 3,72
2,58 5
DKK 76
Angka kelahiran remaja perempuan
usia 15-19 tahun per 1000
1,58 9,77 10,67 10,26
10,08
DKK
Sumber: DKK Kota Surakarta, 2014
3 Pekerjaan Umum
Pembangunan pada urusan pekerjaan umum mencakup jalan dan jembatan, drainase, dan air bersih. Jaringan jalan menjadi
bagian dari
sebuah jaringan
transportasi darat
yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan masyarakat. Kategori jalan
di Kota Surakarta terbagi atas 3 jenis, yaitu: Jalan Negara sepanjang 13,15 Km, Jalan Provinsi sepanjang 16,33 Km, dan
Jalan Kota sepanjang 676,56 km. Persentase jalan kota dalam kondisi baik pada tahun 2014 sebesar 72,00 Kondisi Jalan
Rusak 28. Sementara itu panjang jembatan kota dalam kondisi baik sebesar 87,00. Sebagai kota yang sangat padat kendaraan,
kondisi jalan kota tentunya perlu ditingkatkan kualitasnya, sehingga jumlah jalan rusak bisa berkurang. Untuk mendukung
hal tersebut, perlu pula ditingkatkan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana kebinamargaan karena capaiannya masih
rendah.
Kondisi drainase di Kota Surakarta juga masih menjadi permasalahan yang perlu dipecahkan karena masih terjadinya
banjir dan jalan yang tergenang. Hal ini dipengaruhi kondisi
II- 28
drainase yang kurang baik. Persentase drainase dalam kondisi baikpembuangan aliran air tidak tersumbat pada tahun 2014
sebesar 60,00. Pembangunanrehabilitasi turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan
kota sebesar 60 kondisi kurang baik 40. Untuk mengatasi hal tersebut tentunya diperlukan upaya pembangunan, perbaikan
rehabilitasi, dan perawatan saluran drainase dan turaptalud.
Pemenuhan sarana air bersih dan sanitasi di Kota Surakarta sampai dengan tahun 2014 tergolong baik, terlihat dari cakupan
Air Minum Perkotaan sebesar 93,23, dan cakupan Sanitasi sebesar 97,00. Dalam rangka menjamin pemenuhan kebutuhan
air bersih dan sanitasi, tentunya perlu ditingkatkan pembangunan sarana sanitasi dan air bersih.
Pencapaian kinerja urusan pekerjaan umum dengan mendasarkan beberapa indikator dapat diidentifikasi pada tabel
berikut:
Tabel 2.15. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pekerjaan
Umum di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 No
Indikator Capaian
Target SKPD
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1. Panjang jalan
Kota dalam kondisi baik
60,00 63.00
68.00 69.00
72.00 75,00
DPU 2.
Rumah Tangga berSanitasi
80,0 85,0
87,0 96,10
97,32 98,00
DPU 3.
Kawasan Kumuh
8,5 8,0
7,5 7,0
6,26 6,00
DPU 4.
Rumah tangga pengguna air
bersih 70,0
75,0 80,0
80,97 93,23
94,00 DPU
5. Drainase dalam
kondisi baik pembuangan
aliran air tidak tersumbat
70,00 75,00
78,00 80,00
60.00 70,00
DPU 6.
Turap talud di wilayah jalan
penghubung dan aliran
sungai rawan longsor lingkup
kewenangan kota dalam
kondisi baik 55
55.00 60.00
60.00 60.00
70,00 DPU
7. Panjang
jembatan kota dalam kondisi
baik 90,00
92.83 96.00
90.00 87.00
90,00 DPU
8. Persentase
pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana
kebinamargaan 25,00
25,00 25,00
30,00 30,00
60,00 DPU
9. Persentase
85,00 85,00
89,00 92,00
93,00 94,00
DPU
II- 29
No Indikator
Capaian Target
SKPD 2010
2011 2012
2013 2014
2015
wilayah bebas banjir
10. Tersedianya
pedoman Harga Standar
Bangunan Gedung Negara
di kabupatenkota.
ada ada
ada ada
ada Ada
DPU
11. Cakupan
Lingkungan yang sehat dan
aman yang didukung
dengan PSU 91,5
92,00 92,50
93,00 93,80
94,00 96,00
Sumber: DPU Kota Surakarta, 2014
4 Perumahan Rakyat
Jumlah penduduk yang semakin meningkat berdampak pada peningkatan jumlah kebutuhan perumahan. Kondisi perumahan
di Kota Surakarta sudah relatif baik, pemerintah meningkatkan kualitas hunian melalui program peningkatan rumah tidak layak
huni. Program tersebut menunjukan hasil yang cukup baik dimana terjadi penurunan jumlah rumah tangga yang memiliki
rumah tidak layak huni. Cakupan rumah layak huni di Kota Surakarta pada tahun 2014 mencapai 96,03, meningkat dari
tahun 2013 sebesar 95. Permasalahan yang masih perlu ditangani adalah Kawasan kumuh dengan luasan sebesar 6,2.
Selain itu
pemenuhan kebutuhan
pemakaman juga
permasalahan yang harus dihadapi, ditandai rasio Tempat Pemakaman
Umum per
satuan penduduk
sebesar 42.
Pelaksanaan Perda No.10 Tahun 2011 tentang Pemakaman belum efektif, khususnya pasal 21 yang mengatur tentang Makam
tumpuk dan pasal 17 dan pasal 18 yang mengatur tentang ijin penggunaan tanah makam untuk jangka waktu 5 tahun, dan
dapat diperpanjang setiap 3 tahun.
Pencapaian kinerja urusan perumahan dengan mendasarkan beberapa indikator dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.16. Pencapaian Kinerja Urusan Perumahan di Kota Surakarta
Tahun 2011-2014 No
Indikator Capaian
Target SKPD
2010 2011 2012
2013 2014 2015
1 Kawasan Kumuh 8,5
8,0 7,5
7,0 6,26
6,00 DPU
2 Rumah layak huni - 99,10
95,34 96 96,03
97,00 DPU
3 Cakupan layanan rumah layak huni yang
terjangkau -
0,00 9,34 95,00 96,03
97,00 DPU
4 Rasio Tempat Pemakaman Umum per
satuan penduduk -
58,6 54
49,9 42,2
38 DKP
Sumber: DPU dan DKP Kota Surakarta, 2014
II- 30
5 Penataan Ruang
Penataan ruang di Kota Surakarta bertujuan untuk mewujudkan kota sebagai kota budaya yang produktif,
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan berbasis industri kreatif, perdagangan dan jasa, pendidikan, pariwisata,
serta olah raga. Kota Surakarta telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta Tahun 2011-2031, yang ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2012. Setelah Perda tersebut disahkan kemudian ditindak lanjuti dengan
penyusunan review RDTRK BWK I
–VI. Pada tahun tahun 2013 sebanyak 6 dokumen RDTRK telah disesuaikan dengan RTRW
terbaru. Dalam kurun waktu 2011-2014 penataan koridor utama dan
kawasan strategis di Kota Surakarta belum maksimal. Koridor yang sudah tertata selama 2011-2014 sebanyak 10 koridor yaitu:
Jalan Perintis kemerdekaan, Jalan Jend. Sudirman, Jalan Mayor Kusmanto, Jalan RE Martadinata, Jalan Bhayangkara, Koridor
Brengosan, Citywalk Purwosari, Jalan Mayor Kusmanto, Jalan Musium, untuk Jalan Kartini pada tahun 2015. Perencanaan dan
pemanfaatan ruang serta pembangunan prasarana antara wilayah Solo Utara dan Solo Selatan belum terlaksana. Di Kota Surakarta
banyak bangunan yang tidak berijin dan tidak sesuai peruntukan. Hingga tahun 2014, yang sudah terdata baru 6 kelurahan dan 2
segmen jalan. Kondisi beberapa dokumen perencanaan tidak seimbang dengan dinamika perkembangan kota, yang sudah
tersusun adalah RTBL sebanyak 4 kawasan.
Pencapaian kinerja urusan penataan ruang dengan mendasarkan beberapa indikator dapat diidentifikasi pada tabel
berikut:
Tabel 2.17.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Penataan Ruang di Kota Surakarta Tahun 2011-2014
No Indikator
Capaian Target
SKPD 2011
2012 2013
2014 2015
1. Tersedianya
informasi mengenai
Rencana Tata Ruang RTR
wilayah kabupatenkota
beserta rencana rincinya melalui
peta analog dan serta digital.
- ada
ada ada
ada Bappeda
2. Perda RDTRK
- -
- -
- Bappeda
3. Jumlah Produk
Rencana rinci tata ruang berupa
Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan 2
2 -
2 -
DTRK
II- 31
No Indikator
Capaian Target
SKPD 2011
2012 2013
2014 2015
RTBL 4.
Rasio bangunan ber-IMB per
satuan bangunan -
- -
- -
DTRK 5.
Ruang publik yang berubah
peruntukannya -
- -
- -
DTRK 6.
Jumlah koridor utama dan
kawasan strategis di Kota Surakarta
yang telah tertata -
- -
10 -
DTRK
Sumber: DTRK Kota Surakarta, 2014
6 Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan daerah. Kebijakan dan regulasi perencanaan
pembangunan daerah mengalami beberapa perubahan seiring dengan penetapan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Terdapat perubahan nomenklatur dan kewenangan
yang dimiliki
pada masing-masing
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.
Tentunya hal ini akan mempengaruhi penentuan prioritas pembangunan daerah.
Beberapa hal yang cukup mendesak untuk dilakukan adalah pemenuhan beberapa dokumen perencanaan pembangunan
daerah seiring dengan pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Surakarta yang akan dilaksanakan pada akhir tahun 2015.
Tentunya diperlukan penyusunan dokumen RPJMD Kota Surakarta, dan penyusunan Rencana Strategis Renstra SKPD
sebagai dokumen perencanaan jangka menengah. Peningkatan kapasitas aparatur perencana tentunya sangat penting dilakukan
dalam rangka peningkatan kualitas dokumen perencanaan tersebut, baik sinergitas dengan kebijakan pemerintah pusat dan
provinsi, maupun sinergitas dengan dokumen perencanaan di tingkat kota. Beberapa perencanaan sektoralmulti sektor juga
perlu disusun karena masa berlakunya telah berakhir, seperti Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD.
Pencapaian kinerja urusan perencanaan pembangunan dengan mendasarkan beberapa indikator dapat diidentifikasi pada
tabel berikut:
Tabel 2.18. Pencapaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan di
Kota Surakarta Tahun 2011-2014 No
Indikator Capaian
Target 2015
SKPD 2010 2011
2012 2013 2014
1. Tersedianya
dokumen perencanaan
RPJPD yg telah ditetapkan dgn
Ada ada
ada ada
ada Ada
Bappeda
II- 32
No Indikator
Capaian Target
2015 SKPD
2010 2011 2012
2013 2014 PERDA
2. Tersedianya
Dokumen Perencanaan :
RPJMD yg telah ditetapkan dgn
PERDAPERKADA Ada
ada ada
ada ada
Tidak ada
Ranca ngan
Awal Bappeda
3. Tersedianya
Dokumen Perencanaan :
RKPD yg telah ditetapkan dgn
PERKADA Ada
ada ada
ada ada
Ada Bappeda
4. Penjabaran
Program RPJMD kedalam RKPD
- -
82.80 72.69
ada 64,71
Bappeda
Sumber: Bappeda Kota Surakarta, 2014
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sinergitas program RPJMD dengan RKPD perlu ditingkatkan. Hal ini
disebabkan kualitas dokumen RPJMD tahun 2010-2015 yang masih kurang. Oleh karena itu peningkatan kualitas dokumen
RPJMD periode selanjutnya perlu dilakukan sehingga dapat dijabarkan kedalam RKPD secara konsisten dan berkelanjutan.
7 Perhubungan
Sistem transportasi
darat sangat
dipengaruhi oleh
keberadaan jaringan jalan, kondisi sarana transportasi umum, dan sarana transportasi pribadi yang digunakan masyarakat.
Sistem transportasi di Kota Surakarta menghadapi permasalahan kenaikan jumlah kendaraan bermotor plat AD Kota Surakarta
yang sangat tinggi. Lalu lintas harian rata-rata total sebesar 2.500.000 kendaraan bermotor setiap hari.
Beberapa dampak peningkatan kepadatan kendaraan akan dirasakan apabila tidak diantisipasi dengan baik. Kepadatan lalu
lintas di setiap simpang, lokasi CBD, perlintasan sebidang dan jalan kota kemungkinan akan bertambah atau antrian menjadi
panjang. Kecelakaan lalu lintas juga dapat dimungkinkan terjadi. Selain itu, on streat parking parkir di tepi jalan umum sudah
tidak tertampung mengakibatkan beberapa kendaraan parkir ditempat larangan. Polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor
juga sudah diambang batas, tentu mempengaruhi kesehatan.
Angkutan umum massal yang aman dan nyaman menjadi salah satu solusi untuk mengurangi jumlah kendaraan yang
melaju di jalan. Ketersediaan angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan
KabupatenKota pada tahun 2014 sebanyak 2.045 unit. Rasio ketersediaan angkutan kota pada tahun 2014 sebesar 46320.
Jumlah pengguna angkutan umum terjadi penurunan, terlihat dari jumlah orang yang melalui terminal per tahun 16.211.241
II- 33
orang pada tahun 2014. Salah satu sarana yang perlu disediakan dalam pelayanan angkutan adalah halte BST. Ketersediaan halte
BST di kota surakarta baru mencapai sebesar 40 pada tahun 2014. Kondisi ini menunjukkan bahwa diperlukan pembangunan
halte BST agar memenuhi kebutuhan.
Upaya pengujian kelayakan kendaraan dan uji emisi dilakukan guna memastikan kelayakan kendaraan umum dan
mencegah polusi udara di Kota Surakarta. Kepemilikan KIR angkutan umum di Kota Surakarta pada tahun 2014 sebesar
88,16. Lama pengujian kelayakan angkutan umum rata-rata membutuhkan waktu 45 menit. Persentase kendaraan umum yang
memenuhi ambang batas emisi gas buang Lulus uji emisi sebesar 80. Beberapa kendala yang dihadapi dalam upaya pelayanan
kelayakan kendaraan adalah keberadaan gedung dan alat uji kendaraan bermotor.
Manajemen lalu lintas dan pemenuhan sarana lalu lintas sangat diperlukan untuk mencegah kecelakaan di jalan raya.
Ketersediaan rambu-rambu lalu lintas di Kota Surakarta pada tahun 2014 sebanyak 1.937 unit, marka jalan 432.545 unit, dan
penerangan jalan umum 16.572 unit. Beberapa titik masih rawan kecelakaan sehingga diperlukan penyediaan rambu maupun
marka jalan.
Pencapaian kinerja
urusan perhubungan
dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan
dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.19. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Perhubungan
di Kota Surakarta Tahun 2010-2014
No Indikator
Capaian Target
2015 SKPD
2010 2011
2012 2013
2014
1 Jumlah Terminal Bis
1 1
1 1
1 1 Dishub
2 Tersedianya terminal
angkutan penumpang pada
setiap KabupatenKota
yang telah dilayani angkutan umum
dalam trayek
100 100
100 100
100 100 Dishub
3 Jumlah kasus
pelanggaran lalu lintas
- 205
205 140
140 140 Dishub
4 Tersedianya unit
pengujian kendaraan bermotor bagi
Kabupaten Kota yang memiliki
populasi kendaraan wajib uji
Perhubungan Bermotor minimal
4000 empat ribu kendaraan wajib uji.
1 1
1 1
1 1 Dishub
5 Rasio ketersediaan
angkutan kota 694
54800 694
54800 670
54800 670
54800 46320
59320 Dishub
II- 34
No Indikator
Capaian Target
2015 SKPD
2010 2011
2012 2013
2014
6 Tersedianya
angkutan umum yang melayani
wilayah yang telah tersedia jaringan
jalan untuk jaringan jalan
KabupatenKota
2139 2139
2100 2045
2045 2065 Dishub
7 Jumlah orang
melalui terminal per tahun
18.33 1.299
17.63 3.503
17.63 3.503
17.96 3.961
16.211. 241
16.211.2 41
Dishub 8
Rasio ijin trayek 0,42
0,42 0,42
0,42 0,42
0,42 Dishub 9
Jumlah uji KIR angkutan umum
1587 1724
1705 1746
1803 1821
Dishub 10
Kepemilikan KIR angkutan umum
74,2 80,60
81,20 85,40
88,16 88,18
Dishub 11
Lama pengujian kelayakan angkutan
umum KIR 45’
45’ 45’
45’ 45’
45’ Dishub
12 Biaya pengujian
kelayakan angkutan umum
JBB 2100 :
Rp. 22.50
0, JBB
2101 sd
3500 : Rp.
25.00 0,
JBB 3501
sd 8000 :
Rp. 28.50
0, JBB
8001 sd
15000 : Rp.
31.00 0,
JBB 15000
ke atas :
Rp.34 .000,
Gand engan
: Rp 35.00
0, Temp
elan : Rp.
40.00 JBB
2100 : Rp.
22.50 0,
JBB 2101
sd 3500 :
Rp. 25.00
0, JBB
3501 sd
8000 : Rp.
28.50 0,
JBB 8001
sd 15000
: Rp. 31.00
0, JBB
15000 ke
atas : Rp.34
.000, Gand
engan : Rp
35.00 0,
Temp elan :
Rp. 40.00
JBB 2100 :
Rp. 22.50
0, JBB
2101 sd
3500 : Rp.
25.00 0,
JBB 3501
sd 8000 :
Rp. 28.50
0, JBB
8001 sd
15000 : Rp.
31.00 0,
JBB 15000
ke atas :
Rp.34 .000,
Gand engan
: Rp 35.00
0, Temp
elan : Rp.
40.00 JBB
2100 : Rp.30
.000, JBB
2101 sd
3500 : Rp.
35.00 0,
JBB 3501
sd 8000 :
Rp. 40.00
0, JBB
8001 sd
15000 :
Rp.45 .000,
JBB 15000
ke atas :
Rp.50 .000,
Gand engan
: Rp 45.00
0, Temp
elan : Rp.
45.00 JBB
2100: Rp
30.000, JBB
2101 sd
3500: Rp
35.000, JBB
3501 sd
8000: Rp
40.000, JBB
8001 sd
15000: Rp
45.000, JBB
15000: ke atas
Rp 50.000,
Gsnden gan: Rp
45.000, Tempel
an: Rp 45.000
JBB 2100: Rp
30.000, JBB
2101 sd 3500: Rp
35.000, JBB
3501 sd 8000: Rp
40.000, JBB
8001 sd 15000:
Rp 45.000,
JBB 15000:
ke atas Rp
50.000, Gsndeng
an: Rp 45.000,
Tempela n: Rp
45.000 Dishub
13 Persentase
kendaraan umum 27,9
28,1 28,9
29,8 80,0
81 Dishub
II- 35
No Indikator
Capaian Target
2015 SKPD
2010 2011
2012 2013
2014
yang memenuhi ambang batas emisi
gas buang Lulus uji emisi
14 Tersedianya halte
pada setiap KabupatenKota
yang telah dilayani angkutan umum
dalam trayek. -
- 25
30 40
50 Dishub
15 Tersedianya terminal
angkutan penumpang pada
setiap KabupatenKota
yang telah dilayani angkutan umum
dalam trayek
100 100
100 100
100 100 Dishub
16 Ketersediaan rambu-
rambu lalu lintas 1172
1331 unit
1529 unit
1799 unit
1937 unit
2087 Dishub 17
Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan
rambu, marka, dan guardrill dan
penerangan jalan umum PJU pada
jalan KabupatenKota:
Dishub
Rambu 141
1331 1520
1799 1937
2087 Dishub Marka
416.0 18
418.0 18
424.2 11
427.8 84
432.54 5
436.780 Dishub
penerangan jalan umum PJU
16.57 2
16.57 2
16.57 2
16.57 2
16.572 16.572
Dishub Sumber: Dishubkominfo Kota Surakarta, 2014
8 Lingkungan Hidup
Salah satu aspek dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah penanganan sampah. Produksi sampah yang dihasilkan per hari di
Kota Surakarta mencapai angka 280 ton. Volume sampah yang mampu terkelola atau terangkut ke TPA baru mencapai 96 dari
volume timbulan sampah. Penanganan kebersihan kota belum optimal dilakukan, dengan panjang jalan di Kota Surakarta 183.57
Km, terdiri dari 46 ruas jalan, sebanyak 26 ruas jalan diantaranya 56 belum ada petugas kebersihan yang menangani. Jumlah
PNS DKP sebanyak 421 orang dan Tenaga Harian Lepas THL sebanyak 157 orang masih jauh dari jumlah ideal yaitu sebanyak
834 orang. Kebersihan di sekitar jalur jembatan, rel kereta api, saluran kota, dan sungai juga belum terjangkau. Beberapa
fasilitas tong sampah terpilah di kawasan taman kota dan fasilitas umum lainnya juga belum memadai. Kondisi Tempat Pembuangan
Akhir TPA saat ini masih Open Dumping. Pengelolaan sampah TPA secara Open Dumping sejak tahun 1987 sudah tidak sesuai
dengan Undang-Undang No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah, seharusnya dikembangkan menjadi Sanitary landfill.
II- 36
Berkaitan dengan pencemaran lingkungan hidup, beberapa capaian yang telah dihasilkan pada tahun 2015 antara lain
Pemantauan status mutu air sebesar 100, Jumlah usaha danatau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan
teknis pencegahan pencemaran air sebesar 85,71, Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran
danatau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti sebesar 100, Kegiatan Penegakan hukum lingkungan sebesar
100, Jumlah usaha danatau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pencegahan
pencemaran udara sebesar 100; Pemenuhan Sarana Monitoring Polusi sebesar 57,14, dan Rasio cakupan pengawasan terhadap
pelaksanaan AMDAL sebesar 16,67. Terlihat bahwa diperlukan peningkatan kesadaran pelaku usaha dalam pemenuhan
persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air, dan peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan dokumen
lingkungan AMDAL dan UKLUPL.
Pembangunan lingkungan hidup juga diarahkan pada pengembangan ruang terbuka hijau menjadi 30 20 RTH publik
dan 10 RTH privat. Kondisi tahun 2013 untuk RTH publik sudah mencapai 12,03. Beberapa upaya juga dilakukan dalam
rangka pengurangan dampak perubahan iklim, diantaranya dengan pembangunan taman oleh Badan Lingkungan Hidup
dengan capaian sebanyak 11 unit sampai dengan tahun 2014, jumlah sumur resapan sebanyak 50 unit pada tahun 2014, dan
Percontohan kampung iklim sebanyak 1 kelurahan.
Pencapaian kinerja urusan lingkungan hidup dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan
dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.20.
Pencapaian Kinerja
Berbagai Indikator
Urusan Lingkungan Hidup di Kota Surakarta Tahun 2010-2014
NO Indikator
Capaian Target
SKPD 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1. Persentase
Penanganan Sampah
86 90
80 96
96 96
DKP 2.
Ketersediaan Tempat
Pembuangan Sampah TPS per
satuan penduduk 0,63
0,32 0,318
0,292 0,287
- DKP
3. Rasio Tempat
Pembuangan Sampah TPS per
satuan penduduk 1,96
1,78 1,77
1,81 1,04
2 DKP
4. Jumlah TPS
61 - 0 57
– 0 57
– 0 47
– 14 24
– 59 5
– 80 DKP
5. Jumlah TPST
5 DKP
6. Tersedianya
fasilitas pengurangan
sampah diperkotaan
- 5
- -
8 DKP
7. Tersedianya
86 84
84 84
84 84
DKP
II- 37
NO Indikator
Capaian Target
SKPD 2010
2011 2012
2013 2014
2015
sistem penanganan
sampah diperkotaan
8. Jumlah kelompok
pengelola sampah 5
6 7
9 11
DKP 9.
Ruang terbuka hijau per satuan
luas wilayah ber HPLHGB
18,23 11,9
12,02 12,03
12 12
BLH 10.
Pemantauan status mutu air
- 100
100 100
100 100
BLH 11.
Rasio cakupan pengawasan
terhadap pelaksanaan
AMDAL 16,67
16,67 16,67
16,67 16,67
16,67 BLH
12. Jumlah usaha
danatau kegiatan yang mentaati
persyaratan administrasi dan
teknis pencegahan pencemaran air
57 57,14
71,43 71,43
85,71 100
BLH
13. Jumlah
pengaduan masyarakat akibat
adanya dugaan pencemaran
danatau perusakan
lingkungan hidup yang
ditindaklanjuti
33 88
55 66
1111 1111
100 BLH
14. Ketersediaan
Laboratorium Penelitian
Lingkungan 1
4 4
4 4
4 BLH
15. Kegiatan
Penegakan hukum lingkungan
100 100
100 100
100 100
BLH 16.
Jumlah luasan lahan danatau
tanah untuk produksi
biomassa yang telah ditetapkan
dan diinformasikan
status kerusakannya
34 34
44 44
44 44
BLH
17. Jumlah usaha
danatau kegiatan sumber tidak
bergerak yang memenuhi
persyaratan administrasi dan
teknis pencegahan pencemaran
udara
57 57,14
71,43 71,43
85,71 44
100 BLH
18. Pemenuhan
Sarana Monitoring 1035
2035 2035
2035 2035
2035 57,14
BLH
II- 38
NO Indikator
Capaian Target
SKPD 2010
2011 2012
2013 2014
2015
Polusi 19.
Luas RTHK Perkotaan Publik
18,23 11,9
12,02 12,03
12,03 12,03
BLH 20.
Jumlah Perda Lingkungan Hidup
1 1
1 BLH
21. Persentase RTH di
wilayah perkotaan 18,23
11,9 12,02
12,03 12,03
12,03 BLH
22. Jumlah taman
yang dibangun BLH
2 6
9 11
11 11
BLH 23.
Jumlah sumur resapan
55 33
42 80
50 75
BLH 24.
Jumlah percontohan
kampung iklim -
- -
1 1
1 BLH
Sumber: DKP dan BLH Kota Surakarta, 2014
9 Pertanahan
Kewenangan pemerintah kota dalam bidang pertanahan yaitu: 1 pemberian ijin lokasi; 2 penyelenggaraan pengadaan
tanah untuk kepentingan pembangunan; 3 penyelesaian sengketa tanah garapan; d. penyelesaian masalah ganti kerugian dan
santunan tanah untuk pembangunan; 4 penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan
maksimum dan tanah absentee; 5 penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat; 6 pemanfaatan dan penyelesaian masalah
tanah kosong; 7 pemberian ijin membuka tanah dan 8 perencanaan
penggunaan tanah
wilayah KabupatenKota.
Kewenangan tersebut sesuai dengan amanat Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional Bidang
Pertanahan.
Pencapaian kinerja urusan pertanahan dengan mendasarkan indikator
yang diatur
dalam beberapa
peraturan dapat
diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.21. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pertanahan di
Kota Surakarta Tahun 2010-2014 No
Indikator Satuan
Capaian Target
SKPD 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1. Luas lahan
bersertifikat -
- 77,21
81,41 82,90
- Setda
2. Penyelesaian
Kasus Tanah Negara
100 -
53,84 76,05
57,44 30
Setda 3.
Penyelesian Ijin Lokasi
- 100
100 100
- -
Setda
Sumber: Setda Kota Surakarta, 2014
10 Kependudukan dan Catatan Sipil
Pelayanan administrasi kependudukan meliputi pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk KTP, Kartu Keluarga KK,
akte kelahiran, akta perkawinan, akta perceraian, akta pengangkatan anak, akta kutipan kelahiran dan akta legalisasi.
II- 39
Pelayanan admininistrasi kependudukan dan pencatatan sipil ini secara umum menunjukkan peningkatan menjadi lebih baik,
terutama proses pelayanan administrasi kependudukan dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan SIAK. Kondisi
capaian administrasi kependudukan dan catatan sipil tahun 2014, kepemilikan KTP sudah mencapai 100, Rasio bayi ber-akte
kelahiran 100, kepemilikan akta kelahiran penduduk sebesar 100, dan rasio pasangan berakte nikah sebesar 100, dan
Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kematian sebesar 50. Terlihat hanya Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kematian yang
capaiannya masih rendah.
Berikut ini adalah kinerja urusan kependudukan dan catatan sipil sejak tahun 2011-2014.
Tabel 2.22. Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil
di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 NO
INDIKATOR Capaian
Target SKPD
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1. Jumlah
Penduduk
499.370 502.866 505.413 507.825
552.650 554.500
Dukcapil 2.
Rasio penduduk ber
KTP
13,96 12,9
12,01 11,74
- 100
Dukcapil 3.
Kepemilikan KTP
94.5 100
100 100
100 100
Dukcapil 4.
Rasio bayi ber- akte kelahiran
100 100
100 100
100 100
Dukcapil 5.
Kepemilikan akta kelahiran
69 69,47
69,55 73,62
75 100
Dukcapil 6.
Rasio pasangan
berakte nikah
97 100
100 100
100 100
Dukcapil 7.
Ketersediaan database
kependudukan ada
ada ada
ada ada
ada Dukcapil 8.
Penerapan KTP Nasional
berbasis NIK sudah
sudah sudah
sudah sudah
sudah Dukcapil 9.
Cakupan Penerbitan
Kartu Keluarga
100 100
100 100
100 100
Dukcapil 10.
Cakupan Penerbitan
Kartu Tanda Penduduk
100 100
100 100
100 100
Dukcapil 11.
Cakupan Penerbitan
69 69,47
69,55 73,62
75 100
Dukcapil
II- 40 NO
INDIKATOR Capaian
Target SKPD
2010 2011
2012 2013
2014 2015
Kutipan Akta Kelahiran
12. Cakupan
Penerbitan Kutipan Akta
Kematian
20 20
30 40
50 60
Dukcapil 13.
Rata-rata jumlah anak
per keluarga
0,88 1,71
1,34 1,13
1,42 4,5
Dukcapil
Sumber: Dispendukcapil Kota Surakarta, 2014
11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Pembangunan pada urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak mencakup pengarustamaan gender dalam
upaya peningkatan
kesetaraan dan
keadilan gender,
pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak, termasuk pelaksanakaan Kota Layak Anak. Kondisi kesetaraan dan keadilan
gender dapat diukur menggunakan Indeks Pembangunan Gender IPG atau Gender Development Index GDI dengan nilai minimal
40 dan terbesar 80.
IPG merupakan IPM yang terpilah antara laki-laki dan perempuan. IPG dapat digunakan untuk mengetahui kesenjangan
pembangunan manusia
antara laki-laki
dan perempuan.
Kesetaraan gender terjadi apabila nilai IPM sama dengan IPG. Nilai IPG Kota Surakarta tahun 2012 sebesar 76,76 yang merupakan
angka teringgi di Jawa Tengah. Indikator pembentuk IPG adalah angka harapan hidup dengan capaian sebesar 70,39 pada laki-laki
dan 74,25 tahun pada perempuan, angka melek huruf sebesar 99,11 persen pada laki-laki dan 95,07 pada perempuan. Rata-
rata lama sekolah sebesar 11,09 tahun pada laki-laki dan 10,07 tahun pada perempuan. Sementara itu sumbangan pendapatan
sebesar 57,83 persen bagi laki-laki dan 42,17 persen bagi perempuan.
Indeks Pemberdayaan Gender IDG menunjukkan peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik. IDG Kota
Surakarta tahun 2012 sebesar 77,56. Indikator pembentuknya adalah keterlibatan perempuan di parlemen, perempuan sebagai
tenaga manajer, profesional, administrasi, pekerja dan sumbangan perempuan dalam pendapatan. Keterlibatan perempuan di
parlemen
sebesar 22,5.
Perempuan sebagai
manager, professional, administrasi, teknisi di Kota Surakarta sebesar
48,44. Sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja sebesar 42,17.
Berkaitan dengan
penanganan kekerasan
terhadap perempuan dan anak dari tindak kekerasan, beberapa capaian
II- 41
belum optimal pada tahun 2014, seperti: Cakupan layanan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan rohani
terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu sebesar 50, Cakupan perempuan dan anak
korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum sebesar 80, dan cakupan Cakupan layanan rehabilitasi sosial
yang diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan
terpadu sebesar 60. Capaian tersebut dibawah target SPM sebesar 100.
Berkaitan dengan pemenuhan hak anak, di Kota Surakarta jumlah anak usia 0-19 tahun pada tahun 2013 sebanyak 157.177
jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 78.708 jiwa dan perempuan 258.469 jiwa. Upaya pemerintah untuk melindungi dan
memberikan
hak anak
antara lain
diwujudkan dengan
pembentukan forum anak, deklarasi Kota Surakarta sebagai Kota layak anak, dan pemenuhan hak-hak anak di berbagai bidang
sesuai dengan amanat Undang-undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.
Pencapaian kinerja urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan mendasarkan indikator yang diatur
dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.23. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak di Kota Surakarta Tahun 2011-2014
No Indikator
Capaian Target
SKPD 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1. Partisipasi perempuan
di lembaga pemerintah
48,69 49,29
46,74 50,26
50,39 50,40
Bapermas PP, PA dan KB
2. Angka melek huruf
perempuan usia 15 th ke atas
100 100
100 100
100 100
Bapermas PP, PA dan KB
3. Partisipasi angkatan
kerja perempuan 43,01
43,27 57,55
61,74 61,74
61,74 Bapermas PP,
PA dan KB 4.
IPG 75,68
76,37 76,76
77,61 -
Bapermas PP, PA dan KB
5. IDG
75,75 78,06
77,56 78,93
- Bapermas PP,
PA dan KB 6.
Rasio KDRT 0,14
0,14 0,07
0,04 0,03
0,03 Bapermas PP,
PA dan KB
7. Cakupan perempuan
dan anak korban kekerasan yang
mendapatkan penanganan
pengaduan 100
100 100
100 100
100 Bapermas PP,
PA dan KB
8. Cakupan perempuan
dan anak korban kekerasan yang
mendapatkan layanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan terlatih di Puskesmas mampu
tatalaksana KtPA
100 100
100 100
100 100
Bapermas PP, PA dan KB
II- 42
No Indikator
Capaian Target
SKPD 2010
2011 2012
2013 2014
2015
dan PPTPKT di RS.
9. Cakupan layanan
bimbingan rohani yang diberikan oleh
petugas bimbingan rohani terlatih bagi
perempuan dan anak korban kekerasan di
dalam unit pelayanan terpadu
- -
- -
50 50
Bapermas PP, PA dan KB
10. Cakupan penegakan
hukum dari tingkat penyidikan sampai
dengan putusan pengadilan atas
kasus-kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak.
- -
- 23
100 100
Bapermas PP, PA dan KB
11. Cakupan perempuan
dan anak korban kekerasan yang
mendapatkan layanan bantuan hukum.
- -
- 23
80 80
Bapermas PP, PA dan KB
12. Cakupan layanan
pemulangan bagi perempuan dan anak
korban kekerasan -
- 1
4 100
100 Bapermas PP,
PA dan KB
13. Cakupan layanan
reintegrasi social bagi perempuan dan anak
korban kekerasan -
- -
27 100
100 Bapermas PP,
PA dan KB
14. Cakupan layanan
rehabilitasi sosial yang diberikan oleh
petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi
perempuan dan anak korban kekerasan di
dalam unit pelayanan terpadu
- -
- -
60 60
Bapermas PP, PA dan KB
Sumber: Bappermas, PP, PA, dan KB Kota Surakarta Tahun 2014
12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Pembangunan urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera mengarah pada pengendalian penduduk. Pada tahun
2014 cakupan peserta KB aktif mencapai 79,59 dari total Pasangan Usia Subur PUS di Kota Surakarta. PUS yang tidak
ingin punya anak dan ingin anak ditunda unmeetneed pada tahun 2014 sebesar 11,02. Kondisi ini cukup tinggi
dibandingkan dengan target yang ingin dicapai yakni sebesar 5 persen pada tahun 2014 sesuai dengan SPM BKKBN. Dilihat dari
sisi alat kontrasepsi yang dipakai, penggunaaan alat kontrasepsi masih didominasi alat kontrasepsi hormonal, terbanyak adalah KB
suntik, kemudian IUD, Pil, kondom, MOW, implant, dan MOP.
II- 43
Beberapa capaian indikator KB yang lain adalah angka pemakaian kontrasepsiCPR bagi perempuan menikah usia 15-49
pada tahun 2014 sebesar 77,8. Cakupan penyediaan alat dan obat Kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat hanya
sebesar 9 pada tahun 2014. Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera UPPKS yang
ber-KB sebesar 76,17. Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita BKB ber-KB sebesar 77,7. Terlihat bahwa penyediaan alat alat
dan obat Kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat capaiannya masih kecil.
Pencapaian kinerja urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam
beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.24. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kota Surakarta Tahun 2010-2014
No Indikator
Capaian Target
SKPD 2010 2011 2012 2013 2014
2015
1 Rasio akseptor
KB 776
794 799
795 778
780 Bapermas
PP, PA dan KB
2 Cakupan peserta
KB aktif 77,56 79,41
79,9 79,59 77,8
78,0 Bapermas
PP, PA dan KB
3 Cakupan
Pasangan Usia Subur yang
isterinya dibawah usia 20 tahun
0,51 0,54
0,54 0,65
0,42 0,42
Bapermas PP, PA dan
KB
4 Cakupan
Pasangan Usia Subur yang ingin
ber-KB tidak terpenuhi Unmet
Need 12,29 10,92 10,23 10,53 11,02
5 Bapermas
PP, PA dan KB
5 Angka kelahiran
remaja perempuan usia
15-19 tahun per 1000 perempuan
usia 15-19 tahun -
- -
- -
- Bapermas
PP, PA dan KB
6 Angka pemakaian
kontrasepsiCPR bagi perempuan
menikah usia 15- 49 semua cara
dan cara modern 77,56
79,4 80,1
79,6 77,8
78,0 Bapermas
PP, PA dan KB
7 Cakupan
penyediaan alat dan obat
Kontrasepsi untuk memenuhi
permintaan masyarakat
9 14
12 7
9 10
Bapermas PP, PA dan
KB 8
Cakupan PUS 75,5
75,5 75,5
75,6 76,17 76,17
Bapermas
II- 44
No Indikator
Capaian Target
SKPD 2010 2011 2012 2013 2014
2015
Peserta KB Anggota Usaha
Peningkatan Pendapatan
Keluarga Sejahtera
UPPKS yang ber-KB
PP, PA dan KB
9 Cakupan Anggota
Bina Keluarga Balita BKB ber-
KB 71
72 71,5
77,7 77,8
78,0 Bapermas
PP, PA dan KB
10 Wanita menikah
usia 15-49 tahun yang
menggunakan alat KB
- -
80,1 79,59 77,8
- Bapermas
PP, PA dan KB
Sumber: Bapermas PP, PA, dan KB Kota Surakarta, Tahun 2014
13 Sosial
Jumlah penyandang masalah sosial di Kota Surakarta pada tahun 2013 paling banyak adalah lansia terlantar yaitu sebanyak
317 orang, selanjutnya bekas Napi, anak terlantar, dan Pengemis dan gelandangan. Berikut ini adalah sebaran penyandang masalah
kesejahteraan sosial di Kota Surakarta berdasarkan jenis dan kecamatan tahun 2013.
Tabel 2.25. Jumlah PMKS Berdasarkan Jenis dan Kecamatan di Kota
Surakarta Tahun 2013 Kecamatan
Lansia Terlantar
WTS PG Waria Anak
Terlantar Anak
Nakal Bekas
Napi Penyandang
Cacat
Laweyan 52
- 16
- 14
- 41
36 Serengan
41 -
32 -
8 -
10 71
Pasar Kliwon
47 3
26 -
35 10
73 74
Jebres 125
- 24
- 38
4 51
107 Banjarsari
52 -
9 -
20 10
28 60
Jumlah 317
3 107
115 24
203 348
Sumber: Surakarta Dalam Angka, 2014
Beberapa capaian dalam penanganan PMKS capaiannya masih rendah. Persentase penyandang cacat baik fisik dan mental,
serta lanjut usia yang tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial pada tahun 2014 sebesar 3,38. PMKS yang
memperoleh bantuan sosial hanya sebesar 17 pada tahun 2014. Persentase PMKS skala Kota yang memperoleh bantuan sosial
untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebesar 11. Persentase Panti Sosial skala Kota yang melaksanakan standar operasional
pelayanan kesejahteraan sosial sebesar 100.
Jumlah lembaga sosial yang ada di Kota Surakarta masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penyandang masalah
II- 45
sosial yang ada. Jumlah Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi yang ada sebanyak 26 unit pada
tahun 2014.
Persentase Panti
Sosial skala
Kota yang
melaksanakan standar operasional pelayanan kesejahteraan sosial sebesar 100, sedangkan Organisasi SosialYayasanLSM yang
menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial luar panti hanya sebesar 0,25 persen.
Pencapaian kinerja urusan Sosial dengan mendasarkan indikator
yang diatur
dalam beberapa
peraturan dapat
diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.26. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Sosial di Kota
Surakarta Tahun 2010-2014 No
Indikator Capaian
Target SKPD
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Sarana sosial seperti
panti asuhan, panti jompo dan panti
rehabilitasi buah 26
26 26
26 39
39 Dinas
Sosial
2 Persentase penyandang
cacat baik fisik dan mental, serta lanjut
usia yang tidak potensial yang telah
menerima jaminan sosial
- -
8,16 -
3,38 40
Dinas Sosial
3 PMKS yg memperoleh
bantuan sosial 9
12 8
6 11
100 Dinas
Sosial 4
Penanganan penyandang masalah
kesejahteraan sosial 0,41
- 8,16
0,16 17
100 Dinas
Sosial
5 Persentase PMKS
skala Kota yang memperoleh bantuan
sosial untuk pemenuhan kebutuhan
dasar. 14
12 8
6 11
100 Dinas
Sosial
6 Persentase Panti
Sosial skala Kota yang melaksanakan standar
operasional pelayanan kesejahteraan sosial
- -
5 5
5 5
Dinas Sosial
7 Persentase Panti
Sosial skala Kota yang melaksanakan standar
operasional pelayanan kesejahteraan sosial
- -
100 100
100 100
Dinas Sosial
8 Organisasi
SosialYayasan LSM yang menyediakan
sarana prasarana pelayanan
kesejahteraan sosial luar panti.
0,25 0,25
0,25 0,25
0,25 0,25
Dinas Sosial
9 Tingkat response time
bencana alam, Non alam dan sosial
- -
- 90
120 120 BPBD
II- 46
No Indikator
Capaian Target
SKPD 2010 2011 2012 2013 2014
2015
10 Tingkat terdekteksinya
bencana alam, non alam dan sosial
- 7
12 9
12 12 BPBD
11 Jumlah kelurahan
rawan bencana alam -
- -
22 22
22 BPBD 12
Jumlah Penanganan Bencana alamsosial
- -
- -
100 102 BPBD
13 Jumlah Personil yang
dilatih penanganan bencana
- -
- -
100 200 BPBD
Sumber: Dinsosnakertrans dan BPBD Kota Surakarta, 2014
14 Ketenagakerjaan
Pembangunan pada urusan ketenagakerjaan mencakup peningkatan kualitas pencari kerja, penempatan tenaga kerja, dan
perlindungan tenaga kerja. Pengangguran menjadi permasalahan utama pada urusan ketenagakerjaan. Tingkat Pengangguran
Terbuka di Kota Surakarta pada tahun 2014 sebesar 6,08. Dalam rangka pengurangan pengangguran, pemerintah Kota
Surakarta melakukan beberapa upaya pelatihan dalam rangka meningkatkan kualitas pencari kerja. Besaran tenaga kerja yang
mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi dengan capaian sebesar 100 pada tahun 2014; Besaran tenaga kerja yang
mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat sebesar 100, dan Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan
sebesar 100. Kinerja penempatan tenaga kerja pada tahun 2014 sebesar 28,90 pada tahun 2014.
Beberapa hasil dari upaya perlindungan tenaga kerja dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti Keselamatan dan
perlindungan sebesar 70,62, Besaran Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama PB sebesar 100, Besaran
pekerjaburuh yang menjadi peserta program Jamsostek sebesar 72,32, Besaran Pemeriksaan Perusahaan sebesar 63,08, dan
Besaran Pengujian Peralatan di Perusahaan sebesar 11,15. Terlihat bahwa beberapa capaian kinerja perlu ditingkatkan
melalui pembinaan kepada perusahaan agar memenuhi standar keselamatan dan perlindungan bagi tenaga kerja.
Pencapaian kinerja
urusan Ketenagakerjaan
dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan
dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.27. Pencapaian
Kinerja Berbagai
Indikator Urusan
ketenagakerjaan di Kota Surakarta Tahun 2010-2014 No
Indikator Capaian
Target SKPD
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1. Jumlah
Angkatan Kerja 258.573 272.144 272.144 279.953 287.762 294.857 Disnaker
2. Jumlah
Penduduk 235.998 249.368 255.621 259.864 265.000 270.000 Disnaker
II- 47
No Indikator
Capaian Target
SKPD 2010
2011 2012
2013 2014
2015
Bekerja 3.
Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja 66,81
70,52 70,49
72.57 74,65
76,00 Disnaker 4.
Tingkat Pengangguran
Terbuka 8,73
6,40 6,10
7,18 6,08
6,05 Disnaker 5.
Pencari kerja yang
ditempatkan -
15,10 48,20
28,90 50.91
75 Disnaker 6.
Besaran tenaga kerja yang
mendapatkan pelatihan
berbasis kompetensi
100 100
100 100
100 100 Disnaker
7. Besaran tenaga
kerja yang mendapatkan
pelatihan berbasis
masyarakat -
100 100
100 100
100 Disnaker
8. Besaran tenaga
kerja yang mendapatkan
pelatihan kewirausahaan
100 100
100 100
100 100 Disnaker
9. Rasio
penduduk yang bekerja
- 69.015
70.49 72.57
73.05 74.50 Disnaker
10. Angka sengketa
pengusaha- pekerja per
tahun 47,82
51,58 63,09
70,62 31,91
- Disnaker 11.
Rasio lulusan S1S2S3
- -
- -
- - Disnaker
12. Rasio
ketergantungan -
- -
- -
- Disnaker 13.
Keselamatan dan
perlindungan 52
51,58 63,09
70,62 71,68
- Disnaker 14.
Perselisihan buruh dan
pengusaha terhadap
- -
- -
- - Disnaker
II- 48
No Indikator
Capaian Target
SKPD 2010
2011 2012
2013 2014
2015
kebijakan pemerintah
daerah
15. Besaran Kasus
yang diselesaikan
dengan Perjanjian
Bersama PB 100
100 100
100 100
100 Disnaker
16. Besaran
pekerjaburuh yang menjadi
peserta program
Jamsostek 67,24
74,23 72,03
74,51 72,32
72,31 Disnaker
17. Besaran
Pemeriksaan Perusahaan
76,71 70,03
68,26 70,50
63,08 70,09 Disnaker
18. Besaran
Pengujian Peralatan di
Perusahaan 14,77
17,64 14,03
11,98 11,15
11,13 Disnaker 19.
Partisipasi perempuan di
lembaga swasta -
- -
- -
- Disnaker 20.
Partisipasi angkatan kerja
perempuan 57,44
55,55 61,74
60,57 61,17
- Disnaker 21.
Kontribusi perempuan
dalam pekerjaan
upahan di sektor non
pertanian 48,32
48,32 45,71
45,59 45,37
- Disnaker
Sumber: Dinsosnakertrans Kota Surakarta, 2014
15 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Kinerja pembangunan pada urusan koperasi dapat dilihat dari capaian indikator persentase koperasi aktif sebesar 93,42
pada tahun 2014, dan persentase koperasi sehat sebesar 86,6. Persentase koperasi sehat mengalami peningkatan dari tahun
2013 sebesar 81,6. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas pengelolaan koperasi di Kota Surakarta semakin baik.
Potensi UMKM di Kota Surakarta menunjukkan peningkatan cukup signifikan. Pada tahun 2011 jumlah UMKM sebanyak
10.610 unit, meningkat menjadi 20.160 unit pada 2012, dan pada tahun 2013 jumlahnya naik lagi menjadi 43.932 unit. Persentase
II- 49
usaha mikro dan kecil di Kota Surakarta mencapai sebesar 99,29. Dalam upaya peningkatan pemasaran produk UMKM,
capaian persentase UMKM yang mengikuti pameran promosi produk pada tahun 2014 sebesar 10,82. Kondisi ini
menunjukkan perlu adanya peningkatan fasilitasi dalam promosi produk UMKM, sehingga mampu meningkatkan omset penjualan
produk UMKM.
Pencapaian kinerja urusan Koperasi dan UKM dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan
dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.28. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Koperasi dan
UMKM di Kota Surakarta Tahun 2010-2014 No
Indikator Capaian
Target SKPD
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1. Usaha Mikro dan
Kecil - 75,00 75,00 99,29 99,29
99,5 Dinkop
UMKM
2. Persentase
Lembaga Keuangan Mikro
LKM aktif -
- 7
16 41
45 Dinkop
UMKM
3. Jumlah UKM non
BPRLKM UKM -
- 7
16 41
45 Dinkop
UMKM 4.
Jumlah BPRLKM Dinkop
UMKM
5. Persentase UMKM
yang mengikuti pameran promosi
produk -
6,30 6,30 13,15 10,82
11,00 Dinkop
UMKM
6. Persentase
Koperasi aktif - 87,34
93 93,42 93,42 93,42
Dinkop UMKM
7. Persentase
Koperasi sehat - 18,75 70,83
81,6 86,6
87 Dinkop
UMKM
Sumber: Dinkop UMKM Kota Surakarta, 2014
16 Penanaman Modal Daerah
Penanaman modal di Kota Surakarta realisasinya selalu meningkat selama 3 tahun terakhir, namun mengalami
penurunan pada tahun 2014. Nilai investasi pada tahun 2014 sebesar Rp1.453.189.067.318,-. Sementara itu pada tahun 2013
nilai investasi sebesar Rp2.884.306.195.382,-. Pada tahun 2014 ada 151 perusahaan yang menanamkan modalnya di Kota
Surakarta yang terdiri dari 2 PMA dan 149 PMDN, sedangkan pada tahun 2013 terdapat 270 perusahaan yang berinvestasi di
Kota Surakarta.
Iklim investasi di Kota Surakarta secara umum tergolong baik. Dalam rangka pelaksanaan kebijakan pro investasi dan
mewujudkan kepastian hukum dalam pelayanan investasi, Kota Surakarta menetapkan Perda Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Penanaman Modal. Dalam rangka peningkatan pelayanan perijinan, dilakukan pengukuran indeks kepuasan masyarakat
pelayanan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu KPPT, penerapan
II- 50
pelayanan secara on-Line pada jenis perizinan tertentu, dan penyediaan beberapa fasilitas pelayanan dan sarana informasi
seperti Touchscreen Informasi Perizinan di 5 kecamatan. Beberapa perbaikan manajemen dilakukan dengan meningkatkan kapasitas
SDM, dan perbaikan sistem informasi manajemen melalui penerapan SOP. Untuk meningkatkan minat investor dalam
menanamkan modalnya di Kota Surakarta, secara rutin setiap tahun pemerintah kota mengikuti Pameran Investasi di tingkat
nasional dan regional.
Untuk meningkatkan pelayanan perijinan, sampai dengan tahun 2014 telah dilakukan beberapa perbaikan sistem informasi
dan penyederhanaan prosedur dengan optimalisasi pemanfaatan Sistem
Informasi Pelayanan
Perizinan dan
Administrasi Pemerintah, seperti: Sistem Informasi Perizinan; Sistem SMS
Gateway, dan Sistem Informasi Kearsipan e-Document, dan Sistem Informasi Pendaftaran Perizinan On-Line melalui SPEPISE
sebanyak 3 jenis perijinan.
Beberapa indikator
yang capaian
kinerjanya perlu
ditingkatkan agar dapat menyerap tenaga kerja yang banyak adalah jumlah PMA, jumlah investasi, Jumlah TDP, SIUP,
penerbitan UIJK, dan indeks kepuasan masyarakat, fasilitasi pemerintah daerah dalam rangka kerjasama kemitraan antara
UMKMK kota dengan pengusaha nasionalasing, promosi peluang penanaman modal kota, sosialisasi kebijakan penanaman modal
kepada masyarakat dunia usaha.
Pencapaian kinerja urusan penanaman modal dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan
dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.29. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Penanaman
Modal di Kota Surakarta Tahun 2011-2014
NO INDIKATOR
Capaian Target
SKPD 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Jumlah PMA
dan PMDN a. PMA
2 2
5 -
2 2 BPMPT
c. PMDN
220 144
240 270
149 164 BPMPT
2 Jumlah
Investasi Rp.milyar
1.311.249. 715.577
1.797,727. 404.675
2.017,019 .690.099
2.884,306. 195.382
1.453.189. 067.318
1.525,848 .520.684
BPMPT 3
Pelayanan Perizinan
BPMPT A. Ijin Prinsip
Penanaman Modal
- -
- 2
10 BPMPT B. Ijin Usaha
Penanaman Modal
- -
- 1
2 10 BPMPT
C. Tanda Daftar
Perusahaan TDP
1.548 1.651
1.285 1.270
1.288 1.379 BPMPT
D. Surat Ijin Usaha
Perdagangan SIUP
1.845 1.752
1.461 1.426
1.509 1.570 BPMPT
4 Implementasi
- -
- 60
40 20 BPMPT
II- 51
NO INDIKATOR
Capaian Target
SKPD 2010
2011 2012
2013 2014
2015
SPEPISE 5
Kenaikan Penurunan
Realisasi PMDN Rp.milyar
- 486,477
219,292 867,286
644,199 72,659 BPMPT
6 Penerbitan
IUJK 6
115 64
51 88
95 BPMPT 7
Sistem Informasi
Pelayanan Perizinan dan
Administrasi Pemerintah
Sistem Informasi
Perizinan Sistem SMS
Gateway Sistem
Informasi Perizinan
Sistem SMS
Gateway Sistem
Informasi Perizinan
Sistem SMS Gateway
Sistem Informasi
Kearsipan e- Document
Sistem Informasi
Pendaftaran Perizinan
On-Line pengemba
ngan aplikasi
retribusi di DTRK,
pembuata n website,
pendaftar an online
app cs pengadua
n app kepuasan
permohon an izin
BPMPT
8 Indeks
Kepuasan Masyarakat
75,5 76,61
Baik 77,07
Baik 77,16
Baik 76,07
80 BPMPT 9
Tersedianya informasi
peluang usaha sektorbidang
usaha unggulan
1 1
1 1
1 1 BPMPT
10 Terselenggaran ya fasilitasi
pemerintah daerah dalam
rangka kerjasama
kemitraan antara UMKMK
kota dengan pengusaha
nasionalasing
- 1
- -
- 0 BPMPT
11 Terselenggaran ya promosi
peluang penanaman
modal kota -
8 3
4 1
1 BPMPT 12 Terselenggaran
ya sosialisasi kebijakan
penanaman modal kepada
masyarakat dunia usaha.
- 1
1 1 BPMPT
13 Jumlah investor
berskala nasional
PMDNPMA 1.845
1.332 1.066
864 1.226
1.252 BPMPT 14 Jumlah nilai
investasi berskala
nasional PMDNPMA
Rp. Milyar 1.311,24
1.797,73 2.017,02
2.884,31 1.453,18
2.082,61 BPMPT 15 Terselenggarany
a pelayanan perizinan dan
nonperizinan bidang
penanaman Izin
Prinsip PM=0; Izin
usaha PM=0;
SIUP=1.84 Izin Prinsip
PM=0; Izin usaha
PM=0; SIUP=1.752
; Izin
Prinsip PM=0;
Izin usaha
PM=0; Izin Prinsip
PM=2; Izin usaha
PM=1; SIUP=1429;
TDP=1276; Izin
Prinsip PM=0;
Izin usaha
PM=2; Izin
Prinsip PM=10;
Izin usaha
PM=10; BPMPT
II- 52
NO INDIKATOR
Capaian Target
SKPD 2010
2011 2012
2013 2014
2015
modal melalui Pelayanan
Terpadu Satu Pintu PTSP di
Bidang Penanaman
Modal: Pendaftaran
Penanamanan Modal Dalam
Negeri, Izin prinsip
Penanamanan Modal Dalam
Negeri, Izin Usaha
Penanamanan Modal Dalam
Negeri, Tanda Daftar
Perusahaan TDP, Surat Izin
Usaha Perdagangan
SIUP, Perpanjangan
Izin Mempekerjakan
Tenaga Kerja Asing IMTA
yang bekerja lebih di 1 satu
kabupatenkota sesuai
kewenangan pemerintah
kabupatenkota 5;
TDP=1.58 4; dan
IMTA=0 TDP=1.651;
dan IMTA=0
SIUP=179 1;
TDP=171 1; dan
IMTA=0 dan
IMTA=0 SIUP=128
8; TDP=150
9; dan IMTA=0
SIUP=137 9;
TDP=157 0; dan
IMTA=0
16 Terselenggaran ya bimbingan
pelaksanaan Kegiatan
Penanaman Modal kepada
masyarakat dunia usaha
- 1
1 1
1 0 BPMPT
17 Terimplementa sikannya
Sistem Pelayanan
Informasi dan Perizinan
Investasi Secara
Elektronik SPIPISE
- -
- 60
40 60 BPMPT
18 Rasio daya serap tenaga
kerja -
7,91 9,16
7,27 7,05
7,89 BPMPT Sumber: BPMPT Kota Surakarta, 2014
17 Kebudayaan
Kota Surakarta sebagai Kota Budaya memiliki kekayaan budaya yang cukup banyak, baik peninggalan budaya, maupun
seni dan budaya daerah. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh keberadaan 2 Keraton yang ada yaitu Kasunanan dan
Mangkunegaran.
II- 53
Kota Surakarta memiiki banyak situs warisan budaya, baik itu berupa keraton, taman, rumah kuno, maupun bangunan
lainnya. Untuk menjaga dan melestarikan situs-situs peninggalan tersebut Pemerintah Kota Surakarta telah banyak melaksanakan
kegiatan yang sifatnya menata dan melindungi situs-situs tersebut. Beberapa capaian yang telah dihasilkan yaitu
terselenggaranya review inventasisasi bangunan dan cagar budaya, perlindungan terhadap bangunan-bangunan kuno seperti
gedung DHC 45, beteng vastenberg, pelestarian dan penataan keraton, perlindungan dan pelestarian kampung batik, dan
revitasasi Museum Radya Pustaka. Upaya pelestarian aset budaya di Kota Surakarta antara lain diselenggarakan melalui penataan
fisik bangunan yang termasuk dalam cagar budaya, dan inventarisasi bangunan dan kawasan cagar budaya, serta Lebeling
bangunan dan kawasan cagar budaya. Jumlah aset budaya yang terinventarisasi selama kurun waktu lima tahun sebanyak 75 unit.
Beberapa capaian
urusan Kebudayaan
antara lain
Penyelenggaraan festival seni dan budaya sebanyak 11 kali pada tahun 2014, Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang
dilestarikan sebesar 70, jumlah Misi Kesenian sebanyak 5 kali, Cakupan Sumber Daya Manusia Kesenian sebesar 7, Cakupan
Organisasi seni sebesar 1, Cakupan Tempat umum sebesar 2, dan Cakupan Gelar Seni sebesar 2. Terlihat bahwa upaya pelestarian
cagar budaya, penyelenggaraan gelar seni dan misi kesenian, serta ketersediaan sumberdaya manusia kesenian dan organisasi seni
capaiannya perlu ditingkatkan.
Pencapaian kinerja urusan Kebudayaan dengan mendasarkan indikator
yang diatur
dalam beberapa
peraturan dapat
diidentifikasi pada tabel berikut.
Tabel 2.30. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kebudayaan di
Kota Surakarta Tahun 2010-2014 NO
INDIKATOR Capaian
Target SKPD
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1. Penyelenggaraan
festival seni dan budaya
8 8
11 11
11 11
Disbudpar 2.
Sarana penyelenggaraan
seni dan budaya 4
4 4
4 8
12 Disbudpar
3. Benda, Situs dan
Kawasan Cagar Budaya yang
dilestarikan 100
100 100
100 70
100 Disbudpar
4. Misi Kesenian
3 3
3 3
5 7
Disbudpar 5.
Jumlah grup kesenian
7 7
7,3 7,3
354 364
Disbudpar 6.
Cakupan Kajian Seni
6 6
6 6
6 8
Disbudpar 7.
Cakupan Fasilitasi Seni
4 4
4 3
3 5
Disbudpar 8.
Cakupan Sumber 43
43 43
43 7
8 Disbudpar
II- 54 NO
INDIKATOR Capaian
Target SKPD
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Daya Manusia Kesenian
9. Cakupan
Organisasi seni 67
67 33
33 1
1 Disbudpar
10. Cakupan Tempat
umum 5
5 5
6 2
2 Disbudpar
11. Cakupan Gelar Seni
75 75
75 75
2 3
Disbudpar
Sumber: Disbudpar Kota Surakarta, 2014
18 Kepemudaan dan Olahraga
Pembangunan kepemudaan dilakukan dengan pembinaan, pelatihan dan pemberdayaan organisasi kepemudaan. Di Kota
Surakarta terdapat 57 organisasi kepemudaan. Pembinaan keolahragaan di Kota Surakarta diarahkan untuk menumbuhkan
budaya dan kecintaan berolahraga guna meningkatkan kesehatan dan prestasi. Pada tahun 2014 terdapat sebanyak 50 organisasi
olahraga yang aktif di Kota Surakarta. Pemantapan kapasitas dan kualitas organisasi kepemudaan dan kegiatan olah raga perlu
ditingkatkan
melalui penguatan
kelembagaan organisasi
kepemudaan, pembinaan dan pemasyarakatan olah raga serta peningkatan fasilitas sarana dan prasarana kepemudaan dan olah
raga.
Pencapaian kinerja urusan kepemudaan dan olahraga dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan
dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.31. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kepemudaan
dan Olahraga di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 No
Indikator Capaian
Target SKPD
2010 2011 2012
2013 2014
2015
1 Gelanggang
balai remaja selain milik
swasta 1
1 1
1 1
1 Dikpora
2 Lapangan
olahraga. 18
18 18
18 18
18 Dikpora
Sumber: Dikpora Kota Surakarta, 2014
19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Partisipasi politik masyarakat Kota Surakarta dalam mendukung pelaksanaan demokrasi masih dalam kategori sedang.
Pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang memilih gubernur dan wakil gubernur Provinsi Jawa Tengah tahun 2013
yang lalu tercatat hanya sekitar 60,57 pemilih yang menggunakan hak suaranya. DPT Kota Surakarta pada
pemilukada Jawa Tengah tahun 2013 tercatat sebanyak 408.507 pemilih.
Perkembangan organisasi kemasyarakatan di Kota Surakarta cukup baik, tercatat cukup banyak ormas yang berdomisili di
Surakarta. Untuk menjaga agar ormas-ormas tersebut terus berkembang kualitasnya dan dapat berperan aktif dalam
II- 55
pembangunan, pemerintah setiap tahun rutin melakukan Peningkatan kesadaran wawasan kebangsaan pada Ormas, LSM
dan OKP, dengan capaian pada tahun 2014 sebanyak 800 orang 29,5 pengurus Ormas, LSM dan OKP. Selain pembinaan
terhadap ormas, pemerintah juga melakukan pembinaan terhadap partai-partai politik yang ada di Kota Surakarta. Pada tahun 2014
menurut data dari Kantor Kesbangpol Kota Surakarta tercatat 1 kali Kegiatan pembinaan politik daerah.
Kondusifitas wilayah Kota Surakarta perlu ditingkatkan. Angka kriminalitas di Kota Surakarta tercatat pada tahun 2014
sebanyak 216 kasus. Angka kriminalitas yang tertangani pada tahun 2013 sebanyak 87 kasus. Selain kasus kriminalitas,
terdapat pula beberapa pelanggaran K3 ketertiban, ketentraman, keindahan. Dalam upaya penanganan pelanggaran K3, dilakukan
patroli petugas Satpol PP dan penyelenggaraan operasi yustisi. Cakupan patroli petugas Satpol PP sebanyak 1.355 kali pada
tahun 2014. Capaian Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 pada tahun 2014 sebesar 100.
Dalam rangka mendukung kondusifitas daerah, keberadaan satpol PP dan linmas sangat diperlukan. Rasio linmas per 100.000
penduduk tercatat sebesar 35,2 per 10.000 penduduk. Sementara itu rasio Satpol PP per 10.000 penduduk sebesar 1,4. Kondisi ini
menunjukkan bahwa jumlah linmas dan satpol PP di Kota Surakarta relatif terbatas.
Pencapaian kinerja urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam
beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.32. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kesatuan
Bangsa Dan Politik Dalam Negeri di Kota Surakarta Tahun 2011-2014
No Indikator
Capaian Target
SKPD 2010 2011 2012 2013 2014
2015
1. Angka
kriminalitas 186
15 115
217 216
215 Kesbangpol 2.
Angka kriminalitas yang
tertangani 12
3 47
87 -
- Kesbangpol
3. Peningkatan
kesadaran wawasan
kebangsaan pada Ormas,
LSM dan OKP -
- 125
700 800
700 Kesbangpol
4. Persentase
Ormas, LSM OKP yang telah
mendapatkan peningkatan
wawasan kebangsaan
20,1 22,1
25 32,4
29,5 35 Kesbangpol
5. Kegiatan
pembinaan 1
1 4
4 1
4 Kesbangpol
II- 56
No Indikator
Capaian Target
SKPD 2010 2011 2012 2013 2014
2015
politik daerah
6. Tingkat
penyelesaian pelanggaran K3
ketertiban, ketentraman,
keindahan 100
100 100
100 100
100 Kesbangpol
7. Jumlah
Pelanggaran Perda yang
diselesaikan giat
41 42
46 51
83 90 Kesbangpol
8. Jumlah Konflik
- -
1 -
1 0 Kesbangpol
9. Jumlah Dialog
Sosial kegiatan 5
3 4
4 4
4 Kesbangpol 10.
Jumlah Penyelenggaraan
Hari2 Besar Nasional
14 18
18 18
18 18 Kesbangpol
11. Cakupan patroli
petugas Satpol PP kali
362 752
770 1020 1355 1400
Satpol PP
12. Rasio jumlah
Polisi Pamong Praja per 10.000
penduduk 1,79
1,7 1,5
1,4 1,17
1,40 Satpol PP
13. Deteksi Dini
Kriminalitas wilayah kritis
8 8
9 9
10 -
Satpol PP
14. Jumlah Linmas
per Jumlah 10.000
Penduduk orang
- - 31,47 31,47
35,2 38,6
Satpol PP
15. Rasio Pos
Siskamling per jumlah
desakelurahan -
- 20,45 20,45 20,45 20,45 Satpol PP
Sumber: Kesbangpol dan Satpol PP Kota Surakarta, 2014
20 Otonomi
Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Penyelenggaraan otonomi daerah di Kota Surakarta secara umum berjalan dengan baik. Dilihat dari alokasi anggaran
pembangunan, Belanja langsung terhadap total APBD mencapai sebesar 43,07 pada tahun 2014. Besaran PAD terhadap seluruh
pendapatan dalam APBD mencapai sebesar 21,91. Rasio realisasi belanja terhadap anggaran belanja sebesar 88,25. Rasio
SILPA terhadap total pendapatan sebesar 12.
Dalam pengelolaan keuangan daerah, Kota Surakarta telah meraih status Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah
Wajar Tanpa Pengecualian WTP pada tahun 2012. Rasio temuan BPK RI yang ditindaklanjuti pada tahun 2013 mencapai 88.
II- 57
Kinerja pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH juga berjalan baik, dengan hasil berupa Laporan
Hasil Pemeriksaan, maupun laporan hasil tindak lanjut dan ekspose temuan hasil pengawasan.
Dalam penganggaran maupun pelaporan kinerja pemerintah daerah, Kota Surakarta selalu tepat waktu, baik dalam penetapan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, penyampaian laporan realisasi APBD, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
LAKIP, maupun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban LKPJ Walikota.
Pencapaian kinerja urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel
berikut.
Tabel 2.33. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Otonomi
Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian di
Kota Surakarta Tahun 2011-2014
No
Indikator Capaian
Target SKPD
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1.
Belanja Publik terhadap DAU
45,32 66.29
66.58 79.39
101.35 83,81
DPPKA
2.
Belanja langsung
terhadap total APBD
29,93 33.90
37.33 40.43
43.07 37,78
DPPKA
3.
Besaran PAD terhadap
seluruh pendapatan dlm
APBD realisasi 13,10
17.59 18.69
21.38 21.91
data blm
ada DPPKA
4.
Rasio SILPA thdp total
pendapatan 5,12
9.30 20.01
12
silpa menunggu
audit
na DPPKA
5.
Rasio realisasi belanja thd
anggaran belanja
93,31 93.24
86.78 91
88.25 na
DPPKA
6.
Rasio realisasi PAD thd potensi
PAD 99,60 102.79
120.10 105.45
104.71 na
DPPKA
7.
Peningkatan PAD
24,50 8.31
27.36 27.52
11.87 7,13
DPPKA
8.
Dana perimbangan
yang terserap dibanding yang
direncana 99,45 100.54
103.11 99.77
97.72 na
DPPKA
9.
Belanja untuk urusan
pendidikan dan kesehatan
52,83 54.54
52.86 46.35
46.74 na
DPPKA
10.
Opini BPK terhadap Lap
Keu Daerah WTP
WTP WTP
WTP blm
diaudit BPKRI
na DPPKA
II- 58
No
Indikator Capaian
Target SKPD
2010 2011
2012 2013
2014 2015
11.
Rasio temuan BPK RI yang
ditindaklanjuti Nihil
64 88
blm diaudit
na DPPKA
12.
Keberadaan PERDA tentang
Pengelolaan Keuangan
Daerah berdasarkan PP
582005 ada
ada ada
ada ada
na DPPKA
13.
Ketepatan waktu penyampaian
Laporan keuangan dan
Laporan kinerja berdasarkan PP
82006 Tepat,
Tgl. 6 Maret
2012 Tepat,
Tgl. 6 Maret
2013 Tepat,
Tgl. 13 Maret
2014 blm bisa
diisi na
DPPKA
14.
Jumlah Laporan Hasil
Pemeriksaan 178
144 144
216 180
180 Inspektorat
15.
Jumlah laporan hasil tindak
lanjut dan ekspose temuan
hasil pengawasan
yang telah disusun
430 389
428 687
11 558 Inspektorat
Sumber: DPPKA dan Inspektorat Kota Surakarta, 2014
21 Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang mencakup ketersediaan, distribusi, dan konsumsi bahan pangan. Hal
tersebut sesuai dengan definisi FAO dan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan, ketahanan pangan di suatu daerah
mencakup empat komponen, yaitu: 1 kecukupan ketersediaan pangan; 2 stabilitas ketersediaan pangan tanpa fluktuasi dari
musim ke musim atau dari tahun ke tahun; 3 aksesibilitas keterjangkauan terhadap pangan; dan 4 kualitaskeamanan
pangan.
Ketersediaan pangan dapat dilihat dari Ketersediaan Energi Per Kapita sebesar 1.554,85 dan Ketersediaan Protein Per Kapita
sebesar 1.411,13. Upaya peningkatan ketahanan pangan diwujudkan melalui Pengembangan Cadangan Pangan Daerah
Raskinda dengan capaian tahun 2014 sebesar 100, dan Penguatan Cadangan Pangan di sebanyak 51 kelurahan. Untuk
memastikan aksesibilitas pangan, dilakukan pemantauan analisis akses harga pangan pokok dengan capaian 100. Stabilitas Harga
dan Pasokan Pangan di Kota Surakarta tercatat sebesar 100. Capaian
Pengawasan dan
Pembinaan Keamanan
Pangan capaiannya mencapai 100.
Berkaitan dengan penganekaragaman pangan, skor PPH Kota Surakarta pada tahun 2014 sebesar 90,3. Kondisi ini
menunjukkan bahwa penganekaragaman konsumsi pangan
II- 59
masyarakat di Kota Surakarta tergolong baik. Beberapa upaya telah dilakukan dalam rangka meningkatkan penganekaragaman
pangan, diantaranya pemanfaatan pekarangan untuk penanaman berbagai bahan pangan yang dapat dikonsumsi keluarga.
Capaian kinerja bidang ketahanan pangan Kota Surakarta dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.34. Capaian Indikator Kinerja Bidang Ketahanan Pangan di Kota
Surakarta Tahun 2011-2014 NO
INDIKATOR Capaian
Target SKPD
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1 Regulasi
ketahanan pangan
- -
ada ada
ada ada
KKP 2
Peningkatan Ketersediaan
dan Distribusi Pangan
100 100
100 100
100 100
KKP 3
Peningkatan kewaspadaan
pangan, dan sarana dan
prasarana ketahanan
pangan menuju
terwujutnya mutu
keamanan pangan
masyarakat
84,9 94,72
115,96 122,83
132,96 140
KKP
4 Pengembangan
Cadangan Pangan
Daerah Raskinda
- -
- 100,00
100,00 100
KKP 5
Pemantauan analisis akses
harga pangan pokok
- -
100,00 100,00
100,00 100,00
KKP 6
Ketersediaan pangan utama
- 52.853.000 58.000.470 67.366.800 74.943.000 83.264.000
KKP 7
Ketersediaan Energi Per
Kapita
- 1.136,78
1.448,95 1.078,69
1.554,85 1.665,65
KKP 8
Ketersediaan Protein Per
Kapita
- 1.352,14
1.385,89 1.401,12
1.411,13 1.425,26
KKP 9
Ketersediaan Informasi
Pasokan, Harga dan
Akses Pangan di Daerah
- 100
100 100
100 100
KKP
10 Skor PPH
- 86,11
89,6 90,1
90,3 93
KKP 12 Stabilitas
Harga dan
- -
100 100
100 100
KKP
II- 60 NO
INDIKATOR Capaian
Target SKPD
2010 2011
2012 2013
2014 2015
Pasokan Pangan
13 Pengawasan dan
Pembinaan Keamanan
Pangan
- 100
100 100
100 100
KKP 14 Penanganan
Daerah Rawan Pangan
- 6,67
13,33 6,67
- -
KKP 15 Penguatan
Cadangan Pangan
- 51
51 51
51
KKP
Sumber: KKP Kota Surakarta, 2014
22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Pemberdayaan masyarakat mencakup tiga aspek utama, yaitu: 1 pemberdayaan sumber daya manusia SDM, 2
perberdayaan sosial ekonomi yang bertumpu pada potensi lokal, dan 3 pemberdayaan lingkungan. Kelembagaan masyarakat yang
ada di Kota Surakarta antara lain Posyandu sebanyak 594 buah, dengan tingkat keaktifan sebesar 100. Selain itu terdapat pula
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat tingkat kelurahan sebanyak 51 LPM, dengan jumlah LPM berprestasi sebanyak 5 LPM.
Pencapaian kinerja urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa
peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.35. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 NO
INDIKATOR Capaian
Target SKPD
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1. PKK aktif
100 100
100 100
100 100 Bapermas
2. Posyandu
594 594
594 594
594 594 Bapermas
3. Rata-rata jumlah
kelompok binaan PKK
3.368 3.368
3.368 3.368
3.368 3.368 Bapermas
4. Posyandu aktif
100 100
100 100
100 100 Bapermas
5. LPM Berprestasi
9,8 9,80
9,80 9,80
9,80 551
9,80 Bapermas
6. Rata-rata jumlah
kelompok binaan lembaga
pemberdayaan masyarakat LPM
100 100
100 100
100 100 Bapermas
7. Swadaya
Masyarakat terhadap Program
pemberdayaan masyarakat
- -
- -
- Bapermas 8.
Pemeliharaan Pasca Program
- -
- -
- Bapermas
II- 61 NO
INDIKATOR Capaian
Target SKPD
2010 2011
2012 2013
2014 2015
pemberdayaan masyarakat
Sumber: Bapermas, PP, PA, dan KB Kota Surakarta, 2014
23 Statistik
Penyediaan data statistik untuk mendukung perencanaan pembangunan daerah diselenggarakan melalui pengembangan
sistem pelayanan statistik nasional yang handal, efektif, dan efisien, sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 16 tahun
1997 tentang Statistik. Berdasarkan pengelompokan kegunaan, terdiri atas statistik dasar, statistik sektoral, dan statistik khusus.
Penyediaan statistik dasar dilakukan oleh Badan Pusat Statistik BPS Kota Surakarta melalui metode sensus maupun survey.
Kegiatan penyusunan data statistik oleh pemerintah Kota Surakarta bekerjasama dengan BPS setiap tahun adalah Kota
Surakarta Dalam Angka, Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Surakarta, Indeks Harga Konsumen dan Inflasi di Kota
Surakarta.
Pencapaian kinerja urusan statistik dengan mendasarkan indikator
yang diatur
dalam beberapa
peraturan dapat
diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.36. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Statistik di
Kota Surakarta Tahun 2011-2014 No
Indikator Capaian
Target SKPD
2010 2011 2012 2013 2014
2015
1 Buku ”Kota
dalam angka” ada
ada ada
ada belum
ada Bappeda 2
Buku ”PDRB Kota”
ada ada
ada ada
belum ada Bappeda
Sumber: Bappeda Kota Surakarta, 2014
24 Kearsipan
Penyelenggaraan urusan kearsipan memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi terciptanya tata pemerintahan daerah yang
baik. Dalam pelaksanaan urusan kearsipan tidak hanya berkaitan dengan penyimpanan arsip semata namun mencakup banyak hal,
mulai dari pengumpulan arsip, pengelolaanpenyelamatan arsip, penyimpanan arsip, hingga pemanfaatan arsip.
Beberapa capaian di bidang kearsipan pada tahun 2014 antara lain Arsip SKPDUPTD terakuisisi dan tersimpan sebanyak
10.200 berkas, Database arsip SKPDUPTD terakuisisi sebanyak 120 SKPDUPTD, Arsip SKPDUPTD tertib sebanyak 60 SKPD,
dan Arsipdokumen daerah dapat dilestarikan sejumlah 40000 bahan pustaka, 24200, 900 ML arsip kacau. Tentunya capaian-
capaian tersebut perlu ditingkatkan dalam rangka meningkatkan tertib kearsipan di Kota Surakarta.
II- 62
Pencapaian kinerja urusan kearsipan dengan mendasarkan indikator
yang diatur
dalam beberapa
peraturan dapat
diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.37. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kearsipan di
Kota Surakarta Tahun 2011-2014
Sumber: Kantor Arpusda Kota Surakarta, 2014
25 Komunikasi dan Informatika
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat menuntut peningkatan penyediaan sarana dan prasarana dan
peningkatan kualitas
SDM dalam
pemanfaatan teknologi
No Indikator Satuan
Capaian Target
SKPD 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Pusat Informasi
Daerah -
- 1
- -
- Kantor
Arpusda 2
Peningkatan SDM pengelola
kearsipan -
100 100
100 60
- Kantor
Arpusda
3 Pengelolaan
arsip secara baku SKPD
- -
91 135
120 -
Kantor Arpusda
4 Adanya dasar
hukum tentang kearsipan
dilingkungan Pemerintah
Kota Surakarta Perwali
- 1
3 -
- 3
Kantor Arpusda
5 Arsip
SKPDUPTD terakuisisi
berkas -
- -
5000 10200
10000 Kantor
Arpusda 6
Arsip SKPDUPTD
tersimpan berkas
- -
- 5000
10200 10000
Kantor Arpusda
7 Sarana
kearsipan tersedia
rak -
30 30
30 2 Roll
2 Roll Kantor
Arpusda
8 Database arsip
SKPDUPTD terakuisisi
SKPD UPTD
Terinsta ll dan
Termone v
- -
- 135
120 140
Kantor Arpusda
9 Sarana layanan
informasi arsip tersedia
- -
3 PC, 1 Printer,
1 Aplikas
i 4
Laptop, 2 PC
6 PC, 1 Printer
4 Horizon
tal data Plan
Kantor Arpusda
10 Arsip
SKPDUPTD tertib
orang -
60 100
100 60
50 Kantor
Arpusda
11 Arsipdokumen
daerah dapat dilestarikan
berkas -
5000 40000
bahan pustak
a, 5000 berkas
40000 bahan
pustak a, 5000
berkas 40000
bahan pustak
a, 24200,
900 ML arsip
kacau 345
arsip, 200
arsip kartogr
aphi, 38000
berkas, 600 ML
arsip kacau
Kantor Arpusda
II- 63
informasi. Beberapa perkembangan di bidang komunikasi dan informatika antara lain Jumlah jaringan komunikasi sebanyak 11
unit, website milik pemerintah daerah sebanyak 9 unit, Persentase SKPD telah memiliki website sebesar 10 persen, dan cakupan
layanan SST sebanyak 381.000 unit.
Beberapa upaya dilakukan pemerintah kota dalam rangka diseminasi dan pendistribusian informasi. Beberapa capaian yang
dihasilkan pada tahun 2014 antara lain: Media massa seperti majalah, radio, dan televisi berturut-turut sebanyak 13 buah, 36
buah, 38 buah; media baru seperti website media online selama 360 hari; Media tradisional seperti pertunjukan rakyat sebanyak
20 kali; Media interpersonal seperti sarasehan, ceramahdiskusi dan lokakarya sebanyak 18 kali; Media luar ruang seperti media
buletin, leaflet, booklet, brosur,spanduk, dan baliho berturut-turut sebanyak 3 kali, 5 kali, 2 kali, 1 kali, 30 kali, dan 25 kali; dan
PameranExpo sebanyak 3 kali. Beberapa capaian yang lain yaitu Frekuensi Penyebarluasan informasi melalui Media elektronik
Cetak sebanyak 59 kali; dan jumlah penyediaan informasi bagi tamu sebanyak 500 kali.
Pencapaian kinerja urusan komunikasi dan informatika dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa
peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.38. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Komunikasi
dan Informatika di Kota Surakarta Tahun 2011-2014 No
Indikator Capaian
Target SKPD
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1 Jumlah jaringan
komunikasi 11
11 11
11 11
11 Dishub-
kominfo 2
Web site milik pemerintah daerah
8 8
8 9
9 9
Dishub- kominfo
3 Rasio
wartelwarnet 0,25
0,2 0,15
0,15 0,15
0,15 Dishub-
kominfo 4
Jumlah surat kabar
nasionallokal 12
12 12
12 12
12 Dishub-
kominfo 5
Jumlah penyiaran radioTV
18 19
19 19
19 19
Dishub- kominfo
6 Cakupan layanan
SST -
- 380.000 380.000 381.000 381.000 Dishub-
kominfo 7
Persentase SKPD telah memiliki
website 8,6
8,60 8,60
9,70 10
12 Dishub-
kominfo 8
Cakupan pengembangan
dan pemberdayaan
Kelompok Informasi
Masyarakat di Tingkat
Kecamatan
Dishub- kominfo
9 Pelaksanaan
Diseminasi dan Dishub-
kominfo
II- 64
No Indikator
Capaian Target
SKPD 2010
2011 2012
2013 2014
2015
Pendistribusian Informasi Nasional
Melalui: Media massa
seperti majalah, radio, dan televisi;
12,42,38 10, 36,
38 16, 36,
42 12, 36,
33 13, 36,
38 14, 36,
38 Dishub-
kominfo Media baru seperti
website media online;
360 360
360 360
360 360
Dishub- kominfo
Media tradisional seperti
pertunjukan rakyat;
19 19
18 19
20 20
Dishub- kominfo
Media interpersonal
seperti sarasehan, ceramahdiskusi
dan lokakarya; danatau
6 8
12 18
18 Dishub-
kominfo
Media luar ruang seperti media
buletin, leaflet, booklet, brosur,
spanduk, dan baliho.
12, 11, 1, 70, 40
6, 4, 2, 70, 40
6, 6, 4, 80, 50
4, 8, 5, 80, 50
3, 5, 2, 1, 30,
25 3, 5, 2,
1, 30, 25
Dishub- kominfo
PameranExpo 1
1 3
1 3
Dishub- kominfo
15 Jumlah Wartawan Media Cetak
Elektronik LP 50
45 45
50 50
50 Dishub-
kominfo 16 Jumlah
Penyediaan Informasi bagi
tamu 125
125 150
259 500
400 Dishub-
kominfo 17 Frekuensi
Penyebarluasan informasi melalui
Media elektronik Cetak
43 43
94 115
59 55
Dishub- kominfo
Sumber: Dishubkominfo Kota Surakarta, 2014
26 Perpustakaan
Perpustakaan yang ada di Kota Surakarta terdiri dari perpustakaan yang dimiliki oleh Pemkot, perpustakaan yang
dimiliki oleh lembaga pendidikan, dan perpustakaan yang dimiliki oleh
kelompok-kelompok masyarakat.
Tingkat pelayanan
perpustakaan menunjukkan peningkatan, terlihat dari tingkat kunjungan
perpustakaan daerah.
Tingkat kunjungan
perpustakaan daerah menurun dari sebesar 23.500 pada tahun 2013 menjadi sebesar 3.383 pada tahun 2014. Pengurangan ini
mungkin disebabkan oleh adanya pindah lokasi karena adanya renovasi sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui.
Jumlah koleksi perpustakaan daerah tercatat sebanyak 36.719 judul, 39.928 eksemplar. Tingkat kunjungan perpustakaan keliling
II- 65
ke sekolah juga menunjukkan peningkatan dari sebesar 82.000 pengunjung menjadi 90.000 pengunjung. Begitu pula tingkat
kunjungan ke perpustakaan keliling non lingkungan sekolah dari sebesar 50.500 pengunjung pada tahun 2011 menjadi 82.000
pengunjung pada 2014.
Selain perpustakaan daerah dan perpustakaan keliling, terdapat pula Perpustakaan kampung, dan Perpustakaan Pojok
Baca. Jumlah perpustakaan kampung pada tahun 2014 sebanyak 18 buah, dengan Tingkat Koleksi yang tersedia perpustakaan
kampung sebanyak 52.309 eksemplar. Jumlah Perpustakaan Pojok Baca pada tahun 2014 sebanyak 39 buah, dengan Tingkat
Koleksi yang tersedia perpustakaan Pojok baca sebanyak 5.100 eksemplar, dan Tingkat kunjungan dalam Satu tahun sebanyak
100.000 orang.
Pencapaian kinerja
urusan perpustakaan
dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan
dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.39. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Perpustakaan
di Kota Surakarta Tahun 2010-2014
No Indikator
Satuan Capaian
Target SKPD
2010 2011
2012 2013
2014 2015
Perpustakaan Daerah
1. Jumlah
Perpustakaan Daerah
Unit 1
1 1
1 1
1 Kantor
Arpusda 2.
Tingkat kunjungan
dalam Satu tahun
Pengunjung 10.62
5 18.25
20.30 23.500
3.383 25000
Kantor Arpusda
3. Peningkatan
SDM pengelola perpustakaan
daerah Orang
- 45
300 75
100 Kantor
Arpusda 4.
Tingkat Koleksi buku
yang tersedia di
perpustakaan daerah
34.02 8
35.66 5
36.04 5
36.715 39.928 Kantor
Arpusda
Perpustakaan Keliling
5. Jumlah
Armada Perpustakaan
Keliling Armada
4 4
4 4
4 4
Kantor Arpusda
6. Tingkat
Pelayanan Perpustakaan
Keliling Kecamatan
4 4
4 4
5 Kantor
Arpusda
II- 66
No Indikator
Satuan Capaian
Target SKPD
2010 2011
2012 2013
2014 2015
7. Tingkat
Koleksi yang tersedia
perpustakaan keliling
lingkungan sekolah
Eksemplar -
4200 4350
4360 4400
4469 Kantor
Arpusda
8. Tingkat
kunjungan dalam Satu
tahun Pengunjung
60000 75000
82000 90000
100000 Kantor
Arpusda 9.
Tingkat kunjungan
dalam Satu tahun
perpustakaan keliling
lingkungan non sekolah
Pengunjung 50500
61000 74000
82000 90000
Kantor Arpusda
Perpustakaan kampung
10. Jumlah
Perpustakaan Kampung
Perpustakaan 18
18 18
18 18
18 Kantor
Arpusda 11.
Tingkat Koleksi yang
tersedia perpustakaan
kampong Eksemplar
56247 56247
53650 52309
53000 Kantor
Arpusda
Perpustakaan Pojok Baca
12. Jumlah
Perpustakaan Pojok Baca
Kelurahan -
- -
- -
39 Kantor
Arpusda 13.
Tingkat Koleksi yang
tersedia perpustakaan
Pojok baca Eksemplar
- -
- -
- 5100
Kantor Arpusda
14. Tingkat
kunjungan dalam Satu
tahun Pengunjung
- -
- -
- 100000
Kantor Arpusda
Sumber: Kantor Arpusda Kota Surakarta, 2014
b. Fokus Urusan Layanan Pilihan