5 Pelaporan – Laporan audit operasional pada umumnya mengandung
2 unsur utama, yaitu : tujuan penugasan, ruang lingkup, dan pendekatan, serta temuan-temuan khusus dan rekomendasi.
Laporan ini sering kali juga mencantumkan ikhtisar eksekutif yang menyoroti intisari dan kesimpulan dari rincian tersebut.
2.6 Laporan Internal Auditor
Setelah melalui berbagai proses audit, maka tahap terakhir yang harus dilakukan adalah membuat dan menyusun suatu bentuk laporan tertulis yang
merupakan hasil akhir dari pelaksanaan audit internal tersebut. Laporan hasil audit internal yang dibuat oleh internal auditor tersebut merupakan bagian terpenting
untuk menyampaikan pertanggungjawaban hasil kerja kepada manajemen yaitu sebagai media informasi untuk menilai sebaik apa tugas-tugas yang dibebankan
kepada keseluruhan elemen perusahaan dapat dilaksanakan. Adapun isi dari laporan internal auditor menurut Boyton dkk 2003:494, yaitu :
a. Suatu laporan tertulis yang ditandatangani harus dikeluarkan setelah
pemeriksaan audit selesai. Laporan intern itu bisa dalam bentuk tertulis atau lisan dan dapat disampaikan secara formal ataupun
informal.
b. Internal auditor harus membahas kesimpulan dan rekomendasi pada
tingkatan manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan laporan tertulis yang final.
c. Laporan haruslah objektif, jelas, ringkas, konstruktif, dan tepat
waktu. d.
Laporan harus menyatakan tujuan, ruang lingkup, dan hasil audit, dan bila tepat laporan itu juga harus berisi suatu pernyataan
pendapat auditor. e.
Laporan dapat mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang potensial dan mengakui kinerja serta tindakan korektif yang
memuaskan.
f. Pandangan audit tentang kesimpulan dan rekomendasi audit dapat
disertakan dalamlaporan audit. g.
Direktur internal audit atau designee harus mereview dan menyetujui laporan audit final sebelum diterbitkan serta harus
memutuskan kepada siapa laporan itu akan dibagikan.
Laporan internal audit dapat berupa laporan lisan dan laporan tertulis. Dalam data tertulis, laporan disampaikan secara lengkap dan menyeluruh
comprehensive. Sementara laporan lisan dapat berupa pemaparan atas hal- hal yang dianggap perlu ditonjolkan dan cenderung informasi yang
disampaikan tidak menyeluruh. Adapun tujuan dari laporan audit, sebagai berikut :
1. Sebagai kesimpulan dari hasil pemeriksaan
2. Menyajikan temuan-temuan dari hasil pemeriksaan yang dilakukan
3. Sebagai dasar untuk mengambil keputusan manajemen dalam
penyelesaiannya terhadap penyimpangan yang terjadi Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, maka laporan audit harus
memenuhi unsur-unsur sebagai berikut : 1.
Objektif Objective – Laporan yang disusun harus mengungkapkan fakta berdasarkan data yang dapat diuji kebenarannya.
2. Jelas Clear – Laporan dibuat dengan bahasa yang jelas dan
lengkap agar dipahami para pembacanya. 3.
Ringkas – Struktur laporan yang baik adalah melaporkan dengan ringkas pelaksanaan operasional, pengendalian, dan hasil kerja.
Laporan harus terhindar dari hal-hal yang tidak relevan dan tidak material seperti gagasan, temuan kalimat, dan sebagainya yang tidak
menunjang tema pokok laporan, namun tetap menjaga kualitas informasi.
4. Membangun Construktive– Laporan yang bersifat konstruktif
adalah laporan yang sedapat mungkin memaparkan rekomendasi tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengupayakan
peningkatan operasional perusahaan. 5.
Tepat Waktu Right Time – Laporan audit hanya bermanfaat dengan maksimal bila laporan tersebut disajikan saat dibutuhkan.
Sehingga auditor harus menyajikan laporan audit tepat waktu.
Sebelum laporan hasil audit disampaikan kepada pengguna laporan, maka dilakukan peninjauan kembali review terhadap laporan tersebut. Hal
tersebut dilakukan untuk lebih memastikan kebenarannya dan kelengkapannya. Laporan audit akan efektif bila terdapat pelaksanaan tindak
lanjut, agar proses audit yang berjalan benar-benar bermanfaat bagi perusahaan. Oleh karena itu, bagian internal audit bertugas untuk memantau
pelaksanaan tindak lanjut, menganalisis kecukupan tindak lanjut, disertai identifikasi hambatan pelaksanaannya, dan memberikan laporan atas tindak
lanjut tersebut. Menurut Sawyer 2005:36 Kode Etik dan Standar Praktik Profesional
Audit Internal dari Ikatan Auditor Internal Institute of Internal Auditors- IIA, mekanisme penyampaian laporan hasil audit, temuan, opini, atau
informasi yang diperoleh selama audit digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.6 Mekanisme penyampaian hasil audit
Menurut Sawyer 2005:81, beberapa prinsip untuk menetapkan sistem pelaporan reporting internal yang efektif adalah sebagai berikut :
1. Laporan harus dibuat sesuai tanggung jawab yang diberikan.
2. Individu-individu atau unit-unit harus diminta melaporkan hal-hal yang
menjadi tanggung jawabnya. 3.
Biaya mengakumulasi data dan menyiapkan laporan harus dibandingkan dengan manfaat yang akan didapat.
4. Laporan harus sesederhana mungkin, dan konsisten dengan sifat subjek
yang menjadi masalah. Laporan harus berisi informasi yang melayani kebutuhan pengguna. Klasifikasi dan terminologi umum harus
digunakan sebanyak mungkin untuk menghindari kebingungan.
5. Sedapat mungkin laporan kinerja memperhatikan perbandingan dengan
standar biaya kualitas dan kuantitas yang ditetapkan. Biaya-biaya yang bisa dikendalikan harus dipisahkan.
6. Jika kinerja tidak bisa dilaporkan secara kuantitatif, laporan yang
dirancang untuk menekankan pengecualian atau hal-hal lain yang membutuhkan perhatian manajemen.
7. Agar bisa bermanfaat maksimal, laporan haruslah tepat waktu. Laporan
yang tepat waktu yang sebagian didasarkan pada estimasi bisa jadi lebih berguna dibandingkan laporan yang lebih tepat tetapi terlambat.
8. Penerimaan laporan harus ditanyakan secara periodik untuk
mengetahui apakah mereka masih membutuhkan laporan yang diterima atau apakah ada yang bisa diperbaiki dari laporan tersebut.
Pelaporan ke tingkat
manajemen yang berwenang
Pelaporan ke komite audit
Pelaporan ke dewan direksi
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian