b. Catat apa yang anggota tim lain tau tentang masalah tersebut. Lakukan curah pendapat.
c. Kembangkan dan narasikan permasalahan dalam bahasamu sendiri.
d. Buat daftar solusi yang memungkinkan bagi masalah tersebut. Daftar dapat berisi ide, spekulasi dan hipotesis masalah.
e. Buat rencana tindakan dalam bentuk linimasa timeline. f.
Buat daftar mengenai apa yang kelompokmu ketahui untuk menyelesaikan
masalah. Diskusikan
sumber-sumber yang
memungkinkan digunakan untuk menyelesaikan masalah. g. Tuliskan laporan hasil pemecahan masalah berisi solusi dilengkapi
dengan dokumen pendukung. h. Presentasikan hasil pemecahan masalahmu, sertai dengan teori
dan bukti-buktinya serta bagaimana proses kelompok mencapai solusi tersebut.
i. Kaji ulang dan refeksikan kinerja dan penampilanmu dan
kelompokmu.
5. Kelebihan dan Keterbatasan Problem Based Learning
Setiap metode memiliki kelebihan dan keterbatasan masing-masing. Namun tentu dalam pelaksanaannya selalu diupayakan agar kelebihan
dan hasil optimal lah yang dicapai, dan meminimalisir timbulnya kesalahan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa PBL utamanya
dikembangkan untuk membantu terpicunya proses dalam diri peserta didik sebagai berikut:
a. Mengembangkan keterampilan berfikir tingkat tinggi. Menurut Lauren Resnick dalam Arends, 1997 berfikir tingkat tinggi
mempunyai ciri-ciri: 1
non algoritmik yang artinya alur tindakan berfikir tidak sepenuhnya dapat ditetapkan sebelumnya
2 cenderung kompleks, artinya keseluruhan alur berfikir tidak
dapat diamati dari satu sudut pandang saja 3
menghasilkan banyak solusi 4
melibatkan pertimbangan dan interpretasi
5 melibatkan penerapan banyak kriteria, yang kadang-kadang
satu dan lainnya bertentangan 6
sering melibatkan ketidakpastian, dalam arti tidak segala sesuatu terkait dengan tugas yang telah diketahui
7 melibatkan pengaturan diri dalam proses berfikir, yang berarti
bahwa dalam proses menemukan penyelesaian masalah, tidak diijinkan adanya bantuan orang lain pada setiap tahapan
berfikir 8
melibatkan pencarian makna, dalam arti menemukan struktur pada keadaan yang tampaknya tidak teratur
9 menuntut dilakukannya kerja keras, dalam arti diperlukan
pengerahan kerja mental besar-besaran saat melakukan berbagai jenis elaborasi dan pertimbangan yang dibutuhkan.
b. Belajar berbagai peran orang dewasa. Dengan melibatkan peserta didik dalam pengalaman nyata atau
simulasi pemodelan orang dewasa, membantu peserta didik untuk berkinerja dalam situasi kehidupan nyata dan belajar melakukan
peran orang dewasa c. Menjadi pelajar yang otonom dan mandiri
Pelajar yang otonom dan mandiri ini dalam arti tidak sangat tergantung pada guru. Hal ini dapat dilakukan dengan cara, guru
secara berulang-ulang membimbing dan mendorong serta mengarahkan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan, mencari
penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri. Peserta didik dibimbing, didorong dan diarahkan untuk menyelesaikan
tugas-tugas secara mandiri. Kemampuan untuk menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri ini diharapkan dapat mendorong
tumbuhnya kemampuan belajar secara autodidak dan kesadaran untuk belajar sepanjang hayat yang merupakan bekal penting bagi
peserta didik dalam mengarungi kehidupan pribadi, sosial maupun dunia kerja selanjutnya.
Sama halnya dengan model pengajaran yang lain, model pembelajaran Problem Based Learning juga memiliki beberapa kekurangan dalam
penerapannya. Kelemahan tersebut diantaranya: a.
Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba b.
Keberhasilan strategi pembelajaran malalui Problem Based Learning membutuhkan cukup waktu untuk persiapan
c. Tanpa
pemahaman mengapa
mereka berusaha
untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak
akan belajar apa yang mereka ingin pelajari. d.
Kadangkala terjadi masalah dalam kelompok berupa: ada anggota kelompok yang pasif, ada anggota kelompok yang mendominasi,
muncul konflik interpersonal dalam kelompok.
D. Latihan