DEFINISI EPIDEMIOLOGI TINJAUAN PUSTAKA

7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Gejala-gejala premenstruasi terjadi pada hampir semua wanita. Setiap wanita mengalami gejala-gejala yang berbeda. Ada yang mengalami gejala-gejala yang ekstrim, malah ada juga yang gejalanya hanya minimal atau sama sekali tidak mempunyai gejala-gejala premenstruasi 5-10. Jumlah yang sama mengalami gejala yang ekstrim sehingga memberikan dampak yang besar dalam kehidupan mereka, sama ada dalam keluarga, hubungan interpersonal, dan fungsi normal sehari-hari. Keadaan ini dikenal sebagai sindroma premenstruasi.

2.1. DEFINISI

Premenstrual tension adalah istilah medis yang awal digunakan tetapi sekarang istilah yang biasa digunakan untuk gangguan premenstruasi ini adalah sindroma premenstruasi atau premenstrual syndrome. Premenstrual dysphoric disorder PMDD adalah sindroma premenstruasi yang sangat berat dan berlaku pada 3-9 wanita O’Brien, 2007. Istilah sindroma premenstruasi ini telah didefinisikan dalam Tenth Revision of the International Classification of Disease ICD-10. Seorang wanita dikatakan mengalami sindroma premenstruasi jika dia mengeluhkan gejala-gejala somatik atau psikologikal atau kedua-duanya, yang berulang, yang berlaku secara spesifiknya pada fase luteal dalam siklus menstruasi dan akan berkurang atau menghilang pada fase folikuler selambat-lambatnya pada akhir menstruasi O’Brien, 2007.

2.2. EPIDEMIOLOGI

Berbagai laporan menyatakan prevalensi sindroma premenstruasi sebesar 30 sampai 80 dari wanita menstruasi, umumnya disepakati bahwa sekitar 40 wanita terpengaruh secara signifikan. Gejala yang berat disebut sebagai premenstrual dysphoric disorder PMDD terjadi hanya pada 3 hingga 8 wanita yang berusia antara 18 dan 48. Usia rerata awal terjadinya adalah 26 tahun. Faktor Universitas Sumatera Utara 8 risiko yang mungkin untuk sindroma premenstruasi termasuk riwayat keluarga sindroma premenstruasi pada ibu, riwayat perjalanan hidup atau penyakit jiwa yang dideritai sekarang yang melibatkan mood atau gangguan ansietas, riwayat penyalahgunaan alkohol, dan riwayat depresi postpartum. Beberapa studi menemukan bahwa nulparitas, usia onset menstruasi yang lebih awal, konsumsi alkohol dan kafein yang tinggi, stres yang berlebihan, dan IMT yang tinggi adalah faktor-faktor risiko untuk gejala sindroma premenstruasi tertentu. Penelitian terbaru mendukung laporan sebelumnya bahwa faktor keluarga dan stres memiliki peran dalam sindroma ini Katz, Lentz, Lobo dan Gesherson, 2007. Di Malaysia, satu studi yang dilakukan di Negeri Sembilan pada 2247 wanita menyatakan angka kejadian sindroma premenstruasi ialah 74,6; 68,2 menderita sindroma premenstruasi ringan dan 6,4 menderita sindroma premenstruasi sedang-berat Lee, Chen, Lee dan Kaur, 2006.

2.3. GEJALA