Hasil penelitian Simanjuntak 2007 di kalangan prajurit di Medan menemukan bahwa ada hubungan dukungan istri dengan partisipasi pria dalam
keluarga berencana istri. Penelitian Ningsih 2011 di Bengkulu menyatakan ada hubungan antara kesepakatan pria dengan pasangan dengan partisipasi pria dalam
pemakaian alat kontrasepsi. Kesepakatan yang diambil melalui musyawarah dan keterbukaan antara pasangan suami istri dalam menentukan kontrasepsi.
2.7 Landasan Teori
Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh mahluk hidup, baik yang diamati secara langsung atau tidak langsung perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek yaitu:
aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya, yang
ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya masyarakat. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, berpersepsi dan
emosi juga merupakan perilaku manusia. Sejalan dengan batasan perilaku menurut Skinner maka Perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mewujudkan kesehatan seseorang diselenggarakan dengan empat macam pendekatan yaitu pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan promotive, pencegahan penyakit preventive, penyembuhan penyakit curative dan pemulihan kesehatan rehabilitative.
Universitas Sumatera Utara
Respon atau reaksi manusia dibedakan menjadi dua kelompok yaitu yang bersifat pasif dan bersifat aktif. Bersifat pasif pengetahuan, persepsi dan sikap,
bersifat aktif tindakan yang nyata atau practice. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan adalah respon seseorang terhadap pelayanan kesehatan baik pelayanan
kesehatan yang modern maupun pelayanan kesehatan yang tradisional. Perilaku ini menyangkut respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan,
dan obat-obatannya, yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan pengguna fasilitas, petugas, dan obat-obatan. Perilaku seseorang di pengaruhi oleh beberapa
faktor yang berasal dari dalam dan dari luar individu itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain ; susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, proses belajar,
lingkungan dan sebagainya Notoatmodjo, 2010b. Lawrence Green 1980 dalam Notoatmodjo 2007 menganalisis perilaku
manusia dari tingkat kesehatan, kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu :
a. Faktor perilaku behavioral causes b. Faktor diluar perilaku non behavioral causes
Selanjutnya faktor perilaku di pengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu faktor- faktor predisposisi predisposing factors, faktor-faktor pemungkin enabling
factors, dan faktor-faktor penguat reinforcing factors. Faktor-faktor predisposisi mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat
terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan,
Universitas Sumatera Utara
tingkat sosial ekonomi dan sebagainya. Hal di atas dapat berkaitan dengan partisipasi pria dalam keluarga berencana. Sebagai contoh partisipasi pria dalam keluarga
berencana, akan dipermudah jika pria pasangan usia subur mengetahui manfaat menjadi akseptor keluarga berencana. Demikian juga, penerimaan perilaku baru atau
adopsi melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran,dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng long lasting.
Faktor-faktor pemungkin mencakup ketersedian sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, untuk berperilaku sehat masyarakat memerlukan
sarana dan prasarana pendukung. Fasilitas ini pada hakekatnya mendukung untuk mewujudkan perilaku kesehatan, maka faktor ini disebut dengan faktor pendukung
atau faktor pemungkin. Misalnya termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit.
Faktor-faktor penguat meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan, dan
undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan
hanya perlu pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas
terutama petugas kesehatan. Di samping itu undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Demikian juga halnya dengan partisipasi
pria dalam kelurarga berencana perlu dukungan istri, dan dukungan petugas kesehatan, juga diperlukan peraturan atau perundang-undangan yang mendukung pria
Universitas Sumatera Utara
berpartisipasi dalam keluarga berencana. Sebagai contoh dalam partisipasi pria dalam keluarga berencana yang menjadi penguat adalah dukungan sosial yang meliputi
dukungan istri, tenaga kesehatan, dan tokoh masyarakat.
2008
Gambar 2.1 Landasan Teori Lawrence Green 1980
Faktor Predisposing : - Pengetahuan
- Sikap - Nilai
- Kepercayaan - Variabel demografi
Faktor Reinforcing : - Dukungan Istri
- Dukungan tenaga
kesehatan - Dukungan Tokoh
masyarakat Perilaku Kesehatan
Faktor Enabling : - Sumber-sumber yang
tersedia ketersediaan fasilitas
- Keterampilan lain - Fasilitas
Universitas Sumatera Utara
2.8 Kerangka Konsep