IMPLEMENTASI EKSPERIMEN OPENINQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MENGEMBANGKAN NILAI KARAKTER MAHASISWA

(1)

IMPLEMENTASI EKSPERIMEN

OPENINQUIRY

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

DAN MENGEMBANGKAN NILAI KARAKTER

MAHASISWA

skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

oleh Tika Resti Pratiwi

4201409033

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

ii

ImplementasiEksperimen Open Inquiry untukMeningkatkan Pemahaman KonsepdanMengembangkanNilaiKarakterMahasiswa

disusun oleh

Tika Resti Pratiwi 4201409033

telah disetujui untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada tanggal :

Semarang, 04 Maret 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Sarwi, M.Si Dr. SunyotoEkoNugroho, M.Si


(3)

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Semarang,04 Maret 2013

Tika Resti Pratiwi


(4)

iv

ImplementasiEksperimen OpenInquiry untukMeningkatkan Pemahaman KonsepdanMengembangkanNilaiKarakterMahasiswa

disusun oleh

Tika Resti Pratiwi 4201409033

telah dipertahankan di hadapansidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada tanggal 04 Maret 2013.

Panitia:

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Dr. Khumaedi, M.Si.

NIP. 19631012 198803 1 001 NIP. 19630610 198901 1002 Ketua Penguji

Dra. Langlang Handayani, M.App. Sc. NIP. 19680722 199203 2 001

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Sarwi, M.Si Dr. SunyotoEkoNugroho, M.Si


(5)

v MOTTO

“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat; sesungguhnya Allah adalah beserta orang-orang yang sabar”

(QS. Al-baqarah 2: 153) “Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah”

(Ibnu Mas’ud) “Hidup itu seperti naik sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak”

(Albert Einstein)

Karya ini aku persembahkan kepada:

1. Bapak Jaswadi dan Ibu Sumarsih tercinta, terima kasih atas segala cinta, do’a, dan pengorbanan yang tiada henti;

2. Kakakku tersayang, Tomi Yoga Pratama dan Adikku tercinta,Indah Siwi Indriyani yang selalu memberi dukungan dan motivasi; 3. Beloved someonesayaaangku yang selalu

mengerti dan menyemangatiku;

4. Beloved people Ernita; Nissa; Dyah; Irma; Yuli; Cah Kos Mayda, adem ayem, derete; Pupanarsis; teman-teman fisika 2009; hima fisika dan Gerhana 2010 dan 2011;temen PPL dan KKN-ku.


(6)

vi

karunia serta ridhoNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsiyang berjudul ”ImplementasiEksperimen OpenInquiry untukMeningkatkanPemahaman KonsepdanMengembangkanNilaiKarakterMahasiswa”.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

3. Dr. Khumaedi, M.Si., ketua Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

4. Prof.Dr.rer.nat. Wahyu Hardyanto, M.Si.,dosen wali yang telah memberikan arahan kepada penulis selama menempuh studi.

5. Dr. Sarwi, M.Si., pembimbing utama skripsi yang telah memberikan ide dan mengijinkan penulis untuk bergabung pada penelitian beliau sertatelah membimbing dalam penyusunan skripsi ini.

6. Dr. SunyotoEkoNugroho, M.Si., pembimbing pendamping skripsi yang telah membimbing dalam penyusunan skripsi ini.


(7)

vii

7. Dra. Langlang Handayani, M.App.Sc, dosen penguji skripsi yang telah memberikan masukan serta mengarahan penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.

8. Seluruh dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal ilmu dan kekeluargaan kepada penulis selama menempuh studi.

9. Bapak, Ibu, Kakak, Adik dan Keluarga besar Hadi Suwiryo-Parto Switoku yang telah memberikan dukungan dan motivasi sertadoa restu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Keluarga besar fisika 2009 baik prodi pendidikan dan murni, serta seluruh keluarga Jurusan Fisika, terimakasih atas bantuan, kebersamaan, kekeluargaan dan semangatnya.

11. Keluarga Hima Fisika, KMJF dan UKM Gerhana 2010 serta 2011,terimakasih atas kebersamaan, kekeluargaan dan pengalamanya.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para pembaca.

Semarang, 04Maret2013


(8)

viii

Mahasiswa . Skripsi, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing UtamaDr. Sarwi, M.Si. dan Pembimbing PendampingDr. Sunyoto Eko Nugroho, M.Si.

Kata kunci: open inquiry, nilai karakter, konsep gelombang

Degradasi karakter bangsa menuntut pemerintah menanamkan kembali pendidikan karakter dalam proses pembelajaran dengan melibatkan peserta didik lebih aktif. Eksperimen open inquiry merupakan tingkatan inkuiri yang memberi kesempatan lebih banyak mahasiswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga selain meningkatkan kemampuan berfikir juga mampu mengembangkan sikap. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan eksperimen open inquirydalam mengembangkan nilai karakter mahasiswa dan mengetahui keefektifan meningkatkan pemahaman konsep gelombang, serta mengetahui koefisien korelasi antara keduanya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan jenisone group pretest and posttest design.Instrumen penelitian berupa lembar observasi oleh tiga observer dan tes tertulis pilihan ganda beralasan. Analisis data yang digunakan yaitu analisis awal penelitian berupa analisis uji coba soal tes tertulis dan analisis akhir penelitian berupa analasis uji gain, uji t satu pihak dan uji korelasi. Berdasarkan hasil uji gaindiperolehadanya perkembangan nilai karakter mahasiswa sebesar 0,41 dengan kategori sedang dan adanya peningkatan pemahaman konsep gelombang sebesar 0,71 dengan kategori tinggi. Perkembangan setiap aspek nilai karakter berbeda juga. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa eksperimen open inquiry telah efektif untuk mengembangkan nilai karakter mahasiswa danefektif untuk meningkatkan pemahaman konsep gelombang walaupun korelasi keduanya tidak signifikan.


(9)

ix ABSTRACT

Pratiwi, Tika Resti. 2013. Implementation of Open Inquiry Experiment toImprove the Understanding of Conceptand to Develop the Value of Students Character. Skripsi, Physics Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Semarang State University. First Advisor Dr. Sarwi, M.Si. and Second Advisor Dr. Sunyoto Eko Nugroho, M.Si.

Keyword : open inquiry, character value, wave concept

Degradation of nation’s character demands the government to return character education in the learning process by involving students more actively. Open inquiry experiment is the level of inquiry that would allow more student’s opportunities to be actively involved in the learning process, so that can improve ability of thinking and develop behavior. The objective of this research to describe the open inquiry experiment to develop the student’s character value, to know the effectiveness to improve the understanding of wave concept and the coefficient of correlation between both.

The method was one group pretest and posttest design experiment research. The research instruments used was observation sheets and multiple-choice written test by reason. The data analysis used were the initial research analysis inform of the analysis of written test trials and the final research analysis: a gain test, a t test one side, and a correlation test. Based on the result of gain test, it was obtained that there was development of student’s character value of 0.41 with medium category and improvement of the understanding of wave concept of 0.71 with high category. There also obtained that there was different character aspect for every development. Based on the data analysis, it is found that open inquiry experiment is effective to develop the student’s character value and to improve the understanding of wave concept although correlation between them wasn’t significant.


(10)

x

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Penegasan Istilah ... 5

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PembelajaranOpen Inquiry dalamSains ... 9

2.2 Pengembangan Nilai Karakter MahasiswadenganPembelajaranOpen Inquiry ... 16

2.3 Peningkatan Pemahaman KonsepFisikadenganPembelajaranOpen Inquiry ... 21

2.4 KarakteristikMateri yang SesuaidenganPembelajaranEksperimen Open Inquiry ... 25


(11)

xi BAB 3METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ... 29

3.2 Desain Penelitian ... 29

3.3 MetodePengumpulan Data ... 31

3.3.1 MetodeObservasi ... 31

3.3.2 MetodeTes ... 31

3.3.3 MetodeDokumentasi ... 31

3.4 Insrumen Penelitian ... 32

3.4.1 LembarObservasi ... 32

3.4.2 TesTertulis ... 32

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 37

3.5.1 AnalisisPerkembanganNilaiKarakterMahasiswa ... 37

3.5.2 AnalisisPemahamanKonsep ... 39

3.5.3 AnalisisHipotesis ... 40

3.5.4 AnalisisHubunganPengembanganNilaiKarakter MahasiswadenganPemahamanKonsep ... 41

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 43

4.1.1 HasilAnalisisPerkembanganNilaiKarakter ... ……. 43

4.1.2 HasilAnalisisPemahamanKonsep ... 46

4.1.3 HasilUji Hipotesis ... 48

4.1.4 HasilUjiKorelasi ... 49

4.2 Pembahasan ... 50

4.2.1 PengembanganNilaiKarakter Mahasiswa ... ……. 50

4.2.2 PeningkatanPemahamanKonsep ... 61

4.2.3 Tingkat KorelasiPengembanganPengembanganNilai KarakterMahasiswadenganPemahamanKonsep ... 63

4.2.4 Kendala-kendala Penelitian ... 64

BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan ... 67


(12)

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1. Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Tahun 2007-2011 ... 2

Tabel 3.1. Jawaban Pilihan Ganda ... 34

Tabel 3.2. Jawaban Alasan ... 34

Tabel 3.3. Data Analisis Validitas Soal ... 35

Tabel 3.4. Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 36

Tabel 3.5 Data Analisis Tingkat Kesukaran Soal ... 36

Tabel 3.6. Klasifikasi Daya Pembeda ... 37

Tabel 3.7 Data Analisis Daya Pembeda ... 38

Tabel 3.8. Kriteria Besarnya Faktor Gain <g> ... 39

Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 43

Tabel 4.1 Hasil Uji Gain Eksperimen ke-1 dan Eksperimen ke-3 ... 45

Tabel 4.2 Hasil Uji Gain Eksperimen ke-3 dan Eksperimen ke-5 ... 46

Tabel 4.3 Hasil Uji Gain Eksperimen ke-1 dan Eksperimen ke-5 ... 46

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 47

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest ... 48

Tabel 4.6 Hasil Uji GainPemahaman Konsep ... 49


(14)

xiv

Gambar 2.1 Bagaimana konsep terbentuk dari pengalaman dan menjadi

disposisi awal untuk membentuk perilaku yang akan datang ... 23

Gambar 2.2 Skema Kerangka Berfikir ... 29

Gambar 3.1 Skema Penelitian eksperimen open inquiry ... 31

Gambar 4.1 Perkembangan Nilai Karakter Mahasiswa ... 44

Gambar 4.2 Persentase Perkembangan Nilai Karakter Mahasiswa ... 47


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Rubrik Penilaian Lembar Observasi Nilai Karakter Mahasiswa 73

Lampiran 2 Hasil Observasi Karakter Eksperimen ke-1 ... 76

Lampiran 3 Hasil Observasi Karakter Eksperimen ke-3 ... 79

Lampiran 4 Hasil Observasi Karakter Eksperimen ke-5 ... 82

Lampiran 5 Rekap Observasi Kelas Nilai Karakter Mahasiswa ... 85

Lampiran 6 Analisis Uji Gain pada Eksperimen ke-1 dan ke-5 ... 86

Lampiran 7 Analisis Uji Gain pada Eksperimen ke-1 dan ke-3 ... 87

Lampiran 8 Analisis Uji Gain pada Eksperimen ke-3 dan ke-5 ... 88

Lampiran 9 Data Observasi Nilai Karakter Aspek Disiplin ... 89

Lampiran 10 Data Observasi Nilai Karakter Aspek Rasa Ingin Tahu ... 91

Lampiran 11 Data Observasi Nilai Karakter Aspek Kemandirian ... 93

Lampiran 12 Data Observasi Nilai Karakter Aspek Kerja Keras ... 95

Lampiran 13 Data Observasi Nilai Karakter Aspek Kerjasama ... 97

Lampiran 14 Data Observasi Nilai Karakter Aspek Tanggung Jawab ... 99

Lampiran 15 Analisis SoalUjiCoba ... 101

Lampiran 16 ContohPerhitunganValiditasButirSoal ... 105

Lampiran 17 Contoh PerhitunganReliabilitasInstrumen ... 106

Lampiran 18 ContohPerhitungan Tingkat KesukaranSoal ... 107

Lampiran 19 ContohPerhitunganDayaPembedaSoal ... 108


(16)

xvi

Lampiran24 Daftar Nilai Posttest ... 122

Lampiran25 Uji Normalitas Nilai Pretest ... 123

Lampiran 26 Uji Normalitas Nilai Posttest . ... 124

Lampiran 27 Analisis Uji Gain PemahamanKonsep . ... 125

Lampiran 28 Hasil Uji Hipotesis PeningkatanPemahamanKonsep ... 126

Lampiran29 Hasil Uji Korelasi ... 127

Lampiran 30 Foto Kegiatan ... 128


(17)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Dewasa ini pemerintah dan pakar pendidikan membahas kembali upayapendidikan karakter diterapkan pada setiap jenjang pendidikan. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan kebudayaan sejak 2 Mei tahun 2010 mencanangkan pengembangan pendidikan karakter pada semua jenjang pendidikan, termasuk jenjang sarjana. Tujuannya adalah menciptakan generasi muda yang berkarakter unggul sehingga menjadi warga negara yang lebih baik sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikannasional.Fungsipendidikan nasional tertuang dalam Undang – undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan pada pasal 3, berbunyi pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Adapun tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Kecenderungan pembahasan kembaliupaya penerapan pendidikan karakter muncul setelah masyarakat mencermati berbagai peristiwa beruntun yang menggambarkan perilaku anak-anak, remaja, orang dewasa dari rakyat biasa,


(18)

pejabat negara, bahkan elit politik yang dianggap menciderai nilai–nilai luhur. Sebagai contoh adanya peristiwa kecurangan dalam ujian akhir nasional, tawuran antar pelajar atau mahasiswa, perdagangan wanita dan anak, sampai korupsi oleh pejabat negara yang tidak bisa dijadikan panutan. Berdasarkan data Transparency International Indonesia masalah korupsi tak teratasi dengan baik. Berikut disajikan Indeks Persepsi Korupsi Indonesia dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Tahun 2007-2011 No Tahun Indeks Persepsi

Korupsi

Peringkat Negara yang disurvei

1 2007 2,3 144 180

2 2008 2,6 130 180

3 2009 2,8 111 180

4 2010 2,8 110 178

5 2011 3,0 100 183

Sumber: Kompas, 2 Desember 2011

Berdasarkan data Kemendagri, sepanjang 2004 hingga 2012, ada 2.976 anggota DPRD Tingkat I dan DPRD tingkat II yang terlibat kasus kriminal. Di antara kasus-kasus tersebut, kasus korupsi adalah kasus yang terbanyak dengan jumlah 349 kasus atau 33,2%. Dalam periode itu sebanyak 155 kasus korupsi melibatkan kepala daerah dan baru 37 kasus yang diselesaikan oleh Komisi Pemberantas Korupsi (data MNC Media Research Polling). Meskipun tidak memungkiri beberapa yang masih berperilaku terpuji, namun berbagai peristiwa yang tidak menggambarkan karakter unggul ini makin menguatkan kesadaran pentingnya mengimplementasikan pendidikan karakter ini secara formal dalam dunia pendidikan.

Sekolah dan universitas sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mampu menghasilkan lulusan kaum intelektual yang memiliki ilmu tinggi dan


(19)

3

perilaku terpuji (Syukri, 2009). Menurut Aqib & Sujak (2011: 53), salah satu pelaksanaan penanaman pendidikan karakter disekolah yaitu dengan pengintegrasian pendidikan karakter dalam proses pembelajaran. Persoalan yang muncul adalah bagaimana strategi dalam proses pembelajaran mampu mengembangkan sikap sebagai karakter unggul dan tetap mampu meningkatkan kemampuan penguasaan pemahaman konsep (materi) sebagai hasil pembelajaran.

Para ahli pendidikan merekomendasikan strategi pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berfikir, menanamkan konsep, serta mampu mengembangkan sikap ilmiah atau karakter yaitu pembelajaran yang memberi kesempatan peserta didik untuk belajar menemukan, bukan sekedar menerima. Kesempatan belajar menemukan dikembangkan secara lebih dalam strategi pembelajaran inkuiri (Wiyanto,2008: 2). Menurut Aqib & Sujak (2011: 54) salah satu strategi pembelajaran yang mampu mengintegrasikan pendidikan karakter dengan memberi kesempatan peserta didikterlibat secara aktif dalam mengembangkan kemampuan berfikir, menganalisis dan mengevaluasi ide adalah inkuiri.

Pemberian kesempatan peserta didik secara lebih aktif dalam pembelajaran akan lebih mampu menguasai sebuah pemahaman konsep (materi) dan melatih sikap secara mandiri dan kreatif untuk menyelesaikan tugas dan latihan (Turner & Parisi, 2008). Tingkatan inkuiri paling tinggi yang memberi kesempatan lebih kepada peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga mampu meningkatkan kemampuan berfikir tinggi adalah tingkatan open inquiry (Trowbrige & Bybee: 1990).


(20)

Penerapan kegiatan inkuiridalam pembelajaran dapat dilakukan melalui kerja lapangan dan laboratorium (induktif).Menurut Lazarowitz & Tamir, sebagaimana yang dikutip oleh Wiyanto (2008: 35), kurikulum berbasis inkuiri dalam pembelajaran sains banyak mengalokasikan waktunya sekitar 50% yang tersedia untuk kegiatan laboratorium. Kegiatan laboratorium dengan pembelajaran inkuiri sesuai dengan peranan laboratorium dalam pembelajaran yaitu untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan sikap, karena hal itu berarti laboratorium telah dijadikan sebagai wahana untuk learning how to learn.

Berdasarkan uraian diatas peneliti perlu melakukan penelitian tentang Implementasi eksperimen open inquiry untuk meningkatkan pemahaman konsep dan pengembangan nilai karakter mahasiswa.

1.2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diurai sebelumnya, dalam penelitian ini dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu

a. Bagaimana deskripsiefektifitas kegiatan eksperimenopeninquirydalam mengembangkan nilai karakter mahasiswa pada mata kuliah gelombang ? b. Apakah kegiatan eksperimen openinquiry efektif untuk meningkatkan

kemampuan mahasiswadalam pemahaman konsep pada mata kuliah gelombang?

c. Bagaimana hubungan antara pengembangan nilai karakter mahasiswa danpemahaman konsep gelombang?


(21)

5

1.3.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai ataupun diharapkan adalah:

a. Mendeskripsikan efektifitas kegiatan eksperimenopeninquirydalam mengembangkan nilai karakter mahasiswa pada mata kuliah gelombang. b. Mengetahui efektifitas kegiatan eksperimen openinquirydalam

meningkatkan kemampuan mahasiswa pada pemahaman konsep pada mata kuliah gelombang.

c. Mengetahui hubungan pengembangan nilai karakter mahasiswa dan pemahaman konsep pada mata kuliah gelombang.

1.4.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

• Bagi Dosen penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam mengembangkan mata kuliah yang terkait dengan kegiatan eksperimen yang mengandung aspek-aspek nilai karakter mahasiswa sebagai upaya peningkatan pemahaman konsep dan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri.

• Bagi mahasiswa penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dan referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.5.

Penegasan Istilah

1.5.1. Eksperimen Open Inquiry

Eksperimenopen inquiry adalah kegiatan laboratorium (induktif) dimana perpusat pada peserta didik (mahasiswa)dimulai dengan mengidentifikasi,


(22)

merumuskan, mengajukan rancangan penyelesaian, dan menyelesaikan masalah sesuai masalah yang telah disampaikan oleh pengajar (dosen) serta mengkomunikasikan evaluasi pada kegiatan yang telah dilakukan (National Research Council, 1996; Colburn, 2000).

Pelaksanaan eksperimen open inquirydalam penelitian ini adalah sebagai berikut mahasiswa sebagai praktikan diberi kesempatan secara mandiri dan lebih aktif dalam mencari penyelesaian masalah dengan melakukan eksperimen untuk mendapatkan sebuah konsep. Praktikan bersama kelompok memilih jenis eksperimen yang sesuai dengan konsep (materi) gelombang, kemudian merancang pelaksanaan eksperimen dan cara menganalisis data eksperimen. Rancangan eksperimen tersebut diajukan dan diuji oleh dosen secara lisan, kemudian rancangan yang sudah mendapat persetujuan dosen baru dapat dilaksanakan secara mandiri dengan kelompoknya.

1.5.2. NilaiKarakter Mahasiswa

Kemendiknas (2011) menjelaskan bahwa pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga merasakan dengan baik atau loving good (moral feeling), dan perilaku yang baik


(23)

7

(moral action). Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan.

Ada enam nilai karakter yang diteliti yaitu disiplin, rasa ingin tahu, mandiri, kerja keras, kerjasama (komunikatif), dan tanggung jawab. Keenam karakter tersebut diamati saat mahasiswa melakukan eksperimen open inquiry pada eksperimen pertama, ketiga dan kelima.

1.5.3. Pemahaman Konsep

Konsep berasal dari bahasa latin conceptum, yang berarti sesuatu yang dipahami. Konsep merupakan kombinasi dari pengertian, nilai dan bahasa (simbol) yang memiliki arti bahwa konsep merupakan konstruk yang dibentuk oleh otak manusia dalam usaha memahami sesuatu dan mengatasi kesukaran yang ditimbulkan (Amien, 1987: 32). Pemahaman konsep yang dimaksud pada penelitian ini yaitu kemampuan berfikir mahasiswa dalam menangkap sebuah materi (konsep) gelombang yang disampaikan selama proses pembelajaran sebagai hasil belajar mahasiswa pada ranah kognitif.

1.6.

Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini terdiri dari tiga bagian utama yang dapat dirinci sebagai berikut:

(1) Bagian awal

Bagian awal terdiri dari halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.


(24)

(2) Bagian isi

Bagian isi terinci menjadi 5 bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematikapenulisan skripsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang teori eksperimen open inquiry dalam pembelajaran sains, pengembangan nilai karakter mahasiswa dan peningkatan pemahaman konsep. BAB III METODE PENELITIAN

Berisi tentang lokasi dan subyek penelitian, design penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengembangan aspek-aspek nilai karakter mahasiswa dan pemahaman konsep gelombang penerapan eksperimen open-inquiry serta korelasi antara pemahaman konsep dan pengembangan nilai karakter. Pembahasan dilakukan dengan meninjau landasan teori.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang simpulan dari hasil penelitian dan pembahasanserta saran-saran yang perlu disampaikan untuk pembaca atau penelitianselanjutnya. (3) Bagian akhir


(25)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pembelajaran

Inquiry

dalam Sains

Sejak lama, beberapa pakar pendidikan dan pakar pendidikan sains menekankan perlunya guru sains merancang program pembelajaran sains yang berbasis inkuiri (NRC, 1996; Trowbrige & Bybee, 1990; Trowbrige et al., 1981). Sains seperti fisika tidak hanya merupakan kumpulan konsep tentang benda atau makhluk hidup, tetapi merupakan cara kerja, cara berfikir, dan cara memecahkan masalah. Dalam pembelajaran fisika diperlukan interaksi langsung antara indera dengan obyek dan interaksi dengan lingkungan belajar. Pengalaman langsung yang dilakukan siswa perlu ditekankan untuk mengembangkan kompetensi. Siswa akan lebih mudah menerima pelajaran jika materi yang disampaikan melalui pengalaman langsung karena lebih mudah diingat dan bermakna (Yulianti & Wiyanto, 2009: 1-3).

Menurut the National Science Teachers Association (2004), tujuan pembelajaran sains adalah pembelajaran yang memfokuskan pada keterampilan menyelidikan, pembelajaran menemukan, pembelajaran untuk semua anak, merangsang minat sains anak serta mengembangkan warga negara yang berliterasi ilmiah. Tujuan umum pembelajaran sains menurut Joyce et al., sebagaimana dikutip oleh Wiyanto (2008: 11-27) adalah untuk membantu mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk membangkitkan pertanyaan yang muncul dari


(26)

rasa ingin tahu dan upaya mencari jawabannya. Salah satu pembelajaran yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran sains adalah inkuiri.

Inkuiri berasal dari kata bahasa inggris inquiry berarti proses bertanya atau mencari jawaban. Pembelajaran inkuiri berarti pembelajaran yang berupa kegiatan yang didalamnya terdapat proses bertanya untuk mencari sebuah jawaban permasalahan. Pengertian tentang pembelajaran inkuiri disampaikan oleh beberapa ahli pendidikan.

Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis dalam menemukan jawaban sendiri dari sebuah permasalahan (Sanjaya, 2011: 196). Pembelajaran inkuiri pula merupakan kegiatan yang dapat mencakupi pengembangan dan penggunaan berfikir tingkat tinggi untuk menyelesaikan masalah terbuka (NSTA & AEST, 1998; National Research Council, 2000).

Trowbrige & Bybee (1990) memperkenalkan pula model pembelajaran inkuiri sebagai suatu proses pendefinisian dan penyelidikan masalah, formulasi hipotesis, merencanakan eksperimen, mengumpulkan data, dan membuat kesimpulan. Pembelajaran inkuiri berarti pula untuk mengelola kondisi atau lingkungan belajar siswa dengan bimbingan yang cukup dalam menemukan konsep ilmiah.

Amien (1987: 124-164) mempunyai gagasan serupa, dan menyatakan inkuiri sebagai perluasan dari proses penemuan. Inkuiri mewakili proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, seperti perumusan masalah, merencanakan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan,


(27)

11

menumbuhkan sikap ilmiah (objektif, jujur, rasa ingin tahu dan berfikiran terbuka).

Disimpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu proses pembelajaran bagi siswa untuk mendapatkan jawaban dengan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, merencanakan eksperimen, mengambil dan menganalisis data, menarik kesimpulan, sehingga menumbuhkan sikap ilmiah secara mandiri sehingga secara mental dan fisik terlibat.

Prinsip-prinsip pembelajaran inkuiri yang harus diperhatikan oleh setiap guru/dosen dalam melakukan proses pembelajaran (Sanjaya, 2011: 199), yaitu ;

1. Berorientasi pada pengembangan intelektual

Kemampuan berfikir merupakan tujuan utama dari diadakannya pembelajaran inkuiri. Orientasi pembelajaran inkuiri selain pada hasil belajar juga pada proses dalam siswa melakukan aktivitas menemukan jawaban.

2. Prisip interaksi

Proses interaksi dalam pembelajaran merupakan interaksi siswa dengan lingkungan sekitarnya, sehingga guru merupakan pemberi fasilitas lingkungan yang mampu mewadai kemampuan berfikir siswa.

3. Prinsip bertanya

Bertanya merupakan proses berfikir siswa. oleh karena itu guru/dosen harus mampu membangun pertanyaan yang sesuai dengan proses pembelajaran inkuiri. Berbagai jenis pertanyaan dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh guru/dosen, apakah bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian atau bertanya menguji.


(28)

4. Prinsip belajar untuk berfikir

Belajar adalah sebuah proses berfikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan secara maksimal.

5. Prinsip keterbukaan

Belajar merupakan suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Oleh sebab itu anak diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logikan dan penalarannya. Dalam hal ini, tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberi kesempatan pada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesisnya.

Pembelajaran inkuirimempunyai beberapa kelebihan dengan karakteristik yang terdapat dalam inkuiri. Karakteristik dari inkuiri adalah mempertanyakan (siswa maupun guru) dan berakhir dengan ketidakpastian (NSTA & AETS, 1998: 14). Adanya ketidakpastian membuat rasa ingin tahu dari peserta didik meningkat. Ketidakpastian yang dimaksud muncul ketika kita mengalami sesuatu yang baru, mengejutkan, tidak layak, atau kompleks. Ini akan menimbulkan rangsangan yang tinggi dalam sistem syaraf pusat kita. Ketika guru/dosen memaparkan penyelesaian masalah, hal ini akan memotivasi mahasiswa untuk mengerti mengapa dan bagaimana karena keterlibatan secara lebih langsung dan lebih aktif dalam menjawab pertanyaan tersebut. Keadaan yang diciptakan oleh guru/dosen telah menimbulkancuriosity mahasiswa, dan mahasiswa akan termotivasi untuk menjawab pertanyaan permasalahan tersebut.


(29)

13

Menurut Sanjaya (2011: 208), keunggulan pembelajaran inkuiri dibandingkan dengan pembelajaran yang lain yaitu:

a. Pembelajaran menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.

b. Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai gaya belajar masing masing.

c. Kesesuaian dengan perkembangan psikologi modern.

d. Pembelajaran memberikan pelayanan terhadap peserta didik yang mempunyai kemampuan diatas rata-rata.

Ditinjau dari tingkat komplekasitasnya pembelajaran inkuiri dibedakan menjadi tiga tingkatan (Trowbrige & Bybee, 1990). Tingkatan pertama adalah pembelajaran penemuan (discovery inquiry). Tingkatan kedua adalah pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry). Tingkatan paling kompleks adalah inkuiri terbuka atau bebas (open inquiry). Persamaan ketiga tingkatan inkuiri tersebut adalah ketiganya melibatkan keterampilan proses sains dan atau kemampuan dasar bekerja ilmiah.

Peneliti menggunakan tingkatan inkuiri paling kompleks yaitu inkuiri terbuka atau bebas (open inquiry). Hal tersebut dikarenakan, menurut Piaget (Amien, 1987: 63; Rifa’I & Anni, 2009: 30), perkembangan kognitif mahasiswa terdapat pada fase formal operational. Dimana pada fase tersebut, mahasiswa sudah mampu berfikir abstrak, idealis, dan logis. Mahasiswa mampu memecahkan masalah secara verbal, bahkan pada fase ini mahasiswa mampu melakukan


(30)

spekulasi, menyusun rencana untuk memecahkan masalah dan sistematis menguji solusinya. Kemampuan berfikir tersebut disebut sebagai hypotecal-deductive-reasoning, yakni mengembangkan hipotesis untuk memecahkan masalah dan menarik kesimpulan secara matematis.

Selain itu pada tingkatan open inquiry mahasiswa mempunyai kesempatan keterlibatan lebih dalam proses pembelajaran sehingga mahasiswa dapat lebih meningkatkan motivasi. Beberapa penilitian yang mendukung diantaranya, Akinoglu (2008) melakukan penelitian tentang pemberian tugas proyek tentang teknologi dan sains yang membebaskan peserta didik dalam menentukan, merancang dan mengembangkannya. Hasil yang diperoleh terdapat minat yang tinggi, terlihat dalam ujian pemaparan hasil akhir proyek. Selain itu terdapat perubahan yang signifikan pada peningkatan nilai kognitif. Hasil serupa didapatkan pada penelitian Turner & Parisi (2008) berhasil mengungkapkan perbedaan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam penggunaan kit alat eksperimen fisika dirumah dan eksperimen fisika dikampus. Dalam proses tersebut, mahasiswa mempunyai kesempatan yang lebih dalam mengembangkan penelitian, pengukuran, dan keterampilan pelaporan, serta kemampuan memberi alasan berdasarkan teori. Kesempatan lebih demikian, mahasiswa dapat lebih terlibat secara aktif dalam kegiatan eksperimen dan dituntut lebih menguasai pemahaman konsep (materi) secara mandiri dan kreatif untuk menyelesaikan tugas dan latihan.

Hasil penelitian Malik et al. (2009) menunjukan bahwa penggunaan inkuiri terbuka atau bebas (open inquiry) lebih efektif dalam meningkatkan


(31)

15

pemahaman konsep dan sikap ilmiah pada tingkatan berfikir lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan inkuiri terbimbing (guided inquiry). Pada penelitian Vajoczkiet al. (2011) menemukan bahwa kelas yang diberi pembelajaran inkuiri dengan beberapa jenis inkuiri pada setiap tahapnya mengalami perkembangan, dan jenisopen inquiry mempunyai peranan sangat besar dalam bidang akademik pada tahun ketiga dan keempat dalam penerapannya, sehingga penggunaan open inquiry merupakan jenis inkuiri yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi. Senada dengan tersebut, hasil penelitian Sarwi et al. (2012) menunjukkan model eksperimen gelombang open inquiry mampu secara efektif mengembangkan keterampilan berfikir kritis dengan respon positif mahasiswa terhadap implementasi model tersebut.

Peneliti menjelaskan pembelajaran open inquiry yang digunakan dalam penelitian dapat diartikan pula sebagai pendekatan inkuiri yang berpusat penuh pada mahasiswa yang dimulai dari sebuah pertanyaan ide/gagasan mahasiswa sendiri, diikuti oleh mahasiswa (atau kelompok mahasiswa) merancang dan melakukan penyelidikan atau eksperimen dan kemudian mengkomunikasikan hasilnya (Colburn, 2000). Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran open inquiry, guru/dosen hanya memaparkan penyelesaian masalah kemudian mahasiswa mengindetifikasi, merumuskan, mengajukan rancangan penyelesaian dan menyelesaikan masalah serta melakukan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan (Trowbrige & Bybee, 1990).


(32)

Penelitian ini menerapkan eksperimen gelombang openinquiry untuk melaksanakan perkuliahan gelombang di laboratorium. Eksperimen gelombang dengan openended laboratory ini menggunakan inquiry projects yakni dengan cara memberi tugas dan/atau masalah terbuka (open problem). Penyelesaian masalah openinquiry dilakukan mahasiswa dengan membuat rancangan eksperimen, melaksanakan dan membuat laporan, serta presentasi laporan eksperimen pada akhir perkuliahan. Rancangan eksperimen yang dibuat setiap kelompok mahasiswa dapat berbeda kelengkapannya dan kedalamnnya, yang terpenting tercapai kompetensi yang ditetapkan. Dengan demikian, mahasiswa dapat memahami maksud dan tujuan dari rancangan yang dibuat. Melalui kegiatan eksperimen ini mahasiswa bekerja sama dalam satu kelompok untuk menghasilkan penyelesaian yang terbaik. Kelompok mahasiswa ini akan bekerja efektif dalam eksperimen jika jumlah anggota tidak banyak (Slavin, 2005).

Harapannya dengan adanya pembelajaran eksperimen open inquiry mampu sejalan dengan empat pilar pendidikan universal seperti dirumuskan UNESCO (1996), yaitu : (1) learning to know, yang berarti juga learning to learn; (2) learning to do; (3) learning to be; dan (4) learning to live together. Mahasiswa mampu mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna sehingga lebih mampu mngembangkan kemampuan berfikir mahasiswa.


(33)

17

2.2

Pengembangan Nilai Karakter Mahasiswa dengan

Pembelajaran

Open Inquiry

Fenomena sosial yang muncul di masyarakat kini semakin mengkhawatirkan. Degradasi moral telah menjadi fenomena rutin yang makin menenggelamkan kemuliaan dan martabat bangsa. Perilaku kekerasan, korupsi, penindasan dan berbagai perilaku tidak pantas lainnya telah menjadi sebuah kelatahan kolektif. Untuk mendapatkan harta, pangkat, jabatan, dan kedudukan tak jarang ditempuh dengan cara-cara curang, bahkan jika perlu menggunakan ilmu permalingan, dunia klenik dan mistik. Hal ini bisa saja dikarenakan buruknya karakter bangsa kita.

Secara khusus Pemerintah Indonesia melalui kebijakan nasional pembangunan karakter bangsa, menekankan perlunya pendidikan karakter bagi bangsa dengan beberapa alasan adanya (1) disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; (2) keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila; (3) bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; (4) memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan (5) melemahnya kemadirian bangsa (Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025 dalam Kemendiknas 2011).

Karakter bangsa merupakan modal utama membangun peradaban tingkat tinggi. Masyarakat yang memiliki sifat jujur, mandiri, bekerjasama, patuh pada peraturan, dapat dipercaya, tangguh, serta memiliki etos kerja tinggi akan menghasilkan sistem kehidupan sosialyang teratur dan baik. Oleh karena itu,


(34)

pendidikan harus terus didorong untuk mengembangkan kembali karakter bangsa yang sudah mulai hilang sehingga Indonesia dapat kembali mampu menjadi bangsa yang kuat dan pada gilirannya mampu membangun peradaban yang lebih maju dan modern (Mustari, 2011).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Sementara itu, Koesoema (2010)menyatakan bahwa karakter merupakan sebuah gerak dialektis proses konsolidasi individu secara dinamis sehingga menghasilkan ciri kepribadian yang stabil.

Karakter merupakan perpaduan antara moral, etika, dan akhlak. Moral lebih menitikberatkan pada kualitas perbuatan, tindakan atau perilaku manusia atau perbuatan itu bisa dikatakan baik atau buruk, atau benar atau salah. Sebaliknya, etika memberikan penilaian tentang baik dan buruk, berdasarkan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tertentu, sedangkan akhlak tatanannya lebih menekankan bahwa pada hakikatnya dalam diri manusia itu telah tertanam keyakinan di mana keduanya(baik dan buruk) itu ada. Karenanya, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang tujuannya mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik itu, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati (Kemendiknas, 2010: 1). Aqib & Sujak (2011) menjelaskan pula bahwa pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan


(35)

19

tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Sementara itu, Koesoemo (2011) menyatakan bahwa pendidikan berkarakter menekankan pada unsur psikososial yang dikatakan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Dapat dinyatakan pendidikan karakter berkaitan dengan kepribadian seseorang yang menampilkan ciri atau karakteristik/sifat khas seseorang yang bersumber dari hasil berakomodasi dan berasosiasi dengan lingkungan.

Dalam mengatasi permasalahan karakter bangsa, Perpres (2010)menyebutkan bahwa substansi inti program aksi bidang pendidikan di antaranya adalah penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia dengan memasukkan pula pendidikan kewirausahaan sehingga sekolah dapat mendorong penciptaan hasil didik yang mampu menjawab kebutuhan sumber daya manusia.

Dewasa ini berbagai pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga formal. Lembaga pendidikan formal diharapkan mampu berperan sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian peserta didik melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan karakter.

Sekolah dan universitas sebagai penyelenggara pendidikan formal mengintegrasikan pendidikan karakter pada komponen-komponen pendidikan dan seluruh warga yang mendukung dalam lingkungan sekolah tersebut karena dalam


(36)

pelaksanaannya, pendidikan karakter tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan. Menurut Aqib & Sujak (2011: 9) mengatakan bahwa pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu keterkaitan antara komponen-komponen karakter yang mengandung nilai-nilai perilaku yang dapat dilakukan atau bertindak secara bertahap dan saling berhubungan antara pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan sikap atau emosi yang kuat untuk melaksanakannya, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional. Selain itu, pendidikan karakter di lembaga pendidikan formal dijalankan secara berkesinambungan dan bersifat elaboratif atau mencakup semua komponen yang ada di dalam lingkungan sekolah. Penerapan strategi pembelajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.

Eksperimen open inquiry merupakan strategi pembelajaran yang sesuai untuk mengembangkan sikap. Hasil penelitian Sarwi & Khanafiyah (2010) menunjukan adanya efektifitas penggunaan eksperimen gelombang open inquiry dalam meningkatkan keterampilan kerja ilmiah dan mengindikasikan mampu secara positif mengembangkan sikap, sehingga perlunya kajian untuk mengetahui penerapan eksperimen tersebut dalam mengembangkan aspek kepribadian berupa karakter. Sanjaya (2011) yang menyatakan pula bahwa salah satu prinsip pembelajaran inkuiri merupakan prisip interaksi, baik interaksi antara peserta didik maupun peserta didik dengan guru/dosen, bahkan peserta didik dengan lingkungan belajarnya dan hal itu mampu membuat peserta didik mengalami perkembangan sikap terutama sikap ilmiah.


(37)

21

Menurut Pusat Kurikulum(2009) terdapat 12 pendidikan nilai karakter yang harus dikembangkan dalam pembelajaran, yaitu: religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggungjawab.

Pada penelitian ini, peneliti akan mengamati dan menganalisis enam karakter yang muncul saat melakukan kegiatan eksperimen open inquiry. Keenam karakter akan diamati selama mahasiswa melakukan praktikum, karena keenam nilai karakter yang sering muncul saat melakukan eksperimen. Keenam karakter yang diambil yaitu (1) disiplin; (2) kerja keras; (3) mandiri; (4) rasa ingin tahu; (5) komunikatif/kerjasama; dan (6) tanggung jawab. Adapun pengertian keenam karakter dipaparkan sebagai berikut;

1. Disiplin

Disiplin adalah tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

2. Kerja keras

Kerja keras merupakan perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar) dengan sebaik-baiknya.

3. Kemandirian

Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti berdiri sendiri, tidak tergantung kepada orang lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) kemandirian adalah “keadaan dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada orang


(38)

lain”. Jadi dalam melakukan aktifitas menekankan pada kebebasan melakukan sesuatu secara langsung, bebas dari rasa takut.

4. Rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajari, dilihat, dan didengar.

5. Komunikatif/kerjasama

Komunikatif/kerjasama merupakan tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja secara bersama dengan orang lain.

6. Tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tigas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

2.3

Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika dengan

Pembelajaran

Open Inquiry

Hoover dalam Amien (1987) menyatakan bahwa konsep merupakan serangkaian pengalaman yang membuat pemikiran dan pola dasar. Konsep dapat membantu dalam mengklasrifikasi, menganalisis, menghubungkan atau menggabungkan. Konsep membentuk struktur fundamental bagi mata pelajaran di satuan pendidikan (Amien, 1987: 17). Saliman (2009) menyatakan pula, adanya relevansi antara keterkaitan materi kuliah dengan pengalaman atau pengetahuan yang telah dimiliki mahasiswa. Menurut Amien (1987: 38) proses pembentukan


(39)

23

dari pengalaman dan menjadi disposisi awal untuk membentuk perilaku yang akan datang dapat dilihat Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Bagaimana konsep terbentuk dari pengalaman dan menjadi disposisi awal untuk membentuk perilaku yang akan datang

Dalam keterkaitannya dengan pengalaman tersebut maka dengan demikian pembelajaran inkuiri seperti yang telah diuraikan diatas sesuai untuk meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa.

Proses pemahaman konsep dengan inkuiri sesuai dengan proses perkembangan anak. Menurut Amien (1987), teori perkembangan anak Piaget dan penerapannya dalam sains perlu dipelajari dalam peranan dan relevensi psikologi perkembangan untuk pendidikan umumnya dan pendidikan IPA pada khususnya. Hal tersebut dikarenakan dengan mempelajari teori Piaget, guru/pengajar dapat memusatkan diri pada siswa untuk mengidentifikasi pola-pola berfikir para peserta didik. Pembelajaran yang dilakukan akan berupa student centered. Menurut Sanjaya (2011: 99), guru tidak lagi berperan sebagai sumber belajar, akan tetapi berperan sebagai orang yang membimbing dan memfasilitasi agar siswa mau dan mampu belajar.

Perkembangan anak menurut Piaget (Amien, 1987: 46-48; Sanjaya, 2011: 198-199) dapat ditunjang dengan empat faktor utama yaitu maturation, physical experience, social experience, dan equilibration. Dengan demikian, interaksi

Pengalaman Pengalaman 2 Pengalaman 3 Pengalaman 4 Pengalaman n

Resestensi mental dan pengorganis asian pengalaman KONSEP

Disposisi untuk menetapkan obyek sesuai dengan pengalaman masa lalu

isi untuk bertindak sesuai dengan cara yang telah ditetapkan


(40)

antara manusia dengan lingkungannya menghasilkan proses perkembangan mental anak. Berikut akan dijelaskan secara rinci mengenai empat faktor tersebut.

a. Maturation (pemasakan)

Proses peribahan fisiologis dan anatomis, proses pertumbuhan tubuh, otak, dan sistem saraf. Pertumbuhan otak merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan berfikir (intelektual) anak.

b. Physical experience (pengalaman fisik)

Interaksi dengan lingkungan fisik, manipulasi obyek-obyek sekitarnya dan beberapa pengalaman tindakan secara fisik. Anak akan memperoleh pengalaman fisik dengan tindakan atau aksi terhadap suatu rangsang dan akan mempelajarinya. Dengan demikian, Piaget percaya aktivitas/daya otak akan mampu dikembangkan sehingga anak mampu mentransfer aktivitas fisiknya menjadi gagasan atau ide.

c. Social experience (pengalaman sosial)

Interaksi dengan teman/ orang lain, menghilangkan sifat egocentric sehingga anak dapat memahami pendapat orang lain dan juga akan menumbuhkan kesadaran bahwa ada aturan lain disamping aturannya sendiri. Perkembangan intelektual anak melalui interaksi social juga akan mampu mengembangkan kemampuan berbahasa anak. Pengalaman semacam itu sangat bermanfaat untuk mengembangkan konsep mental seperti misalnya kerendahan hati, toleransi, kejujuran etika, moral dan lain sebagainya.

d. Equilibration (keseimbangan)

Suatu proses dimana anak merespon rangsang/stimuli secara mental. Piaget membagi proses ini menjadi 2 kategori yaitu assimilation (asimilasi) dan


(41)

25

accommodation (akomodasi). Asimilasi merupakan proses memasukan atau menerima informasi dan mengabungkannya ke dalam skema/bagan konsep atau struktur yang telah dimiliki. Proses ini agak bersifat obyektif, karena anak cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang sesuai atau tidak sesuai dengan keyakinan yang telah dimiliki sebelumnya. Akomodasi merupakan proses memodifikasi skema konsep atau struktur yang telah dimiliki untuk menerima informasi baru. Akomodasi melibatkan kegiatan pengubahan skema, atau gagasan yang telah dimiliki karena adanya informasi atau pengalaman baru. Skema/bagan konsep baru itu dikembangkan terus menerus selama proses akomodasi. Untuk mengetahui stimuli yang tidak diketahui sebelumnya, anak membentuk bagan konsep (skema) yang baru dengan memodifikasi yang telah ada. Sebagai hasil dari perubahan tersebut otak anak akan mengasimilasi informasi lebih banyak. Hal tersebut merupakan keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi dengan cara menerapkan ekulibrium. Ekuilibrium ini menjelaskan pula bagaiman anak mampu berpindah dari tahapan berfikir ketahapan berfikir selanjutnya.

Adanya teori perkembangan anak para peneliti mengembangkan pula tentang teori belajar yang sesuai, karena agar adanya perkembangan anak yang optimal. Beberapa teori belajar telah dikembangkan salah satunya adalah teori belajar kontruktivisme. Kontruktivisme merupakan proses teori psikologis tentang pengetahuan yang menyatakan bahwa manusia membangan dan menamai pengetahuan dari pengalaman sendiri (Rifa’I & Anni, 2009: 225).

Teori belajar kontruktivisme dikembangkan oleh Vygotsky menyatakan bahwa peserta didik mengkontruksi pengetahuan atau menciptakan makna sebagai


(42)

hasil dari pemikiran dan berinteraksi dalam suatu konteks sosial. Teori tersebut sejalan pendapat Piaget yang menyatakan bahwa individu menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercaya dengan fenomena, ide, atau informasi baru yang dipelajari (Rifa’I & Anni, 2009: 225-250). Selain itu, Piaget menyatakan pula bahwa setiap individu berusaha dan mampu mengembangkan pengetahuaannya sendiri melalui skema/bagan konsep yang ada dalam struktur kognitifnya sejak kecil melalui asimilasi dan akomodasi (Sanjaya, 2011: 196). Teori kontruktivisme Piaget dan Vygitsky relevan dengan pembelajaran berbasis inkuiri.

Atas dasar penjelasan diatas, maka pembelajaran open inquiry terutama eksperimen open inquiry sesuai dalam pembelajaran peningkatan pemahaman konsep mahasiswa.

2.4

Karakteristik Materi yang Sesuai dengan Pembelajaran

Eksperimen

Open Inquiry

Peneliti meninjauan materi yang digunakan adalah materi pada mata kuliah gelombang yang telah disampaikan dalam kelas. Adapun materi yang di sampaikan yaitu:

1. Getaran, meliputi lissoyous, getaran fisis, getaran teredam, getaran tergandeng, dan superposisi dua getaran

2. Gelombang, meliputi resonansi dalam tabung, gelombang mikro, melde dan tangki riak


(43)

27

3. Interferensi, meliputi interferensi Michelson, cincin newton, dan interferensi celah Young

4. Difraksi, meliputi difraksi kisi

Materi tersebut sesuai dengan karakteristik pembelajaran eksperimen openinquiry. Eksperimen merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menguji teori atau hukum yang sudah ditemukan para ahli (Yulianti & Wiyanto, 2009: 15-17). Materi gelombang dapat digunakan dalam pembelajaran langsung. Sebagai contoh mahasiswa mengamati terjadinya sebuah gelombang pada percobaan melde, bahkan mahasiswa dapat merasakan langsung getaran yang ditimbulkan. Mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan merancang dan menganalisis sebuah konsep dengan beberapa alternative, seperti peristiwa interferensi dapat dilakukan interferensi Michelson, cincin newton, atau interferensi celah Young dengan masing – masing karakteristik. Pelaksanaan eksperimen open inquiry dalam mata kuliah gelombang memberi kesempatan secara lebih terbuka dan bebas mahasiswa dalam mengindetifikasi, merumuskan, mengajukan rancangan penyelesaian dan menyelesaikan masalah serta melakukan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai pemaparan masalah oleh dosen.

Materi gelombang sebelumnya telah didapatkan mahasiswa pada jenjang sebelumnya, diharapkan mahasiswa sudah mempunyai modal pengetahuan awal. Diharapkan pula, modal awal pengetahuan mampu meningkatkan motivasi, rasa ingin tahu dan bahkan dapat membantu menjadi gambaran awal pembelajaran.


(44)

2.5

Kerangka Berfikir

Pakar pendidikan mulai membahas kembali pendidikan karakter untuk kembali diterapkan disetiap jenjang pendidikan. Penerapan kembali pendidikan nilai karakter karena adanya degradasi moral bangsa. Masyarakat berharap sekolah dan universitas sebagai lembaga pendidikan formal mampu mencetak lulusan yang berintelektual dan berkarakter.

Salah satu upayanya adalah menggunakan strategi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan konsep dan mampu mengembangkan nilai karakter peserta didik. Strategi yang dinilai efektif dalam memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengembagkan kemampuan berfikir dan karakter adalah eksperimen open inquiry.

Kegiatan eksperimen open inquiry pada mata kuliah gelombang memberi kesempatan lebih pada mahasiswa untuk terlibat lebih aktif dalam menganalisis, mengidentifikasi dan menemukan cara menyelesaikan masalah secara mandiri dan kreatif. Diharapkan dengan kesempatan tersebut mahasiswa mampu mengalami belajar yang lebih bermakna dan mahasiswa mampu mengembangkan nilai karakter terutama karakter yang berhubungan dengan unjuk kerja. Adapun kerangka berfikirnya tersedia dalam Gambar 2.2.


(45)

29

Skema Kerangka berpikir Latar Belakang :

Penerapan kembali pendidikan nilai karakter karena adanya degradasi moral bangsa. Masyarakat berharap sekolah dan universitas sebagai lembaga pendidikan formal mampu mencetak lulusan yang tidak hanya menguasai konsep materi yang diberikan saja akan tetapi mampumempunyai nilai karakter baik,

hi dih k k l i b b i t l kt l d

Indentifikasi Masalah :

Perlunya strategi pembelajaran yang efektif tidak hanya untuk meningkatkan penguasaan pemahaman konsep fisikamelainkan untuk mengembangkan nilai karakter mahasiswa juga.

Hipotesis

Ho : Eksperimen gelombang openinquirytidak efektif meningkatkan pemahaman konsep gelombang

Ha : Eksperimen gelombang open inquiryefektif meningkatkan pemahaman konsep gelombang

Implementasi eksperimen open-inquiry efektif dalam mengembangkan nilai karakter mahasiswa dan meningkatkan pemahaman konsep gelombang

Lebih Efektif Parameter Positif :

1. Pembelajaran laboratorium openiquiry efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep gelombang

2. Adanya mengembangkan nilai karakter mahasiswa secara deskriptif

3. Terdapathubungan positif antara pengembangan nilai karakter dan penguasaan pemahaman konsep

Skor Nilai Karakter Mahasiswa Nilai Posttest

Eksperimenopen-inquiry Nilai Pretest& Observasi

Gambar 2.2Skema Kerangka Berpikir Pengujian


(46)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1

Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Jurusan Fisika Unnes. Subjek penelitian adalah dua rombongan belajar mahasiswa fisika semester 4 mata kuliah gelombang tahun 2012.

3.2

Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian ini adalah pre-experimentaldengan jenis yang dipilih OneGroup Pretest and Posttest Design. Teknik observasipengaruh pemberian pemberian treatmentdalam desainpenelitian ini dilakukan sebelum pemberian treatment (O1) disebut pretest, dan sesudah treatment (O2) disebut posttest. Perbedaan O1 dan O2 merupakan pengaruh pemberian (Sugiyono, 2010a: 111).Pola desain ini adalah:

Keterangan :

O1 : nilai pretest (sebelum eksperimen open inquiry) X : eksperimen openinquiry(treatment)

O : nilai posttest (setelah eksperimen openinquiry)

Teknik observasi juga dilakukan pada setiap pemberian treatment untuk mengetahui setiap perkembangan sampel.


(47)

31

Sampel yang dipilih sebanyak 30 mahasiswa mata kuliah gelombang. Penelitian dilakukan lima kali eksperimen dan hasilnya akan diketahui setelah semua eksperimen selesai. Agar penelitian sesuai dengan tujuan perlu disusun prosedur pelaksanaan penelitian. Adapun prosedur penelitian ini sebagai berikut.

Gambar3.1 Skema penelitian eksperimen open-inquiry PretestDisipos

Analisis d h l

observasi Openinquiry

Posttest

Hasil

Nilai Karakter PenguasaanKons

Hasil akhir dan AnalisisData Observasi awal

Penyusunan Instrumen

Validasi Instrumen Uji Coba Instrumen


(48)

3.3

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode tes, metode observasi dan metode dokumentasi.

3.3.1. Metode Observasi

Metode observasi digunakan untuk mengetahui perkembangan nilai karakter mahasiswa.Metode ini digunakan untuk memperoleh nilai efektif dari implementasi treatment. Observasi dilakukan oleh peneliti, seorang observer mahasiswa S2, dan seorang observer mahasiswa seangkatan peneliti.

3.3.2. Metode Tes

Metode tes yang digunakan adalah tes tertulis. Tes tertulis merupakan suatu cara untuk melakukan kegiatan evaluasi dengan serangkaian pertanyaan yang harus dikerjakan dan dijawab oleh mahasiswa (subjek penelitian) kemudian jawaban akan menghasilkan nilai. Tes tertulis yang digunakan yaitu tes pilihan ganda dengan disertai alasan untuk mengukur pemahaman konsep mahasiswa terhadap materi.

3.3.3. Metode Dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan mengambil dokumen atau data-data yang medukung penelitian yaitu daftar nama mahasiswa yang menjadi subjek penelitian, daftar nama mahasiswa yang menjadi responden dalam uji coba, video saat eksperimen dan foto-foto saat melakukan penelitian.


(49)

33

3.4

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis dan lembar observasi.

3.4.1 Lembar Observasi

Lembar observasi adalah suatu instrumen evaluasi non tes yang berisi tentang enam karakter dengan dua indikator masing masing karakter. Teknik yang digunakan dalam pengambilan skor adalah skala bertingkat. Menurut Arikunto (2007:27), pengambilan skor dalam bentuk skala dimaksudkan agar penilaian terhadap penampilan atau penggambaran karakter seseorang dapat objektif. Skala yang digunakan mulai dari angka 1 sampai 4 (Arter, 2001).

Validitaslembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas logis (logical validity).Pengujian validitas logis lembar observasi menggunakan teknik judgment expert. Pengujian validitas konstruk dilakukan dengan cara konsultasi dengan dosen pembimbing selaku ahli.

3.4.2 Tes Tertulis

Sebelum melakukan penelitian, dilakukan uji coba instrumen tes tertulis terlebih dahulu pada mahasiswa angkatan 2009 yang telah menempuh mata kuliah gelombang. Tujuan diadakan tes uji coba adalah untuk mengetahui validitas, reabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal. Soal yang digunakan untuk uji coba adalah soal pilihan ganda berjumlah 40 butir soal. Uji coba dilakukan pada 30 mahasiswa. Tes penelitian ini digunakan bentuk tes obyektif beralasan karena


(50)

a. menunjukkan apakah mahasiswa benar-benar memahami konsep atau tidak b. mencakup materi lebih banyak dan lebih mendalam

Adapun penskoran pilihan ganda beralasan disajikan pada Tabel 3.1 dan Tabel 3. 2.

Tabel 3.1Jawaban Pilihan Ganda

No. Jawaban Pilihan Ganda Skor

1 Jawaban benar 2

2 Jawaban salah 0

Tabel 3.2Jawaban Alasan

No. Jawaban Alasan Skor

1 Langkah penyelesaian logis,

penjelasan menunjukan bahwa konsep yang dipahami adalah benar

1 2 penjelasan menunjukan lebih dari 50 % alasan logis 0,5 3 Alasan Salah

Tidak ada alasan jawaban

0

3.4.1.1 Validitas Tes

Validitas soal bentuk pilihan ganda beralasan menurut Arikunto (2007: 72) dapat menggunakan rumus product momentsebagai berikut:

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− =

2 2

2 2

Y Y

N X X

N

Y X XY

N

rxy ... (3.1)

Keterangan :

rxy : validitas yang akan dicari

ΣXY : jumlah perkalian skor item X dan skor total Y X :jumlah skor item X

Y : jumlah skor total Y N : jumlah responden


(51)

35

ΣY2 : jumlah kuadrat skor total Y

Nilai rxyyang diperoleh disesuaikan dengan rtabel. Jika rxy> rtabel, butir soal valid. Berdasarkan tes uji coba soal, dari 40 soal yang diujicobakan terdapat 26 soal dinyatakan valid. Data dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Data Analisis Validitas Soal

Kriteria Nomor soal

Valid 1,3,4,5,7,9,10,11,13,15,16,17,18,19,20,21,23,24, 27,29,30,31,33,35,37, 38.

Tidak Valid 2,6,8,12,14,22,25,26,28,32,34,36,39,40

3.4.1.2 Reliabilitas Tes

Uji Reliabilitas ini dilakukan untuk menentukan soal tes yang diujikan bersifat reliabel. Menurut Arikunto (2007: 100) reliabilitas soal pilihan ganda dapat dihitung dengan rumus K-R 20 sebagai berikut:

r11 = ... (3.2)

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar (proporsi subjek yang mendapat skor 3)

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ( q = 1-p)

∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item (butir pertanyaan) S = standar deviasi dari tes


(52)

d s 3 i a d P K P B * m a Setel diperoleh ad signifikansi 3.4.1.3 Tin Bilan indeks kesuk antara 0-1. ditentukan m P = Keterangan P = ind

B = ban

= jum

Tingkat Kes 0,00 < P ≤ 0 0,30 < P ≤ 0 0,70 < P ≤ 1 *sumber : Arik Dari mudah, 31 s analisis tingk

lah r11 diketa dalah0,79. S 5% adalah 0

ngkat Kesuka ngan yang karan (diffic Taraf kesuk menggunakan : deks kesukar nyaknya sisw mlah seluruh Tab sukaran 0,30 0,70 1,00

kunto( 2007 : 2 tingkatan ke soal dengan kat kesukara Tab

ahui, kemud Sedangkan r 0,36 . Karena

aran Tes

menunjukka culty index).

karan soal o n rumus:

ran

wa yang men h siswa peser

bel. 3.4 Klas

210)

esukaran tes kategori se an disajikan bel 3.5. Data

dian dibandin rtabel untuk r a r11> rtabel, m

an sukar da Indeks kesu objektif men

njawab soal rta tes

ifikasi Tingk

s uji coba so dang, dan 4 pada Tabel Analisis Tin

ngkan denga responden 3 maka instrum

an mudahny ukaran dinya

nurut Arikun

itu dengan b

kat Kesukara Kategori Soal Sukar Soal Sedan Soal Muda al, terdapat 4 soal denga

3.5.

ngkat Kesuk

an harga rtabe 30 orang de men tersebut

ya suatu so atakan denga nto (2007: 2

benar

an

r ng ah

5 soal denga an kategori s

karan Soal

el. r11 yang engan taraf t reliabel. oal disebut an bilangan 208) dapat ... (3.3) an kategori sukar. Data


(53)

37

Kategori Nomor soal

Sukar 6, 17, 18, 24

Sedang 1, 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39

Mudah 5, 11, 28, 30, 40

3.4.1.4 Daya Pembeda Tes

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal. Menurut Arikunto (2007: 213) untuk menghitung daya beda soal digunakan rumus berikut:

DP = = PA-PB ... (3.4)

Keterangan:

DP = daya pembeda

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Klasifikasi

0,00 <D≤ 0,20 Jelek (poor)

0,20 <D≤ 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 <D≤ 0,70 Baik (good)

0,70 <D≤ 1,00 Baik Sekali (excellent)

D = negatif Tidak Baik


(54)

Analisis daya pembeda soal diperoleh 7 soal dengan kategori jelek, 5 soal dengan kategori cukup, 2 soal dengan kategori baik, dan 26 soal dengan kategori baik sekali. Hasil secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Data Analisis Daya Pembeda

Kategori Nomor Soal

Jelek 2, 6, 14, 28, 30, 33, 34 Cukup 8, 12, 22, 35, 39

Baik 23, 36

Baik Sekali 1, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 25, 26, 27, 29, 31, 32, 37, 38, 40

3.4.1.5 Penentuan Instrumen

Penentuan instrumen tes tertulis dilakukan setelah analisis uji coba soal dengan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Berdasarkan hasil analisis soal uji coba instrumen tes tertulis, 20 soal yang digunakan oleh peneliti. Di antara 40 soal uji coba kemudian dipakai 20 soal untuk pretest dan posttest, yaitu soal nomor 1, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 25, 27, 29, 37, dan 38.

3.5

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.5.1 Analisis Perkembangan Nilai Karakter Mahasiswa

3.5.2.1Analisis Deskriptif untuk Data Observasi

Menurut Sudjana (2009: 131), hasil observasi pengembangan nilai karakter karakter yang dilakukan dianalisis dengan mencari prosentase skor dengan persamaan sebagai berikut:


(55)

39

Keterangan:

% = prosentase skor

n = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimum

Kriteria karakter siswa setelah melakukan eksperimen open inquiry: 81,26% - 100% = sangat baik

62,51% - 77,78% = tinggi 43,76% - 62,50% = rendah 25% - 43,75% = sangat rendah

3.5.2.2Uji Gain

Untuk melihat besarnya perubahan pengembangan nilai karakter mahasiswa digunakan uji gain. Analisis pengembangan karakter dilakukan pada saateksperimen pertama, ketiga dan kelima. Adapun persamaan uji gain menurut Hake (1998) sebagai berikut:

=

% ... (3.6)

Keterangan:

= faktor gain

= skor rata-rata eksperimen ke-1 (%) =skor rata-rata eksperimen ke-5 (%)

Kriteria faktor gain dapat dilihat pada Tabel 3.8. Pada penelitian ini selain dihitung perkembangan karakter rata-rata kelas juga dihitung perkembangan karakter pada setiap aspek karakternya.


(56)

Tabel 3.8 Kriteria Besarnya Faktor Gain Faktor

skala 0-1

Kriteria

≥0,7 Tinggi

0,3 ≤ > 0,7 Sedang

< 0,3 Rendah

3.5.2 Analisis Pemahaman Konsep

3.5.1.1Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2010b :29), uji normalitas menggunakan rumus :

(

)

=

− = k

i

h f

f f 1 0

2 0 2

χ ... (3.7)

Keterangan :

2

χ

=chi kuadrat

fh =frekuensi yang diharapkan fo = frekuensi pengamatan k = jumlah kelas interval

Hasil chi kuadrat data kemudian dibandingkan dengan tabel chi kuadrat dengan signifikan 5%, kemudian ditarik kesimpulan. Jika < maka data berdistribusi normal. Hasil analisis uji normalitas data disajikan dalam Tabel 3.6. Berdasarkan data pada Tabel 3.6 diatas dapat diketahui bahwa pre-test dan post-test memiliki data yang berdistribusi normal.


(57)

41

Untuk melihat besarnya pemahaman konsep mahasiswadilakukan saat pretest dan posttest . Adapun persamaan uji gain menurut Hake (1998) sebagai berikut:

=

% ... (3.8)

Keterangan:

= faktor gain

= skor rata-rata initial (pretest) (%) =skor rata-rata final (posttest) (%)

Kriteria faktor gain dapat dilihat pada Tabel 3.8. Pada penelitian ini selain dihitung perkembangan karakter rata-rata kelas juga dihitung perkembangan karakter pada setiap aspek karakternya.

3.5.3 Analisis Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis pemahaman konsep melalui eksperimen openinquirypada mata kuliah gelombang. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji kesamaan dua rata-rata uji t satu pihak kanan. Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ho : Eksperimen gelombang openinquirytidak efektifmeningkatkan pemahaman konsep mahasiswa

Ha : Eksperimen gelombang openinquiryefektifmeningkatkan pemahaman konsep mahasiswa,


(58)

t =

... (3.9)

Keterangan:

: nilai rata-rata

:nilai standar ( Kriteria Ketuntasan Minimal = 71) s : simpangan baku

n : jumlah mahasiswa t : Efektifitas

Kriteria yang digunakan adalah terdapat efektifitas apabila harga t hitung

memenuhi t hitung<t tabel atau berada pada daerah penerimaan Ho , dengan dk = n-1

dengan taraf signifikansi (α) = 5 %.

3.5.4 Analisis Hubungan Pengembangan Nilai Karakter Mahasiswa dengan Pemahaman Konsep Fisika

Uji korelasi digunakan untuk menguji pengaruh pengembangan nilai karakter mahasiswa terhadap pemahaman konsep materi gelombang, digunakan uji korelasi product moment. Rumus yang digunakan menurut Sugiyono (2010b : 228)adalah:

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

... (3.10)

Keterangan: : korelasi

:nilai pengembangan nilai karakter : nilai pemahaman konsep


(59)

43

n : jumlah mahasiswa

Jika harga rhitung positif maka aka nada hubungan yang positif dan jika harga rhitung rtabel dengan taraf kesalahan 5 % atau 1% maka dapat disimpulkan terdapat signifikan antara pengembangan nilai karakter mahasiswa dengan peningkatan pemahaman konsep fisika. Hipotesis yang digunakan adalah

Ho : ρ = 0 Ha : ρ≠ 0

Pengujian signifikan koefisien korelasi menurut Sugiyono (2010b:230) dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :

... (3.11)

Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,79 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat


(60)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

4.1.1

Hasil Analisis Perkembangan Nilai Karakter

4.1.1.1

Hasil Analisis Deskriptif

Hasil analisis perkembangan nilai karakter mahasiswa diperoleh dari

pengamatan ketika proses eksperimen berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh

observer dan dicatat pada lembar observasi. Aspek yang diamati adalah unjuk kerja

mahasiswa dalam melaksanakan eksperimen dari merancang sampai mengumpulkan

laporan. Analisis data yang dilakukan berasal dari eksperimen pertama, ketiga, dan

kelima untuk mengetahui perkembangan nilai karakter setelah mahasiswa berkali –

kali mendapat

treatment

. Hasil analisis perkembangan nilai karakter mahasiswa

disajikan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Perkembangan Nilai Karakter Mahasiswa

0

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Disiplin Rasa Ingin  Tahu

Mandiri Kerja Keras Komunikatif 

(Kerja  sama)

Tanggung  Jawab

Perolehan Total

Skor

(dalam %

)

Nilai Karakter Mahasiswa


(61)

45

4.1.1.2

Uji Gain

Untuk mengetahui besarnya perkembangan tiap aspek karakter mahasiswa

setelah melaksanakan eksperimen

openinquiry

digunakan uji

gain

. Analisis uji

gain

dilakukan pada data observasi eksperimen ke-1, eksperimen ke-3, dan eksperimen

ke-5 agar terlihat perkembangan.

4.1.1.2.1

Eksperimen ke-1 dan eksperimen ke-3

Berdasarkan hasil analisis uji

gain

eksperimen ke-1 dan eksperimen ke-3

didapatkan perkembangan nilai karakter mahasiswa dalam kategori rendah. Berikut

disajikan hasil analisis uji

gain

pada eksperimen ke-1 dan ke-3 pada Tabel 4.1. Data

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7.

Tabel 4.1 Hasil Uji

gain

eksperimen ke-1 dan eksperimen ke-3

Nilai Karakter

Eksperimen

ke-1

Eksperimen

ke-3

<g>

Skala 0-1

Keteranga

n

Total

Skor

%

Total

Skor

%

Disiplin

219 0,30 297 0,41 0,16 Rendah

Rasa

Ingin

Tahu

235 0,33 353 0,49 0,24 Rendah

Kemandirian

(Mandiri) 251 0,35 308 0,43 0,11 Rendah

Kerja

Keras

221 0,31 228 0,32 0,01 Rendah

Kerja sama

(Komunikatif)

215 0,30 246 0,34 0,06 Rendah

Tanggung

Jawab

347 0,48 412 0,57 0,17 Rendah

Rata-rata Kelas

248

0,34

299

0,41

0,13

Rendah

4.1.1.2.2

Eksperimen ke-3 dan eksperimen ke-5

Berikut akan disajikan hasil analisis uji

gain

pada eksperimen ke-3 dan


(62)

Tabel 4.2 Hasil Uji

gain

eksperimen ke-3 dan eksperimen ke-5

Nilai Karakter

Eksperimen

ke-3

Eksperimen

ke-5

<g>

Skala 0-1

Keterangan

Total

Skor

%

Total

Skor

%

Disiplin 297

0,41

564

0,78

0,63

Sedang

Rasa Ingin Tahu

353

0,49

394

0,55

0,11

Rendah

Kemandirian (Mandiri)

308

0,43

415

0,58

0,26

Rendah

Kerja Keras

228

0,32

321

0,45

0,19

Rendah

Kerja sama

(Komunikatif)

246 0,34

400 0,56

0,32

Sedang

Tanggung Jawab

412

0,57

546

0,76

0,44

Sedang

Rata-rata Kelas

299

0,41

437,17 0,61

0,34

Sedang

4.1.1.2.3

Eksperimen ke-1 dan eksperimen ke-5

Pengembangan nilai karakter mahasiswa secara keseluruhan terlihat pada hasil

analisis uji

gain

antara

initialexperiment

(ke-1) dan

final experiment

(ke-5) disajikan

pada Tabel 4.3. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

Tabel 4.3 Hasil Uji

gain

eksperimen ke-1 dan eksperimen ke-5

Nilai Karakter

Eksperimen

ke-1

Eksperimen

ke-5

<g>

Skala 0-1

Keterangan

Total

Skor

%

Total

Skor

%

Disiplin 219

0,30

564

0,78

0,69

Sedang

Rasa Ingin Tahu

235

0,33

394

0,58

0,33

Sedang

Kemandirian (Mandiri) 251 0,35 415 0,45 0,35

Sedang

Kerja Keras

221

0,31

321

0,45

0,20

Rendah

Kerja sama

(Komunikatif)

215 0,30 400 0,56 0,37 Sedang

Tanggung Jawab

347

0,48

546

0,76

0,53

Sedang

Rata-rata Kelas

248

0,34

437,17

0,61

0,41

Sedang

Pada akhir eksperimen terlihat perkembangan masing - masing aspek nilai karakter

mahasiswa yang berbeda. Secara lengkap berikut persentase pengembangan nilai

karakter pada akhir eksperimen

open inquiry

dapat dilihat pada Gambar 4.2.


(63)

4.1.

4.1.1

norm

yang

Hasi

selen

Ke

Ha

Ke

Berd

norm

G

2

Hasil A

1.1

Uji No

Uji

mal atau t

g akan dig

il uji nor

ngkapnya

eterangan

asil

eterangan

dasarkan p

mal sehing

1

Gambar 4

Analisis P

ormalitas

normalita

tidak. Sel

gunakan, a

rmalitas d

dapat dili

n

n

perhitunga

gga meme

12 5% 22%

4.2Persent

Pemaham

as dilakuk

ain itu, uj

apakah m

data disaj

ihat pada

Tabel4.4

P

5

1

b

an uji norm

enuhi syar

2% Skor N

ase Perke

man Kons

kan untu

uji normal

menggunak

ajikan pad

Lampiran

4 Hasil Pe

Pretest

5,23

1,07

<

berdistribu

malitas di

rat untuk m

21%

16%

Nilai Kara

embangan

sep

uk menge

litas digun

kan statist

da Tabel

n 25 dan L

erhitungan

usi normal

isimpulka

menjadika

% 15% akter Ma

Karakter

etahui ap

nakan unt

tik parame

4.4. Per

Lampiran

n Uji Norm

Post

7,74

11,0

l

berd

an bahwa d

an data pe

ahasiswa Dis Ras Kem Ker Ker Tan

Mahasisw

pakah dat

tuk mene

etris atau

rhitungan

26.

malitas

ttest

7

<

distribusi n

data terseb

enelitian.

iplin sa ingin tah mandirian ( rja Keras rjasama (Ko nggung Jawa

wa

ta berdis

entukan st

non param

uji norm

normal

but terdis

u Mandiri) omunikatif) ab

47

tribusi

tatistik

metris.

malitas

tribusi


(64)

4.1.1.2

Hasil Pemahaman Konsep

Hasil pemahaman konsep fisika diperoleh melalui tes tertulis. Tes tertulis

dilaksanakan pada saat sebelum (

pretest)

dan sesudah (

posttest

) melakukan

eksperimen

open inquiry.

Terdapat perbedaan pencapaian hasil pemahaman konsep

mahasiswa saat

pretest

dan

posttest.

Rekapitulasi hasil pemahaman konsep

mahasiswa saat

pretest

dan

posttest

disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil

pretest

dan

posttest

Kriteria Junlah

mahasiswa

dengan nilai

Pretest (%)

Junlah mahasiswa

dengan nilai

Posttest (%)

Keterangan

A

0 20

Tuntas

AB

0 53

Tuntas

B

6,67 20

Tuntas

BC

6,67 6,67

Tidak

Tuntas

C

86,67 0

Tudak Tuntas

Dapat dilihat pula perbandingan hasil yang didapatkan saat

pretest dan posttest

Gambar 4.3. Data hasil

pretest

dan

posttest

selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 23 dan Lampiran 24.

Gambar 4.3Perbandingan hasil

pretest dan posttest

55

22.5

37.5 92.5

69.2

82.8

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata‐Rata

Nilai Pretest


(1)

L Lampiran 26 Hipotesis : Ho Ha Uji Hipotes Untuk men     Kriteria : Ho diterima Pengujian h Nilai maksi Nilai minim Rentang Banyak kel Kelas in 69,0 72,0 78,0 84,0 90,0 Untuk a = 5

Karena x2hi 6

: data te : data ti sis :

nguji hipotes

a jika x2< x2t hipotesis :

imal mal

las

nterval B K - 71,0 6 - 77,0 7 - 83,0 7 - 89,0 8 - 95,0 8 9 5 %, dengan

itung < x2tabel m

Uji N

erdistribusi n idak terdistri

is tersebut d

tabel

= 92,5 = 69 = 23,5 = 6

Batas Z Kelas bata 68,50 -71,50 -77,50 -83,50 0 89,50 94,50 2 n dk = 6- 1 =

7 maka data te

Normalitas N

normal ibusi normal

digunakan ru

untuk P as kelas u -2,67 -2,11 -0,98 0,14 1,26 2,97 = 5 diperoleh

7,74 ersebut terdi Nilai Posttes l umus : Pa Ra s n Peluang Lu untuk Z u

0,50 0,48 0,34 0,06 0,40 0,50 h x2 tabel =

11 stribusi norm

st

njang kelas ata-rata ( x )

uas kelas untuk Z 0,01 0,15 0,39 0,34 0,10 ,07 mal = = = = Ei Oi 0,41 2  4,36 2  11,79 11 10,23 12 3,05 3  x2 11,07 4,00 82,75 5,34 30 (Oi-Ei)² Ei 6,10 1,27 0,05 0,31 0,00 7,74


(2)

Lampiran 27

ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP UJI GAIN

No. RESPONDEN NILAI GAIN Keterangan

PRETEST POSTTEST

1 R - 1 38 79 0,66 sedang 2 R - 2 40 85 0,75 tinggi 3 R - 3 72 90 0,84 tinggi 4 R - 4 35 83 0,74 tinggi 5 R - 5 36 84 0,75 tinggi 6 R - 6 37 81 0,70 sedang 7 R - 7 67 90 0,83 tinggi 8 R - 8 38 85 0,76 tinggi 9 R - 9 38 83 0,73 tinggi 10 R - 10 25 83 0,77 tinggi 11 R - 11 30 83 0,75 tinggi 12 R - 12 32 75 0,63 sedang 13 R - 13 23 85 0,80 tinggi 14 R - 14 40 88 0,79 tinggi 15 R - 15 28 88 0,84 tinggi 16 R - 16 37 81 0,70 sedang 17 R - 17 43 84 0,72 tinggi 18 R - 18 35 80 0,69 sedang 19 R - 19 42 85 0,74 tinggi 20 R - 20 45 77 0,58 sedang 21 R - 21 48 85 0,71 tinggi 22 R - 22 67 88 0,79 tinggi 23 R - 23 38 78 0,65 sedang 24 R - 24 47 83 0,67 sedang 25 R - 25 43 85 0,74 tinggi 26 R - 26 33 79 0,69 sedang 27 R - 27 75 93 0,83 tinggi 28 R - 28 35 69 0,53 sedang 29 R - 29 38 84 0,74 tinggi 30 R - 30 23 70 0,61 sedang

Jumlah 1227,5 2482,5

Rata-rata 40,9 82,8 0,71 tinggi Lampiran 28


(3)

Hasil Uji Hipotesis Peningkatan Pemahaman Konsep Mahasiswa

Keterangan pemahaman

konsep X (Xi-Xrat) X^2

R - 1 79,2 -3,6 12,84 R - 2 85,0 2,3 5,06 R - 3 90,0 7,3 52,56 R - 4 83,3 0,6 0,34 R - 5 84,2 1,4 2,01 R - 6 80,8 -1,9 3,67 R - 7 92,5 9,8 95,06 R - 8 85,0 2,3 5,06 R - 9 83,3 0,6 0,34 R - 10 82,5 -0,2 0,06 R - 11 82,5 -0,2 0,06 R - 12 70,0 -12,8 162,56 R - 13 85,0 2,3 5,06 R - 14 87,5 4,8 22,56 R - 15 88,3 5,6 31,17 R - 16 80,8 -1,9 3,67 R - 17 84,2 1,4 2,01 R - 18 80,0 -2,7 7,56 R - 19 85,0 2,3 5,06 R - 20 76,7 -6,1 37,01 R - 21 85,0 2,3 5,06 R - 22 88,3 5,6 31,17 R - 23 78,3 -4,4 19,51 R - 24 82,5 -0,2 0,06 R - 25 85,0 2,3 5,06 R - 26 79,2 -3,6 12,84 R - 27 90,0 7,3 52,56 R - 28 69,2 -13,6 184,51 R - 29 84,2 1,4 2,01 R - 30 75,0 -7,7 60,06

jumlah 2482,5 0,0 826,6

rata-rata 82,8 KKM 71

varian 28,50 n 30

s 5,34 t 12,05


(4)

Hasil Uji Korelasi

Keterangan Xi Yi X

(Xi-Xrat)

Y

(Yi-Yrat) X^2 Y^2 XY

KR-1 79,2 33,7 -3,6 4,3 12,8 18,8 -15,5 KR-2 85,0 34,7 2,3 5,3 5,1 28,4 12,0 KR-3 90,0 28,7 7,3 -0,7 52,6 0,4 -4,8 KR-4 83,3 28,0 0,6 -1,3 0,3 1,8 -0,8 KR-5 84,2 29,3 1,4 0,0 2,0 0,0 0,0 KR-6 80,8 26,0 -1,9 -3,3 3,7 11,1 6,4 KR-7 92,5 38,0 9,8 8,7 95,1 75,1 84,5 KR-8 85,0 30,3 2,3 1,0 5,1 1,0 2,3 KR-9 83,3 29,0 0,6 -0,3 0,3 0,1 -0,2 KR-10 82,5 29,7 -0,2 0,3 0,1 0,1 -0,1 KR-11 82,5 25,3 -0,2 -4,0 0,1 16,0 1,0 KR-12 70,0 28,0 -12,8 -1,3 162,6 1,8 17,0 KR-13 85,0 25,0 2,3 -4,3 5,1 18,8 -9,8 KR-14 87,5 26,7 4,8 -2,7 22,6 7,1 -12,7 KR-15 88,3 31,7 5,6 2,3 31,2 5,4 13,0 KR-16 80,8 28,3 -1,9 -1,0 3,7 1,0 1,9 KR-17 84,2 26,7 1,4 -2,7 2,0 7,1 -3,8 KR-18 80,0 27,7 -2,7 -1,7 7,6 2,8 4,6 KR-19 85,0 33,0 2,3 3,7 5,1 13,4 8,3 KR-20 76,7 27,0 -6,1 -2,3 37,0 5,4 14,2 KR-21 85,0 28,3 2,3 -1,0 5,1 1,0 -2,3 KR-22 88,3 27,0 5,6 -2,3 31,2 5,4 -13,0 KR-23 78,3 25,7 -4,4 -3,7 19,5 13,4 16,2 KR-24 82,5 25,0 -0,2 -4,3 0,1 18,8 1,1 KR-25 85,0 31,3 2,3 2,0 5,1 4,0 4,5 KR-26 79,2 29,7 -3,6 0,3 12,8 0,1 -1,2 KR-27 90,0 27,3 7,3 -2,0 52,6 4,0 -14,5 KR-28 69,2 31,3 -13,6 2,0 184,5 4,0 -27,2 KR-29 84,2 34,0 1,4 4,7 2,0 21,8 6,6 KR-30 75,0 33,7 -7,7 4,3 60,1 18,8 -33,6 Jumlah 2482,5 880,0 0,0 0,0 826,6 307,1 54,2

Rata-rata 82,8 29,3 r 0,108

r^2 0,01156 Lampiran 30


(5)

FOTO KEGIATAN Contoh: Percobaan ke-1

Kelompok A-1

Kelompok B-1

Percobaan ke-3 Kelompok A-2


(6)