Penanganan sampah Tahapan pengelolaan sampah .1 Pengurangan sampah

4. Memberi insentif untuk daur ulang atau pemanfaatan. 5. Kuantitas dan kualitas sampah akan meningkat. 2.4.2 Tahapan pengelolaan sampah 2.4.2.1 Pengurangan sampah Jumlah sampah yang dikelola dengan benar, presentasenya masih sangat kecil; sebagian besar masih dibuang begitu saja disposal . Menurut Basriyanta 2007, sampah masih bisa dioptimalkan fungsi dan kegunaannya, dengan cara melakukan pengurangan jumlah sampah yang sering dikenal dengan metode 3R+1D yang dijelaskan sebagai berikut: a. Reduce Membatasi : proses meminimalisasi jumlah timbunan sampah dari sumbernya, contohnya menggunakan keranjang saat berbelanja untuk menghindari pemakaian plaastik kresek yang pada akhirnya bisa menjadi sampah. b. Reuse Menggunakan kembali : memilih dan memilah serta mengoptimalkan fungsi sampah yang masih bisa dimanfaatkan, contohnya memakai kaleng bekas sebagai wadah penyimpanan barang-barang penting. c. Recycle Mendaur ulang : proses mengolah kembali sampah yang masih bisa diproses ulang menjadi barang lain yang bermanfaat, layak pakai, serta layak jual, contohnya menjual tumpukan koran dan buku bekas ke pemulung. d. Disposal Membuang : proses pembuangan akhir sampah yang memang sudah tidak bisa dimanfaatkan kembali.

2.4.2.2 Penanganan sampah

Penanganan sampah menurut Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 terdiri dari pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan Universitas Sumatera Utara akhir. Proses ini diuraikan dalam berbagai versi, misalnya oleh Notoatmodjo, Mukono dan Chandra. Berikut merupakan penjelasan mengenai 3 versi penanganan sampah : Menurut Notoatmodjo 2007, tahapan pengelolaan sampah meliputi 2 bagian, yakni sebagai berikut. 1. Pengumpulan dan Pengangkutan sampah Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab itu, mereka ini harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke tempat penampungan sementara TPS sampah, dan selanjutnya ke tempat penampungan akhir TPA. Mekanisme, sistem, atau cara penangkutannya untuk di daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah pedesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga, tanpa memerlukan TPS, maupun TPA. Sampah rumah tangga daerah pedesaan umumnya didaur ulang menjadi pupuk. 2. Pemusnahan dan Pengolahan sampah Pemusnahan dan atau pengolahan sampah padat ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain : 1 Ditanam landfill, yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang di tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah. Universitas Sumatera Utara 2 Dibakar inceneration, yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar di dalam tungku pembakaran incinerator. 3 Dijadikan pupuk composting, yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk kompos, khususnya untuk sampah organik dan daun-daunan, sisa makanan, dan sampah lain yang dapat membusuk. Di daerah pedesaan hal ini sudah biasa, sedangkan di daerah perkotaan hal ini perlu dibudayakan. Apabila setiap rumah tangga dibiasakan untuk memisahkan sampah organik dan anorganik, kemudian sampah organik diolah menjadi pupuk tanaman dapat dijual atau dipakai sendiri. Sedangkan sampah organik dibuang, dan segera dipungut oleh para pemulung. Dengan demikian maka masalah sampah dapat berkurang. Sedangkan menurut Mukono 2006, tahapan pengelolaan sampah padat meliputi 3 tahap, yaitu: 1. Tahap Pengumpulan dan Pengangkutan, di mana pada tahap ini pengumpulan sampah dimulai di tempat sumber sampah dihasilkan. Lalu sampah diangkut dengan alat angkut dari lokasi sumber sampah tersebut. Sebelum sampai ke tempat pembuangan akhir, terkadang sampah ditempatkan di tempat penampungan sementara. 2. Tahap pengolahan, meliputi 4 teknik untuk meningkatkan efisiensi operasional dalam pengelolaan sampah di antaranya, teknik reduksi secara mekanik pemadatan, kimiawi pembakaran, mekanik mencincang, dan pemisahan komponen sampah baik secara manual maupun mekanik. Universitas Sumatera Utara 3. Tahap pembuangan akhir, meliputi 2 metode antara lain, metode yang tidak memuaskan pembuangan sampah secara terbuka open dumping , pembuangan sampah dalam air dumping in water , dan pembakaran sampah di rumah-rumah burning on premises dan metode yang memuaskan pengomposan composting, pembakaran sampah melalui insenerator, dan pembuangan sampah dengan menutup tanah secara sanitair sanitary landfill . Menurut Chandra 2005, tahapan pengelolaan sampah secara rinci dijelaskan seperti berikut: 1. Tahap Pengumpulan dan Penyimpanan di Tempat Sumber Sampah yang ada di lokasi sumber kantor, rumah tangga, hotel, dan sebagainya ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara, dalam hal ini tempat sampah. Sampah basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan dalam tempat yang terpisah untuk memudahkan pemusnahannya. Adapun tempat penyimpanan sementara tempat sampah yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut ini: a Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor. b Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan. c Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang. Dari tempat penyimpanan ini, sampah dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam dipo rumah sampah. Dipo ini berbentuk bak besar yang digunakan untuk menampung sampah rumah tangga. Universitas Sumatera Utara Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan dua metode, yakni sistem duet tempat sampah kering dan tempat sampah basah dan sitem trio tempat sampah basah, sampah kering, dan tempat sampah tidak mudah terbakar. 2. Tahap Pengangkutan Dari dipo, sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir atau pemusnahan sampah dengan menggunakan truk pengangkut sampah yang disediakan oleh Dinas Kebersihan Kota. 3. Tahap Pemusnahan Di dalam tahap ini, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, yakni Sanitary landfill, Incineration, Composting, Hot feeding, Discharge to sewers, Open dumping, Dumping in water, Individual incenaration, Recycling, Reduction, Salvaging.

2.4.3 Teknologi pemusnahan sampah