Putusan Tinjauan Kepustakaan 1. Pengertian Anak dan Kejahatan Anak

4. Putusan

Suatu Putusan agar sah harus memuat semua hal yang diatur pada Pasal 197 ayat 1 KUHAP yaitu: a. Kepala putusan: “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”; b. Nama lengkap, tempat lahir, umur dan tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan terdakwa; c. Dakwaan, sebagaimana terdapat dalam Surat Dakwaan; d. Pertimbangan yang disusun secara ringkas mengenai fakta dan keadaan serta alat bukti yang diperoleh dari pemeriksaan di sidang yang menjadi dasar penentuan kesalahan terdakwa; e. Tuntutan pidana, sebagaimana terdapat dalam Surat Tuntutan; f. Pasal peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar pemidanaan atau tindakan dan pasal peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum dari putusan, disertai keadaan yang memberatkan dan meringankan terdakwa; g. Hari dan tanggal diadakannya musyawarah Majelis Hakim kecuali perkara diperiksa oleh Hakim Tunggal; h. Pernyataan kesalahan terdakwa, pernyataan telah terpenuhi semua unsur dalam rumusan tindak pidana disertai dengan kualifikasinya dan pemidanaan atau tindakan yang dijatuhkan; i. Ketentuan kepada siapa biaya perkara dibebankan dengan menyebutkan jumlahnya yang pasti dan ketentuan mengenai barang bukti; Universitas Sumatera Utara j. Keterangan bahwa seluruh surat ternyata palsu atau keterangan dimana letaknya kepalsuan itu, jika terdapat Surat Otentik dianggap palsu; k. Perintah supaya terdakwa ditahan atau tetap dalam tahanan atau dibebaskan; l. Hari dan tanggal putusan, nama Penuntut Umum, nama hakim yang memutus dan nama panitera. Tidak dipenuhinya ketentuan huruf a, b, c, d, e, f, h, j, k, dan l mengakibatkan putusan “batal demi hukum”. Putusan yang batal demi hukum dianggap: a. tidak ada sejak semula never existed; b. tidak mempunyai kekuatan hukum; c. tidak memiliki daya eksekusi. Untuk berita acara pemeriksaan tetap dianggap sah, sebab yang batal demi hukum hanya terbatas “sepanjang putusan” saja. Dengan demikian, putusan tersebut masih dapat diperbaiki dan dijatuhkan kembali hingga memenuhi ketentuan undang-undang. Sekiranyapun terhadap putusan yang batal demi hukum dilakukan perbaikan, bukan berarti mengadili dan memeriksa terdakwa untuk kedua kalinya atas peristiwa pidana yang sama. 22 Putusan bebas akan dijatuhkan oleh hakim apabila ia berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan sidang, kesalahan terdakwa atas perbuatan yang Putusan Hakim Anak yang merupakan putusan akhir terdiri dari: a. Putusan Bebas vrijsprak 22 M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta, 2005, hlm. 385-386. Universitas Sumatera Utara didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan Pasal 191 ayat 1. b. Putusan Lepas Dari Tuntutan Hukum Putusan ini dijatuhkan apabila hakim berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, namun perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana Pasal 191 ayat 2. c. Putusan Dengan Penjatuhan Pidana Atau Tindakan Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak, putusan hakim dalam sidang Pengadilan Anak dapat berupa penjatuhan: 1. Pidana Pokok dan Pidana Tambahan Pasal 23 Undang-Undang Pengadilan Anak Pidana pokok yang dapat dijatuhkan ialah: a. Pidana penjara; Pidana penjara yang dapat dijatuhkan adalah paling lama ½ dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa Pasal 26 ayat 1. Apabila anak melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, maka pidana penjara yang dapat dijatuhkan kepada anak tersebut paling lama 10 sepuluh tahun Pasal 26 ayat 2. Namun dalam hal ini terdapat pengecualian bagi anak yang berumur 12 dua belas tahun, tidak dapat dikenai pidana melainkan tindakan. Universitas Sumatera Utara b. Pidana kurungan; Pidana kurungan yang dapat dijatuhkan kepada anak yang melakukan tindak pidana adalah paling lama ½ dari ancaman pidana kurungan bagi orang dewasa Pasal 27. c. Pidana denda; Pada pokoknya ketentuan batas maksimal pidana denda sama dengan ketentuan batas maksimal pidana penjara dan pidana kurungan, dimana terdakwa anak hanya dapat dijatuhi maksimal ½ setengah dari yang berlaku bagi orang dewasa Pasal 28 ayat 1. Bagi orang dewasa jika hukuman denda tidak dibayar, maka hukuman itu diganti dengan hukuman penjara atau kurungan. Berbeda dengan terdakwa anak, apabila pidana denda ternyata tidak dibayar maka diganti dengan wajib latihan kerja Pasal 28 ayat 2. Wajib latihan kerja tersebut dilakukan paling lama 90 sembilan puluh hari kerja dan lama latian kerja tidak lebih dari 4 empat jam sehari serta tidak dilakukan pada malam hari Pasal 28 ayat 3. d. Pidana pengawasan. Pidana pengawasan adalah pidana yang khusus dikenakan untuk anak, yakni pengawasan yang dilakukan oleh Jaksa terhadap perilaku anak dalam kehidupan sehari-hari di rumah anak tersebut, dan pemberian bimbingan yang dilakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan Penjelasan Pasal 30. Hakim dapat menjatuhkan hukuman pidana pengawasan paling lama 2 dua tahun dan paling singkat 3 tiga bulan Pasal 30 ayat 1. Universitas Sumatera Utara Pidana tambahan berupa: perampasan barang-barang tertentu dan atau pembayaran ganti rugi. Mengenai pidana tambahan perampasan barang-barang tertentu, undang-undang tidak memberi penjelasan barang-barang apa saja yang dapat dirampas. Dalam KUHAP, barang-barang yang dapat dirampas adalah barang-barang bukti yang diajukan di muka persidangan. Barang-barang bukti berasal dari hasil penyitaan yang dilakukan oleh penyidik karena barang-barang itu ada hubungannya dengan perkara pidana. Selanjutnya mengenai pidana tambahan yang berupa ganti rugi, pada Penjelasan Pasal 23 ayat 3 ditegaskan bahwa pembayaran ganti rugi tersebut merupakan tanggung jawab dari orang tua atau orang lain yang menjalankan kekuasaan orang tua. Lalu apabila orang tua atau orang yang menjalankan kekuasaan orang tua tidak mau tidak sanggup membayar ganti ruginya, bagaimana eksekusinya? Pembayaran ganti rugi apabila tidak dilaksanakan tidak dapat digantikan dengan pidana kurungan, sebab berdasarkan Pasal 30 ayat 2 KUHP pidana kurungan hanya dapat dijatuhkan menggantikan pidana denda. Jadi tidak mungkin pidana tambahan ganti rugi tersebut diganti dengan pidana kurungan karena bukan merupakan pidana denda. Demikian pula halnya dengan wajib latihan kerja, tidak dapat digunakan untuk menggantikan juga karena hanya merupakan pengganti pidana denda Pasal 28 ayat 2. Untuk pelaksanaan hukuman pembayaran ganti rugi tersebut sebaiknya dibuat Peraturan Pelaksananya yang sejalan dengan Hukum Acara Pidana yang berlaku sehingga tidak saling bertentangan. 23 23 Gatot Supramono, Op. Cit., hlm. 34. Universitas Sumatera Utara 2. Tindakan Pasal 24 Undang-Undang Pengadilan Tindakan yang dapat dijatuhkan ialah: a. Mengembalikan kepada orang tua, wali, atau orang tua asuh; Meskipun anak dikembalikan kepada orang tua, wali, atau orang tua asuh, anak tersebut tetap berada di bawah pengawasan dan bimbingan Pembimbing Kemasyarakatan antara lain mengikuti kegiatan kepramukaan. b. Menyerahkan kepada negara untuk mengikut pendidikan, pembinaan dan latihan kerja; Apabila hakim berpendapat bahwa orang tua, wali, atau orang tua asuh tidak dapat memberikan pendidikan dan pembinaan yang lebih baik, maka hakim dapat menetapkan anak tersebut ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan Anak untuk mengikuti pendidikan, pembinaan dan latihan kerja. Sehubungan dengan hal tersebut, demi kepentingan anak Undang-Undang memberi wewenang kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan Anak dapat mengajukan izin kepada Menteri Kehakiman RI agar anak negara yang bersangkutan ditempatkan di lembaga pendidikan anak yang diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta Pasal 31 ayat 2. Kewenangan tersebut diberikan karena kepala instansi ini dipandang mengetahui dengan baik mengenai perkembangan anak selama menjalani pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Anak, serta pembinaan anak negara selanjutnya. Setelah mendapat izin dari Menteri Kehakiman, anak negara tersebut dipindahkan dari Lembaga Pemasyarakatan Anak ke lembaga pendidikan anak. Lembaga inilah yang menyelenggarakan kegiatan dalam Universitas Sumatera Utara rangka memberikan pendidikan bagi anak baik jasmani, rohani maupun sosial anak. c. Menyerahkan kepada Departemen Sosial, atau Organisasi Sosial Kemasyarakatan yang bergerak di bidang pendidikan, pembinaan dan latihan kerja seperti: pesantren, panti sosial, dan lembaga sosial lainnya dengan memperhatikan agama anak yang bersangkutan. Tindakan sebagaimana dimaksud di atas dapat disertai dengan teguran dan syarat tambahan yang ditetapkan oleh hakim. Teguran dapat dilakukan secara langsung oleh akim atau tidak langsung oleh orang tua atau wali atau orang tua asuh. Teguran itu berupa peringatan kepada anak untuk tidak melakukan tindak pidana lagi. Terhadap anak yang melakukan tindak pidana apabila belum mencapai umur 12 dua belas tahun melakukan tindak pidana yang diancam pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, maka terhadap anak tersebut hanya dapat dijatuhi tindakan: menyerahkan kepada negara untuk mengikuti pendidikan, pembinaan dan latihan kerja Pasal 26 ayat 3 Apabila anak belum mencapai umur 12 dua belas tahun melakukan tindak pidana yang tidak diancam pidana mati atau tidak diancam pidana penjara seumur hidup, maka terhadap anak tersebut dijatuhkan salah satu tindakan Pasal 26 ayat 4. Terhadap sanksi hukum di atas, hakim tidak boleh menjatuhkan kumulasi hukuman kepada terdakwa artinya hukuman pidana dan hukuman tindakan tidak boleh dijatuhkan sekaligus. Apabila hukuman pidana tidak Universitas Sumatera Utara dijatuhkan, hakim hanya dapat menjatuhkan hukuman tindakan saja Pasal 22. Demikian juga semua putusan hakim dalam perkara apapun wajib diucapkan dalam sidang “terbuka untuk umum” Pasal 59 ayat 3.

5. Faktor-Faktor Penyebab Anak Melakukan Kejahatan