menciptakan berbagai
kemungkinan untuk
penciptaan dan
penemuan peserta didik. Pembelajaran berbasis masalah juga juga bergantung pada konsep
lain dari Bruner, yaitu scaffolding. Brunner mendeskripsikan scaffolding sebagai suatu proses dimana seorang peserta didik
dibantu menuntaskan masalah tertentu melampaui bantuan scaffolding dari seorang guru atau orang lain yang mempunyai
kemampuan lebih. Konsep scaffolding Bruner mirip dengan konsep zone of proximal development dari Vygotsky
Aktivitas Pembelajaran
Berdasarkan teori pemikiran di atas, coba Anda jelaskan secara singkat landasan dikembangkannya model PBL:
3. Karakteristik Pembelajaran dalam Problem Based Learning
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian
masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat tiga ciri utama dari pembelajaran berbasis masalah: Pertama, pembelajaran berbasis
masalah merupakan
aktivitas pembelajaran,
artinya dalam
implementasinya pembelajaran berbasis masalah adalah sejumlah kegiatan yang harus dilakukan peserta didik. Pembelajaran berbasis
masalah tidak
mengharapkan peserta
didik hanya
sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan
tetapi melalui pembelajaran berbasis masalah peserta didik aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akirnya
menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesakan masalah. Pembelajaran berbasis masalah menempatkan
………………………………………………………………………………………………………………..... …………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………………………..
masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilaukan dengan mengunaan pendekatan berpikir
secara ilmiah. Berpikir dengan mengunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara
sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses
penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas Ciri-ciri PBL menurut Krajcik et.al, dan Slavin et.al, dalam Supinah dan
Ttik Sutanti Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD, 2010, ciri-ciri khusus dari PBL tersusun dalam lima macam ciri berikut ini:
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah Pertanyaan dan masalah yang diajukan pada awal kegiatan
pembelajaran adalah yang secara sosial penting dan secara pribadi bermakna bagi peserta didik.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu Masalah yang diangkat hendaknya dipilih yang benar-benar nyata
sehingga dalam pemecahannya peserta didik dapat meninjaunya dari banyak mata pelajaran.
c. Penyelidikan autentik Dalam penyelidikan autentik, peserta didik diharuskan untuk
menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisis
informasi, melakukan eksperimen jika diperlukan, membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. Metode yang digunakan
tergantung pada masalah yang dipelajari. d. Menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya
Peserta didik dituntut untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak. Artefak yang dihasilkan antara lain
dapat berupa transkrip debat, laporan, model fisik, video, program komputer. Peserta didik juga dituntut untuk menjelaskan bentuk
penyelesaian masalah yang ditemukan. Penjelasan antara lain dapat dilakukan dengan presentasi, simulasi, peragaan.
e. Kolaborasi
PBL dicirikan oleh peserta didik yang bekerjasama satu dengan yang lainnya, secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.
Gambar 1.5. Pelaksanaan PBL sumber: www.laney.edu
Ada beberapa sikap dan kemampuan yang dapat dikembangkan pada peserta didik melalui penerapan PBL dalam pembelajaran, yaitu:
a. kemampuan bekerja dalam tim teamwork b. memimpin sebuah kelompok
c. mendengarkan d. mengingat recording
e. kooperatif f.
menghargai pendapat rekan dalam tim g. mengkritisimengevaluasi literature
h. belajar mandiri menggunakan aneka sumber i.
kemampuan presentasi
4. Peran Partisipan dalam Problem Based Learning