Al Mardawi rahimahullah berkata : Az Zarkasyi berkata : Imam Ahmad

Al Mardawi rahimahullah berkata : Az Zarkasyi berkata : Imam Ahmad

memuthlakan perkataanya bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat, namun hal ini ada kemungkinan selain wajah atau atau di luar shalat, sebagian yang lain mengatakan : Wajah itu aurat, dan dibolehkan dibuka di waktu shalat karena keperluan, Syaikh Taqiyyuddin (Ibnu Taimiyyah maksudnya) berkata : Yang benar bahwa wajah bukan aurat di dalam shalat, namun dia itu aurat dalam hal pandangan (laki-laki), karena tidak boleh memandang kepadanya. 130

Asy Syaikh Al ‘Allamah Faqih Al Hanabilah pada zamannya Manshur Idris

Al Bahuti 131 berkata : Dan wanita merdeka yang sudah baligh seluruh tubuhnya adalah aurat di dalam shalat hingga kuku dan rambutnya, berdasarkan sabdanya : Wanita

122 Hadis shahih riwayat At Tirmidzi no :1173, lihat Raf’ul Junnah 15, Irwa’ul Ghalil no :273 123 Al Umm1/77 124 ‘Inayatul Qadhi 6/373, dan lihat Ruhul Ma’ani karya Al Alusi1 18/141. 125 Minahul Jalil ‘Ala Mukhtashar Al ‘Allamah Khalil 1/133. 126 Al Mughni 1/101. 127 Badzlul Majhud Lihali Sunan Abi Dawud 4/301. 128 Hijab Al mar’ah Al muslimah Wa libasuha Fishshalah : 6. 129 Mathalib Uli An Nuha Fi Syarhi Ghayatil Muntaha 1/330. 130 Al Inshaf Fi Ma’rifati Ar Rajih Minal Khilaf 1/452. 131 Kasyful Qina’ ‘An Matnil ‘Iqna’ 1/243.

adalah aurat ( ),” diriwayatkan oleh At Tirmidzi, dan berkata : Hasan shahih, dan dari Ummu Salamah radliyallahu ‘anha bahwa beliau bertanya kepada Rasulullah : Bolehkah wanita shalat hanya dengan mengenakan baju kurung dan kerudung tanpa memakai izar (jubah maksudnya, pent) ? Beliau bersabda : Bila baju kurungnya lapang menutupi tumit kedua telapak kakinya,” diriwayatkan oleh Abu Dawud, dan Abdul Haqq dan yang lainnya menshahihkan bahwa itu mauquf pada Ummu Salamah,, kecuali wajahnya,,dan tidak ada perbedaan dalam madzhab (kami) bahwa boleh bagi wanita merdeka membuka wajahnya di dalam shalat, ini disebutkan dalam Al Mughni dan yang lainnya, sejumlah ulama mengatakan : Dan kedua telapak tangannya, dan ini dipilih oleh Al Majdu, dan beliau memastikannya dalam Al ‘Umdah dan Al Wajiz, berdasarkan firman-Nya ,” Dan janganlah mereka menampakan perhiasannya kecuali yang biasa nampak darinya,” Ibnu Abbas dan Aisyah radhiyallahu 'anha berkata : wajahnya dan kedua telapak tangannya,” diriwayatkan oleh Al Baihaqi dan ada kelemahan dalam sanadnya, dan bertentangan dengan Ibnu Masud, dan keduanya -wajah dan kedua telapak tangan dari wanita merdeka yang baligh- adalah aurat di luar shalat (berhubungan dengan pandangan laki-laki) berdasarkan sabda Nabi yang lalu : Wanita adalah aurat (

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata : Ungkapan pendapat ulama madzhab kami (Al Hanabilah) dalam masalah wajah wanita di dalam shalat berbeda-beda, sebagian mengatakan : Bukan aurat, dan yang lain mengatakan : Aurat, dan hanyasannya dirukhshahkan untuk dibuka di dalam shalat karena dibutuhkan (hajat), dan yang benar adalah bahwa wajah bukan aurat di dalam shalat, namun aurat dalam pandangan (laki-laki) karena tidak boleh melihat kepadanya, kemudian beliau berkata : Aurat di dalam shalat itu tidak ada hubungannya dengan aurat dalam pandangan (laki-laki) baik pemberlakuan ataupun sebaliknya. 132

Al Muhaqqiq Abu An Naja Syarafuddin Musa Al Hijawi Al Maqdisi berkata : Dan wanita merdeka yang baligh semua badannya adalah aurat hingga kuku dan rambutnya kecuali wajahnya, sebagian mengatakan : dan kedua telapak tangannya. Dan keduanya (kedua telapak tangan) dan wajah adalah aurat di luar shalat berhubungan dengan pandangan (laki-laki) sebagaimana halnya anggota badan yang lain. 133

Terus berkata lagi : Dan dimakruhkan seseorang shalat dengan mengenakan pakaian yang bergambar, juga laki-laki shalat dengan memakai litsam (masker hidung dan mulut), dan wanita shalat dengan mengenakan niqab (cadar) kecuali bila dia shalat di suatu tempat dimana di sana ada laki-laki yang bukan mahram yang tidak menjaga pandangannya, maka dalam keadaan seperti ini dia tidak boleh melepas

niqabnya. 134