Energi dan Sumber Daya Mineral

II-4 Kondisi fisik dasar pesisir utara Jawa Barat yang terdiri dari dataran pantai dan rawa alluvial pantai dengan kemiringan lereng 0-5, merupakan daerah dengan lereng landai, perairan dangkal, memiliki substrat lumpur, berpasir dan berawa, pola arus yang dipengaruhi arus laut Jawa, serta bervegetasi mangrove dan terumbu karang. Sungai- sungai yang bermuara ke Laut Jawa diantaranya Sungai Cimanuk, Cipunagara, Citarum, Kali Bekasi, Pagadungan, Cilamaya, Ciasem, Kali Beji, Cipanas, Cimanggis, Ciwaringin, Kali Bunder, Bangkaderes, dan Cisanggarung. Kondisi wilayah pesisir selatan Jawa Barat berbukit dengan seismisitas relatif tinggi, umumnya lereng terjal, perairan dalam, memiliki substrat pasir dan karang, pola arusnya dipengaruhi Samudera Hindia, dengan vegetasi berupa hutan pantai dan mangrove. Batimetri pantai umumnya curam dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, dengan gelombang laut yang besar, dan arus laut yang relatif kuat, sehingga menjadi salah satu kendala dalam pengembangan wilayah. Perbedaan kondisi fisik pesisir utara dan selatan tersebut menjadi faktor yang mempengaruhi ketimpangan perkembangan wilayah. Sungai-sungai yang bermuara ke Samudera Hindia diantaranya Sungai Citepus, Cimandiri, Cikaso, Cibuni, Cisokan, Cisadea, Ciujung, Cipandak, Cilaki, Cikandang, Cipalebuh, Cikaengan, Cisanggiri, Cipatujah, Ciwulan, Cimedang, Cijulang, dan Citanduy. Selain itu, wilayah pesisir dan laut Jawa Barat memiliki pulau- pulau kecil, di pesisir selatan yaitu Pulau Nusamanuk dan Batukolotok dan di pesisir utara yaitu Gugusan Pulau Biawak.

c. Energi dan Sumber Daya Mineral

Jawa Barat memiliki potensi bahan galian mineral yang beraneka ragam dan tersebar di 18 delapan belas Kabupaten.Bahan galian meliputi bahan galian mineral logam, mineral industri, dan bahan galian konstruksi. Bahan galian mineral logam base metal yang ada di Jawa Barat antara lain emas, perak, galena timah hitam, besi bijih besi dan pasir besi, batu setengah permata, tembaga, seng, batu ares, dan mangan. Bahan galian II-5 industri antara lain batubara, batugamping, belerang, bentonit, diatomea, felspar, fosfat, gipsum, kalsit, kaolin, marmer, oniks, pasir kuarsa, dan zeolit. Sedangkan bahan galian konstruksi antara lain batu andesit, pasir, sirtu, tanah urug, tanah liat, trass dan lain-lain. Peta potensi mineral dan bahan tambang dapat dilihat pada Gambar 2.3. GAMBAR 2.3. PETA POTENSI MINERAL DAN BAHAN TAMBANG PROVINSI JAWA BARAT Sumber :Dinas ESDM, 2014 Jawa Barat merupakan produsen listrik yang besar dan menggunakan berbagai sumber energi. Daya total listrik yang dibangkitkan di Jawa Barat pada tahun 2014 adalah sebesar 9.336 Megawatt MW, yaitu pembangkit tenaga air PLTA sebesar 1.995,9 MW dari dari pembangkit Cirata, Saguling, Jatiluhur serta beberapa PLTA skala kecil, dari tenaga panas bumi PLTP sebesar 1.130 MW, dan pembangkit listrik yang menggunakan batubara, gas alam dan diesel secara keseluruhan sebesar 6.250 MW. Daya yang terbangkitkan tersebut disambungkan kepada Sistem Jaringan Transmisi Nasional JTN Jawa-Bali. Di sisi lain, masyarakat Jawa Barat juga merupakan pengkonsumsi energi listrik yang besar dengan laju permintaan yang tinggi mencapai 8,3 per tahun. II-6 Untuk sektor minyak dan gas bumi, Sebaran potensi minyak dan gas di Jawa Barat utamanya tersebar dilepas pantai offshore Utara Jawa Barat, sebagian kecil terdapat didaratan onshore, terutama tersebar di Kabupaten Indramayu, Majalengka, Subang, Karawang dan Bekasi. Jumlah sumur yang ada di Jawa Barat terdiri dari onshore sebanyak 194 titik sumur dan offshore sebanyak 70 titik sumur produksi, 170 plat forms dan 40 Fasilitas processing and service. Produksi minyak bumi dari seluruh lapangan yang ada di Jawa Barat pada tahun 2014 adalah 8,68 juta barrel, sedangkan produksi gas adalah 123,06 Milyar kaki kubik MMBTU. Untuk sektor panas bumi, Jawa Barat memiliki 43 lokasi manifestasi panas bumi di 11 Kabupaten, dengan total potensi mencapai 6.101 MWe. Total potensi Jawa Barat yang sudah terbangkitkan menjadi energi listrik pada tahun 2014 adalah sebesar 1.130 MW melalui PLTP Kamojang 200 MW, PLTP Awibengkok Gunung Salak 377 MW, PLTP Drajat 271 MW dan PLTP Wayang Windu 227 MW, serta PLTP Patuha 55 MW yang baru mulai beroperasi pada tahun 2014 ini. Disamping itu, terdapat pembangkit panas bumi skala kecil di WKP Cibuni, Kabupaten Bandung, sebesar 100 kW, yang mulai beroperasi pada tahun ini. Beberapa WKP yang ada di Jawa Barat, terdapat beberapa potensi yang belum berproduksi, yaitu Karaha Bodas, Tampomas, Cisolok-Cisukarame, Gunung Tangkubanparahu, dan Gunung Ciremai Gambar 2.4. GAMBAR 2.4. PETA POTENSI PANAS BUMI PROVINSI JAWA BARAT Sumber : Dinas ESDM, 2014 II-7

e. Kebencanaan