Nonsuppurative Streptococcal Disease Demam rematik Rheumatic fever

Disebut juga gangren streptokokus, merupakan infeksi yang terjadi di jaringan subkutan yang dalam, menyebar di sepanjang bidang fasia serta ditandai dengan kerusakan otot dan lemak yang luas. Organisme masuk ke jaringan melalui kerusakan pada kulit luka atau trauma, infeksi virus vesikular, luka bakar, pembedahan. Toksisitas sistemik, kegagalan multiorgan, dan kematian merupakan komplikasi dari penyakit ini, sehingga diperlukan intervensi medis yang tepat untuk menyelamatkan pasien. Selain pemberian antibiotik, fasciitis juga harus diatasi secara agresif dengan melakukan pembedahan debridement dari jaringan yang terinfeksi. 5 Streptococcal toxic shock syndrome STSS Pasien yang mengalami kondisi ini awalnya mengalami inflamasi jarinan lunak pada lokasi infeksi, nyeri, gejala inflamasi non-spesifik seperti demam, menggigil, malaise, mual, muntah, dan diare. Rasa nyeri semakin hebat seiring dengan progresitas penyakit menuju syok dan kegagalan organ ginjal, paru, hati dan jantung. Meskipun semua orang dari berbagai kelompok umur rentan terhadap streptococcal toxic shock syndrome, namun pasien dengan kondisi tertentu lebih berisiko tinggi, seperti pada pasien dengan infeksi HIV, kanker, diabetes melitus, penyakit jantung dan paru, infeksi virus varicella-zooster, serta pecandu alkohol dan narkotika suntik. Strain dari S.pyogenes yang bertanggung jawab terhadap sindroma ini berbeda dari strain yang menyebabkan faringitis, dimana yang paling banyak adalah serotipe M 1atau 3 dan banyak yang memiliki kapsul asam hialuronat mukopolisakarida yang prominen strain mukoid. Produksi dari eksotoksin yang pirogenik, khususnya SpeA dan SpeC, juga merupakan gambaran prominen dari organisme ini. 5 Bakterimia S.pyogenes merupakan salah satu jenis streptokokus hemolisis β yang paling sering diisolasi dari kultur darah. Pasien dengan infeksi yang terlokalisir seperti faringitis, pyoderma, dan erisipelas jarang mengalami bakterimia. Kultur darah dari sebagian besar pasien fasciitis nekrotik atau toxic shock syndrome positif terdapat organisme ini, dan mortalitas dari pasien yang mengalami bakterimia mencapai 40. 5

4.2 Nonsuppurative Streptococcal Disease Demam rematik Rheumatic fever

Demam rematik merupakan komplikasi lambat non-supurative dari infeksi S.pyogenes di saluran nafas atas. 5,6 Ditandai dengan reaksi inflamasi yang melibatkan jantung, sendi, pembuluh darah, dan jaringan subkutan. Manifestasi pada jantung berupa pankarditis endokarditis, perikarditis dan miokarditis dan sering dihubungkan dengan nodul subkutan. Dapat terjadi kerusakan progresif dan kronis pada katub jantung. Manifestasi pada sendi berkisar dari atralgia hingga artrits “frank”, dengan keterlibatan sendi secara multipel dengan Universitas Sumatera Utara pola yang berpindah-pindah. Organisme penyebab adalah dari tipe M spesifik tipe 1, 3, 5, 6, dan 18. 5 Khususnya dari strain mukoid M18. 6 Demam rematik dikaitkan dengan faringitis streptokokus, namun tidak pada infeksi streptokokus kutan. Kondisi ini banyak terjadi pada anak usia sekolah, tanpa ada predileksi jeni kelamin dan sering terjadi selam musim dingin. Meskipun penyakit ini paling banyak terjadi pada pasien dengan riwayat faringitis streptokokus yang berat, namun sebanyak sepertiga pasien mengalami infeksi yang ringan atau asimtomatik. 5 Penjelasan yang lengkap mengenai patogenesis dari demam rematik akut membutuhkan pemahaman tidak hanya dari agen penyebab namun juga dari kerentanan alamiah dari penjamu. Terbukti dari meskipun pada epidemi yang berat dari faringitis yang eksidatif, namun demam rematik terlihat hanya pada proporsi yang kecil dari orang yang terinfeksi, bergandengan dengan hubungan keluarga dari kasus demam rematik, menunjukkan adanya kemungkinan predisposisi genetik dari terjadinya serangan rematik. Sebuah laporan menyatakan adanya asosiasi yang secara statistik signifikan antara antigen HLA kelas II tertentu HLA-DR2 pada kulit hitam dan HLA-DR4 pada kulit putih dengan demam rematik. 6 Acute glomerulonephritis Ditandai dengan adanya inflamasi akut dari glomerulus ginjal yang ditandai adanya lesi glomerulus yang proliferatif dan difus dan secara klinis disertai edema, hipertensi, hematuria dan proteinuria. 5,6 Penyakit ini merupakan komplikasi nonsupuratif lambat dari infeksi di faring atau infeksi kulit oleh strain tertentu dari streptokokus grup A yang nefritogenik dalam jumlah yang terbatas. Serotipe M-12 merupakan serotipe tersering yang menyebabkan glomerulonefritis akut setelah infeksi faringitis atau tonsilitis, sedangkan serotipe M-49 merupakan jenis yang sering dari nefritis yang disebabkan oleh pyoderma tabel 3. 6 Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis serta adanya bukti infeksi S.pyogenes sebelumnya. 5 Mekanisme pasti dari streptokokus yang menyebabkan glomerulonefritis akut belum dapat digambarkan. Namun bukti menunjukkan adanya kerusakan pada ginjal yang diperantarai mekanisme imunologis. Imunoglobulin, komponen komplemen, dan antigen yang bereaksi dengan antiserum streptokokus dapat dijumpai pada glomerulus segera setelah munculnya penyakit. Kemungkinan antibodi yang didapat dari infeksi streptokokus nefritogenik bereaksi dengan jaringan ginjal yang menyebabkan terjadinya trauma pada glomerulus. Di sisi lain, temuan mikroskop elektron menunjukkan adanya subepitelial nodul pada biopsi ginjal pasien dengan glomerulonefritis akut yang mengindikasikan terjadinya penumpukan kompleks yang mengandung antigen streptokokus dan antibodi penjamu di dalam glomerulus. Penumpukan nodul subepitelial tersebut merupakan gambaran khas dari penyakit yang disebabkan kompleks imun yang bersirkulasi. 6 Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Streptokokus grup A serotipe M yang Berhubungan dengan Komplikasi Nonsupurasi di Bagian Barat 6 Demam Rematik Akut Glomerulonefritis Akut berkaitan dengan Faringitis Glomerulonefritis Akut berkaitan dengan Pyoderma 1 1 2 3 4 49 5 12 55 6 25 57 14 59 18 60 19 61 24 Daftar ini menunjukkan serotipe utama yang telah diketahui pada belahan bumi barat, namun tidak semuanya dimasukkan. Tipe M dari strain streptokokus yang diisolasi dari berbagai area geografi dapar bervariasi Tipe M49 dan 55 juga pernah dilaporkan pada kejadian glomerulonefritis yang berhubungan dengan faringitis.

V. Diagnosis Laboratorium