II- 13
Sumber: BPS Kota Surakarta, 2014
Gambar 2.8 Persentase Penduduk Miskin Kota Surakarta Tahun 2010-2013
Meskipun persentase penduduk miskin di Kota Surakarta kondisinya menurun, namun paling tinggi dibandingkan kota-kota
lain di Provinsi Jawa Tengah, seperti terlihat pada grafik berikut:
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah
Gambar 2.9 Perbandingan Persentase Penduduk Miskin Kota Surakarta
dengan Kota-Kota Lain dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013
b. Fokus Kesejahteraan Sosial
1 Indeks Pembangunan Manusia IPM
Indeks Pembangunan Manusia IPM merupakan indikator untuk mengetahui status kemampuan dasar penduduk, meliputi:
Angka Harapan Hidup AHH untuk mengukur peluang hidup; rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf untuk mengukur
status tingkat pendidikan; serta pengeluaran rill per kapita untuk mengukur akses terhadap sumberdaya untuk mencapai standar
hidup layak.
IPM Kota Surakarta dari tahun ke tahun kondisinya selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 IPM Kota Surakarta
tercatat sebesar 77,86, meningkat menjadi 79,1 pada tahun 2013, seperti terlihat pada Gambar berikut:
II- 14
Sumber: Surakarta Dalam Angka, 2014
Gambar 2.10 Capaian IPM Kota Surakarta Tahun 2010-2013
Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kota Surakarta pada tahun 2013 sebesar 79,1. Angka tersebut merupakan yang
tertinggi di seluruh wilayah Jawa Tengah, seperti terlihat pada grafik berikut:
Sumber: BPS, 2014
Gambar 2.11 Perbandingan IPM Kota Surakarta dengan KabKota Lain di
Jawa Tengah Tahun 2013
IPM diukur menggunakan beberapa beberapa indikator pembentuk IPM, meliputi Angka Harapan Hidup, Angka Melek
Huruf, Rata-rata Lama Sekolah, dan Pengeluaran Per Kapita. Capaian angka semua komposit IPM di Kota Surakarta dari tahun
2011 sampai tahun 2013 kondisinya selalu meningkat. Berikut ini disajikan perkembangan indikator pembentuk IPM.
Tabel 2.6. Perkembangan Capaian Indikator Komposit IPM di Kota
Surakarta Tahun 2011-2013 No
Indikator 2010
2011 2012
2013
1 Angka Harapan Hidup
Tahun 72,16
72,25 72,35
72,75 2
Angka Melek Huruf 96,68
96,71 96,73
96,87
II- 15
No Indikator
2010 2011
2012 2013
3 Rata-rata Lama Sekolah
Tahun 10,32
10,35 10,49
10,53 4
Pengeluaran Per Kapita ribu Rp
652,43 655,77
658,92 661,88
Sumber: BPS Tahun 2014
2 Angka Partisipasi Kasar
Angka Partisipasi Kasar APK adalah proporsi anak sekolah pada suatu jenjang tertentu terhadap jumlah penduduk pada
kelompok usia tertentu. Capaian APK semua jenjang pendidikan di Kota Surakarta sudah berada di atas target PUS dan MDG
’s karena angkanya sudah di atas 100 persen. Perkembangan APK
baik jenjang pendidikan dasar maupun pendidikan menengah dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.7. Angka Partisipasi Kasar SDMI, SMPMTs dan SMASMKMA
di Kota Surakarta Tahun 2010-2014 No
Indikator 2010
2011 2012
2013 2014
1 APK SDMI
111,74 137,3 134,79 126,46 149,89
2 APK SMPMTs
104,66 148,07 140,47 133,26 132,82 3
APK SMASMKMA 128,18 158,76 161,97 193,05 163,85
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta, 2014
3 Angka Partisipasi Murni
Angka Partisipasi Murni APM adalah proporsi anak sekolah pada satu kelompok usia tertentu yang bersekolah pada jenjang
yang sesuai dengan kelompok usianya terhadap seluruh anak pada kelompok usia tersebut. Capaian APM yang masih perlu
ditingkatkan adalah pada jenjang SMPMTs, dengan capaian baru mencapai 95,42. Sementara itu APK pada jenjang pendidikan
SDMI dan SMAMASMK capaiannya sudah baik, dengan capaian diatas 100.
Tabel 2.8. Angka Partisipasi Murni SDMI, SMPMTs dan SMASMKMA
di Kota Surakarta Tahun 2010-2014
No Indikator
2010 2011
2012 2013
2014
1 APM SDMI
94,50 116,18
115,87 106,23
127,06 2
APM SMPMTs 79,08
104,97 103,48
95,42 95,42
3 APM SMASMKMA
89,89 111,15
121,83 116,04
116,08
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta Tahun 2014
4 Angka Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu AKI di Kota Surakarta dari tahun 2010- 2014 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2010 AKI
sebesar 90,15 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami penurunan tajam pada tahun 2011 menjadi 39,4 per 100.000
kelahiran hidup dan menurun pada tahun 2014 menjadi 71.35 per 100.000 Kelahiran hidup.
II- 16
Tabel 2.9. Angka Kematian Ibu AKI di Kota Surakarta Tahun 2010-
2014
Indikator 2010
2011 2012
2013 2014
AKI per 100.000 KH 90,15
39,4 59,2
30,21 71,35
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2014
5 Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita
Angka Kematian Bayi Kota Surakarta tahun 2010 –2014
cenderung fluktuatif. Pada tahun 2011 AKB sebesar 4,7 per 1.000 kelahiran hidup, menurun pada tahun 2013 menjadi 3,22 per
1.000 kelahiran hidup, kemudian naik kembali pada tahun 2014 menjadi 4,79 per 1.000 kelahiran hidup. Sementara itu, Angka
Kematian Balita AKABA di Kota Surakarta cenderung menurun dari sebesar 0,64 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2011
menjadi sebesar 0,51 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2014.
Tabel 2.10. Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita di Kota
Surakarta Tahun 2010-2014
No Indikator
2010 2011 2012 2013 2014
1 AKB per 1.000 Kelahiran Hidup
6,61 4,7
6,02 3,22
4,79 2
AKABA per 1.000 Kelahiran Hidup 1,8
5,34 6,61
4,43 0,51
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2014
6 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran
Terbuka
Dalam kurun waktu tahun 2011-2013, tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK menunjukkan trend yang meningkat dari
sebesar 69,01 menjadi sebesar 72,57. TPAK meningkat artinya partisipasi penduduk usia kerja untuk bekerja semakin tinggi. Di
sisi yang lain, tingkat pengangguran terbuka TPT di Kota Surakarta menunjukkan trend yang meningkat dari sebesar 6,36
pada tahun 2011 menjadi 7,18 pada tahun 2013. Peningkatan TPT ini tentunya memerlukan upaya penanganan melalui
penyediaan lapangan kerja agar penduduk memiliki kesempatan untuk bekerja.
Tabel 2.11. Tingkat
Partisipasi Angkatan
Kerja dan
Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Surakarta Tahun 2010-2014
No INDIKATOR
2010 2011
2012 2013
2014
1 Jumlah Angkatan Kerja
orang 258.573 272.144 272.144 279.953 287.762
2 Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja 66,81
70,52 70,49
72,57 74,65
3 Jumlah pengangguran
terbuka orang -
16.940 16.523
20.089 -
4 Tingkat Pengangguran
Terbuka 8,73
6,40 6,10
7,18 6,08
Sumber: Dinsosnaketrans, 2014
II- 17
c. Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan