IV-17
GAMBAR 4.1 memperlihatkan bahwa RPJMD 2013 2018 hakekatnya
memuat Skema Pembangunan Jawa Barat; dimana intinya mendasarkan pada pertama Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah Jabar 2013-2018
dengan pendekatan a Tematik Sektoral10
: ;
; =
; ?
A
; b Tematik kewilayahan; dan c Tematik Metropolitan Pusat pertumbuhan dan kedua implementasinya
termuat dalam RKPD tahun kesatu sampai dengan kelima pada periode 2013 2018. Pada tahap implementasi, pertimbangan hasil evaluasi dan kondisi kekinian akan
menurunkan permasalahan kemudian Isu Strategis dan Prioritas Pembangunan, dimana muaranya akan pada program dan kegiatan.
Menindaklanjuti kebijakan umum dan operasional pembangunan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengarahkan pembangunan pada tiga
B ;
C D
A C
E F
G H
? C
? =
yaitu :
1. PEMBANGUNAN BERBASIS SEKTORAL melalui 10 sepuluh
I J
K K
J L
M J
N O
P Q
yaitu : a Meningkatkan aksesibilitas dan mutu pendidikan;
b Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan; c Mengembangkan infrastruktur wilayah, energi, dan air baku;
d Meningkatkan ekonomi pertanian; e Meningkatkan ekonomi non pertanian;
f Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan kebencanaan; g Meningkatkan pengelolaan seni, budaya dan wisata serta kepemudaan, dan
olahraga; h Meningkatkan ketahanan keluarga dan kependudukan;
i Menanggulangi kemiskinan, penyandang masalah kesejahteraan sosial dan
keamanan; dan j Modernisasi Pemerintahan dan Pembangunan Perdesaan
R
Untuk fokus pembangunan sektoral, dilaksanakan berdasarkan 5 lima strategi
yaitu: Pertama, pelibatan komunitas berbasis masyarakat dengan prinsippenguatan aktor lokal
P S
T U
L V
S W
U L
X L
V O
J Y
N O
N Z
S J
T
; Kedua, integrasi seluruh potensi nyata pembangunan dan daya saing di seluruh kabupatenkota; Ketiga, penerapan
manajemen pemerintahan model hibrida sebagai penghela percepatan pembangunan, yaitu mengkombinasi manajemen berbasis daerah otonom KabupatenKota dengan
manajemen kewilayahan;
Keempat, penguatan komitmen pelaksanaan
IV-18
pembangunan lintas sektor dan lintas pemerintahan; serta Kelima, peningkatan peran multi pihak dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan mutu serta
akuntabilitas pembangunan.
GAMBAR 4.2. COMMON GOALS TAHUN 2013-2018
2. PEMBANGUNAN BERBASIS KEWILAYAHAN, yang berdasarkan pada tata
ruang, wilayah koordinasi pemerintahan pembangunan WKPP dan wilayah perbatasan antar provinsi. Secara umum, kebijakan pembangunan kewilayahan
adalah: 1 Pemerataan pembangunan melalui pengembangan wilayah yang terencana,
terintegrasi dengan seluruh pembangunan sektor dan tertuang dalam suatu rencana tata ruang. Selanjutnya rencana tata ruang tersebut digunakan
sebagai acuan kebijakan spasial bagi pembangunan di setiap sektor agar pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi, dan berkelanjutan;
2 Peningkatan percepatan pembangunan wilayah tertinggal agar dapat sejajar dengan wilayah lainnya melalui pendekatan peningkatan sumber daya manusia
dan sarana prasarananya;
3 Peningkatan keseimbangan pembangunan perkotaan dan perdesaan melalui keterkaitan kegiatan ekonomi antara perkotaan dan perdesaan. Pembangunan
IV-19
perkotaan diarahkan agar dapat menjadi pusat koleksi dan distribusi hasil produksi di wilayah perdesaan. Sedangkan pembangunan perdesaan
diarahkan pada pengembangan desa-desa pusat pertumbuhan yang menjadi pusat produksi agroindustriagropolitan dan sektor lainnya dengan tidak
merubah karakteristik perdesaan, dan peningkatan pembangunan desa di wilayah perbatasan melalui Tematik Wilayah Desa Perbatasan, antara lain :
Peningkatan kebutuhan ruang kelas dan tenaga pengajar dalam rangka mendukung program wajib belajar 9 tahun; Ketersediaan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat di perbatasan; Penguatan infrastruktur jalan dan jembatan lintas perbatasan; Terjaminnya ketersediaan layanan listrik
dan air bersih; Peningkatan pendapatan masyarakat daerah perbatasan melalui pengembangan kewirausahaan dan komoditas unggulan; dan
Peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan desa dalam pelayanan publik;
4 Peningkatan kerjasama antar daerah khususnya di kawasan metropolitan dan penanganan Kawasan Strategis Nasional dan Kawasan Strategis Provinsi untuk
menciptakan sinergitas dan integrasi wilayah, serta efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaannya.
5 Peningkatan pembangunan di wilayah perbatasan provinsi.
IV-20 GAMBAR 4.3.
KEBIJAKAN OPERASIONAL PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN PROVINSI JAWA BARAT
Kebijakan pembangunan dan pengembangan wilayah di Jawa Barat tidak terlepas dari kebijakan kewilayahan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dalam
pembagian kawasan andalan. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional RTRWN, menetapkan kawasan andalan di
Provinsi Jawa Barat yaitu Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur Bopunjur dan sekitarnya, Kawasan Sukabumi dan sekitarnya, Kawasan Purwakarta, Subang, Karawang
Purwasuka, Kawasan Cekungan Bandung, Kawasan Cirebon-Indramayu- Majalengka-Kuningan Ciayumajakuning, dan Kawasan Priangan Timur-
Pangandaran. Selain itu, ditetapkan pula Pusat Kegiatan Nasional PKN dan Pusat Kegiatan Wilayah PKW sebagai simpul-simpul pusat permukiman yang berfungsi
sebagai pusat pelayanan wilayah di Jawa Barat.PKN meliputi PKN Jabodetabek mencakup Provinsi Jabar, DKI, dan Banten, PKN Bandung Raya mencakup
KabupatenKota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, 5 kecamatan di Kabupaten Sumedang, dan Kota Cimahi, dan PKN Cirebon mencakup KabupatenKota
IV-21
Cirebon. PKW meliputi PKW Sukabumi, PKW Palabuhanratu, PKW Cikampek- Cikopo, PKW Kadipaten, PKW Pangandaran, PKW Indramayu, dan PKW
Tasikmalaya.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi RTRWP Jawa Barat Tahun 2009- 2029 menetapkan Wilayah Pengembangan WP, yang lebih ditekankan pada
peningkatan kegiatan ekonomi yang diharapkan memberikan peningkatan kesejahteraan rakyat. Penetapan pusat pelayanan diterapkan dalam sistem perkotaan
sistem provinsi yang ditentukan berdasarkan potensi wilayah, aglomerasi pusat-pusat permukiman perkotaan, dan kegiatan produksi serta perkembangan daerah sekitarnya
yang tetap dipertahankan.PKW Palabuhanratu dan PKW Pangandaran dipromosikan menjadi Pusat Kegiatan Nasional promosi PKNp yang ditetapkan masing-masing
dengan fungsi khusus, yaitu bisnis kelautan dan pariwisata.
Fokus dan rencana pengembangan di setiap WP meliputi :
1. Wilayah Pengembangan Bodebekpunjur Kabupaten dan Kota Bogor, Bekasi, Kota Depok, dan kawasan Puncak di Kabupaten Cianjur, difokuskan
pada : - Kota Bogor, Kota Bekasi, dan Kota Depok, diarahkan sebagai kota terdepan
yang berbatasan dengan ibukota negara yang merupakan bagian dari pengembangan KSN Jabodetabekpunjur untuk mendorong pengembangan
PKN kawasan perkotaan Jabodetabek, menjadi simpul pelayanan dan jasa perkotaan, serta mengembangkan sektor perdagangan, jasa, dan industri
padat tenaga kerja.
- Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bekasi, diarahkan menjadi kawasan penyangga dalam sistem PKN kawasan perkotaan Jabodetabek, serta
untuk mengembangkan sektor industri ramah lingkungan dan hemat penggunaan air tanah, serta kegiatan pertambangan mineral logam dan non
logam untuk mendukung pembangunan di Bodebekpunjur
- Kawasan Puncak di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur, diarahkan pada kegiatan rehabilitasi dan revitalisasi kawasan lindung di KSN
Jabodetabekpunjur.
- Rencana pengembangan : a. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan;
b. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;
IV-22
c. Peningkatan produksi dan distribusi pangan padi, jagung, kedelai, dan protein hewani;
d. Peningkatan infrastruktur sumber daya air dan irigasi; e. Pembangunan tempat sampah regional yang berteknologi tinggi dan ramah
lingkungan; f. Peningkatan fungsi kawasan lindung;
g. Peningkatan pelayanan infrastruktur ketenagalistrikan; h. Pengembangan energi baru terbarukan;
i. Peningkatan kesiapan dini dan mitigasi bencana; j. Peningkatan investasi padat karya;
k. Peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan;
l.
Pengendalian pencemaran air; l. Penataan daerah otonom.
m.Pembangunan pusat seni dan budaya
2. Wilayah Pengembangan Sukabumi Kabupaten dan Kota Sukabumi dan Kabupaten Cianjur, difokuskan pada :
- Kota Sukabumi, diarahkan untuk pengembangan pusat pengolahan pusat
pengolahan agribisnis dan peternakan, agropolitan, wisata agro, industri non- polutif dan tidak mengganggu resapan air, serta perdagangan dan jasa yang
mendukung fungsi PKW Sukabumi;
- Kabupaten Sukabumi, diarahkan untuk pengembangan agribisnis,
pengembangan kawasan penggembalaan umum ternak ruminansia, wisata pantai, wisata agro, wisata minat khusus, industri non-polutif dan tidak
mengganggu resapan air, perdagangan dan jasa yang mendukung fungsi PKW Palabuhanratu dan simpul layanan wilayah sekitarnya, pengembangan
wilayah pesisir selatan melalui pengembangan wisata pantai dan minat khusus serta perikanan tangkap, serta pertambangan mineral logam dan
non-logam serta pengembangan sarana dan prasarana yang terintegrasi yang diarahkan untuk kegiatan bisnis kelautan skala nasional dan
internasional di PKNp Palabuhanratu; dan
- Kabupaten Cianjur, diarahkan untuk pengembangan agribisnis, pertanian,
perkebunan, kehutanan, pengembangan kawasan penggembalaan umum ternak ruminansia, wisata agro, wisata alam, industri kreatif, pengembangan wilayah
IV-23
pesisir untuk perikanan tangkap, wisata minat khusus, serta pertambangan mineral logam dan non-logam.
- Rencana Pengembangan :
a. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan; b. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;
c. Peningkatan produksi dan distribusi pangan padi dan protein hewani; d. Peningkatan infrastruktur sumber daya air dan irigasi;
e. Peningkatan pelayanan infrastruktur ketenagalistrikan; f. Pengembangan energi baru terbarukan;
g. Peningkatan kesiapan dini dan mitigasi bencana; h. Penataan daerah otonom;
i. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan di kawasan pesisir. j. Pembangunan pusat seni dan budaya
3. Wilayah Pengembangan Ciayumajakuning Kabupaten dan Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Majalengka, dan Kuningan, difokuskan pada :
- Kota Cirebon, diarahkan sebagai kota inti dari PKN dengan sarana dan
prasarana yang terintegrasi dengan wilayah pengaruhnya hinterland, serta menjadi simpul utama pelayanan jasa dan perdagangan, dan industri di
Daerah bagian timur, serta untuk kegiatan wisata budaya dan religi;
- Kabupaten Cirebon, diarahkan sebagai bagian dari PKN dengan sarana dan
prasarana yang terintegrasi, dan mengarahkan kegiatan utama pada sektor industri, bisnis kelautan dan pertanian, dan kegiatan pertambangan mineral;
- Kabupaten Indramayu, diarahkan menjadi PKW dengan sarana dan prasarana
yang terintegrasi, serta diarahkan untuk kegiatan utama pertanian lahan basah berkelanjutan, bisnis perikanan dan kelautan, industri, pertambangan terutama
minyak, gas, agribisnis dan agroindustri;
- Kabupaten Majalengka, diarahkan menjadi lokasi Bandara Internasional Jawa
Barat dan
[\ ]
_ `
a b
di Kertajati, daerah konservasi utama Taman Nasional Gunung Ciremai, serta untuk kegiatan agrobisnis dan industri bahan
bangunan, dan pertambangan mineral serta pengembangan sarana dan prasarana yang terintegrasi di PKW Kadipaten;
- Kabupaten Kuningan, diarahkan sebagai PKL, dengan sarana dan prasarana
pendukung, serta diarahkan untuk menampung kegiatan sektor pertanian,
IV-24
wisata alam, agroindustri, dan daerah konservasi utama Taman Nasional Gunung Ciremai, termasuk perlindungan sumber air; dan
- Kabupaten Sumedang, diarahkan sebagai PKL, dengan sarana dan
prasarana, untuk kegiatan utama agribisnis dan industri, serta kegiatan pertambangan mineral.
- Rencana Pengembangan :
a. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan; b. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan
c. Peningkatan investasi; d. Peningkatan produksi dan distribusi pangan padi, jagung, kedelai dan
protein hewani; e. Peningkatan infrastruktur sumber daya air dan irigasi;
f. Peningkatan fungsi kawasan lindung; g. Peningkatan kesiapan dini dan mitigasi bencana;
h. Peningkatan pelayanan infrastruktur ketenagalistrikan; i. Pengembangan energi baru terbarukan
j. Pembangunan infrastruktur transportasi; k. Penataan daerah otonom.
l. Pengembangan wisata sejarah dan ziarah m.Pembangunan pusat seni dan budaya
n. Peningkatan dukungan terkait rencana pembangunan Waduk Kuningan
4. Wilayah Pengembangan Kawasan Khusus Cekungan Bandung