Return Saham Risiko Saham

27 dari hasil penjualan kekayaan perusahaan.Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. 3. Tidak ada pembagian dividen Jika emiten tidak dapat membukukan laba pada tahun berjalan atau Rapat Umum Pemegang Saham RUPS memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham karena laba yang diperoleh akan dipergunakan untuk ekspansi usaha.

2.4 Return dan Risiko Saham

Telah disebutkan diatas bahwa hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan risiko suatu investasi. Dua konsep ini, risiko maupun return, bagaikan dua sisi mata uang yang selalu berdampingan. Artinya dalam berinvestasi, di samping menghitung return yang diharapkan, investor harus memperhatikan risiko yang harus ditanggungnya. Hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linier Tandelilin, 2001. Artinya semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Hubungan seperti itulah yang menjawab pertanyaan mengapa tidak semua investor hanya berinvestasi pada aset yang menawarkan tingkat return yang paling tinggi.

2.4.1 Return Saham

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi 28 yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi realized return merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi expected return di masa datang. Return ekspektasi expected return adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

2.4.2 Risiko Saham

Menurut kamus, risiko merupakan kerugian yang dihadapi. Sehubungan dengan investasi, para investor menggunakan berbagai defenisi untuk menjelaskan makna risiko. Markowitz mengubah pandangan kaum investor mengenai risiko dengan jalan memperkenalkan konsep risiko secara kuantitatif. Beliau mendefenisikan risiko sebagai ukuran statistika yang disebut varians. Secara khusus, Markowitz mengkuantifisir risiko sebagai varians pengembalian diharapkan aktiva. Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekspektasi. Van Horne dan Wachowics, Jr. 1992 mendefenisikan risiko sebagai variabilitas return terhadap return yang diharapkan. Untuk menghitung risiko, menurut Suad Husnan 1998 metode yang banyak digunakan adalah deviasi standar standar deviation yang mengukur absolut penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya. Deviasi standar dan varians memiliki konsep yang sama, yaitu semakin besar 29 varians atau deviasi standar, semakin besar risiko investasi. Risiko terbagi dua, yaitu risiko yang bisa dihilangkan dengan diversifikasi disebut risiko tidak sistematis dan risiko yang selalu ada dan tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi disebut risiko sistematis. Karena ada sebagian risiko yang bisa dihilangkan dengan diversifikasi, maka dalam suatu portofolio ukuran risiko sekarang bukan lagi deviasi standar risiko total melainkan risiko yang tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi. Karena para investor umumnya tidak menginvestasikan semua dananya pada satu saham, mereka melakukan diversifikasi, mereka hanya akan berminat terhadap pengaruh masing-masing saham pada risiko portofolio mereka. Menurut Suad Husnan 1994 risiko dari portofolio yang didiversifikasikan secara baik tergantung pada risiko pasar dari masing-masing saham yang dimasukkan dalam portofolio tersebut. Artinya, jika investor ingin membentuk portofolio yang mempunyai risiko rendah, maka saham-saham yang dipilih bukanlah saham- saham yang mempunyai deviasi standar yang rendah, tetapi saham-saham yang mempunyai covariance dengan portofolio yang rendah. Kalau portofolio tersebut mewakili semua kesempatan investasi yang ada, dengan proporsi sesuai dengan bobot investasi-investasi tersebut, maka portofolio tersebut disebut sebagai portofolio pasar. Dalam kenyataanya, membentuk portofolio yang terdiri dari semua kesempatan investasi adalah sulit. Karena itu, digunakan suatu wakil proxy yang terdiri dari sejumlah besar saham atau indeks pasar. Di Bursa Efek Jakarta digunakan Indeks Harga Saham Gabungan. 30

2.5 Beta