Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika dengan

lain”. Jadi dalam melakukan aktifitas menekankan pada kebebasan melakukan sesuatu secara langsung, bebas dari rasa takut. 4. Rasa ingin tahu Rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajari, dilihat, dan didengar. 5. Komunikatifkerjasama Komunikatifkerjasama merupakan tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja secara bersama dengan orang lain. 6. Tanggung jawab Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tigas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

2.3 Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika dengan

Pembelajaran Open Inquiry Hoover dalam Amien 1987 menyatakan bahwa konsep merupakan serangkaian pengalaman yang membuat pemikiran dan pola dasar. Konsep dapat membantu dalam mengklasrifikasi, menganalisis, menghubungkan atau menggabungkan. Konsep membentuk struktur fundamental bagi mata pelajaran di satuan pendidikan Amien, 1987: 17. Saliman 2009 menyatakan pula, adanya relevansi antara keterkaitan materi kuliah dengan pengalaman atau pengetahuan yang telah dimiliki mahasiswa. Menurut Amien 1987: 38 proses pembentukan dari pengalaman dan menjadi disposisi awal untuk membentuk perilaku yang akan datang dapat dilihat Gambar 2.1. Gambar 2.1 Bagaimana konsep terbentuk dari pengalaman dan menjadi disposisi awal untuk membentuk perilaku yang akan datang Dalam keterkaitannya dengan pengalaman tersebut maka dengan demikian pembelajaran inkuiri seperti yang telah diuraikan diatas sesuai untuk meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa. Proses pemahaman konsep dengan inkuiri sesuai dengan proses perkembangan anak. Menurut Amien 1987, teori perkembangan anak Piaget dan penerapannya dalam sains perlu dipelajari dalam peranan dan relevensi psikologi perkembangan untuk pendidikan umumnya dan pendidikan IPA pada khususnya. Hal tersebut dikarenakan dengan mempelajari teori Piaget, gurupengajar dapat memusatkan diri pada siswa untuk mengidentifikasi pola-pola berfikir para peserta didik. Pembelajaran yang dilakukan akan berupa student centered. Menurut Sanjaya 2011: 99, guru tidak lagi berperan sebagai sumber belajar, akan tetapi berperan sebagai orang yang membimbing dan memfasilitasi agar siswa mau dan mampu belajar. Perkembangan anak menurut Piaget Amien, 1987: 46-48; Sanjaya, 2011: 198-199 dapat ditunjang dengan empat faktor utama yaitu maturation, physical experience, social experience , dan equilibration. Dengan demikian, interaksi Pengalaman Pengalaman 2 Pengalaman 3 Pengalaman 4 Pengalaman n Resestensi mental dan pengorganis asian pengalaman KONSEP Disposisi untuk menetapkan obyek sesuai dengan pengalaman masa lalu isi untuk bertindak sesuai dengan cara yang telah ditetapkan antara manusia dengan lingkungannya menghasilkan proses perkembangan mental anak. Berikut akan dijelaskan secara rinci mengenai empat faktor tersebut. a. Maturation pemasakan Proses peribahan fisiologis dan anatomis, proses pertumbuhan tubuh, otak, dan sistem saraf. Pertumbuhan otak merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan berfikir intelektual anak. b. Physical experience pengalaman fisik Interaksi dengan lingkungan fisik, manipulasi obyek-obyek sekitarnya dan beberapa pengalaman tindakan secara fisik. Anak akan memperoleh pengalaman fisik dengan tindakan atau aksi terhadap suatu rangsang dan akan mempelajarinya. Dengan demikian, Piaget percaya aktivitasdaya otak akan mampu dikembangkan sehingga anak mampu mentransfer aktivitas fisiknya menjadi gagasan atau ide. c. Social experience pengalaman sosial Interaksi dengan teman orang lain, menghilangkan sifat egocentric sehingga anak dapat memahami pendapat orang lain dan juga akan menumbuhkan kesadaran bahwa ada aturan lain disamping aturannya sendiri. Perkembangan intelektual anak melalui interaksi social juga akan mampu mengembangkan kemampuan berbahasa anak. Pengalaman semacam itu sangat bermanfaat untuk mengembangkan konsep mental seperti misalnya kerendahan hati, toleransi, kejujuran etika, moral dan lain sebagainya. d. Equilibration keseimbangan Suatu proses dimana anak merespon rangsangstimuli secara mental. Piaget membagi proses ini menjadi 2 kategori yaitu assimilation asimilasi dan accommodation akomodasi. Asimilasi merupakan proses memasukan atau menerima informasi dan mengabungkannya ke dalam skemabagan konsep atau struktur yang telah dimiliki. Proses ini agak bersifat obyektif, karena anak cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang sesuai atau tidak sesuai dengan keyakinan yang telah dimiliki sebelumnya. Akomodasi merupakan proses memodifikasi skema konsep atau struktur yang telah dimiliki untuk menerima informasi baru. Akomodasi melibatkan kegiatan pengubahan skema, atau gagasan yang telah dimiliki karena adanya informasi atau pengalaman baru. Skemabagan konsep baru itu dikembangkan terus menerus selama proses akomodasi. Untuk mengetahui stimuli yang tidak diketahui sebelumnya, anak membentuk bagan konsep skema yang baru dengan memodifikasi yang telah ada. Sebagai hasil dari perubahan tersebut otak anak akan mengasimilasi informasi lebih banyak. Hal tersebut merupakan keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi dengan cara menerapkan ekulibrium. Ekuilibrium ini menjelaskan pula bagaiman anak mampu berpindah dari tahapan berfikir ketahapan berfikir selanjutnya. Adanya teori perkembangan anak para peneliti mengembangkan pula tentang teori belajar yang sesuai, karena agar adanya perkembangan anak yang optimal. Beberapa teori belajar telah dikembangkan salah satunya adalah teori belajar kontruktivisme. Kontruktivisme merupakan proses teori psikologis tentang pengetahuan yang menyatakan bahwa manusia membangan dan menamai pengetahuan dari pengalaman sendiri Rifa’I Anni, 2009: 225. Teori belajar kontruktivisme dikembangkan oleh Vygotsky menyatakan bahwa peserta didik mengkontruksi pengetahuan atau menciptakan makna sebagai hasil dari pemikiran dan berinteraksi dalam suatu konteks sosial. Teori tersebut sejalan pendapat Piaget yang menyatakan bahwa individu menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercaya dengan fenomena, ide, atau informasi baru yang dipelajari Rifa’I Anni, 2009: 225-250. Selain itu, Piaget menyatakan pula bahwa setiap individu berusaha dan mampu mengembangkan pengetahuaannya sendiri melalui skemabagan konsep yang ada dalam struktur kognitifnya sejak kecil melalui asimilasi dan akomodasi Sanjaya, 2011: 196. Teori kontruktivisme Piaget dan Vygitsky relevan dengan pembelajaran berbasis inkuiri. Atas dasar penjelasan diatas, maka pembelajaran open inquiry terutama eksperimen open inquiry sesuai dalam pembelajaran peningkatan pemahaman konsep mahasiswa.

2.4 Karakteristik Materi yang Sesuai dengan Pembelajaran