Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat bagaimana pentingnya peranan internal dan kedudukan internal auditor dalam perusahaan, maka saya sebagai
penulis tertarik untuk mengangkat judul : “Kedudukan dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja dan Efisiensi Perusahaan
pada PT . Persero Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan.”
1.2 Batasan Masalah
Melihat banyaknya uraian pekerjaan yang dilakukan oleh internal auditor maka penulis membatasi pengawsan dan pemeriksaan untuk m,eningkatkan
kinerja dan efisiensi perusahaan pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan yang berkaitan dengan Internal Control terhadap pelayanan jasa ke
prlabuhan. Untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi perusahaan diperlukan pengawasan intern, maka penulis akan membahas kedudukan dan peranan
internal auditor dengan melakukan pengawasan intern terhadap operasi perusahaan.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis mencoba merumuskan masalah : “Bagaimana Kedudukan dan peranan internal auditor
untuk meningkatakan kinerja dan efisiensi perusahaan pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan”.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai kedudukan dan peranan internal auditor untuk meningkatkan kinerja
dan efisiensi perusahaan, menbandingkan antara teori dan praktek di dalam perusahaan.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Untuk menambah wawasan berfikir penulis dalam bidang auditing
khususnya internal audit. 2.
Penulis berharap dapat memberikan sumbangan informasi sebagai masukan bagi pihak manajemen perusahaan.
3. Untuk para pembaca skripsi ini, agar dapat memberikan bahan masukan
dalam melakukan penelitian di bidang auditing selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Internal Auditing 2.1.1 Pengertian Internal Auditing
Didalam sebuah perusahaan sangat diperlukan suatu bagaian atau departemen yang melakukan pemeriksaan khusus untuk menjamin kelangsungan
aktivitas operasi perusahaan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun perusahaan tersebut sesuai visi dan misi perusahaan ketika perusahaan
tersebut didirikan.semakin maju sebuah perusahaan maka semakin banyak unit- unit yang berkembang, jenis usaha yang semakin beragam, saluran distribusi yang
semakin meluas dan pastinya dapat meningkatkan laba perusahaan. Dengan semakin luasnya jaringan perusahaan dan semakin meningkatnya aktivitas operasi
perusahaan maka semakin rumit persoalan yang dihadapi perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan memerlukan system pengawasan seperti orang-orang yang
berkompeten dalam bidang akuntansi yang disebut akuntan. Akuntan adalah profesi yamg memberikan jasa kepada masyarakat pemakai jasa terutama dalam
bidang pemerikasaan auditing dan bantuan dalam bidang akuntansi. Sistem pengawasan dan pemeriksaan ini memerlukan orang yang
bertanggung jawab denagn pengawasan perusahaan. Fungsi yang dijalankan tersebut disebut dengan internal auditing sedangkan yang melaksanakan fungsi
tersebut disebut internal auditor. Secara umum definisi internal auditing merupakan sebuah penilaian yang sistematis dan aobjektif yang dilakukan internal
auditor terhadap operasi dan control yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah :
a. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan
b. Risiko yang dihadapi perusahaan telah didintifikasi dan diminimalisasi
c. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedir internal yang bisa
diterima dan diikuti d.
Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi e.
Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis f.
Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa audit internal tidak hanya
mencakup peranan dan tujuan auditor internal, tetapi juga mengakomodasikan kesempatan dan tanggung jawab. Definisi tersebut juga memadukan persyaratan-
persyaratan signifikan yang ada di standard dan menangkap lingkup yang luas dari internal auditor modern yang lebih menekankan pada penambahan nilai dan
semua hal yang berkaitan dengan risiko, tata kelola, dan kontrol. Selain dari definisi internal audit kita juga harus mengetahui terlebih dahulu
pengertian dari auditing. Menurut Mulyadi mengemukakan auditing sebagai berikut 2002 : 1
Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuainnya antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan criteria yang telah ditetapkan,
serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Definisi auditing tersebut secara umum memiliki unsure-unsur penting yang diuraikan berikut ini :
Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa suatu rangkain langkah atau prosedur yang logis dan terorganisasi. Auditing dilaksanakan dengan
suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi dan bertujuan : 1.
Untuk memperoleh dan menguasai bukti secara objektif Proses sistematik tersebut bertujuan untuk memperoleh bukti yang
mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu dan badan usaha, serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-
bukti tersebut. 2.
Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomis Yang dimaksud dengan pernyataan kegiatan dan kejadian ekonomis disini
adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi yng
dinyatakan dalam satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan dalam laporan keuangan, yang umumnya terdiri
dari empat laporan keuangan yaitu : neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Laporan keuangan dapat pula
berupa laporan pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan. 3.
Menetapkan tingkat kesesuaian
Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi tehadap hasil pengumpulan bukti tersebut disebabkan untuk menetapkan kesesuain
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat
kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria tersebut kemungkinan dapat dikuantifikasikan, kemungkinan pula bersifat kualitatif.
4. Kriteria yang telah ditetapkan
Kriteria atau standard yang diperlukan sebagai dasar untuk memiliki pernyataan yang berupa hasil proses akuntansi dapat berupa :
a. Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislative
b. Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh
manajemen c.
Prinsip akuntamsi berterima umum di Indonesia 5.
Penyampaian hasil
Penyampaian hasil auditing sering disebut dengan atestasi. Penyampaiaan ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit. Atestasi dalam
bentuk laporan tertulis ini dapat menaikkan atau menurunkan tingkat lepercayaan pemakaian informasi keuangan atas asersi yang diaudit oleh
pihak audit. 6.
Pemakai yang berkepentingan
Dalam dunia bisnis, pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan, seperti : pemegang saham,
kreditur, manajemen, calon investor, organisasi bank dan kantor pelayanan pajak.
Untuk dapat memahami dan memperjelas pengertian internal auditing, berikut ini dikutip beberapa definisi audit internal. Ikatan auditor internal
Institute of Internal Auditors – IIA dikutip oleh Messier dkk. 2005:514, mendefinisikan audit internal sebagai berikut :
Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif, dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan
operasi organisasi. Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disiplin untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen resiko, pengendalian, dan proses tata kelola.
Definisi ini mengandung pengertian bahwa audit internal merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk membantu manajemen dalam melaksanakan
tanggung jawab mereka secara efektif dengan memberikan analisis, penilaian, rekomendasi, dan pendapat yang objektif mengenai kegiatan yang diperiksa.
Menurut Mulyadi 2002:29, menyatakan bahwa : Internal Auditor adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan
perusahan negara maupun perusahaan swasta yang tugasnya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh
manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan
efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
Sawyer 2005 : 10 mendefinisikan lingkup audit modern yang luas dan tak terbatas, yaitu :
Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda
dalam organisasi untuk menentukan apakah 1 informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, 2 resiko yang dihadapi
perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi, 3 peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti, 4
kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, 5 sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis, dan 6 tujuan organisasi telah
dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi
dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa audit internal tidak hanya
mencakup peranan dan tujuan internal auditor, tetapi juga mengakomodasikan kesempatan dan tanggung jawab. Definisi-definisi tersebut juga memaparkan
ruang lingkup yang luas dari internal auditor modern yang lebih menekankan pada penambahan nilai dan semua hal yang berkaitan dengan risiko, tata kelola, dan
kontrol. Dari definisi-definisi yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengawasan control dan pemeriksaan audit tersebut tidaklah semata-mata untuk mencari kesalahan seseorangmanajemen saja, tetapi juga mempunyai jangkauan
yang lebih luas yaitu dalam bentuk penyampaian jasa yang protektif dan konstruktif. Kesimpulan lain yaitu bahwa audit merupakan kegiatan yang
diperlukan secara berkesinambungan walaupun di dalam perusahaan tersebut tidak terdapat penyimpangan-penyimpangan, tetapi tetap diperlukan untuk penyampaian
informasi kepada manajemen perusahaan untuk membantu dalam pengambilan keputusan.
2.1.2 Ruang Lingkup Internal Auditing
Pada awalnya audit merupakan ruang lingkup dari tugas manajemen suatu perusahaan sejalan dengan hakikat pengawasan itu sendiri yang menjadi fungsi
dari setiap tingkat manajemen. Dengan semakin besarnya organisasi suatu perusahaan, yang memiliki banyak cabang dan biasanya perbankan memiliki
puluhan cabang, maka kegiatan audit tidak mungkin lagi dirangkap secara fungsional karena akan menghilangkan objektivitas dan independensi dalam
melaksanakan tugasnya. Sehingga diperlukan suatu organisasi berdiri sendiri dan terpisah dari kegiatan operasional, dan tanggung jawabnya juga telah beralih dari
dewan direksi kepada dewan komisaris. Bila dilihat ruang lingkup kegiatan suatu perusahaan tersebut sangat luas,
mulai dari kegiatan pengambilan keputusan, lalu merealisasikan keputusan tersebut, serta kegiatan membukukan dan melaporkan data keuangan, semua hal
tersebut perlu diaudit. Oleh karena itu, ruang lingkup internal auditing diuraikan sebagai berikut :
1. Audit keuangan financial audit, yaitu pemeriksaan, pengujian, dan
penilaian secara independen dan objektif atas kewajaran keseluruhan dari laporan keuangan untuk memberikan proteksi terhadap aset perusahaan
dengan melakukan evaluasi kelayakan internal control yang diterapkan perusahaan.
Dengan demikian pemeriksaaan keuangan dimaksudkan pada pengamanan harta perusahaan dan mengetahui apakah sistem pengawasan intern yang
mencakup sistem akuntansi dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan berjalan dengan efektif.
2. Audit operasional performance audit, yaitu suatu kegiatan penilaian yang
sistematis yang dilaksanakan secara objektif dan independen, berorientasi untuk masa yang akan datang atas semua kegiatan perusahaan, dengan
tujuan mengadakan perbaikan rencana kerja perusahaan, pencapaian tujuan serta meningkatkan pemanfaatan sumber daya perusahaan secara optimal,
maupun pengembangan SDM sebagai bagian dari aset perusahaan.
Tujuan audit operasional : a.
Menilai kinerja setiap audit operasional. Penilaian kinerja dilakukan dengan membandingkan kegiatan organisasi dengan
1 tujuan, seperti kebijakan, standar, dan sasaran organisasi yang ditetapkan manajemen, serta dengan 2 kriteria penilaian
lain yang sesuai. b.
Mengidentifikasi peluang perbaikan tertentu dengan mewawancarai individu dari dalam atau luar organisasi,
mengobservasi operasi, menelaah laporan masa lalu atau masa berjalan, mempelajari transaksi, membandingkan dengan
standar industri, menggunakan pertimbangan profesional berdasarkan pengalaman atau menggunakan sarana dan cara
lain yang sesuai. c .
Mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut dan luas rekomendasi akan berkembang secara
beragam selama pelaksanaan audit operasional. 3.
Audit Manajemen management audit, yaitu suatu penilaian secara sistematis dan independen berorientasi pada masa depan atas keputusan dan
kebijaksanaan yang dilakukan manajemen, dengan tujuan meningkatkan profitabilitas, juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan melalui
perbaikan pelaksanaan fungsi manajemen, pencapaian rencana yang telah ditetapkan serta pencapaian objektivitas sosial dan pengembangan SDM.
2.2 Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditor 2.2.1 Fungsi Internal Auditor
Setelah kita memahami pengertian dari auditing dan internal audit melalui penjelasan di atas, maka dapat disimpukan bahwa internal auditing sangat berperan
penting dalam sebuah perusahaan untuk memantau kinerja dan efisiensi perusahaan tersebut apakah sudah berjalan sebagaimana mestinya, dan ruang
lingkupnya sangat bervariasi tergantung dari aktivitas audit intern tersebut. Untuk dapat melaksanakan tugasnya, internal auditor didalam organisasi pada umumnya
anggotanya memiliki pengetahuan bidang: 1 keuangan; 2 teknologi informasi
Untuk mencapai tujuannya, internal auditor berkewajiban melaksanakan kegiatan yang merupakan fungsi internal auditor yang merupakan fungsi internal
auditor yang meliputi : ;
3 bidang yang berkaitan dengan kegiatan pokok kultur organisasi; dan 4 untuk organisasi yang besar diperlukan tenaga berlatar belakang hukum.
1. Menilai kecukupan pengendalian manajemen.
2. Mengevaluasi apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana, dan prosedur yang telah ditetapkan. 3.
Menilai apakah kekayaan perusahaan dipertanggung jawabkan dengan baik dari segala kemungkinan resiko kerugian dan
dimanfaatkan secara optimal didalam perusahaan. 4.
Meyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan keandalan data lain nya yang digunakan dalam perusahaan.
5. Menilai tingkat pelayanan kepada masyarakat.
6. Menilai dampak social dan dampak lingkungan atas setiap
kegiatan perusahaan. Di dalam buku Kosasih 2000 : 277 – 278, fungsi internal auditor
digolongkan secara terperinci oleh Holmes dan Overmeyer sebagai berikut : 1.
Menentukan baik tidaknya internal control dengan memperhatikan pemisahan fungsi dan apakah prinsip akuntansi
telah benar-benar dilaksanakan. 2.
Bertanggung jawab dan menentukan apakah pelaksanaanya mentaati peraturan, rencana, kebijakan, dan prosedur yang telah
ditetapkan sampai menilai apakah hal tersebut perlu diperbaiki atau tidak.
3. Memverivikasi adanya keutuhan kekayaan asset termasuk
mencegah dan menemukan penyelewengan. 4.
Menilai kehematan, efisiensi, dan efektivitas kegiatan. 5.
Melaporkan secara objektif apa yang diketahuinya kepada manajemen disertai rekomendasi perbaikannya.
Fungsi-fungsi diatas dijelaskan sebagai berikut : 1.
Dengan mengkaji ulang secara cermat atas bagian organisasi dan uraian fungsi yang menjelaskan pembagian tugas–tugas.
Tinjauan ulang ini harus memperlihatkan apakah pengawasan atas setiap orang didalam perusahaan memadai atau tidak dan
tidak boleh seorangpun yang menempati posisi yang bertentangan dengan kebijaksanaan pengawasan internal yang
sehat. 2.
Mengetahui apakah pelaksanaan telah dilakukan sesuai dengan kontrak yang telah disetujui dan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya. 3.
Mencocokkan daftar aset perusahaan dengan realita yang ada.
4. Memastikan bahwa sistem akuntansi yang ada telah
dilaksanakan sesuai dengan yang ditetapkankan perusahaan dan apakah laporan telah disusun dengan benar.
5. Dengan melaporkan secara objektif apa yang telah ditemukan
selama pemeriksaan dan memberikan rekomendasi perbaikannya kepada manajemen.
Fungsi internal auditor yang diuraikan di atas, pada dasarnya adalah mengawasi sistem pengawasan intern dan memberikan saran serta perbaikan
apabila terdapat kelemahan dan penyimpangan, baik yang terdapat dalam sistem tersebut, maupun pelaksanaannya di dalam perusahaan.
Fungsi internal audit menurut Mulyadi 2002 : 2011 adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Internal Audit adalah menyelidiki dan menilai
pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian fungsi internal audit
merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektifitas unsure-unsur pengendalian
internal yang lain.
b. Fungsi internal audit merupakan kegiatan penilaian yang bebas,
yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan kegiatan lain, untuk
memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. Dengan cara menyajikan analisis,
penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar penting tehadap kegiatan manajemen, internal auditor menyediakan
jasa tersebut. Internal auditor berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan, sehingga tidak hanya tebatas pada audit
atas catatan akuntansi.
2.2.2 Tanggung Jawab Internal Auditor Seorang
internal auditor bertanggungjawab kepada sebuah tim, di dalam perusahaan, yang disebut dengan
Audit Comitee. Yang duduk di dalam komite ini adalah para eksekutif board of directors yang bertindak selaku
pembina dan pengawas yang terdiri dari: direktur utama CEO, direktur keuangan CFO, Financial Controller FC, dan para internal auditor itu sendiri selaku
pelaksana. Di antara para anggota komite ini, mereka bekerja secara collective collegial
Tanggung jawab internal auditor di dalam perusahaan tergantung pada status dan kedudukannya didalam perusahaan tersebut, dalam pembahasan ini
tanggung jawab internal auditor lebih di khususkan kepada kedudukan dan peranan internal auditor untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi perusahaan.
Tanggung jawab tersebut harus memberikan akses penuh kepada internal auditor tersebut untuk berurusan dengan kekayaan dan karyawan perusahaan yang relevan
dengan pokok permasalahan yang dihadapi. Tanggung jawab internal auditor dalam perusahaan haruslah ditetapkan dengan jelas melalui kebijakan manajemen
perusahaan. Selain itu tanggung jawab internal auditor dalam perusahaan haruslah ditetapkan dengan jelas dengan kebijakan manajemen.
, setiap keputusan yang diambil selalu melalui koordinasi, tidak ada keputusan yang sifatnya otoritas personal.
Tanggung jawab internal auditor adalah : a.
Memberikan informasi dan nasihat kepada manajemen dan menjalankan tanggung jawab ini dengan cara yang konsisten
denagn kode etika Institute of Internal Auditor.
b. Mengkoordinasikan kegiatan dengan orang lain agar mencapai
sasaran audit dan sasaran perusahaan. Menurut The Institute of Internal Auditor IIA yang dikutip oleh Sanyoto
Gondodiyoto 2007:48, audit internal mempunyai peranan besar dalam mendukung kewajiban direksi top management, antara lain :
a Mewakili bekerja untuk direksi dalam mengawasi atau
memonitor pekerjaan yang memang tidak mungkin diawasi sendiri oleh pimpinan.
b Mengidentifikasi dan meminimalisir risiko yang dihadapi.
c Melakukan pengecekan atas validitas laporan-laporan untuk
direksi d
Menjaga agar pimpinan tidak berbuat kesalahan yang berkaitan dengan hal teknis.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik 2001 : 322 tanggung jawab internal auditor adalah :
Untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi, memberikan keyakinan dan rekomendasi, dan informasi lain kepada manajemen entitas dan dewan komisaris,
atau pihak lain yang setara wewenang dan tanggung jawabnya tersebut, auditor intern mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang
diauditnya.
Tanggung jawab internal auditor menurut Mulyadi 2002 : 2011 adalah : Untuk memantau kinerja pengendalian entitas. Pada waktu auditor
berusaha memahami pengendalian intern, ia harus berusaha untuk memahami fungsi audit intern untuk mengidentifikasi aktivitas audit intern yang relevan
dengan perencanaan audit. Lingkup prosedur yang diperlukan untuk memahaminya bervariasi, tergantung atas sifat aktivitas audit intern tersebut.
Untuk menjaga obyektifitasnya, sebaiknya internal auditor tidak terlibat secara langsung dalam proses pencatatan dan penyajian data keuangan lainnya
serta tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu aktifitas
operasional yang dapat mempengaruhi obyektifitasnya jika dilakukan pemeriksaan. Ia harus bebas membahas dan menilai kebijaksanaan, rencana, dan
prosedur, tetapi tidak berarti dapat mengambil alih tanggung jawab bagian lain yang ditugaskan.
2.3 Kedudukan Internal Auditor
Kedudukan internal auditor menggambarkan bagian-bagian mana saja yang dapat menjadi objek pemeriksaannya atau dengan kata lain menunjukkan apa
saja wewenang internal auditor. Dengan cara ini, tanggung jawab secara bertahap dapat dilaksanakan dan diikuti dengan baik dan benar.Kedudukan internal auditor
hendaknya menjamin kebebasan relatif sehingga ia dapat melaksanakan penilaian- penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka. Untuk menjamin keadaan ini,
maka langkah-langkah yang ditempuh yaitu : a.
Manajemen dan dewan komisaris harus memberikan dukungan penuh kepada internal auditor.
b. Kepala internal auditor harus bertanggung jawab kepada pejabat
yang mempunyai wewenang yang cukup tinggi untuk menjamin jangkauan audit yang luas serta tindak lanjut yang sebaik-baiknya
atas rekomendasi-rekomendasi sebagaimana dilaporkan dalam pelaporan pemeriksaan.
c. Fungsi-fungsi, wewenang, bagian internal auditor haruslah ditulis
dengan jelas pada sebuah dokumen formal, dan sebaiknya disetujui dewan komisaris.
d. Pimpinan bagian audit internal harus mempunyai jalur hubungan
langsung dengan dewan komisaris, yang berguna untuk menyampaikan laporan secara berkala dan membicarakan hal-hal
yang dianggap penting bagi perusahaan. Internal auditor haruslah ditempatkan di posisi yang tidak bertanggung
jawab langsung kepada pimpinan unit operasional perusahaan, tetapi bertanggung jawab langsung kepada manajemen perusahaan. Dengan demikian internal
auditor dapat melakukan tugas, dan tanggung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin independensinya. Penempatan bagian auditor internal serta job
description secara jelas akan membawa pengaruh positif dalam proses komunikasi antara internal auditor dengan pihak manajemen, demikian juga penempatan yang
tidak terarah akan menghambat jalannya arus pelaporan dari internal auditor kepada pihak manajemen.
MenurutSukrisno 2004:243 ada empat alternatif kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi yaitu :
a Bagian internal audit berada di bawah direktur keuangan sejajar
dengan bagian akuntansi dan keuangan, b
Bagian internal audit merupakan staf direktur utama, c
Bagian internal audit merupakan staf dari dewan komisaris, d
Bagian internal audit dipimpim oleh seorang internal audit director
Keempat alternatif tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut ini : Ad. a Internal audit di bawah direktur keuangan
Gambar 2.1 Internal audit dibawah direktur keuangan Sumber : Agoes Sukrisno, 2004. Auditing
Gambar diatas memperlihatkan bahwa bagian internal audit berkedudukan sejajar dengan bagian keuangan dan bagian akuntansi. Bagian internal audit
sepenuhnya bertanggung jawab kepada direktur keuangan. Kelemahan dari kedudukan ini adalah bahwa ruang lingkup pemeriksaan internal auditor menjadi
lebih sempit hanya ditekankan pada pengendalian atas bagian keuangan saja. Jika dikaitkan dengan independensi, maka tingkat kebebasan internal auditor terbatas
dan sempit. Keuntungan posisi ini adalah laporan internal auditor dapat segera dipelajari dan ditanggapi.
RUPS
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Direktur Keuangan
Bagian Internal Audit
Bagian Keuangan
Bagian Akuntansi
Ad. b Internal audit merupakan staf direktur utama bertanggung jawab langsung kepada direktur utama.
- - - - - - - - - - - - - - - - - -
Gambar 2.2 Internal audit merupakan staf direktur utama Sumber : Agoes Sukrisno, 2004. Auditing
Gambar diatas memperlihatkan bahwa kedudukan internal audit merupakan staf direktur utama. Dalam hal ini internal auditor mempunyai tingkat
independensi yang tinggi, karena internal auditor dapat melakukan pemeriksaan ke seluruh bagian, kecuali pimpinan perusahaan atau direktur utama. Kelemahan
fungsi internal auditor pada struktur ini, bahwa direktur utama mempunyai tugas yang banyak, sehingga direktur utama tidak dapat mempelajari hasil internal audit
secara mendalam, sehingga tindakan perbaikan yang diperoleh tidak dapat diambil dengan segera.
RUPS
Dewan Komisaris
Direktur Utama Bagian
Internal Audit Direktur Keuangan
Bagian Anggaran
Bagian Keuangan
Bagian Akuntansi
Ad. c Internal audit merupakan staf dewan komisaris
- - - - - - - - - - - - - - -
Gambar 2.3 Internal audit merupakan staf dewan komisaris Sumber : Agoes Sukrisno, 2004. Auditing
Gambar diatas memperlihatkan bahwa bagian internal auditor berfungsi sebagai dewan komisaris, dan posisinya berada diatas direktur utama. Kedudukan
ini memberikan tingkat independensiyang tinggi sekali karena internal auditor dapat memeriksa seluruh aspek organisasi. Kelemahannya bahwa dewan
komisaris, tidak setiap saat bisa ditemui, juga mungkin kurang menguasai masalah operasi sehari-hari sehingga tidak dengan cepat dapat mengambil tindakan atau
menanggapi saran-saran yang diajukan oleh internal auditor untuk pencegahan dan perbaikan.
RUPS
Bagian Internal Audit
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Direktur Keuangan
Bagian Anggaran
Bagian Keuangan
Bagian Akuntansi
Ad. d internal audit dipimpin oleh seorang internal audit director
Gambar 2.4 Internal audit dipimpin oleh seorang internal audit director Sumber : Agoes Sukrisno, 2004. Auditing
Gambar diatas memperlihatkan bahwa kedudukan bagian internal auditdipimpin oleh internal audit director. Direktur internal audit mengarahkan
personil dan aktivitas-aktivitas departemen audit intern dan mempunyai tanggung jawab terhadap program dan pelatihan staf audit. Direktur audit intern mempunyai
akses yang bebas terhadap ketua dewan komisaris. Tanggung jawab direktur audit intern adalah menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit
perusahaan dan menyajikan program tersebut untuk persetujuan. Auditing supervisor membantu direktur audit intern dalam mengembangkan audit program
Internal Audit Director
Excecutive Secretary
Supervisor of Auditing
Supervisor of Computer Auditing
Quality Assurance Supervisor
Audit Secretary Computer Audit
Specialist Senior EDP
Auditor Senior Auditor
EDP Auditor Lead Auditor
Staf Auditor
tahunan dan membantu dalam mengkoordinasi usaha audit dengan akuntan publik agar memberikan cakupan audit yang sesuai tanpa duplikasi usaha. Senior auditor
menerima audit program dan instruksi untuk area audit yang ditugaskan dari auditing supervisor. Auditor senior mempunyai staf auditor dalam pekerjaan
lapangan audit. Staf auditor melaksanakan tugas audit pada suatu lokasi audit. Kedudukan ini, kelemahannya adalah ketika direktur audit internal tidak
dapat mengelola departemen audit intern dengan baik, sehingga pekerjaan audit tidak dapat memenuhi tujuan umum dan tanggung jawab yang telah disetujui
manajemen, sumber daya dari departemen audit intern tidak digunakan secara efisien dan efektif.
Jika dilihat dari segi independensi yang cukup luas, maka kedudukan yang terbaik adalah dengan menempatkan internal auditor langsung di bawah dewan
komisaris dan menerima perintah dari padanya. Hal ini karena internal auditor dapat melakukan audit ke seluruh bagian yang ada di dalam perusahaan tanpa
terlebih dahulu memperoleh izin dari pimpinan objek yang diaudit. Namun dalam menentukan kedudukan internal auditor tidak hanya
mempertimbangkan independensinya saja, tetapi perlu juga diperhatikan efektivitas hasil laporan yang cepat untuk ditangani dan ditanggapi. Dalam hal ini
kedudukan internal auditor sebaiknya sejajar dengan bagian akuntansi dan keuangan.
Dalam melaksanakan fungsi internal audit, objektivitas mutlak diperlukan. Dalam hal ini, objektivitas internal auditor harus dipengaruhi oleh ketentuan dan
rekomendasi auditor atas standar pengawasan yang akan ditetapkan dalam
pengembangan sistem dan prosedur yang ditetapkan dan direview. Untuk menjaga objektivitas, sebaiknya auditor internal tidak terlibat secara langsung dalam proses
pencatatan dan penyajian data keuangan lainnya serta tidak terlibat secara langsung langsung maupun tidak dalam suatu aktivitas operasional. Internal auditor juga
terlepas dari tekanan-tekanan dari pihak objek pemeriksaan, oleh karenanya independensi yang tinggi sangat diperlukan untuk mendukung objektivitas dalam
pemeriksaan. Berdasarkan penjelasan di atas, penempatan internal auditor yang paling
ideal yaitu langsung menerima perintah penugasan dari pimpinan tertinggi yaitu direktur utama, namun hasil laporan pemeriksaan terlebih dahulu diserahkan kepada
direktur keuangan untuk dianalisa dan hasil pengamatannya diserahkan kepada direktur utama untuk diambil langkah-langkah selanjutnya.
2.4 Program Audit Internal Auditor