Model Indeks Tunggal Analisis Perbedaan Beta Saham Pada Peride Bullish dan Periode Bearish Di BEI

31 risiko sistematis pasar, saham jenis ini sering juga disebut sebagai saham agresif. 3. Apabila β 1, berarti tingkat keuntungan saham i meningkat lebih kecil dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham di pasar. Ini menandakan bahwa risiko sistematis saham i lebih kecil dibandingkan dengan risiko sistematis pasar, saham jenis ini sering juga disebut sebagai saham defensif. Dengan memperkirakan perilaku koefisien beta dari waktu ke waktu, maka investor dapat memperkirakan besarnya risiko sistematik dimasa depan. Suad Husnan 1994 menjelaskan bahwa beta tidak lain adalah merupakan koefisien dua variabel, yaitu kelebihan tingkat keuntungan portofolio pasar excess return of market portofolio dan kelebihan keuntungan suatu saham excess return of market portofolio. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, risiko yang sistematik tidak dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio dalam suatu investasi. Oleh karena itu, bagi seorang investor risiko tersebut menjadi lebih relevan untuk dipertimbangkan dalam memilih kombinasi saham dalam portofolio yang dibentuknya. Sehingga untuk menentukan tingkat keuntungan yang disyaratkan atau diharapkan Expected Return terhadap suatu saham, maka harus dikaitkan dengan risiko sistematik yang tidak terhindarkan dari saham yang bersangkutan.

2.6 Model Indeks Tunggal

William Sharpe dalam Jogiyanto, 2000 mengembangkan model yang disebut model indeks tunggal. Model ini dapat digunakan untuk menyederhanakan 32 perhitungan di model Markowitz dengan menyediakan parameter-parameter input yang dibutuhkan di dalam perhitungan model Markowitz. Adapun parameter- parameter input untuk menganalisis portofolio menggunakan model Markowitz adalah return ekspektasi ER i , varian dari sekuritas σ i 2 dan kovarian antar sekuritas σ ij . Model indeks tunggal single index model mengasumsikan bahwa return antara dua efek atau lebih akan berkorelasi yaitu bergerak bersama dan mempunyai reaksi yang sama terhadap satu faktor atau indeks tunggal yang dimasukkan dalam model Abdul Halim, 2005. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Kebalikannya juga benar, yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham akan mengalami penurunan harga. Faktor atau indeks tersebut adalah Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. Dengan dasar ini, return dari suatu sekuritas dan return dari indeks pasar yang umum dapat dituliskan sebagai hubungan: R i = a i + β i . R M 2.1 dimana: R i = return sekuritas ke-i, a i = suatu variabel acak yang menunjukkan komponen dari return sekuritas ke-i yang independen terhadap kinerja pasar, β i = beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan R i akibat dari perubahan R M R M = tingkat return dari indeks pasar, juga merupakan suatu variabel acak. 33 Persamaan tersebut hanyalah memecah tingkat keuntungan suatu saham menjadi dua bagian, yaitu yang independen dari perubahan pasar dan yang dipengaruhi oleh pasar. β i menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan suatu saham terhadap keuntungan indeks pasar. β i sebesar 2 berarti bahwa kalau terjadi kenaikan penurunan tingkat keuntungan indeks pasar sebesar 10 maka akan terjadi kenaikan penurunan R i sebesar 20 . Variabel a i merupakan komponen return yang tidak tergantung pada perubahan indeks pasar. Variabel a i dapat dipecah menjadi nilai yang diekspektasi expected value α i dan kesalahan residu residual error e i sebagai berikut: a i = α i + e i 2.2 subtitusikan persamaan di atas ke dalam rumus di 2.1, maka akan didapatkan persamaan model indeks tunggal sebagai berikut: R i = α i + β i . R M + e i 2.3 Dimana: α i = nilai ekspektasi dari return sekuritas yang independen terhadap return pasar, e i = kesalahan residu yang merupakan variabel acak dengan nilai ekspektasinya sama dengan nol atau Ee i = 0.

2.7 Kondisi Bullish dan Kondisi Bearish