25
2.6 Jaringan Sosial
Jaringan sosial merupakan salah satu dimensi sosial selain kepercayaan dan norma. Konsep jaringan lebih memfokuskan pada aspek ikatan antar
simpul yang bisa berupa orang atau kelompok organisasi. Dalam hal ini terdapat pengertian adanya hubungan sosial yang diikat oleh adanya
kepercayaan yang mana kepercayaan itu dipertahankan dan dijaga oleh
norma-norma yang ada.
Jaringan sosial atau jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul yang umumnya adalah individu atau
organisasi yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti
nilai, visi, ide, teman, keturunan. Dalam bentuk yang paling sederhana,
suatu jaringan sosial adalah peta semua ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Konsep ini sering digambarkan dalam diagram jaringan sosial
yang mewujudkan simpul sebagai titik dan ikatan sebagai garis penghubungnya. http:teddymagister.wordpress.com20120612teori jaring
an-sosialDiakses2162014pukul15.00
2.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu telah terdapat penelitian yang membahas
cyberbullying pada berbagai konteks disiplin ilmu seperti psikologi, PPKN yang mengkaji cyberbullying dengan berbagai metodologi dan hasil yang
beragam antara lain adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
26
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No JudulPenelitiTahun Tujuan
Metodologi Hasil Penelitian
1 Hubungan antara Self-
Esteem dengan perilaku cyberbullying
yang diterima remaja dengan status
mahasiswa Fakultas Psikologi UNAIR
Pengguna Media Social Networking
Facebook Kinanda Arif S2012 Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah
terdapat hubungan antara self-esteem
dengan perilaku cyberbulyying pada
remaja pengguna social networking. Self-
esteem adalah penilaian terhadap
perasaan dan keyakinan diri akan
keberhargaan diri yang tercermin pada sikap-
sikap negatif dan positif terhadap
dirinya. Cyberbullying adalah perbuatan
seseorang ataupun kelompok secara
berulang yang bertujuan untuk
menyakiti orang lain dengan menggunakan
teknologi informasi.. Penelitian dilakukan pada
mahasiswa universitas airlangga pengguna social
networking yang memiliki rentang usia 19-21 tahun
dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 98
mahasiswa. Alat pengumpul data berupa kuesioner self-
esteem yang menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale
dan alat ukur cyberbullying yang disusun oleh Bayram.
Analisis data dilakukan dengan teknik statistik
korelasi rank orderSpearman, dengan bantuan program
statistik SPSS versi 16. Berdasarkan hasil uji
korelasi, diperoleh nilai korelasi antara self-esteem
dengan cyberbullying sebesar -0,519 dengan p
sebesar 0.000;. Angka tersebut menunjukkan
bahwa terdapat korelasi negatif antara self-esteem
dengan perilaku cyberbullying, yang
artinya sampel memiliki self-esteem rendah dan
menerima perilaku cyberbullying yang tinggi.
2 Efektivitas Undang-
Undang Informasi dan Transaksi Elektronik
dalam Meredam Perilaku Cyberbullying
Mahasiswa Dea Anindhita
Ayuningtyas2013 Berdasarkan atas
penelitian yang dirumuskan, maka
tujuan penelitian ini adalah untuk
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini mengambil
sampel dari satu populasi dan melakukan observasi sebagai
alat pengumpulan data yang pokok.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga
Mei. Penelitian ini bertempat di Unit Kegiatan Mahasiswa
Universitas Negeri Jakarta, Hasil penelitian dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, perkembangan teknologi telah
menyumbangkan dampaknya pada kasus
cyberbullying di Indonesia khususnya pada
mahasiswa di Universitas Negeri Jakarta.
Kedua, Dengan maraknya kejahatan yang terjadi di
Universitas Sumatera Utara
27
mendapatkan data atau fakta empiris tentang
Efektivitas Undang- Undang Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik terhadap perilaku
Cyberbullying di Universitas Negeri
Jakarta. Rawamangun, Jakarta Timur.
Data-data dari penelitian ini diperoleh melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Adapaun metode analisis data
dalam penelitian ini diperoleh melalui tahapan reduksi data,
display data, dan terakhir membuat kesimpulan.
dunia maya ini maka pemerintah dibawah
naungan Kementrian Komunikasi dan
Informatika mengeluarkan produk undang-undang.
Ketiga, fakta dilapangan menunjukan mahasiswa
tidak mau menggunakan undang-undang ini untuk
menyelesaikan masalah mereka karena dinilai
lebih rumit. Mahasiswa lebih cenderung
menggunakan cara klasik seperti klarifikasi dan
mediasi antara pelaku cyberbullying dan korban
cyberbullying daripada menggunakan undang-
undang tersebut untuk menyelesaikan masalah
mereka. Keempat, hadirnya
undang-undang ini bertujuan agar undang-
undang ini dapat menjadi pedoman bagi masyarakat
untuk bisa meredam dan menanggulangi kejahatan
dunia maya termasuk cyberbullying. Namun
kenyataan di lapangan adalah undang-undang ini
belum berhasil menjadi pencegah perilaku
cyberbullying berkembang di masyarakat.
Kelima, dalam penelitian membuktikan bahwa
perilaku tersebut masih ada dan makin
berkembang. Kurangnya pemahaman dan rasa
saling mengahargai sesama membuat perilaku
ini masih belum bisa dibendung, bahkan oleh
pemerintah sekalipun.
Universitas Sumatera Utara
28
Penelitian tersebut diatas berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Penelitian Kinanda Arif S yang berjudul Hubungan self esteem
dengan perilaku cyberbullying menunjukkan sudut pandang dari psikologi sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dea Anindita dengan judul
efektivitas undang-undang informasi dan transaksi ekonomi dalam meredam perilaku cyberbullying mahasiswa menunjukkan undang undang tidak efektif
dalam meredam perilaku mahasiswa. Penelitian yang penulis lakukan berupaya menggambarkan bentuk cyberbullying yang dialami mahasiswa,
tindakan mahasiswa terhadap cyberbullying dan perbedaan tindakan dari sisi jenis kelamin berdasarkan sudut pandang sosiologis.
Universitas Sumatera Utara
29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian