5 hadir kuliah disebabkan oleh gejala sindroma premenstruasi, dan 14,9 tidak dapat
menduduki ujian atau mendapat nilai yang lebih rendah sekurang-kurangnya sekali, dan kedua-duanya sangat berhubungan dengan tingkat keparahan sindroma
premenstruasi Tenkir, Fisseha, dan Ayele, 2002. Pada penelitian Siregar di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
USU 2012, dijumpai ada hubungan antara sindroma premenstruasi dengan indeks prestasi akademis mahasiswi yang mengalami sindroma premenstruasi. Dari
hasil pengujian chi-square pada penelitian ini didapatkan nilai p-value sebesar 0,005 yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara sindroma
premenstruasi terhadap prestasi akademis mahasiswa. Berbagai faktor yang bisa mempengaruhi sesorang wanita itu bisa menderita
sindroma premenstruasi menjadikan peneliti berminat untuk mengetahui apakah
usia, IMT, usia pertama kali mendapat haid dan lamanya menstruasi bisa menjadi karakteristik untuk wanita sindroma premenstruasi. Selain itu, dampak sindroma
premenstruasi yang negatif juga menimbulkan pertanyaan kepada diri peneliti bagaimanakah dampaknya pada pencapaian akademik seorang mahasiswi
kedokteran gigi yang mengalami sindroma premenstruasi.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Ada pun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah karakteristik mahasiswi kedokteran gigi yang mengalami sindroma
premenstruasi ada hubungannya dengan pencapaian nilai akademis?”
1.3. TUJUAN PENELITIAN
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik mahasiswi kedokteran gigi yang mengalami sindroma premenstruasi dan
hubungannya dengan pencapaian nilai akademis.
Universitas Sumatera Utara
6
1.3.1. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui hubungan karakteristik mahasiswi kedokteran gigi seperti usia, IMT, usia pertama kali mendapat haid, siklus menstruasi, dan lamanya
menstruasi dengan kejadian sindroma premenstruasi. 2.
Untuk mengetahui dampak sindroma premenstruasi pada pencapaian nilai akademis.
3. Untuk melihat hubungan antara karakteristik mahasiswi kedokteran gigi yang
mengalami sindroma premenstruasi dengan pencapaian nilai akademis.
1.4. MANFAAT PENELITIAN
1. Dapat memprediksi kejadian sindroma premenstruasi berdasarkan usia, IMT,
usia pertama kali mendapat haid, siklus menstruasi, dan lamanya menstruasi. 2.
Membantu mahasiswi yang menderita sindroma premenstruasi untuk mengatasi sindroma premenstruasi berdasarkan karakteristik-karakteristik yang dapat
diubah. 3.
Membantu kaunselor mengatasi dampak yang disebabkan oleh sindroma premenstruasi terhadap pencapaian nilai akademis sehingga kaunselor bisa
membantu mahasisiwi mengatasinya.
Universitas Sumatera Utara
7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Gejala-gejala premenstruasi terjadi pada hampir semua wanita. Setiap wanita mengalami gejala-gejala yang berbeda. Ada yang mengalami gejala-gejala
yang ekstrim, malah ada juga yang gejalanya hanya minimal atau sama sekali tidak mempunyai gejala-gejala premenstruasi 5-10. Jumlah yang sama mengalami
gejala yang ekstrim sehingga memberikan dampak yang besar dalam kehidupan mereka, sama ada dalam keluarga, hubungan interpersonal, dan fungsi normal
sehari-hari. Keadaan ini dikenal sebagai sindroma premenstruasi.
2.1. DEFINISI
Premenstrual tension adalah istilah medis yang awal digunakan tetapi
sekarang istilah yang biasa digunakan untuk gangguan premenstruasi ini adalah sindroma premenstruasi atau premenstrual syndrome. Premenstrual dysphoric
disorder PMDD adalah sindroma premenstruasi yang sangat berat dan berlaku
pada 3-9 wanita O’Brien, 2007. Istilah sindroma premenstruasi ini telah didefinisikan dalam Tenth Revision
of the International Classification of Disease ICD-10. Seorang wanita dikatakan
mengalami sindroma premenstruasi jika dia mengeluhkan gejala-gejala somatik atau psikologikal atau kedua-duanya, yang berulang, yang berlaku secara
spesifiknya pada fase luteal dalam siklus menstruasi dan akan berkurang atau menghilang pada fase folikuler selambat-lambatnya pada akhir menstruasi
O’Brien, 2007.
2.2. EPIDEMIOLOGI
Berbagai laporan menyatakan prevalensi sindroma premenstruasi sebesar 30 sampai 80 dari wanita menstruasi, umumnya disepakati bahwa sekitar 40
wanita terpengaruh secara signifikan. Gejala yang berat disebut sebagai premenstrual dysphoric disorder
PMDD terjadi hanya pada 3 hingga 8 wanita yang berusia antara 18 dan 48. Usia rerata awal terjadinya adalah 26 tahun. Faktor
Universitas Sumatera Utara