Tahap II

3.7.2 Tahap II

3.7.2.1 Proses Pembentukan Dasar

Pada tahap selanjutnya, setelah pola dan ukuran ditemukan, perajn gambus mulai membentuk sebuah gambus yang padu, yakni mulai dari kepala hingga badan gambus. Seperti disebutkan di atas, sebuah gambus terdiri dari satu rangkaian yang tak terpisahkan, maka perajin membentuk sebuah pola dan langsung membentuk sebuah gambus. Pada proses ini, perajin gambus akan memotong kayu membentuk pola gambar yang sudah dibuatnya di atas kayu bahan dengan menggunakan kampak. Pertama perajin akan membentuk bagian leher, karena pada bagian leher proses pembuatannya tidak terlalu sulit lebih mudah membentuknya. Kemudian lanjut ke kepala hingga bagian perut dan ekor. Kelihaian menggunakan kampak serta ketelitian dibutuhkan dalam proses ini, menurut beliau menggunakan kampak lebih mudah dibandingkan menggunakan parang. Bagian-bagian kayu dikikis secara bolak balik dengan perlahan sehingga membentuk sebuah gambus yang masih kasar. Ketidak telitian akan menyebabkan Pada tahap selanjutnya, setelah pola dan ukuran ditemukan, perajn gambus mulai membentuk sebuah gambus yang padu, yakni mulai dari kepala hingga badan gambus. Seperti disebutkan di atas, sebuah gambus terdiri dari satu rangkaian yang tak terpisahkan, maka perajin membentuk sebuah pola dan langsung membentuk sebuah gambus. Pada proses ini, perajin gambus akan memotong kayu membentuk pola gambar yang sudah dibuatnya di atas kayu bahan dengan menggunakan kampak. Pertama perajin akan membentuk bagian leher, karena pada bagian leher proses pembuatannya tidak terlalu sulit lebih mudah membentuknya. Kemudian lanjut ke kepala hingga bagian perut dan ekor. Kelihaian menggunakan kampak serta ketelitian dibutuhkan dalam proses ini, menurut beliau menggunakan kampak lebih mudah dibandingkan menggunakan parang. Bagian-bagian kayu dikikis secara bolak balik dengan perlahan sehingga membentuk sebuah gambus yang masih kasar. Ketidak telitian akan menyebabkan

Gambar 42: Proses Pembentukan Leher Bagian Atas dan Bawah (Dokumentasi Penulis, 2014)

Gambar43: Proses Pembentukan Bagian Kepala (Dokumentasi Penulis, 2014)

Gambar44: Proses Pembentukan Bagian Perut (Dokumentasi Penulis, 2014)

Gambar 45: Proses Pembentukan Bagian Ekor (Dokumentasi Penulis, 2014)

Gambar 46: Bentuk Kasar Gambus (Dokumentasi Penulis, 2014)

3.7.2.2 Proses Pembuatan Lubang Resonator

Setelah bentuk kasar sebuah gambus didapat, pada langkah selanjutnya perajin memulai pengerjaan yang membutuhkan kesabaran. Perajin akan membuat lubang resonator pada bagian perut, leher dan kepala. Dalam membuat lubang resonator, diperlukan teknik agar pahat yang digunakan tidak mudah patah, proses pembuatan lubang dengan cara menggunakan pahat besi yang dipukul dengan menggunakan palu kayu. Untuk menghasilkan bentuk lubang yang sempurna, perajin membutuhkan ketelitian dan kecermatan. Langkah pertama dalam pembentukan dan pembuatan lubang resonator pada bagian perut, leher, dan kepala adalah dengan membuat garis pola di bagian atas permukaan gambus. Biasanya, lubang resonatornya memiliki ketebalan berukuran yang berukuran 1,5 cm dari bagian perut hingga bagian leher. Setelah pola terbentuk, perajin mulai memahat kayu mengikuti garis pola yang sudah dibuat. Dalam proses pemahatannya perajin terkadang merasakan kesulitan yang di akibatkan kayu yang sudah terlalu kering, di butuhkan pahat yang memiliki ketajaman agar proses pemahatannya berjalan dengan cepat. Pada proses inilah yang di butuhkan tehnik Setelah bentuk kasar sebuah gambus didapat, pada langkah selanjutnya perajin memulai pengerjaan yang membutuhkan kesabaran. Perajin akan membuat lubang resonator pada bagian perut, leher dan kepala. Dalam membuat lubang resonator, diperlukan teknik agar pahat yang digunakan tidak mudah patah, proses pembuatan lubang dengan cara menggunakan pahat besi yang dipukul dengan menggunakan palu kayu. Untuk menghasilkan bentuk lubang yang sempurna, perajin membutuhkan ketelitian dan kecermatan. Langkah pertama dalam pembentukan dan pembuatan lubang resonator pada bagian perut, leher, dan kepala adalah dengan membuat garis pola di bagian atas permukaan gambus. Biasanya, lubang resonatornya memiliki ketebalan berukuran yang berukuran 1,5 cm dari bagian perut hingga bagian leher. Setelah pola terbentuk, perajin mulai memahat kayu mengikuti garis pola yang sudah dibuat. Dalam proses pemahatannya perajin terkadang merasakan kesulitan yang di akibatkan kayu yang sudah terlalu kering, di butuhkan pahat yang memiliki ketajaman agar proses pemahatannya berjalan dengan cepat. Pada proses inilah yang di butuhkan tehnik

Gambar 47: Membuat Lubang Resonator (Dokumentasi Penulis, 2014)

3.7.2.3 Proses Merapikan Lubang

Pada proses ini, lubang resonator yang ditelah di pahat akan dirapikan kembali dengan menggunakan pahat yang berbeda dengan ukuran yang lebih kecil. Pada bagian lubang resonator bagian leher dan kepala, memiliki ukuran lubang yang berbeda, sehingga di butuhkan pahat yang lebih kecil. Untuk bagian Pada proses ini, lubang resonator yang ditelah di pahat akan dirapikan kembali dengan menggunakan pahat yang berbeda dengan ukuran yang lebih kecil. Pada bagian lubang resonator bagian leher dan kepala, memiliki ukuran lubang yang berbeda, sehingga di butuhkan pahat yang lebih kecil. Untuk bagian

Gambar 48: Proses Merapikan Lubang Resonator (Dokumentasi Penulis, 2014)

Gambar 49: Ukuran Lubang Resonator (Dokumentasi Penulis, 2014)

3.7.2.4 Proses Pengikisan

Pada proses ini, Bapak Syahrial Felani mengikis bagian perut dan leher gambus dengan menggunakan alat ketam. Proses pengikisan ini beliau lakukan secara manual. Menurut beliau, jika menggunakan mesin hasil yang didapat tidak maksimal dan body pada gambus tidakterbentuk secara rapi. Proses pengikisannya dapat dirasakan melalui pandangan mata. Tujuan pengikisan ini agar nantinya proses penghalusan mudah untuk dilakukan.

Gambar 50: Proses pengikisan (dokumentasi Penulis, 2014)

Gambar 51:

Bentuk Dasar Gambus Tampak Atas (Dokumentasi Penulis, 2014)

Gambar 52: Bentuk Dasar Gambus Tampak Bagian Belakang dan Samping ( Dokumentasi Penulis, 2014)

3.7.2.5 Membuat Bahan Penutup

Setelah bentuk dasar gambus selesai dilaksanakan, proses selanjutnya adalah membuat bahan penutup gambus yang terdiri dari lubang resonator bagian perut, bagian leher dan kepala.

Pada bagian kepala biasanya menggunakan kayu yang sama dari sisa potongan. Untuk bagian kepala dipotong yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 21 cm, lebar 7,5 cm dan ketebalannya 1 cm. Proses pembuatannya tidak memerlukan waktu yang lama.

Gambar 53: Penutup Kepala (Dokumentasi Penulis, 2014)

Pada bagian penutup bagian leher juga menggunakan kayu yang sama dari sisa potongan karena kayu tersebut berkualitas baik, yang digunakan sebagai papan jari (finger board). Tetapi papan jari tersebut berbentuk goblet, dimana bagian pangkal hingga ujung ukurannya semakin melebar. Untuk panjangnya berukuran 35 cm, lebar pangkal 4,5 cm hingga ujungnya semakin melebar hingga berukuran 11 cm dan memiliki ketebalan 0,5 cm. Proses pembuatannya tidak memerlukan waktu yang lama.

Gambar 54: Penutup Leher (Dokumentasi Penulis, 2014)

Untuk membuat penutup lubang resonator yang terdapat di bagian perut digunakan bahan kulit kambing yang berusia 1 tahun keatas yang kemudian dikeringkan. Tetapi bahan kulit kambing untuk penutup lubang resonator yang dibuat oleh beliau/gambus yang penulis teliti menggunakan kulit kambing dari gendang ronggeng yang tidak dipakai lagi. Alasan dipilihnya kulit tersebut karena memiliki kualitas lebih baik lagi, menghasilkan suara yang lebih nyaring dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk meneringkannya. Bagian kulit tersebut mempunyai panjang lebih dari 30 cm dan lebar dari 27 cm

Gambar 55: Kulit sebagai Penutup Lubang Resonator (Dokumentasi Penulis, 2014)