B. Perlindungan Terhadap Anak Dalam Proses Peradilan Anak Menurut Instrumen Internasional
Menurut Arif Gosita, usaha-usaha perlindungan anak ini sebenarnya merupakan suatu tindakan hukum yang mempunyai akibat hukum oleh karena itu
perlu adanya jaminan hukum bagi bagi kegiatan perlindungan anak tersebut. Kepastian hukumnya perlu diusahakan demi kelangsungan kegiatan perlindungan
anak dan mencegah penyelewengan yang membawa akibat negatif yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan kegiatan perlindungan anak.
35
a. Pelaksanaan peradilan pidana terhadap anak harus efektif, adil, dan
bersifat manusiawi tanpa adanya perbedaan diskriminasi; Berbagai dokumeninstrumen Internasional dalam upaya memberikan
perlindungan terhadap anak sudah sepantasnya mendapat perhatian semua negara termasuk Indonesia dan diimplementasikan ke dalam berbagai bentuk kebijakan
perundang-undangan dan kebijakan sosial lainnya. Mengabaikan masalah perlindungan anak berarti tidak akan memantapkan pembangunan nasional. Maka
ini berarti bahwa perlindungan anak harus diusahakan dalam berbagai cara
apabila kita ingin mengusahakan pembangunan nasional yang memuaskan.
Berikut diuraikan prinsip-prinsip perlindungan atas hak anak yang berkonflik dengan hukum dalam berbagai dokumeninstrumen hukum
Internasional: 1. Berdasarkan Peraturan-Peraturan Minimum Standar PBB Mengenai
Administrasi Peradilan Bagi Anak The Beijing Rules:
35
Maulana Hassan Wadong, Op. Cit, hlm.40.
Universitas Sumatera Utara
b. Penentuan batas usia pertanggungjawaban pelaku anak berkisar tujuh
tahun hingga delapan belas tahun atau lebih tua; c.
Pelaku anak memiliki hak praduga tak bersalah, hak diberitahu akan tuntutannya, hak untuk tetap diam, hak didampingi pengacara, hak
kehadiran orangtua atau wali, hak untuk menghadapi dan memeriksa sidang saksi-saksi dan hak untuk naik banding ke tingkat berikutnya serta
perlindungan privasi; d.
Pemberitahuan penangkapan anak pelaku tindak pidana secepatnya kepada orangtua atau walinya;
e. Pada saat penangkapan pelaku anak harus terhindar dari tindakan
kekerasan fisik, bahasa kasar, atau terpengaruh oleh lingkungan; f.
Anak pelaku tindak pidana diupayakan untuk dilakukan pengalihan dari proses formal ke informal oleh pihak yang berwenang yang berkompeten;
g. Penahanan sebelum pemutusan pengadilan dilakukan sebagai pilihan
terakhir dan dalam waktu yang singkat; h.
Pelaku yang berada di bawah penahanan sebelum pengadilan, mempunyai hak dan mendapat jaminan pemenuhan hak;
i. Pelaku yang ditahan sebelum putusan pengadilan dipisahkan dari orang
dewasa; j.
Selama proses pengadilan, pelaku mempunyai hak untuk diwakili oleh seorang penasihat hukum atau untuk memohon bantuan hukum dengan
biaya bebas;
Universitas Sumatera Utara
k. Orangtua atau wali pelaku anak berhak ikut serta dalam proses peradilan
dan berwenang untuk menghadiri persidangan demi kepentingan pelaku; l.
Hakim dalam memutuskan perkara anak pelaku tindak pidana harus memperhatikan laporan penelitian dari lembaga sosial;
m. Hukuman hanya dijalankan sebagai upaya terakhir dan penjara terhadap
anak harus dihindarkan dari bentuk penderitaan fisik; n.
Hukuman mati tidak dapat dikenakan pada setiap kejahatan apapun yang dilakukan oleh anak;
o. Anak pelaku tindak pidana tidak boleh menjadi subjek hukuman badan
dan mengupayakan tindakan alternatif sebagai hukuman; p.
Pihak yang berwenang secara hukum memiliki kekuasaan untuk mengakhiri proses peradilan pada setiap saat;
q. Pelaku anak sedapat mungkin dihindarkan dari penahanan kecuali
terdapat perlindungan secara maksimal terhadap pelaku; r.
Upaya menghindarkan penempatan anak pada Lembaga Pemasyarakatan, jika terpaksa diupayakan sesingkat mungkin;
s. Pelaku mendapatkan bantuan seperti: penginapan, pendidikan, atau latihan
keterampilan, pekerjaan atau bantuan lain yang bersifat membantu dan praktis dengan tujuan mempermudah proses rehabilitasi;
t. Anak pelaku tindak pidana ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan
terpisah dengan orang dewasa dan ditahan pada lembaga terpisah;
Universitas Sumatera Utara
u. Pelanggar hukum wanita muda ditempatkan pada Lembaga
Pemasyarakatan terpisah dan patut mendapat perhatian khusus terhadap keperluan dan masalah pribadinya;
v. Demi kepentingan dan kesejahteraan remaja yang ditahan di Lembaga
Pemasyarakatan, orangtua atau wali memilikli hak akses untuk mengetahuinya;
w. Adanya penggalangan sukarelawan dan pelayanan masyarakat dalam
pembinaan anak pelaku tindak pidana; x.
Pembebasan bersyarat terhadap anak pelaku tindak pidana oleh Lembaga Pemasyarakatan sedini mungkin dan adanya pengawasan dan bantuan
terhadap pelaku yang diberi pembebasan bersyarat. 2. Berdasarkan Konvensi Hak-Hak Anak Convention on the Rights of the Child
Perserikatan Bangsa-Bangsa 1989: a.
Seorang anak tidak akan dikenai penyiksaan atau pidana dan tindakan lainnya yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat;
b. Pidana mati maupun pidana penjara seumur hidup tanpa kemungkinan
memperoleh pelepasanpembebasan “without possibility of release” tidak akan dikenakan kepada anak yang berusia di bawah 18 tahun;
c. Tidak seorang anak pun dapat dirampas kemerdekaannya secara melawan
hukum atau sewenang-wenang; d.
Penangkapan, penahanan dan pidana penjara hanya akan digunakan sebagai tindakan dalam upaya terakhir dan untuk jangka waktu yang
sangat singkatpendek;
Universitas Sumatera Utara
e. Setiap anak yang dirampas kemerdekaanya akan diperlakukan secara
manusiawi dan dengan menghormati martabatnya sebagai manusia; f.
Anak yang dirampas kemerdekaannya akan dipisah dari orang dewasa dan berhak melakukan hubungankontak dengan keluarganya;
g. Setiap anak yang dirampas kemerdekaannya berhak memperoleh bantuan
hukum, berhak melawanmenentang dasar hukum perampasan kemerdekaan atas dirinya di muka pengadilan atau pejabat lain yang
berwenang dan tidak memihak, serta berhak untuk mendapat keputusan yang cepattepat atas tindakan terhadap dirinya itu;
h. Tiap anak yang dituduh, dituntut atau dinyatakan telah melanggar hukum
pidana berhak diperlakukan dengan cara-cara: 1. yang sesuai dengan kemajuan pemahaman anak tentang harkat dan
martabatnya; 2. yang memperkuat penghargaanpenghormatan anak pada hak-hak asasi
dan kebebasan orang lain; 3. mempertimbangkan usia anak dan keinginan untuk
memajukanmengembangkan pengintegrasian kembali anak serta mengembangkan harapan anak akan perannya yang konstruktif di
masyarakat. i.
Tidak seorang anakpun dapat dituduh, dituntut atau dinyatakan melanggar hukum pidana berdasarkan perbuatan atau “tidak berbuat sesuatu” yang
tidak dilarang oleh hukum nasional maupun internasional pada saat perbuatan itu dilakukan;
Universitas Sumatera Utara
j. Tiap anak yang dituduh atau dituntut telah melanggar hukum pidana,
sekurang-kurangnya memperoleh jaminan-jaminan hak-hak: 1. untuk dianggap tidak bersalah sampai terbukti kesalahannya menurut
hukum; 2. untuk diberitahu tuduhan-tuduhan atas dirinya secara cepat dan
langsung “promptly and directly” atau melalui orang tua, wali atau kuasa hukumnya;
3. untuk perkaranya diputusdiadili tanpa penundaan tidak berlarut-larut oleh badankekuasaan yang berwenang, mandiri dan tidak memihak;
4. untuk tidak dipaksa memberikan kesaksian atau pengakuan bersalah; 5. apabila dinyatakan telah melanggar hukum pidana, keputusan dan
tindakan yang dikenakan kepadanya berhak ditinjau kembali leh badankekuasaan yang lebih tinggi menurut hukum yang berlaku;
6. apabila anak tidak memahami bahasa yang digunakan, ia berhak memperoleh bantuan penterjemah secara cuma-cuma gratis;
7. kerahasiaan pribadinya dihormatidihargai secara penuh pada semua tingkatan pemeriksaan.
k. Negara harus berusaha membentuk hukum, prosedur, pejabat yang
berwenang dan lembaga-lembaga yang secara khusus diperuntukkanditerapkan kepada anak yang dituduh, dituntut atau
dinyataan telah melanggar ukum pidana, khususnya: 1. menetapkan batas usia minimal anak yang dipandang tidak mampu
melakukan pelanggaran hukum pidana;
Universitas Sumatera Utara
2. apabila perlu diambilditempuh tindakan-tindakan terhadap anak tanpa melalui proses peradilan, harus ditetapkan bahwa hak-hak asasi dan
jaminan-jaminan hukum bagi anak harus sepenuhnya dihormati. l.
Bermacam-macam putusan terhadap anak a.l. perintahtindakan untuk melakukan perawatanpembinaan, bimbingan, pengawasan, program-
program pendidikan dan latihan serta pembinaan institusioanl lainnya harus dapat menjamin bahwa anak diperlakukan dengan cara-cara yang
sesuai dengan kesejahteraanya dan seimbang dengan keadaan lingkungan mereka serta pelanggaran yang dilakukan.
Setelah dilakukannya ratifikasi atas Konvensi Hak-Hak Anak oleh Pemerintah Indonesia dengan mengeluarkan Keppres Nomor 36 Tahun 1990,
maka secara hukum menimbulkan kewajiban kepada Indonesia negara peserta untuk mengimplementasikan hak-hak anak tersebut dengan menyerapnya ke
dalam hukum nasional. Dalam hal Undang-Undang Pengadilan Anak, dapat dikemukakan
merupakan perwujudan atau penampungan dari kaidah hukum Konvensi Hak Anak mengnai peradilan khusus untuk anak-anak yang berkonflik dengan hukum
children in conflict with law.
36
36
M. Joni Zulchaina, Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam Perspektif Konvensi Hak Anak, P.T. Citra Aditya Bakti, bandung, 1999, hlm.74.
Universitas Sumatera Utara
C. Perlindungan Terhadap Anak Dalam Proses Peradilan Anak Menurut Instrumen Nasional