Timbulan Sampah TINJAUAN PUSTAKA

bahwa mereka tidak memiliki keterampilan yang memadai sehingga memilih menjadi pemulung. Keberadaan pemulung tidak terjadi begitu saja, ada faktor penyebab menjadi pemulung. Hal ini berangkat dari latar belakang masalah kesenjangan penghasilan antara masyarakat desa dan kota. Pendapatan masyarakat desa dari hasil pertanian dengan jumlah lahan yang semakin menyempit, akan semakin jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan beragam pekerjaan di kota Marpaung, 2012. Jenis-jenis pemulung berdasarkan beberapa pengamatan di lapangan sangat variatif, di antaranya pengais langsung di lokasi tertentu, pengais yang bergerak mobile, pengepul kolektor barang bekas yang di dapat dari para pengaispemulung, dan pendaur ulang barang bekas Rohman, 2011.

2.3 Timbulan Sampah

Menurut Departemen Pekerjaan Umum PU, timbulan kuantitas sampah merupakan volume sampah atau berat sampah yang dihasilkan dari jenis sumber sampah di wilayah tertentu per satuan. Menurut Kisyafah 2013, timbulan sampah biasanya dinyatakan dalam satuan seperti berikut ini : 1. Satuan berat : kilogram per orang per hari kgoh, kilogram per meter-persegibangunan per hari kgm 2 h atau kilogram per tempat tidur per hari kgbedh. Universitas Sumatera Utara 2. Satuan volume : liter per orang per hari loh, liter per meter-persegi bangunan perhari lm 2 h atau liter per tempat tidur per hari kgbedh. Menurut Pemerintah Kota Medan 2013, sumber-sumber timbulan sampah dibagi menjadi beberapa bagian yakni : 1. Sampah permukiman, yaitu sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah kebunhalaman, dan lain-lain. 2. Sampah pertanian dan perkebunan. Sampah kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang 3. Sampah dari sisa bangunan dan konstruksi gedung. Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa bahan organik maupun anorganik. Sampah organik, misalnya: kayu, bambu, triplek. Sampah anorganik, misalnya: semen, pasir, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca, dan kaleng. 4. Sampah dari perdagangan dan perkantoran. Sampah yang berasal dari daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung, pasar swalayan ini Universitas Sumatera Utara terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk sampah makanan dan restoran. Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari kertas, alat tulis-menulis bolpoint, pensil, spidol, dll, toner foto copy, pita printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium, pita mesin ketik, klise film, komputer rusak, dan lain- lain. Baterai bekas dan limbah bahan kimia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh perlakuan khusus karena berbahaya dan beracun. 5. Sampah dari industri. Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi bahan-bahan kimia serpihanpotongan bahan, perlakuan dan pengemasan produk kertas, kayu, plastik, kainlap yang jenuh dengan pelarut untuk pembersihan. Sampah industri berupa bahan kimia yang seringkali beracun memerlukan perlakuan khusus sebelum dibuang. Tabel 2.1 Laju Timbulan Sampah menurut penelitian Puslitbang Permukiman tahun 2013 Laju timbulan sampah permukiman literorghari Total sampah permukiman Sampah non permukiman Kota kecil 2,0 75-80 20-25 Kota sedang 2,25 65-75 25-35 Sumber:Pemerintah Kota Medan, Tahun 2013 Timbulan sampah ini dapat diukur dengan menggunakan metode pengelolaan sampah berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI 19-3964-1994 mengenai Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah. Metode pengukuran contoh timbulan sampah, yaitu sampah terkumpul diukur volumenya dengan wadah pengukur 40 liter dan ditimbang beratnya, kemudian sampah disebar dan dibedakan berdasarkan jenisnya untuk ditimbang Universitas Sumatera Utara beratnya, dan dicari karakteristik dari kandungan sampah pada lokasi tersebut Harahap, 2011. Menurut Pemerintah Kota Medan tahun 2013 tentang spesifikasi timbulan sampah untuk kota kecil dan sedang di Indonesia berdasarkan komponen- komponen sumber sampah adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Besaran Timbulan Sampah berdasarkan Komponen- Komponen Sumber Timbulan tahun 2013 No. Komponen Sumber Sampah Satuan Volume liter Berat Kg 1 Rumah permanen per orghari 2,25-2,50 0,35-0,40 2 Rumah semi permanen per orghari 2,00-2,25 0,30-0,35 3 Rumah non permanen per orghari 1,75-2,00 0,25-0,30 4 Kantor per peghari 0,50-0,75 0,025-0,10 5 TokoRuko per ptgshari 2,50-3,00 0,15-0,35 6 Sekolah per mrdhari 0,10-0,15 0,01-0,02 7 Jalan Arteri per mtrhari 0,10-0,15 0,02-0,10 8 Jalan kolektor per mtrhari 0,10-0,15 0,10-0,05 9 Jalan local per mtrhari 0,50-0,1 0,005-0,025 10 Pasar per mtrhari 0,20-0,60 0,10-0,30 Sumber: Pemerintah Kota Medan, Tahun 2013 Sedangkan besaran timbulan sampah berdasarkan klasifikasi kota dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut ini: Tabel 2.3 Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Klasifikasi Kota tahun 2013 No Klasifikasi Kota Satuan Volume Lorghari Berat Kgorghari 1 Kota sedang 2,75 - 3,25 0,70 - 0,80 2 Kota kecil 2,5 - 3,75 0,625 - 0,75 Sumber:Pemerintah Kota Medan, Tahun 2013 Universitas Sumatera Utara

2.4 Pengelolaan Sampah