Kewajiban dan Wewenang Hakim Anak

BAB III PERANAN HAKIM ANAK DALAM PENJATUHAN PUTUSAN ATAS

PERKARA PIDANA YANG DILAKUKAN ANAK

A. Kewajiban dan Wewenang Hakim Anak

1. Kewajiban Hakim Anak Peranan Hakim Anak tidak berbeda dengan peranan hakim pada umumnya dan peranan hakim sendiri tidak dapat dipisahkan dari peranan pengadilan yaitu wajib memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara dimana pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas Pasal 16 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Undang- undang tidak mungkin lengkap, undang-undang hanya merupakan satu tahap dalam proses pembentukan hukum dan terpaksa mencari kelengkapannya dalam praktek hukum dari hakim. 38 Mantan Sekjen Departemen Kehakiman Hari Soeharto menyatakan bahwa seorang hakim harus memiliki tiga syarat yaitu: pertama, tangguh berarti tabah menghadapi dan kuat mentalnya, kedua harus terampil artinya mengetahui dan menguasai segala peraturan perundang-undangan yang sudah ada dan masih Oleh karena itu, hakim harus mempunyai kemampuan rechtsvinding dengan interpretasi-interpretasi yang maju ke depan dan disesuaikan dengan norma, azas, dan keyakinan hukum yang berlaku serta tanggap terhadap setiap perkembangan hukum yang tumbuh dalam masyarakat. 38 Sudikno Mertokusumo Mr. A. Pitlo, Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum, P.T. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993, hlm.8. Universitas Sumatera Utara berlaku, ketiga adalah tanggap artinya penyelesaian pemeriksaan perkara harus dilakukan dengan cepat, benar serta menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat. 39 Pada proses pemeriksaan, ketentuan Hukum Acara yang berlaku diterapkan pula dalam acara Pengadilan Anak kecuali jika ditentukan lain Pasal 40 Undang-Undang Pengadilan Anak. Dengan berlakunya Undang-Undang Pengadilan Anak, maka hubungannya dengan KUHAP dan KUHP merupakan hubungan hukum khusus dan hukum umum. Undang-Undang Pengadilan Anak sebagai hukum khusus lex spesialis, sedangkan KUHAP dan KUHP merupakan hukum umum lex generalis. Sebagai hukum khusus, Undang-Undang Pengadilan Anak di dalamnya telah mengatur secara khusus tentang hukum acara dari tingkat penyidikan sampai dengan bagaimana cara pemeriksaan di muka pengadilan. Selain itu, Undang-Undang Pengadilan Anak juga mengatur secara khusus tentang ketentuan pidana materil yang ternyata telah mencabut ketentuan Pasal 45, Pasal 46 dan Pasal 47 KUHP Pasal 67 Undang-Undang Pengadilan Anak. 40 a. Menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat Pasal 28 ayat 1; Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman, dalam melaksanakan peranannya hakim mempunyai kewajiban: 39 Wahyu Affandi, Hakim dan Penegakan Hukum, Alumni, Bandung, 1984, hlm. 12. 40 Gatot Supramono, Op. Cit, hlm.13. Universitas Sumatera Utara Ketentuan ini dimaksudkan agar putusan hakim sesuai dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat Penjelasan Pasal 28 ayat 1. Hakim harus memahami kenyataan sosial yang hidup dalam masyarakat dan ia harus memberi putusan berdasar atas kenyataan sosial yang hidup dalam masyarakat itu. Dalam hal ini hakim dapat meminta keterangan dari para ahli, kepala adat, dan sebagainya. 41 Hakim harus memperhitungkan perkembangan masyarakat, putusannya harus sesuai dengan perkembangan masyarakat. Undang-undang memang harus dihormati, tetapi undang-undang selalu akan ketinggalan zaman, sehingga hakim tidak dapat secara mutlak mematuhinya. Hakim dapat melihat undang-undang sebagai alatsarana untuk membantu menemukan hukumnya. Dalam hal ini ia tidak mengikuti atau berpijak pada undang- undang tetapi undang-undang digunakan sebagai alat untuk menemukan pemecahan suatu peristiwa konkrit. 42 b. Mempertimbangkan sifat yang baik dan jahat dari terdakwa Pasal 28 ayat 2; Berdasarkan ketentuan ini, maka dalam menentukan berat ringannya pidana yang akan dijatuhkan, hakim wajib memperhatikan sifat baik atau sifat jahat dari terdakwa sehingga putusan yang akan dijatuhkan setimpal dan adil sesuai dengan kesalahannya Penjelasan Pasal 28 ayat 2. c. Mengundurkan diri dari persidangan apabila terikat hubungan keluarga sedarah dan semenda sampai derajat ketiga, atau hubungan suami istri 41 Supomo, Hukum Acara Perdata Negeri, Fasco, Jakarta, 1958, hlm.128. 42 Sudikno Mertokusumo Mr. A. Pitlo, Op. Cit., hlm.29. Universitas Sumatera Utara meskipun telah bercerai, dengan ketua, salah seorang hakim anggota, jaksa, advokat, atau panitera Pasal 29 ayat 3; Ketentuan ini merupakan larangan adanya hubungan keluarga antara para “pejabat” yang mengadili suatu perkara. Alasan utama pengundurdirian oleh hakim adalah demi terwujudnya pemeriksaan persidangan yang objektif, sehingga dapat dijunjung tinggi tegaknya prinsip fair trial peradilan yang jujur dan adil serta asas “imparsialitas” yaitu pengadilanhakim yang tidak memihak kepada salah satu pihak. 43 d. Mengundurkan diri dari persidangan apabila terikat hubungan keluarga sedarah atau semenda sampai derajat ketiga atau hubungan suami atau istri meskipun telah bercerai dengan pihak yang diadili atau advokat Pasal 29 ayat 4; e. Mengundurkan diri apabila mempunyai kepentingan langsung atau tidak langsung dengan perkara yang sedang diperiksa baik atas kehendaknya sendiri maupun atas permintaan pihak berperkara Pasal 29 ayat 5; Yang dimaksud dengan “kepentingan langsung atau tidak langsung” adalah termasuk apabila hakim atau panitera pernah menangani perkara tersebut atau perkara tersebut pernah terkait dengan pekerjaan atau jabatan yang bersangkutan sebelumnya Penjelasan Pasal 29 ayat 5. f. Mengucapkan sumpah atau janji menurut agamanya sebelum memangku jabatannya Pasal 30 ayat 1; 43 M. Yahya Harahap, Op. Cit., hlm.164. Universitas Sumatera Utara g. Memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, jujur, adil, profesional dan berpengalaman di bidang hakim Pasal 32; h. Wajib menjaga kemandirian peradilan Pasal 33. Segala campur tangan dalam urusan peradilan oleh pihak lain di luar kekuasaan kehakiman dilarang, kecuali dalam hal-hal sebagaimana disebut dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 4 ayat 3. Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila. Kewajiban Hakim Anak secara khusus yang mendasar adalah memberikan keadilan sekaligus melindungi dan mengayomi anak agar dapat menyongsong masa depannya. 44 Lain-lain hal yang relevan dengan kewajiban Hakim Anak berdasarkan Undang-Undang Pengadilan Anak yang perlu mendapat perhatian di antaranya sebagai berikut: Dalam melaksanakan proses pemeriksaan, hakim diharapkan mampu berkomunikasi dengan anak secara lembut bukan malah dengan suara yang keras dan terkesan mendesak atau menekan anak namun mampu menyesuaikan diri dengan kondisi psikologis anak Selanjutnya, putusan hakim yang dijatuhkan akan mempuyai akibat terhadap kehidupan si anak oleh karena itu hakim harus yakin benar bahwa putusan yang diambil merupakan yang terbaik bagi anak. 45 44 Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan, Sinar Grafika, Jakarta, 2004, hlm. 115. 45 Ibid, hlm. 116 Universitas Sumatera Utara a. Hakim dalam memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara anak tidak memakai toga Pasal 6; Ketentuan ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana kekeluargaan dan tidak menyeramkan bagi anak. Dalam prakteknya, para pejabat yang menangani perkara anak terkadang masih memakai toga atau pakaian dinas pada saat pemeriksaan. Berikut hasil yang didapat dari penyebaran angketkuisioner kepada 50 orang respondenAnak Pidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Tanjung Gusta Medan Tabel : Suasana persidangan No. Variabel Jawaban N = 50 F Persentase 1. a. Suasana kekeluargaan b. Tertib dan tenang c. Menyeramkanmenakutkan d. Biasa saja 11 20 8 10 22 40 16 20 2. Tidak menjawab 1 2 JUMLAH 50 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari sebagian besar anak yang pernah menjalani proses persidangan, menyatakan suasana persidangan pada umumnya tertib dan tenang 40 . Sedangkan anak yang menyatakan suasana kekeluargaan pada saat persidangan kuantitasnya masih rendah 22 . Suasana persidangan yang tertib dan tenang belum tentu Universitas Sumatera Utara mencerminkan suasan kekeluargaan. Padahal suasana kekeluargaan inilah salah satu hal yang membedakan antara sidang orang dewasa dengan Sidang Anak. Tabel : Sikap Hakim selama pemeriksaan No. Variabel Jawaban N = 50 F Persentase 1. a. Bijaksana dan sabar b. Sering membentak atau memukul c. Kurang memberi perhatian d. Biasa saja 30 2 3 15 60 4 6 30 2. Tidak menjawab - - JUMLAH 50 100 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebahagian besar hakim dalam menangani perkara anak telah menunjukkan sikap bijaksana dan sabar 60 . Seperti dikehendaki dalam UU Pengadilan Anak, salah satu syarat sebagai Hakim Anak yaitu mempunyai minat, perhatian, dedikasi, dan memahami masalah anak Pasal 10. Dari sikapnya dalam menangani anak dapat dilihat bagaimana minat, perhatian, dedikasi seorang hakim anak. Namun kembali yang menjadi masalah, belum semua anak merasa sikap hakim telah cukup bijaksana dan sabar. Sebahagian menyatakan sikap hakim yang sering membentak atau memukul 4 , kurang memberi perhatian 6 , dan biasa-biasa saja 30 . Universitas Sumatera Utara Tabel : Perasaan atau kondisi jiwa selama persidangan No. Variabel Jawaban N = 50 F Persentase 1. a. Merasa takut dan terguncang b. Merasa tenang sehingga mampu berbicara dengan lebih terbuka c. Merasa dikucilkan d. Biasa saja 27 16 2 4 54 32 4 8 2. Tidak menjawab 1 2 JUMLAH 50 100 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar anak merasa takut dan terguncang jiwanya selama persidangan 54. Hal ini menunjukkan bahwa suasana kekeluargaan yang diharapkan dalam Sidang Anak belum sepenuhnya tercapai. b. Hakim memeriksa perkara anak dalam sidang tertutup Pasal 8 ayat 1, Pasal 57 ayat 1. Sidang pengadilan anak dilaksanakan secara tertutup adalah sejalan dengan Pasal 153 ayat 3 KUHAP, demi untuk melindungi kepentingan anak agar perkembangan jiwa dari anak yang bersangkutan tidak terganggu. Pelanggaran terhadap asas ini mengakibatkan putusan yang dihasilkan batal demi hukum. Jadi hakim harus melaksanakan persidangan secara tertutup walaupun dalam persidangan tersebut tidak ada penontonnya sekalipun. Namun, dalam hal tertentu dan dipandang perlu hakim dapat menetapkan pemeriksaan perkara dilakukan secara terbuka tanpa mengurangi hak anak Pasal 8 ayat 2. Hal tertentu dan dipandang perlu Universitas Sumatera Utara tersebut antara lain karena sifat dan keadaan perkara yang harus dilakukan secara terbuka. Suatu sifat perkara akan diperiksa secara terbuka misalnya perkara pelanggaran lalu lintas, sedangkan dilihat dari keadaan perkara misalnya pemeriksaan perkara di tempat kejadian perkara Penjelasan Pasal 8 ayat 2; c. Hakim memeriksa dan memutus perkara anak sebagai hakim tunggal Pasal 11 ayat 1. Dengan hakim tunggal tujuannya agar sidang perkara anak dapat diselesaikan dengan cepat. Perkara anak yang dapat disidangkan dengan hakim tunggal adalah perkara-perkara pidana anak yang ancaman hukumannya lima tahun ke bawah dan pembuktiannya mudah atau tidak sulit. Sedangkan apabila tindak pidananya diancam dengan hukuman penjara di atas lima belas tahun, pembuktiannya sulit, dan dipandang perlu maka berdasarkan Pasal 11 ayat 2 Undang-Undang Pengadilan Anak, Ketua Pengadilan Negeri dapat menetapkan pemeriksaan perkara anak dengan Hakim Majelis. d. Apabila hakim memutuskan bahwa anak nakal wajib mengikuti pendidikan, pembinaan, dan latihan kerja maka dalam putusannya sekaligus menentukan lembaga tempat pendidikan, pembinaan, dan latihan kerja tersebut dilaksanakan Pasal 32; Pada prinsipnya pendidikan, pembinaan dan latihan kerja diselenggarakan oleh Pemerintah di Lembaga Pemasyarakatan Anak atau Departemen Sosial, tetapi dalam hal kepentingan anak menghendaki hakim dapat menetapkan anak yang bersangkutan diserahkan kepada Organisasi Kemasyarakatan Universitas Sumatera Utara seperti: pesantren, panti sosial, dan lembaga sosial lainnya dengan memperhatikan agama anak yang bersangkutan. 46 e. Sebelum mengucapkan putusannya, hakim memberikan kesempatan kepada orang tua, wali, atau orang tua asuh untuk mengemukakan ihwal yang bermanfaat bagi anak Pasal 59 ayat 1; f. Hakim dalam putusannya wajib mempertimbangkan laporan penelitian dari Pembimbing Kemasyarakatan Pasal 59 ayat 2; Apabila ketentuan ini tidak dipenuhi, mengakibatkan putusan batal demi hukum. g. Dalam membacakan putusan pengadilan atas perkara anak, wajib diucapkan dalam sidang “terbuka untuk umum” Pasal 8 ayat 6, Pasal 59 ayat 3. Walaupun dalam pemeriksaan perkara dilakukan dalam sidang yang tertutup, akan tetapi pada saat pengucapan putusan tetap dilakukan dalam sidang yang terbuka untuk umum. Apabila ketentuan ini tidak dipenuhi, mengakibatkan putusan “batal demi hukum”. 2. Wewenang Hakim Anak Kewenangan Hakim Anak dalam Sidang Anak adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara anak Pasal 3 Undang-Undang Pengadilan Anak. Hakim dalam melaksanakan kewenangannya mempunyai kebebasan dari berbagai campur tangan pihak lain sehingga dalam mengambil keputusan semata- mata berdasarkan hukum dan keadilan. Tetapi kebebasan hakim disini bukanlah 46 Lilik Mulyadi, Pengadilan Anak di Indonesia, Mandar Maju, Bandung, 2005, hlm.142. Universitas Sumatera Utara kebebasan sekehendak hati, sebab kebebasan ini tidak mengandung maksud untuk menyalurkan kehendaknya dengan sewenang-wenang tanpa objektivitas. Pandangan hakim tidak hanya tertuju kepada apakah putusan itu sudah benar menurut hukum melainkan juga terhadap akibat yang mungkin timbul. 47 a. Untuk kepentingan pemeriksaan, hakim berwenang mengeluarkan Surat Perintah penahanan anak yang sedang diperiksa Pasal 47 ayat 1. Masa penahanan terhadap tersangkaterdakwa anak dibatasi secara limitatif oleh karena itu tidak dapat dilakukan secara sewenang-wenang. Apabila diperlukan untuk pemeriksaan, maka masa penahanan tersebut dapat dimintakan perpanjangannya kepada instansi tertentu untuk masa yang terbatas. Agar lebih jelas, diuraikan dalam tabel sebagai berikut: Dalam rangka pemeriksaan perkara anak tersebut, dibawah ini diuraikan lebih lanjut mengenai wewenang Hakim Anak berdasarkan Undang-Undang Pengadilan Anak yaitu: Tabel : Masa Penahanan Anak No Penahanan Oleh: Masa Penahanan Dasar Hukum 1. 2. 3. Penyidik Perpanjangan oleh Penuntut Umum Penuntut Umum Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri Hakim Pengadilan Negeri Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri 20 Hari 10 Hari 10 Hari 15 Hari 15 Hari 30 Hari Psl. 44 ayat 1,2 Psl. 44 ayat 3 Psl. 46 ayat 1,2 Psl. 46 ayat 3 Psl. 47 ayat 1,2 Psl. 47 ayat 3 47 Wahyu Affandi, Op. Cit., hlm.76. Universitas Sumatera Utara 4. 5. Hakim Banding Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Tinggi Hakim Kasasi Perpanjangan oleh Ketua Mahkamah Agung 15 Hari 30 Hari 25 Hari 30 Hari Psl. 48 ayat 1,2 Psl. 48 ayat 3 Psl. 49 ayat 1,2 Psl. 49 ayat 3 JUMLAH 200 Hari Sumber: Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak Pasal 50 Undang-Undang Pengadilan Anak mengatur pengecualian mengenai batas penahanan terhadap tersangkaterdakwa anak sebagaimana diatur dalam Pasal 44 sampai Pasal 49. Penahanan terhadap tersangkaterdakwa anak dapat diperpanjang melebihi ketentuan tersebut di atas berdasarkan alasan yang patut misalnya karena tersangkaterdakwa anak menderita gangguan fisik dan harus dibuktikan dengan surat keterangan dokter Pasal 50 ayat 1. Dalam keadaan demikian perpanjangan penahanan diberikan paling lama 15 lima belas hari dan dapat diperpanjang lagi untuk paling lama 15 lima belas hari lagi. Dan sesudahnya berkas perkara harus dilimpahkan sesuai jenjang pemeriksaan masing-masing. Terhadap perpanjangan penahanan secara istimewa ini tersangkaterdakwa dapat mengajukan keberatan yang disampaikan kepada: Universitas Sumatera Utara Tabel : Perpanjangan Penahanan Secara Istimewa No. Perpanjangan Penahanan Pada Tingkat: Keberatan Diajukan Kepada: 1. 2. 3. 4. Penyidikan Penuntutan Pemeriksaan Pengadilan Negeri Pengadilan TinggiBanding Ketua Pengadilan Tinggi Ketua Pengadilan Tinggi Ketua Mahkamah Agung Ketua Mahkamah Agung Sumber: Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak Meskipun telah diamanatkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan bahwa penangkapan, penahanan, dan pemenjaraan seharusnya menjadi pilihan terakhir, namun ternyata dalam penerapannya tidak demikian. Menurut catatan Lembaga Advokasi Hak Anak Bandung tahun 2002 ternyata 95 dari anak yang berkonflik dikenakan penahanan dan di tingkat penyidikan banyak yang mengalami kekerasan serta 100 vonis hakim berupa hukuman penjara 48 48 http: www. pikiran-rakyat. com cetak 2006 032006 06 teropong lainnya05.htm. Diakses tanggal 14 April 2009. . Hal tersebut tentu membawa dampak yang buruk bagi anak baik secara fisik maupun psikologis. Anak akan mengalami takut ketika berhadapan dengan aparat hukum dan merasa malu pada teman- temannya. Sebagai contoh pernah terjadi suatu tragedi yang sangat menyedihkan di Majalengkang. Seorang anak 14 tahun yang ditahan Polsek Sumbar Jaya dengan tuduhan mencuri rokok, tewas gantung diri pada hari pertama ia masuk sel tahanan Pikiran Rakyat, 26012003. Universitas Sumatera Utara Berikut ini dalam grafik di bawah dapat menunjukkan bahwa tingkat penahanan terhadap anak selalu meningkat tiap tahunnya. GRAFIK RATA-RATA PER TAHUN JUM LAH TAHANAN AN PADA LAPASRUTAN SELURUH INDONESIA pria pria pria pria wanita wanita wanita wanita 500 1000 1500 2000 2500 2004 2005 2006 2007 TAHUN J UM L AH Sumber: http:www.ditjenpas.go.id?option=com_statistiktask=tan Diakses tanggal 14 April 2009 Keterangan: JENIS KELAMIN TAHUN 2004 2005 2006 2007 Pria 1.020 1.068 1.515 2.206 Wanita 50 54 70 68 JUMLAH 1.070 1.122 1.585 2.274 b. Memberi izin kepada orang-orang tertentu selain orang tua, wali atau orang tua asuh, Penasihat Hukum, Pembimbing Kemasyarakatan untuk menghadiri persidangan Anak Nakal Pasal 8 ayat 4. Yang termasuk dalam orang- orang tertentu antara lain psikolog, tenaga pendidik, ahli agama, tenaga peneliti, dan mahasiswa yang mengadakan riset. Universitas Sumatera Utara c. Sebelum sidang dibuka, memerintahkan agar Pembimbing Kemasyarakatan menyampaikan laporan hasil penelitian kemasyarakatan mengenai anak yang bersangkutan yang berisi: data individu anak, keluarga, pendidikan, kehidupan sosial anak dan kesimpulan atau pendapat dari pembimbing kemasyarakatan Pasal 56; d. Pada waktu memeriksa saksi, hakim dapat memerintahkan terdakwa dibawa ke luar sidang. Pada asasnya setiap saksi yang didengar di persidangan dihadiri oleh terdakwa, dengan maksud agar terdakwa mengetahui apa yang diterangkan oleh saksi dalam mengungkapkan terjadinya peristiwa pidana. Sehubungan dengan itu terdakwa mempunyai kesempatan untuk menyanggah keterangan saksi tentang hal-hal yang tidak benar dari keterangan itu. Namun dalam Sidang Anak pada waktu pemeriksaan saksi, hakim dapat memerintahkan agar terdakwa anak dibawa keluar sidang sementara orang tua, wali, orang tua asuh, penasihat hukum dan Pembimbing Kemasyarakatan tetap hadir di ruang sidang Pasal 58 ayat 1,2. Apabila pemeriksaan saksi telah selesai, hakim dapat meminta terdakwa kembali menghadiri persidangan. Maksud dari tindakan ini adalah agar terdakwa anak tidak terpengaruh kejiwaanya apabila mendengar keterangan saksi yang mungkin sifatnya memberatkan. Karena pada bunyi Pasal 58 digunakan kata “dapat” maka ketentuan ini tidak bersifat mutlak, jadi bisa saja pada saat pemeriksaan saksi terdakwa anak ikut mendengarkan sepanjang hal tersebut tidak memberi pengaruh negatif terhadap kondisi Universitas Sumatera Utara anak yang bersangkutan. Disini sikap hakim harus cermat dan teliti melihat kondisi terdakwa.

B. Pertimbangan Hakim Anak Dalam Menjatuhkan Putusan