Langkah ke Depan bagi UKM Nasional dalam menghadapi Regionalisme
VI. Langkah ke Depan bagi UKM Nasional dalam menghadapi Regionalisme
Dalam menghadapi liberalisasi perdagangan, seperti Pasar Tunggal ASEAN, dominasi ekonomi Cina dan tantangan untuk mengedepankan kepentingan nasional, Indonesia masih perlu meningkatkan daya saingnya. Sektor UKM belum mendapatkan prioritas dalam cetak biru perekonomian nasional. Perekonomian Indonesia belum memiliki visi pembangunan yang berkesinambungan dan mandiri, sehingga terus menerus mengalami ketergantungan terhadap investasi asing. Sebagai perbandingan, Malaysia dan Thailand telah memiliki strategi pembangunan yang jelas dan terarah, sehingga lebih siap dalam menghadapi Pasar Tunggal ASEAN. Indonesia juga perlu memanfaatkan ASEAN sebagai sarana yang efektif dalam membendung kekuatan ekonomi Cina, Indonesia dapat berperan aktif sebagai ‘leader’ ASEAN seperti yang dilakukan selama tahun 2011 ini. Hubungan perdagangan intra-ASEAN yang bersifat komplementer dapat dimanfaatkan untuk menghadapi produk-produk unggulan Cina yang bersifat non-komplementer terhadap ASEAN.
Kesempatan Indonesia untuk meraih kesuksesan dari liberalisasi perdagangan di level regional ASEAN, akan sangat tergantung pada kemampuan pemerintah dalam meningkatkan daya saing sektor usaha domestik, terutama kalangan usaha kecil dan menengah. Dengan demikian, cetak biru UKM nasional perlu segera dirumuskan agar tercipata koordinasi yang berkesinambungan antar institusi pemerintah baik pusat maupun daerah. Selanjutnyam diperlukan benchmark nasional untuk menyeragamkan dan meningkatkan daya saing produk domestik agar sesuai dengan standarisasi regional dan internasional.
Dalam perumusan konsep pembangunan nasional, diperlukan cara pandang secara holistik, yaitu dengan merubah paradigma pembangunan tradisional menjadi lebih pragmatis. Paradigma pembangunan nasional (ND) tradisional yang secara umum merupakan fungsi dari MNCs (M), Industri Minyak dan Gas Bumi (MG), International Institution seperti IMF dari World Bank (II), Political Gain (PG), Kepentingan Kelompok (GI), Desentralisasi dan Dekonsentrasi
Jurnal Demokrasi dan HAM Vol.9, No.1 2011 The Habibie Center 121
Kebijakan (DD), dan Ego Politik / Konfrontasi Regional (RC); perlu ditinjau ulang dengan mempertimbangkan aspek-aspek praktis dan pragmatis, sehingga paradigma baru pembangunan nasional. Secara umum ND merupakan fungsi dari Pengembangan UKM dan Usaha Berbasis Masyarakat (UKM), Industri Non-Migas (NMG), Fokus pada Regional Institution (RI), Political Reliance / Clean Government (PR), Kesejahteraan Sosial / Kepentingan Nasional (NI). Sentralisasi dan Konsentrasi Kebijakan (SK), Political Will / Kerjasama Regional (RCo), Perbaikan Infrastruktur (PI), Peningkatan Pendidikan (E), Law Enforcement (LE), Perbaikan Akses Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT). Dengan kata lain, perlu ada perubahan paradigma pembangunan perekonomian nasional dari formula matematika:
NDt = t (M, MG, II, PG, GI, DD, RC) (1) menjadi: ND = t (UKM, NMG, RI, PR, NI, SK, Rco, PI, E, LE, ICT) (2)
Cara pandang holistik dan pragmatis tersebut dapat dikatakan lebih relevan dan sinergis dengan kepentingan pembangunan nasional dan keikutsertaan negara dalam liberalisasi ekonomi. Dalam menghadapi perkembangan pembangunan ekonomi China dan Pasar Tunggal ASEAN 2015, Indonesia perlu mengejar ketertinggalannya dari negara – negara, terutama dalam hal peningkatan daya saing. Belajar dari kesuksesan China, Thailand, dan Malaysia, upaya pengembangan sektor usaha domestik bukan merupakan persoalan teknis semata, namun juga sangat dipengaruhi oleh factor kepemimpinan serta stabilitas social-ekonomi-politik dalam negeri.
-oooOooo-
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik dan Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 2007. Indikator Makro UKM 2007. BRS No.17/03/Th.X (16 Maret 2007)
Danmex China Business Resource. 2011. China SMEs Crucial to
Transnational Corporation’s World Industrial Chain. http:// www.danmex.org (diakses tanggal 2 Mei 2011)
Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK. 2006. Pengkajian Peningkatan Daya Saing Usaha Kecil Menengah yang Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal. Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM Nomor 2 Tahun I-2006
Koesoma, Bambang Warih. 2002. Indonesia dalam Proses Globalisasi Berkaitan dengan Kesiapan Menghadapi AFTA, Strategi Pemberdayaan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) dan Penegakan Sistem Hukum (ekonomi)/Law Enforcement. dalam Dialog Publik Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah dalam Menghadapi AFTA melalui Penegakan Sistem Hukum Ekonomi Indonesia. Dies Natalis Universitas Airlangga Surabaya, 2002.
Menneg KUKM.2011. Revitalisasi Koperasi dan UKM Sebagai Solusi Mengatasi Pengangguran dan Kemiskinan: Tahun Ketiga Kinerja Kementerian Negara Koperasi dan UKM 2007 http://www. depkop.go.id (diakses tanggal 2 Mei 2011)
Sandee, Henry dan Buddy Ibrahim. 2002. Evaluation of SME Trade and Export Promotion in Indonesia: Background Report. (ADB Technical Assistance 2002)
Stiglitz, Joseph. 2005. Making Globalization Work: The Next Step to Global Justice. England: Penguin Group. Timberg, Thomas A. 2000. The Political Economy of SME Development Policy in Indonesia-the Policy Process, the Facts, and Future Possibilities. Paper presented at USAID Retreat, Bogor,
Indonesia, 2000 World Economic Forum. 2011. http://www.weforum.org (diakses tanggal 3 Mei 2011)
Jurnal Demokrasi dan HAM Vol.9, No.1 2011 The Habibie Center 123
Resensi Buku ASEAN DI TENGAH DINAMIKA REGIONAL
DAN GLOBAL
Bawono Kumoro
Peneliti the Habibie Center Email: [email protected]
Judul Buku : Ekonomi Politik Kemitraan ASEAN: Sebuah Potret Kerjasama Penulis
: Rahadhian T Akbar (ed) Penerbit
: Pustaka Pelajar dan Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI Cetakan
: Pertama, Maret 2011 Halaman