I. Pendahuluan
S pyogenes digambarkan pertama sekali oleh Billroth tahun 1874 pada penderita luka
infeksi. Tahun 1883 Fehleisen mengisolasi organisme berbentuk rantai pada kultur murni dari lesi perierysipleas. Rosebach menamakan organisme ini
S pyogenes di tahun 1884. Penelitian
dari Schottmueller tahun 1903 dan J.H Brown menggiring kepada pengetahuan tentang perbedaan pola hemolysis yang dijelaskan sebagai alpha, beta dan hemolysis gamma.
1
Perkembangan lebih lanjut adalah klasifikasi Lancefield dari streptokokus hemolisis beta dengan serotyping berbasis reaksi presipitasi M-protein. Lancefield membangun aturan penting
dari M-Protein sebagai penyebab penyakit.
2
Di tahun 1900an, Dochez, George and Dick mengidentifikasi bahwa demam scarlet scarlet fever disebabkan oleh infeksi streptokokus
hemolitikus. Studi epidemiologi di pertengahan tahun 1900-an menolong pengembangan hubungan antara infeksi Kelompok A Streptokokus
Group A streptococci GAS dengan
demam rematik akut Acute Rheumatic Fever
ARF dan Glomerulonephritis Akut.
1
Streptokokus adalah kelompok besar dan beraneka ragam dari kokus gram positif yang tumbuh secara berpasangan atau berantai. Sebagian merupakan flora normal, sebagian lain
berkaitan dengan infeksi penting pada manusia
2
. Streptococcus pyogenes
streptokokus group A adalah organisme yang diketahui dapat menimbulkan beraneka ragam penyakit pada
manusia. Berdasarkan surveilans bakteri pada infeksi yang muncul, data epidemiologik menyatakan bahwa infeksi akibat
S. Pneumoniae, S. pyogenes grup A, dan
S. agalactiae grup B terjadi pada 17-30 juta orang di USA pada tahun 2003.
3
S. pyogenes tersebar secara luas pada manusia; sebagian menjadi
asymptomatic carrier.
4
S.pyogenes berkolonisasi di tenggorokan dan kulit manusia dan membentuk
mekanisme virulensi yang kompleks untuk melawan sistem pertahanan tubuh. S.pyogenes
dapat menyebabkan infeksi superfisial atau sistemik berdasarkan toksin dan respon imun yang memerantarai mekanisme timbulnya penyakit. Penyakit yang umum disebabkan oleh bakteri ini
adalah faringitis bakterial dan impetigo. Selain itu S. pyogenes
juga berkaitan dengan infeksi sistemik dan invasif khususnya bakterimia, sepsis, infeksi jaringan lunak dalam seperti
erisipelas, selulitis, dan necrotizing fasciitis
. Manifestasi yang lebih jarang yaitu miositis, osteomielitis, septic arthritis, pneumonia, meningitis, endokarditis, perikarditis, dan infeksi
neonatal berat akibat transmisi intrapartum. Komplikasi nonsupuratif dapat terjadi poststreptococcal glomerulonephritis
dan acute rheumatic fever, yang terjadi setelah infeksi faringitis dan infeksi kulit hanya glomerulonefritis akibat
S.pyogenes .
3
Universitas Sumatera Utara
Komplikasi dari infeksi tonsilopharingitis yang bernanah karena infeksi GAS adalah: selulitis atau abses tonsilofaringeal, otitis media, sinusitis,
necrotizing fasciitis ,
Streptococcal bacteremia
, meningitis atau abses otak komplikasi yang jarang.
1
Komplikasi infeksi tonsilopharingitis yang tidak bernanah karena infeksi GAS adalah: demam rematik Akut, Glomerulonephritis,
Toxic Shock Sydrome Streptococcal toxic shock syndrome.
1
Tabel 1. Karakteristik dari Streptokokus yang penting secara klinis
2
Nama Group-
Specific Substance
1
Hemolisis
2
Habitat Kriteria
Laboratorium Penyakit
Streptococcus pyogenes
A Beta
Tenggorokan , kulit
Koloni besar 0,5 mm, PYR
3
test +, inhibisi oleh bacitracin
Faringitis, impetigo, demam rematik,
glomerulonefritis Streptococcus
agalactiae B
Beta Saluran
genital perempuan
Hippurate hydrolysis,
CAMP-positive
4
Sepsis neonatal dan meningitis
Streptococcus dysgalactiae
subspesis equisimilis
; dll C, G
Beta infeksi manusia,
alfa, nonhemolisi
s Tenggorokan
Koloni besar 0,5 mm
Faringitis, infeksi pyogenic mirip
dengan Streptokokus grup
A Enterococcus
faecalis dan
enterococcus lainnya
D Nonhemolisi
s, alfa Kolon
Tumbuh di media dengan empedu,
hydrolize esculin, 6,5 NaCl, PYR
+ Abses abdomen,
infeksi saluran kemih, endokarditis
Streptococcus bovis
non- enterokokus
D Nonhemolisi
s Kolon
Tumbuh di media dengan empedu,
hydrolize esculin, tidak pada 6,5
NaCl, degradasi gula
Endokarditis, isolat yang sering pada
kanker kolon
Streptococcus anginosus
F A, C, G dan tidak
Alfa, beta, nonhemolisi
Tenggorokan , kolon,
Koloni kecil 0,5 mm varian
Infeksi pyogenic, termasuk abses
Universitas Sumatera Utara
terkategori s
saluran genital
perempuan spesies
hemolisis. Grup A bacitracin-
resistant dan PYR -.
Fermentasi karbohidrat
otak
Streptococcus viridans
banyak spesies
Biasanya tidak
terkategori Alfa,
nonhemolisi s
Mulut, tenggorokan,
kolon, sal.genital
perempuan Optochin-
resistant. Koloni tidak larut di
empedu. Fermentasi
karbohidrat Karies dentis
S mutans
, endokarditis, abses
bersama spesies bakteri lain
Streptococcus pneumoniae
Tidak Ada Alfa
Tenggorokan Sensitif terhadap
optochin. Koloni larut di empedu,
reaksi quellung positif
Pneumonia, meningitis,
endokarditis
Peptostreptococcus banyak spesies
Tidak ada Nonhemolisi
s, alfa Mulut, kolon,
sal.genital perempuan
Anaerob obligat Abses infeksi
multipel dengan bakteri lain
1
Klasifikasi Lancefield
2
Hemolisis setelah inkubasi satu malam pada agar darah domba 5
3
Hidrolisis dari L-pyrrolidonyl-2-naphthylamide “PYR”
4
Christie, Atkins, Munch-Peterson test
II. Identifikasi dan Morfologi Streptococcus pyogenes