2
Manfaat Katam antara lain : 1 Menentukan waktu tanam pada setiap musim yaitu musim hujan MH dan musim kemarau MK, 2 Menentukan pola,
rotasi tanam dan rekomendasi teknologi pada skala kecamatan, 3 Menduga potensi luas tanam untuk mendukung sistem perencanaan tanam dan produksi
tanaman pangan, 4 Mengurangi resiko penurunan dan kegagalan produksi serta kerugian petani akibat kekeringan, banjir dan serangan OPT.
Sejak Tahun 2013-2015 telah dilakukan kegiatan sosialisasi, verifikasi dan validasi.Sosialisasi kalender tanam terpadu di
Provinsi Bengkulu telah dilaksanakan baik tingkat provinsi, kabupaten maupun kecamatanyang dihadiri
oleh pemangku kebijakan dalam hal ini dinas pertanian, penyuluh, babinsa maupun petani.Pelaksanaan verifikasi sistem Katam terpadu dilakukan pada 2
parameter yaitu luas baku sawah dan rekomendasi pemupukan tanaman palawija,Sedangkan pelaksanaan validasi sistem informasi Katam dengan cara
mengimplementasikan rekomendasi Katam terpadu jadwal tanam, rekomendasi pupuk, dan varietas dilakukan sinergi dengan kegiatan yang ada di BPTP
Bengkulu komodias tanaman pangan yaitu padi, jagung dan kedelai. Dengan makin menonjolnya isu perubahan iklim dan sistem informasi
Katamdisusun menurut kondisi iklim berdasarkan prediksi iklim musiman. Disamping itu
penerapan Katam sangat mendukung upaya adaptasi sekaligus mitigasi
dalam pengamanan penyelamatan
at au pengurangan
resiko, pemantapan pertumbuhan produksi, dan mengurangi dampak sosial-ekomomi.
Oleh karena peranannya yang sangat strategis dan bersifat dinamis, maka kegiatan ini sangat urgen untuk dilanjutkan.
1.2. Tujuan
1. Sosialisasi dan apresiasi inovasi sistem informasi kalender tanam terpadu 2. Melakukan validasi dan verifikasi inovasi sistem informasi kalender tanam
terpadu 3. Mendapatkan umpan balik
Feedback dari aplikasi penerapan inovasi sistem informasi kalender tanam terpadu
1.3. Keluaran
3
1. Terdeseminasinya inovasi sistem informasi kalender tanam terpadu
2. I novasi sistem informasi kalender tanam terpadu yang sudah divalidasi
dan diverifikasi 3.
Umpan balik Feedback dari aplikasi penerapan inovasi sistem
informasi kalender tanam terpadu
1.4. Perkiraan Manfaat dan Dampak
Pedoman bagi dinas pertanian, penyuluh dan petani dalam menentukan waktu tanam, pupuk dan varietas yang tepat sehingga terjadi penurunan resiko
dan kegagalan produksi serta kerugian akibat kekeringan, banjir dan serangan OPT.Kalender tanam dapat diadopsi secara luas oleh petani dalam rangka
meningkatkan produktivitas, produksi, pendapatan dan mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
I I . TI NJAUAN PUSTAKA
4
2.1 Kerangka Teoritis
Perubahan iklim merupakan salah satu ancaman yang sangat serius terhadap sektor pertanian dan potensial mendatangkan masalah baru bagi
keberlanjutan produksi pangan dan sistem produksi pertanian pada umumnya. Dampak perubahan iklim terhadap sektor yang berkaitan dengan sumber daya
air antara lain meningkatnya kejadian cuaca dan iklim ekstrim yang berpotensi menimbulkan banjir, tanah longsor, dan kekeringan, untuk itu perlu upaya
penyesuaian kegiatan dan teknologi dengan kondisi iklim. Salah satunya dengan pengembangan teknologi pemanfaatan informasi iklim seperti kalender tanam
yang bersifat dinamis dan terpadu Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011.
Perubahan iklim berimplikasi terhadap pergeseran awal musim tanam dan pola tanam , ancaman kekeringan, banjir dan serangan OPT. Upaya peningkatan
produksi memerlukan strategi yang cermat berdasarkan prakiraan iklim yang akurat. Untuk memandu upaya ini diperlukan alat bantu antisipatif berupa
kalender tanam terpadu. Kalender tanam terpadu tidak hanya memuat kapan waktu tanam, tetapi juga memuat rekomendasi pupuk, varietas dan potensi
gangguan OPT Badan Litbang Pertanian, 2013. Untuk menyampaikan informasi tersebut diperlukan kegiatan diseminasi.
Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh kesepahaman dan
kesepakatan bersama. Kegiatan diseminasi dalam pendekatan
Spectrum Diseminasi Multy Chanels SDMC, dilakukan dengan memanfaatkan berbagai
jalur komunikasi dan pemangku kepentingan stakeholders terkait.SDMC
merupakan upaya Badan Litbang Pertanian dalam mempercepat dan memperderas diseminasi informasi dan inovasi pertanian melalui berbagai media
dan saluran komunikasi. SDMC bertujuan untuk meningkatkan adopsi inovasi pertanian oleh pengguna Badan litbang Pertanian, 2011.
Kegiatan sosialisasi Katam Terpadu akan diprioritaskan pada penyampaian materiKatam
melalui media elektronik I T, khususnya kepada
penyuluh pertanian lapangan PPL dan
stakeholders di tingkat provinsi dan kabupaten sesuai dengan bagan tata hubungan kerja antara Tim Pengendali, Tim Pembina
dan Tim Pelaksana dalam Permentan No. 45 Tahun 2011 Kementerian Pertanian, 2011.
5
Prinsip dari kegiatan sosialisasi kalender tanam terpadu yaitub 1 sosialisasi dilakukan setelah pelaksanaan
launching oleh Kepala Badan Litbang Pertanian, launching MH dilaksanakan pada awal September dan
launching MK dilaksanakan pada awal Januari, 2 Sosialisasi dilakukan di provinsi, kabupaten
atau kecamatan, dengan mengundang seluruh stakeholder terkait di daerah, 3 Dilaksanakan paling lambat 1 satu bulan sebelum potensi awal tanam di satu
kecamatan atau tidak lama setelah pelaksanaan launching, 4 Pelaksanaan sosialisasi dilakukan berjenjang melibatkan lembaga instansi terkait di daerah
terutama dinas dan lembaga penyuluhan. Dalam kegiatan sosialisasi tersebut dapat pula menghadirkan BMKG dan perwakilan kelompok tani Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian, 2014 Dalam dua dekade terakhir, isu perubahan iklim terus menguat dan
menjadi entri poin penting dalam menyusun perencanaan pengembangan pertanian, khususnya tanaman pangan. Perubahan iklim yang ditandai oleh
perubahan pola dan distribusi curah hujan, peningkatan suhu udara, dan peningkatan muka air laut berdampak langsung terhadap kerentanan pertanian
diwilayah tertentu Badan Litbang Pertanian, 2012 Perubahan iklim telah membuat sebaran hujan tidak merata bahkan curah hujan harian ekstrim dapat
mencapai 234 mm hari Farmanta, 2012. Perubahan iklim akibat pemanasan global telah berdampak luas terhadap
berbagai aspek kehidupan.Pertanian merupakan sektor yang mengalami dampak paling serius.Tanaman pangan merupakan sub sektor yang paling rentan
terhadap perubahan iklim. Kegagalan panen disuatu sentra produksi dapat menyebabkan keguncangan di daerah lain, terlebih pada daerah yang bukan
sentra pertanian. Perubahan pola curah hujan, peningkatan kejadian iklim ekstrim, serta kenaikan suhu udara dan permuakaan air laut telah menyebabkan
produksi pertanian, terutama sub sektor tanaman pangan menurun secara signifikan Kementerian Pertanian, 2012.
Katam merupakan teknologi yang memuat berbagai informasi tanam pada skala kecamatan, dan suatu perangkat yang berguna untuk mempermudah
stakeholders dan petani dalam penentuan : 1. Prediksi awal musim hujan, 2.Awal musim tanam, 3.Pola Tanam, 4.Luas tanam potensial, 5.Rekomendasi
pemupukan NPK, 6.Tutup Tanam, 7.Rekomendasi varietas padi, 8.Potensi serangan OPT, 9.Wilayah rawan banjir kekeringan, 10.Resiko penuruan
6
produksi akibatbencana. Dengan adanya Kalender tanam terpadu diharapkan petani dapat menentukan waktu tanam yang terbaik dan sekaligus menetapkan
varietas yang sesuai dan pemupukan yang rasional. Kondisi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan sekaligus menekan gagal panen akibat kondisi
iklim yang ekstrem baik genangan maupun kekeringan BBSDLP, 2012.
2.2. Hasil- hasil Penelitian Sebelumnya