Spesimen Pemeriksaan Mikroskopis Kultur dan Identifikasi Biokimia

Tabel 3. Streptokokus grup A serotipe M yang Berhubungan dengan Komplikasi Nonsupurasi di Bagian Barat 6 Demam Rematik Akut Glomerulonefritis Akut berkaitan dengan Faringitis Glomerulonefritis Akut berkaitan dengan Pyoderma 1 1 2 3 4 49 5 12 55 6 25 57 14 59 18 60 19 61 24 Daftar ini menunjukkan serotipe utama yang telah diketahui pada belahan bumi barat, namun tidak semuanya dimasukkan. Tipe M dari strain streptokokus yang diisolasi dari berbagai area geografi dapar bervariasi Tipe M49 dan 55 juga pernah dilaporkan pada kejadian glomerulonefritis yang berhubungan dengan faringitis.

V. Diagnosis Laboratorium

5.1 Spesimen

Spesimen yang diambil tergantung dari infeksi streptokokus yang terjadi. Untuk kultur, digunakan spesimen yang berasal dari usap tenggorokan, pus, atau darah. Sedangkan untuk pemeriksaan antibodi, digunakan spesimen serum. 2 Meskipun sulit untuk melakukan pengambilan spesimen usap tenggorokan dari anak, namun spesimen harus diambil dari bagian orofaring posterior. Bakteri yang berada di daerah anterior mulut lebih sedikit, dan mulut khususnya saliva terkolonisasi oleh bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan S.pyogenes . 5

5.2 Pemeriksaan Mikroskopis

Sebagai diagnosis preliminer dari infeksi jaringan lunak maupun pyoderma dapat dilakukan pewarnaan Gram dari sampel yang berasal dari jaringan yang terkena. Dijumpainya kokus Gram positif berpasangan dan berantai serta adanya lekositosis merupakan hal yang penting oleh karena streptokokus bukan flora normal pada kulit. Sebaliknya, streptokokus merupakan bagian dari flora normal orofaring, sehingga keberadaannya pada spesimen pernafasan dari pasien faringitis memiliki nilai prediksi yang jelek. 2,5 Sebagai contoh Streptococcus viridans dapat dijumpai pada usap tenggorok dan memiliki gambaran yang sama dengan streptokokus grup A. 2 Identifikasi langsung secara mikroskopis dari Streptokokus ini Universitas Sumatera Utara sangat membantu terutama pada spesimen dari lokasi steril, seperti cairan serebrospinal. 3 Streptokokus dapat menjadi Gram negatif oleh karena organisme yang tidak dapat bertahan hidup lama serta menjadi kehilangan kemampuannya untuk menahan zat warna ungu kristal. 2

5.3 Kultur dan Identifikasi Biokimia

Spesimen yang diduga mengandung streptokokus diinkubasi pada media agar darah dalam suasana inkubasi dengan 10 CO 2 untuk mempercepat hemolisis. Kultur darah akan menumbuhkan streptokokus grup A dalam beberapa jam sampai beberapa hari. Sedangkan beberapa streptokokus hemolisis α dan enterokokus dapat tumbuh lebih lambat. Jenis dan tingkatan dari hemolisis serta gambaran koloni dapat membantu menempatkan organisme kedalam grupnya secara defenitif. 2 Bakteri streptokokus membutuhkan bahan pertumbuhan untuk organisme fastidius. Antibiotik seperti trimethoprim-sulfamethoazole dapat ditambahkan pada media agar darah untuk menekan pertumbuhan flora mulut. 5 S.pyogenes dapat diidentifikasi dengan uji cepat yang spesifik untuk melihat keberadaan antigen spesifik grup A dan juga melalui uji PYR. Sebagai metode identifikasi presumtif untuk streptokokus grup A dapat dilakukan uji penghambatan pertumbuhan oleh basitrasin tabel 4. 2 S.pyogenes dapat diidentifikasi dengan melihat suseptibilitasnya terhadap basitrasin. Melalui metode ini, cakram kertas yang mengandung 0,04 unit basitrasin diletakkan pada permukaan media agar darah yang sebelumnya telah disemai dengan organisme yang akan diidentifikasi. Setelah diinkubasi selama satu malam, adanya zona inhibisi disekitar cakram diindikasikan sebagai streptokokus grup A. 2,7 Jika tidak ditemukan zona dianggap sebagai streptokokus non grup A. 7 Tabel 4. Identifikasi Biokimia Beberapa Streptokokus 5 Suseptibilitas Organisme Basitrasin Optochin Hidrolisis Hippurate Reaksi CAMP Bile Solubility

S. pyogenes S R - - -

S. agalactiae R R + + -

S. anginosus

± R R - - -

S. dysgalactiae

~ R R - - - S. pneumoniae R S - - + Grup viridans R R - - - CAMP, Christie, Atkins, Munch-Petersen test; PYR, L-pyrrolidonyl arylamidase; R, resisten; S, suseptibel S. pyogenes : reaksi PYR positif ± S. anginosus : reaksi PYR negatif, reaksi Voges-Proskauer VP positif ~ S. dysgalactiae : reaksi PYR dan VP negatif Universitas Sumatera Utara Diferensiasi dari S. pyogenes dari S. anginosus dan streptokokus hemolisis β yang lain secara cepat adalah melalui keberadaan enzim L-pyrrolidonyl arylamidase PYR. Enzim ini menghidrolisis L-pyrrolindonyl- β-naphtylamide, melepaskan β-naphtylamine yang akan terdeteksi dengan adanya p-dimethylaminocinnamaldehyde yang membentuk senyawa berwarna merah. 5

5.4 Deteksi Antigen