BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Perlindungan terhadap anak dalam proses Peradilan Anak telah banyak diatur pada berbagai Instrumen Internasional maupun Instrumen Nasional.
Pada Instrumen Internasional misalnya antara lain diatur dalam: Peraturan- Peraturan Minimum Standar PBB mengenai Administrasi Peradilan Bagi
Anak The Beijing Rules, Konvensi Hak-Hak Anak Convention on the Rights of the Child Perserikatan Bangsa-Bangsa 1989. Sedangkan pada
Instrumen Nasional antara lain diatur dalam: Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak, Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 Tentang Perlindungan Anak, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
KUHAP; 2. Peranan Hakim Anak tidak berbeda dengan hakim pada umumnya yaitu
memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan kepadanya serta tidak boleh menolak untuk memeriksa perkara dengan dalih
bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas. Namun khusus sebagai Hakim Anak mempunyai peranan tambahan karena yang ia tangani juga khusus
yaitu anak-anak. Disini Hakim Anak berperan memberikan keadilan sekaligus melindungi dan mengayomi anak agar dapat menyongsong masa
depannya baik selama persidangan dan melalui putusannya.
Universitas Sumatera Utara
B. Saran
1. Pemerintah sebaiknya harus memberikan perhatian yang lebih serius dalam penanganan masalah anak dan menekan peningkatan angka kejahatan anak
seperti: mengadakan penyuluhan mengenai perlindungan anak, peningkatan mutu pendidikan dan melengkapi sarana prasarana yang menunjang
pelaksanaan perlindungan anak terkhusus proses peradilan anak; 2. Aparatur penegak hukum yang menangani perkara anak masih perlu
ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya. Sebab pada prakteknya, anak masih ditangani dengan cara yang kurang baik dan mengalami kekerasan ketika
menjalani proses pemeriksaan khususnya di tingkat penyidikan. Aparatur yang melakukan kekerasan terhadap anak dengan sewenang-wenang
sebaiknya dikenakan sanksi karena kekerasan yang dilakukan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mental anak tersebut;
3. Setiap putusan hakim akan selalu membawa pengaruh bagi anak yang bersangkutan. Untuk itu, terhadap anak yang diajukan ke depan Sidang
Anak sebaiknya tidak langsung dijatuhi pidana terutama bagi anak yang baru pertama kali melakukan pelanggaran hukum apalagi jika tindak pidana yang
dilakukan tidak begitu berat. Untuk itu, kebijaksanaan hakim sangat memegang peranan penting;
4. Menyelenggarakan alternatif-alternatif penanganan non formal terhadap perkara anak yang kesemuanya didasari dengan pertimbangan terbaik bagi
anak untuk menghindari anak dari proses peradilan formal, penahanan, dan
Universitas Sumatera Utara
pemenjaraan yang dapat membawa dampak buruk bagi kondidi psikologis dan masa depan anak sebagai penerus bangsa.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK DALAM