BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana
Partisipasi pria dalam program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi adalah tanggung jawab pria dalam keterlibatan dan kesertaan berkeluarga berencana
dan kesehatan reproduksi serta perilaku seksual yang sehat dan aman bagi dirinya pasangannya dan keluarganya BkkbN, 2010.
Menurut BkkbN 2009c, bentuk nyata dari partisipasi pria tersebut adalah: 1. Partisipasi dalam program keluarga berencana yang meliputi : sebagai peserta
keluarga berencana, mendukung dan memutuskan bersama isteri dalam penggunaan kontrasepsi, sebagai motivator keluarga berencana, merencanakan
jumlah anak dalam keluarga. 2. Partisipasi dalam kesehatan reproduksi yang meliputi : membantu
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan ibu hamil, merencanakan persalinan yang aman dan mengantar memeriksakan kehamilan ke tenaga
kesehatan, menghindari keterlambatan dalam mencari pertolongan medis, membantu perawatan ibu dan bayi setelah persalinan, tidak melakukan kekerasan
terhadap perempuan, mencegahmenghindari penularan infeksi menular seksual termasuk HIVAIDS.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Program Keluarga Berencana
Dalam konteks Indonesia, definisi family planning dapat dilihat dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan adalah
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, serta peningkatan
kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Dalam era reformasi dewasa ini program keluarga berencana nasional menjadi
perhatian dan komitmen pemerintah sehingga program ini masih tercantum dan diamanatkan pula dalam Peraturan Presiden RI No. 7 tahun 2005, tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN tahun 2004-2009. Di dalam Peraturan Presiden ini disebutkan bahwa pembangunan program keluarga berencana
nasional diarahkan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk, serta meningkatkan pelembagaan keluarga kecil berkualitas BKKBN, 2005.
Badan koordinasi keluarga berencana Nasional seiring dengan perubahan paradigma di masyarakat dalam pengelolaan keluarga berencana nasional, ingin
menyesuaikan dengan kondisi disekitar. Pembangunan di Indonesia sejak awal reformasi, hingga era desentralisasi dan globalisasi, serta good government, akan
banyak mewarnai program keluarga berencana ke depan Meilani, 2010. Perubahan lingkungan strategis dan tuntutan terhadap pencapaian sasaran
RPJMN 2004-2009 tersebut, mendorong terjadinya perubahan visi, misi dan Grand Strategy Strategi Dasar badan koordinasi keluarga berencana nasional yang
dikukuhkan dengan Peraturan Kepala BKKBN Nomor: 28HK- 010B.52007 tanggal
Universitas Sumatera Utara
33 Januari 2007. Perubahan tersebut dimulai dari perubahan filosofi BkkbN yang sejak awal diarahkan untuk menggerakkan peran serta masyarakat dalam keluarga
berencana. Perubahan filosofi tersebut diikuti dengan visi yang baru, yaitu: “Seluruh Keluarga Ikut KB”. Melalui visi ini BkkbN diharapkan dapat menjadi inspirator,
fasilitator dan penggerak program keluarga berencana nasional sehingga di masa depan seluruh keluarga Indonesia menerima ide keluarga berencana. Ini berarti bahwa
setiap pasangan suami istri harus melakukan perencanaan keluarga secara matang dan bertanggung jawab sehingga mereka menjadi keluarga-keluarga yang bahagia dan
sejahtera BkkbN, 2009a. Sedangkan misi BkkbN dibangun untuk mengemban tugas membangun
keluarga Indonesia sebagai keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Untuk itu, maka misi yang diemban oleh BkkbN tidak lain adalah: “Mewujudkan Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera”. Dengan fokus melalui Grand Strategy yang akan dilakukan meliputi: Pertama yaitu menggerakkan dan mamberdayakan seluruh masyarakat
dalam program keluarga berencana, Kedua yaitu menata kembali pengelolaan program keluarga berencana, Ketiga yaitu memperkuat sumber daya manusia SDM
operasional program keluarga berencana, Keempat yaitu meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan keluarga berencana dan Kelima yaitu
meningkatkan pembiayaan program keluarga berencana BkkbN, 2009b.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Alat Kontrasepsi Kondom