Inlasi Regional Kondisi Ketenagakerjaan Indonesia Memburuk

Indonesian Economic Review and Outlook 16

2. Inlasi Regional

Tabel 4 Inlasi 33 Ibukota Provinsi Indonesia Inlasi tertinggi terjadi di Kota Ambon Kota 2017 m-o-m 2017 y-o-y Jan Feb Mar Jan Feb Mar Banda Aceh 0,28 0,19 -0,15 2,79 2,97 3,08 Medan 0,38 -0,64 -0,20 6,05 4,97 3,85 Padang 0,57 -0,13 -0,01 5,60 4,56 3,98 Jambi 0,25 -1,40 0,31 4,36 2,67 2,72 Pekanbaru 1,46 -0,60 0,38 5,45 5,34 5,17 Bengkulu 0,98 0,21 0,23 5,33 5,82 6,01 Palembang 0,53 0,09 -0,10 3,90 4,10 3,77 Bandar Lampung 0,84 0,58 -0,06 3,35 4,48 3,90 Pangkal Pinang 1,72 -1,11 0,38 8,62 7,00 7,13 Jakarta 0,99 0,33 0,05 3,33 3,31 3,06 Bandung 0,49 0,38 -0,02 1,81 2,27 2,10 Yogyakarta 1,24 0,36 -0,06 1,95 2,46 2,20 Semarang 1,11 0,44 -0,14 4,03 4,59 4,42 Surabaya 1,76 0,16 -0,06 4,69 5,17 4,70 Serang 0,78 0,50 0,29 9,22 9,89 10,15 Denpasar 1,39 0,42 0,02 3,87 4,22 4,18 Mataram 1,51 0,40 -0,62 2,88 3,41 2,83 Kupang 0,79 0,18 -0,87 2,32 2,94 2,83 Pontianak 1,82 0,36 -0,26 5,39 5,42 5,22 Palangkaraya 0,85 0,27 0,39 2,61 3,31 3,76 Banjarmasin 0,94 0,20 0,01 4,14 4,17 4,03 Samarinda 1,02 0,13 0,28 3,35 3,44 3,27 Manado 1,10 1,16 0,23 1,63 3,65 3,93 Palu 1,32 0,29 0,25 3,26 4,19 4,05 Makassar 1,14 0,79 -0,16 2,95 3,78 3,45 Kendari 0,88 0,49 -0,24 2,45 2,88 2,40 Gorontalo 1,28 0,32 0,04 3,20 2,84 2,73 Mamuju 0,59 1,07 -0,29 2,89 4,38 4,10 Ambon 0,28 -0,74 1,13 3,28 2,33 3,85 Ternate 0,63 0,03 -0,31 2,02 3,02 2,41 Manokwari 0,09 -0,57 0,05 5,51 5,02 4,94 Jayapura 0,12 -0,77 0,95 3,47 2,50 3,16 Tanjung Pinang 0,97 0,59 -0,64 -2,12 -1,37 -2,28 Catatan: Kota yang dipilih merupakan Ibukota dari 33 provinsi di Indonesia. Ibukota Provinsi diharapkan menjadi indikator yang tepat untuk menggambarkan inlasi di Provinsi tersebut.

3. Kondisi Ketenagakerjaan Indonesia Memburuk

Gambar 27 Jumlah Penduduk Bekerja dan Pengangguran di Indonesia, Agustus 2011 – Agustus 2016 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK menurun, Tingkat Pengangguran Terbuka naik Sumber: BPS dan CEIC 2016 Pada Agustus 2016, tingkat pengangguran tercatat berada di level 7,03 persen. Angka ini lebih tinggi 0,01 percentage point dibandingkan Februari 2016 7,02 persen tetapi lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 7,56 persen. Tingkat pengangguran terbuka TPT naik cukup signiikan sebesar 0,11 percentage point ke 5,61 persen Agustus 2016 dari 5,5 persen Februari 2016. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK pada Agustus 2016 berada pada level 66,34 persen— lebih rendah dibandingkan Februari 2016 68,06 persen dan Agustus 2015 65,76 persen. Jumlah penduduk bekerja berkurang sekitar 2 juta orang dibandingkan Feberuari 2016 ke level 118,41 juta orang. Memburuknya kondisi ketenagakerjaan kali ini ikut dipengaruhi oleh tren laju inlasi bulanan yang cenderung menurun pada periode yang bersangkutan. Berdasarkan perbandingan diantara 33 kota di 33 Provinsi, Pada Maret 2017 Inlasi month to month tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 1,13 persen sedangkan Delasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 0,87. Berdasarkan perbandingan inlasi m-t-m di 33 kota, dimana 17 kota mengalami delasi dan 16 kota mengalami inlasi pada Maret 2017. Inlasi tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 1,13 persen, sedangkan inlasi terendah terjadi di Kota Banjarmasin sebesar 0,01 persen. Kota Kupang mengalami Delasi tertinggi sebesar 0,87 persen dan Kota Padang mengalami Delasi terendah sebesar 0,01 persen. 17 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada Gambar 28 Jumlah Pekerja Tidak Penuh, Februari 2011 – Agustus 2016 Jumlah pekerja tidak penuh per Agustus 2016 turun Sumber: BPS dan CEIC 2017 Tabel 5 Jumlah Pekerja menurut Lapangan Kerja Utama Juta Orang, 2013 ‒ 2016 Transformasi Sektoral Mendorong Perkembangan Daya Serap Sektor Jasa Periode Aug-13 Feb-14 Aug-14 Feb-15 Aug-15 Feb-16 Aug-16 Pertanian 39.22 40.83 38.97 40.12 37.75 38.29 37.77 Pertambangan Penggalian 1.43 1.62 1.44 1.42 1.32 1.31 1.48 Industri Manufaktur 14.96 15.31 15.25 16.38 15.26 15.98 15.54 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.25 0.31 0.29 0.31 0.29 0.40 0.36 Konstruksi 6.35 7.21 7.28 7.71 8.21 7.71 7.98 Perdagangan Besar, Perdagangan Eceran, Restoran, dan Hotel 24.11 25.81 24.83 26.65 25.69 28.50 26.69 Transportasi, pergudangan, dan Komunikasi 5.10 5.32 5.11 5.19 5.11 5.19 5.61 Keuangan, Asuransi, Real Estate, Jasa Perusahaan 2.90 3.19 3.03 3.64 3.27 3.48 3.53 Jasa Kemasyarakatan 18.45 18.48 18.42 19.41 17.94 19.79 19.46 Total Pekerja 112.76 118.09 114.63 120.85 114.82 120.65 118.41 Sumber: BPS dan CEIC 2017 Gambar 29 Distribusi Pekerja Sektoral di Indonesia, 2014 ‒ 2016 Transformasi Sektoral Mendorong Perkembangan Daya Serap Sektor Jasa Sumber: BPS dan CEIC 2017 Persentase jumlah pekerja tidak penuh Indonesia pada Agustus 2016 menurun sekitar 2,6 percentage point dibandingkan Februari 2016. Per Agustus 2016, pekerja tidak penuh Indonesia mencapai angka 32,23 juta orang atau 27,22 persen terhadap yang bekerja. Jumlah ini merupakan yang paling rendah sepanjang periode amatan—kemungkinan merupakan implikasi dari dua kemungkinan. Pertama, berkembangnya sektor formal domestik atau tendensi meningkatnya jumlah pengangguran.. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jumlah pekerja tidak penuh nasional berkurang sebanyak 4 juta orang. Ini sejalan dengan kondisi umum ketenagakerjaan Indonesia yang terpantau memburuk di periode Februari 2016 hingga Agustus 2016. Apabila ditinjau secara jangka panjang, proporsi pekerja tidak penuh terhadap seluruh pekerja menunjukkan tren yang menurun. Distribusi pekerja pada Agustus 2016 masih terkonsentrasi di sektor pertanian. Paruh akhir tahun 2016, tercatat sebanyak 37,77 juta orang bekerja di sektor ini. Jumlah tersebut melebihi sepertiga dari keseluruhan pekerja nasional. Meski begitu, tren proporsi pekerja sektor pertanian terpantau menurun selama periode amatan. Dibandingkan Februari 2016 dan Februari 2015, jumlah pekerja di sektor primer tampak berkurang. Di sisi lain, serapan pekerja di sektor lain menunjukkan tren peningkatan. Jumlah pekerja di sektor industri manufaktur turun dibandingkan Februari 2016 maupun periode yang sama tahun sebelumnya, tetapi trennya cenderung meningkat. Begitu juga dengan sektor jasa secara umum, di mana secara garis besar, terdapat beberapa penurunan dibandingkan paruh awal 2016 tetapi menunjukkan pergerakan yang positif. Indonesian Economic Review and Outlook 18 E. NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

1. Neraca Pembayaran Indonesia mengalami penurunan surplus