Sekilas Mengenai UKM Nasional

II. Sekilas Mengenai UKM Nasional

Banyak kalangan di Inonesia yang menyatakan sikap pesimis terhadap peluang dan daya saing Indonesia dalam liberalisasi perdagangan, khususnya dalam menghadapi Cina dan Pasar Tunggal ASEAN 2015. Pada umumnya, usaha besar sudah memiliki akses terhadap sarana

Jurnal Demokrasi dan HAM Vol.9, No.1 2011 The Habibie Center 107

dan prasarana industri yang kondusif, sehingga lebih berpeluang untuk meraih keuntungan dari mekanisme Pasar Tunggal. Nilai ekspor non-migas dari sektor usaha besar mencapai 79,72 persen pada tahun 2005 (BPS, 2007). Dengan demikian, peran usaha besar

dalam perdagangan internasinal Indonesia cukup signifikan. Namun, perlu digarisbawahi bahwa jumlah perusahaan yang tergolong usaha

besar di Indonesia hanya 0,02 persen dari total usaha domestik. Sebagian besar unit usaha di Indonesia (99,98 persen) tergolong jenis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) (BPS, 2007).

Jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor UKM Indonesia tahun 2010, mencapai 95,53 persen terhadap jumlah total lapangan kerja yang tersedia. Pada tahun 2010, sektor UKM Indonesia menyumbangkan 54,2 persen dari total PDB (produk Domestik Bruto) nasional, sementara sisanya, yaitu sekitar 46,7 persen merupakan kontribusi sektor Usaha Besar. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

pemberdayaan UKM merupakan salah satu faktor yang signifikan bagi perekonomian nasional, terutama dalam menjaga kestabilan sosial dalam negeri. Potensi UKM dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan peran UKM dalam pembagunan perekonomian nasional merupakan beberapa aspek penting yang melatarbelakangi perlunya pengembangan dan pemberdayaan UKM di Indonesia.

Stiglitz (2005) mengemukakan bahwa usaha kecil seringkali berperan sebagai tulang punggung masyarakat, maka keberadaan dan perkembangannya layak mendapatkan perhatian pemerintah. Dalam hubungan antara UKM nasional dan perdagangan internasional, Pasar Tunggal ASEAN 2015 dapat dilihat sebagai peluang sekaligus tantangan tersendiri bagi sektor UKM dalam negeri.

Peluang, karena konsep Pasar Tunggal ASEAN 2015 sebagai single market dan single production base memberikan kesempatan bagi sektor UKM untuk mendapatkan akses pasar yang lebih luas melalui perusahaan-perusahaan multinasional. Hal ini berarti, Pasar Tunggal ASEAN memberikan kesempatan bagi UKM nasional

untuk meningkatkan peran, bukan hanya sebagai produsen tunggal, tetapi juga sebagai supplier dan mitra kerja bagi perusahaan- perusahaan multinasional. Selain kebutuhan terhadap berbagai fasilitas pendukung, faktor utama yang menetukan keberhasilan pengembangan UKM adalah negara dengan mengupayakan kebijakan pemerintah yang mampu meningkatkan daya saing UKM dalam negeri.

Dalam pembahasan mengenai UKM sebagai aktor ekonomi (Non-State Enterprise) internasional, success story Cina dalam pemberdayaan UKM tidak dapat dikesampingkan. Pada tahun 2005 kontribusi sektor UKM Cina terhadap perolehan ekspor mencapai 68,3 persen, yang

meliputi industri pakaian jadi, kerajinan dan mainan anak (Danmex China Business Resource, 2006). Masih terbatasnya akses modal, teknologi dan informasi merupakan sebagian kecil hambatan yang masih dihadapi oleh sektor UKM nasional dalam persaingan dengan Cina dan negara ASEAN lainnya. Dalam hal ini, upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor UKM, kebijakan dan insentif yang dikeluarkan oleh pemerintah merupakan faktor yang paling berpengaruh. Seiring dengan komitmen pemerintah untuk turut serta dalam wacana penerapan Pasar Tunggal ASEAN dan pelaksanaan ACFTA, sebenarnya sudah sampai manakah kesiapan sektor UKM nasional dalam menghadapi tantangan global ini?

III. Kebijakan Pemerintah Indonesia dan Peran Sektor UKM dalam Perekonomian Nasional

Dari tahun ke tahun, peran UKM Indonesia terhadap perolehan PDB nasional cenderung stagnan, bahkan pada tahun 2009 sempat mengalami sedikit penurunan. Kontribusi sektor UKM pada PDB nasional tahun 2010 tercatat 53,85 persen sementara pada tahun 2009 tercatat sebesar 53,67 persen. Dalam perolehan PDB nasional, kelompok usaha kecil memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan usaha menengah, yaitu 37,62 persen untuk usaha kecil dan 15,55 persen untuk usaha menengah. Selebihnya,

Jurnal Demokrasi dan HAM Vol.9, No.1 2011 The Habibie Center 109

yaitu 46,83 persen merupakan kontribusi kelompok usaha besar. Dalam perolehan nilai ekspor nasional tahun 2010, sektor UKM memberikan kontribusi sebesar 15,70 persen dengan perincian 3,89 persen dari kelompok usaha kecil dan 11,81 persen dari kelompok usaha menengah. Selebihnya yaitu sekitar 84 persen disumbangkan oleh kelompok usaha besar (Kemenneg KUKM, 2011).

Sebanyak 99,98 persen jumlah usaha di Indonesia berasal dari sektor UKM, pada tahun 2010, sektor UKM menyerap 96,18 persen dari total angkatan kerja nasional. Sektor pertanian, perikanan, perhutanan dan peternakan memberikan kontribusi terbesar dalam penyediaan lapangan kerja dikelompok usaha kecil.Sementara itu dari kelompok usaha menengah, kontribusi terbesar bagi penyediaan lapangan kerja berasal dari sektor industri pengolahan (Kemenneg KUKM, 2011).

Pada tahun 2009, kontribusi sektor UKM terhadap perolehan investasi nasional mencapai Rp. 303,52 triliun atau sebesar 45,99 persen dari total nilai investasi. Pada tahun 2010, peran sektor UKM dalam nilai investasi nasional mengalami kenaikan sebesar Rp. 67,68 triliun, sehingga kontribusi UKM terhadap pembentukan investasi nasional mencapai 46,22 persen dari total nilai investasi. Sektor industri yang memberikan kontribusi terbesar dalam perolehan nilai total investasi di Indonesia adalah usaha pengangkutan dan komunikasi (Kemenneg KUKM, 2011).

Secara umum, pengembangan sektor UKM di Indonesia tidak terpisahkan dari koperasi. Pemerintah membentuk Kementerian Negara Koperasi dan UKM pada tahun 2001. Tugas utama Kementerian Negara UKM adalah membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi kebijakan dibidang koperasi dan UKM. Dalam merumuskan Renstra Kementerian Negara UKM (Tabel 1), pemerintah sudah menyadari bahwa sektor UKM memiliki peranan penting dalam ketahanan ekonomi nasional. Sektor UKM menyediakan lapangan pekerjaan bagi segala lapisan masyarakat, memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan dapat membantu tercipatanya pemerataan distribusi pendapatan.