1
I . PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dua dekade terakhir, isu perubahan iklim terus menguat dan menjadi entri poin penting dalam menyusun perencanaan pengembangan
pertanian, khususnya tanaman pangan. Perubahan iklim yang ditandai oleh perubahan pola dan distribusi curah hujan, peningkatan suhu udara, dan
peningkatan muka air laut berdampak langsung terhadap kerentanan pertanian diwilayah tertentu Badan Litbang Pertanian, 2012. Hal tersebut akan menjadi
permasalahan dalam penentuan jadwal tanam di tingkat petani. Pertanian
merupakan sektor
yang mengalami
dampak paling
serius.Tanaman pangan merupakan sub sektor yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Kegagalan panen disuatu sentra produksi dapat menyebabkan
keguncangan di daerah lain, terlebih pada daerah yang bukan sentra pertanian. Perubahan pola curah hujan, peningkatan kejadian iklim ekstrim, serta kenaikan
suhu udara dan permuakaan air laut telah menyebabkan produksi pertanian, terutama sub sektor tanaman pangan menurun secara signifikan Kementerian
Pertanian, 2012. Di tengah krisis pangan dunia yang dipicu oleh perubahan iklim,
pemerintah tetap menargetkan swasembada pangan Ditjen Tanaman Pangan. 2008. Sementara itu, produktivitas padi di Provinsi Bengkulu masih rendah yaitu
42,17 ku ha. Salah satu akibat dari dampak negatif perubahan iklim yaitu pergeseran awal musim tanam dan pola tanam, ancaman kekeringan, banjir dan
serangan organisme penggangu tanaman.Untuk itu, Badan Litbang telah menyusun teknologi adaptif dengan perubahan iklim yaitu sistem informasi
kalender tanam Katam terpadu Badan Litbang Pertanian, 2012. Katam merupakan teknologi yang memuat berbagai informasi t anam pada
skala kecamatan, dan suatu perangkat yang berguna untuk mempermudah stakeholders dan petani dalam penentuan : 1. Prediksi awal musim hujan, 2.Awal
musim tanam, 3.Pola Tanam, 4.Luas tanam potensial, 5.Rekomendasi pemupukan, 6.Tutup Tanam, 7.Rekomendasi varietas padi, 8.Potensi serangan
OPT, 9.Wilayah rawan banjir kekeringan, 10.Resiko penuruan produksi akibatbencana BBSDLP, 2012.
2
Manfaat Katam antara lain : 1 Menentukan waktu tanam pada setiap musim yaitu musim hujan MH dan musim kemarau MK, 2 Menentukan pola,
rotasi tanam dan rekomendasi teknologi pada skala kecamatan, 3 Menduga potensi luas tanam untuk mendukung sistem perencanaan tanam dan produksi
tanaman pangan, 4 Mengurangi resiko penurunan dan kegagalan produksi serta kerugian petani akibat kekeringan, banjir dan serangan OPT.
Sejak Tahun 2013-2015 telah dilakukan kegiatan sosialisasi, verifikasi dan validasi.Sosialisasi kalender tanam terpadu di
Provinsi Bengkulu telah dilaksanakan baik tingkat provinsi, kabupaten maupun kecamatanyang dihadiri
oleh pemangku kebijakan dalam hal ini dinas pertanian, penyuluh, babinsa maupun petani.Pelaksanaan verifikasi sistem Katam terpadu dilakukan pada 2
parameter yaitu luas baku sawah dan rekomendasi pemupukan tanaman palawija,Sedangkan pelaksanaan validasi sistem informasi Katam dengan cara
mengimplementasikan rekomendasi Katam terpadu jadwal tanam, rekomendasi pupuk, dan varietas dilakukan sinergi dengan kegiatan yang ada di BPTP
Bengkulu komodias tanaman pangan yaitu padi, jagung dan kedelai. Dengan makin menonjolnya isu perubahan iklim dan sistem informasi
Katamdisusun menurut kondisi iklim berdasarkan prediksi iklim musiman. Disamping itu
penerapan Katam sangat mendukung upaya adaptasi sekaligus mitigasi
dalam pengamanan penyelamatan
at au pengurangan
resiko, pemantapan pertumbuhan produksi, dan mengurangi dampak sosial-ekomomi.
Oleh karena peranannya yang sangat strategis dan bersifat dinamis, maka kegiatan ini sangat urgen untuk dilanjutkan.
1.2. Tujuan