Apa yang Dimaksud dengan Problem Based Learning PBL?

1. Apa yang Dimaksud dengan Problem Based Learning PBL? Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu kegiatan pembelajaran yang berpusat pada masalah. Istilah berpusat berarti menjadi tema, unit, atau isi sebagai fokus utama belajar. Menurut Resnick dan Gleser dalam Gredler 1991, masalah dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang melakukan tugasnya yang tidak diketahui sebelumnya. Masalah pada umumnya timbul karena adanya kebutuhan untuk memenuhi atau mendekatkan kesenjangan antara kondisi nyata dengan kondisi yang seharusnya. Gambar 1.4 – Konsep pemetaan dalam Problem Based Learning sumber: http:institute-of-progressive-education-and-learning.org Pemecahan masalah adalah suatu proses menemukan suatu respon yang tepat terhadap suatu situasi yang benar-benar unik dan baru bagi pemecah masalah. Dalam pengembangan pembelajaran ini, pemecahan masalah didefinisikan sebagai proses atau upaya untuk mendapatkan suatu penyelesaian tugas atau situasi yang benar-benar sebagai masalah dengan meggunakan aturan-aturan yang sudah diketahui. Maka dapat disimpulkan bahwa PBL merupakan pendekatan pembelajaran yang berisi aktifitas belajar peserta didik dengan fokus berupa tantangan memecahkan masalah dan jawaban-jawaban terbuka. Masalah-masalah yang muncul adalah tugas-tugas dan persoalan sesuai konteks dan kondisi sosial. Masalah tersebut harus diselesaikan secara berkelompok. Para peserta didik harus mengacu pada pengetahuan mereka untuk memecahkan masalah. Para peserta didik juga harus mengidentifikasi informasi-informasi yang mereka perlukan, serta harus merumuskan strategi yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. PBL adalah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal untuk akuisisi pengetahuan baru. Agar efektif maka perlu penggunaan masalah yang memicu terjadinya belajar melalui pengalaman baru, akuisisi konten baru, dan penguatan pengetahuan yang ada. Peserta didik dapat menyesuaikan kondisi nyata keseharian mereka dengan proyeksi kemungkinan masa depan ideal yang sesuai untuk penyelesaian masalah, sehingga peserta didik terangsang untuk mencari informasi baru dan membuat sintesis dalam konteks skenario masalah. Dalam PBL, peserta didik diberi peran tertentu dalam skenario masalah yang akan meningkatkan rasa keikutsertaan mereka dalam mencari solusi. Berikut ini adalah ilustrasi sederhana dan akrab terkait PBL dalam keseharian Anda: 1. Ingatkah Anda terakhir kali Anda perlu mengemudi ke tempat Anda belum pernah datangi? 2. Anda akan memulai proses dengan hal-hal yang sudah Anda ketahui, atau dengan pengetahuan yang Anda miliki tentang: dari mana Anda akan mulai mengemudi dan di mana tujuan Anda. 3. Anda kemudian mengidentifikasi apa yang perlu Anda ketahui agar Anda tiba di tujuan secara efektif dan efisien yaitu mengenai: nama jalan dan jalan raya, membedakan landmark untuk mencari, jarak tempuh, rute, dan kemungkinan lainnya. Berdasarkan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa kita dapat mempelajari sesuat yang asing dengan melibatkan pengetahuan awal yang sudah kita miliki. Setiap peserta didik memiliki pengetahuan awalnya sendiri yang dapat dijadikan acuan ketika terlibat di dalam skenario masalah PBL di dalam kelas. Skenario PBL akan dipengaruhi oleh usia peserta didik, karena pengetahuan acuan anak berusia 12 tahun jelas sangat berbeda dari anak yang berusia 17 tahun. Perbedaan karakteristik peserta didik perlu diperhatikan dalam menyusun kerangka skenario PBL karena akan brhubungan dengan penentukan peran peserta didik dalam skenario masalah. Penting untuk diingat dalam menentukan masalah bahwa PBL akan efektif apabila peserta didik merasa terlibat dan dapat mengidentifikasi peran mereka dalam skenario.

2. Landasan Teori Problem Based Learning