Risk Owner
Risk Owner
176 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Tinjauan Operasional
Risiko dan Manajemen Risiko
Adapun tugas dan tanggung jawab penerapan manajemen risiko dari Direksi hingga pemilik risiko terendah adalah sebagai berikut:
a. Risk Sponsor/Chief Risk Officer (CRO) :
· menetapkan kebijakan manajemen risiko; · merumuskan, memelihara, dan meninjau penerapan manajemen risiko secara periodik; · memberikan arahan strategis secara efektif; · melakukan management review terhadap penerapan manajemen risiko di Perseroan; · memastikan bahwa penerapan manajemen risko berjalan efektif; · mengkomunikasikan dan melaporkan proses penerapan manajemen risiko kepada Dewan Komisaris.
b. Corporate Risk Manager :
· mengkoordinasikan penetapan konteks risiko; · meningkatkan kesadaran akan manfaat penerapan manajemen risiko; · memfasilitasi kegiatan – kegiatan penerapan manajemen risiko; · mengintegrasikan penerapan manajemen risiko lintas fungsi; · mengkoordinasikan pengelolaan risiko korporat dan risiko operasional yang berdampak Signifkan bagi
Perseroan dengan risk owner; · memverifikasi proses dan hasil penyusunan Key Risk Indicator dan Key Control Indicator; · melakukan evaluasi penerapan Risk Maturity Level (RML) bersama Internal Audit (Risk Control/Audit); · melaporkan dan mengkomunikasikan secara periodik penerapan manajemen risiko kepada Direksi; · memberikan saran kepada Direksi dan Kepala Departemen yang melaksanakan manajemen risiko yang
menjadi tanggung jawabnya; · memelihara dan memastikan manajemen risiko diterapkan secara konsisten dan efektif.
c. Risk Control (Internal Audit/SPI/SKAI)
· melakukan evaluasi penerapan Risk Maturity Level (RML) bersama Corporate Risk Manager; · memvalidasi proses dan hasil penyusunan Key Risk Indicator dan Key Control Indicator; · melakukan pemantauan pengendalian internal (internal control) dan rencana penanganan risiko pada
tingak unit kerja hingga korporasi; · melakukan audit berbasis risiko dalam perencanaan dan pelaksanaan audit; · melakukan Control Risk Self Assessment (CRSA) dan mengevaluasi penerapan pengendalian internal.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
The Future is Here
Risiko dan Manajemen Risiko
d. Risk Manager (Unit Manajemen Risiko)
· memfasilitasi kegiatan-kegiatan penerapan manajemen risiko di unit kerja; · melakukan pemantauan atas penerapan proses manajemen risiko di unit kerja; · sebagai counterpart dalam penerapan manajemen risiko; · memfasilitasi proses dan hasil penyusunan Key Risk Indicator dan Key Control Indicator; · mensosialisasikan penerapan manajemen risiko secara efektif; · memfasilitasi pengembangan kompetensi Risk Officer, penanggung jawab langsung penerapan
manajemen risiko dan Tim yang menangani manajemen risiko. · Meninjau dan mengusulkan penyempurnaan kerangka kerja dan proses manajemen risiko Perseroan.
Risk Assessment, Key Risk Indicator, dan Key Control Indicator
Secara periodik, pemilik proses bisnis melakukan risk assessment dan di tahun 2013 risk assessment tersebut telah dilengkapi dengan Key Risk Indicator (KRI) dan Key Control Indicator (KCI) yang merupakan indikator- indikator yang digunakan untuk mendeteksi adanya potensi risiko dalam pencapaian kinerja perusahaan (KPI). Diharapkan dengan teridentifikasinya KRI dan KCI dapat meningkatkan kepastian pencapaian sasaran (KPI) Perusahaan karena telah dilakukan deteksi dini (early warning) terhadap indikator-indikator risiko dan juga pengendaliannya.
Hasil dari risk assessment yang dilakukan oleh business process owner/risk owner disampaikan kepada Unit Manajemen Risiko untuk dilakukan pemantauan dan selanjutnya disampaikan kepada Unit Internal Audit. Hasil risk assessment dinilai efektifitas pengendalian dan penganganannya (mitigasi risiko) oleh Unit Internal Audit. Selain itu, hasil risk assessment juga digunakan sebagai masukan dalam melakukan audit yang berbasis risiko (risk based audit).
Evaluasi Efektifitas Penerapan Manajemen Risiko (Risk Management Maturity Level)
Dengan terus dilakukannya penyempurnaan dan pengembangan penerapan manajemen risiko, Perseroan secara periodik melakukan evaluasi atas penerapan manajemen risiko (risk maturity level assessment) dengan menggunakan kriteria ISO 31000: Risk Management. Sehingga evaluasi dilakukan terhadap tujuh kriteria yang terdiri dari penetapan konteks, identifikasi risiko, analisis dan evaluasi risiko, penanganan risiko, pengendalian risiko, informasi dan komunikasi, serta monitoring dan review.
Penilaian evaluasi efektifitas penerapan manajemen risiko memberikan rentang hasil penilaian dari score
1 hingga 5, yang dimulai dari initial (level 1), repeatable (level 2), defined (level 3), managed (level 4), dan optimised (level 5).
Dari hasil evaluasi yang menggunakan metode pemeriksaan dokumen, pengiriman kuesioner, dan juga interview dengan pihak-pihak yang terkait dengan penerapan manajemen risiko diperleh score maturity level 3,70 untuk penerapan manajemen risiko di tahun buku 2013.
178 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Tinjauan Operasional
Risiko dan Manajemen Risiko
Dengan adanya peningkatan score dari 3,48 menjadi 3,70 menandakan bahwa pengelolaan risiko yang dilakukan Perseroan lebih optimal dan selalu dilakukan penyempurnaan. Dengan berbagai program kerja yang akan dilakukan di tahun ini maka diharapkan Perseroan akan memperoleh nilai tingkat kematangan (maturity level) yang terus meningkat.
Nilai Maturity No
Komponen Penerapan MR
1. Penetapan Konteks
2. Identifikasi Risiko
3. Analisis Risiko
4. Evaluasi Risiko
5. Penanganan Risiko
6. Komunikasi dan Konsultasi
7. Pemantauan dan Review
Total Score Maturity
Perseroan terus berupaya untuk menyempurnakan dan mengembangkan sistem pengelolaan risiko, dengan berbagai rencana/program kerja yang akan dilakukan di tahun 2013. Sehingga diharapkan pada periode berikutnya Perseroan memperoleh nilai tingkat kematangan (maturity level) yang terus meningkat.
Peningkatan Kompetensi di Bidang Manajemen Risiko
Unit manajemen risiko secara periodik melakukan sosialisasi/pelatihan manajemen risiko kepada karyawan dan anak usaha. Adapun di tahun 2013, kegiatan sosialisasi manajemen risiko yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pelatihan Governance, Risk & Compliance (GRC Terpadu) untuk karyawan setingkat Kepala Regu dan Pelaksana.
2. Pelatihan Project Risk Management untuk unit kerja penanggung jawab capex, project, dan rancang bangun.
3. Pelatihan Risk Management Dalam Penyusunan Feasibility Study untuk penanggung jawab capex, proyek dan rancang bangun. Pelatihan ini juga dihadiri oleh karyawa Anak Perusahaan yang bergerak di bidang industri persemenan.
4. Pelatihan Key Risk Indicator and Key Control Indicator untuk risk officer.
Peningkatan kompetensi personil di unit manajemen risiko dilakukan dengan mengikuti training/workshop yang terkait dengan manajemen risiko, yaitu antara lain:
1. Penyusunan RJP dan RKAP Berbasis Risiko
2. Supply Chain Management
3. Business Continuity Management
4. Integrated Governance, Risk & Compliance
5. Project Risk Management
6. Key Risk Indicator and Key Control Indicator Based On ISO 31000:Risk Management.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
The Future is Here
Risiko dan Manajemen Risiko
Assessment dan Mitigasi High Level Corporate Risk
Perseroan secara berkala melakukan assessment risiko setiap tahun. Pada tahun 2013, Perseroan telah melakukan assessment pada proses bisnis dan KPI Perseroan serta telah mengidentifikasi 231 (dua ratus tiga puluh satu) risiko pada seluruh departemen. Dari risiko signifikan yang teridentifikasi, Perseroan menetapkan high level corporate risk untuk mengantisipasi potensi risiko yang dianggap paling signifikan dalam menghambat pencapaian tujuan Perseroan.
Untuk mengubah potensi risiko menjadi peluang yang dapat menghasilkan profitabilitas bagi Perseroan, maka Perseroan telah mengidentifikasi beberapa langkah pengendalian dan mitigasi atas seluruh risiko terutama high level corporate risk guna meminimalkan kemungkinan dan dampak terjadinya risiko.
P erseroan telah melakukan identifikasi 231 risiko dan melaksanakan
mitigasi risiko yang masuk kategori high corporate risk
Beberapa risiko kelompok “High Level Corporate Risk “ yang di-identifikasi dan dilakukan mitigasinya selama tahun 2013 mencakup risiko-risiko pada tabel berikut:
Nama Risiko
Indikator Risiko
Mitigasi Yang Dilakukan
- Komunikasi aktif dengan pemasok, Risiko Bahan Baku
- Peningkatan kapasitas produksi
- Kelambatan pembebasan lahan
masyarakat dan Pemda setempat - Keterbatasan supply dan kualitas - Perluasan dan pembebasan lahan
bahan baku
penghasil bahan baku.
- Naiknya permintaan semen
Melakukan ekspansi regional.
Pelaksanaan program Risiko Kapasitas Produksi
dengan cepat karena
pembangunan infrastruktur dan
debottlenecking
naiknya taraf hidup masyarakat
Percepatan penyelesaian
- Utilitas kapasitas sudah maksimal
pembangunan pabrik semen baru
- Perluasan jaringan pemasaran. Risiko Persaingan Bisnis
Implementasi Perjanjian ACFTA yang memungkinkan masuknya investor
baru di industri semen (terutama
- Penambahan packing plant
dari China)
- Menambah pembangun pabrik baru
- Turunnya volume penjualan di
- Optimalisasi penanganan keluhan
daerah tertentu
pelanggan
Risiko Loyalitas dan
- Pelaksanaan Program Promosi kepuasan pelanggan
- Meningkatnya komplain/keluhan
pelanggan
- Program Komunikasi pemasaran
- Penurunan pangsa pasar di area
sejalan dengan strategi Perseroan
penjualan utama - Output produksi tidak stabil
- Pemeliharaan secara teratur Risiko kerusakan mesin /
- Overheating
- Optimalisasi pengaturan pola peralatan produksi utama
- Proses produksi kurang lancar
- Produksi melebihi design
produksi
kapasitas yang ditetapkan sebelumnya
Risiko Teknologi Informasi - Hambatan integrasi sistem
- Standarisasi sistem operasi
- Perbedaan sistem operasi
- Pengembangan TI yang terencana dalam ICTMP
180 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Tinjauan Operasional
Risiko dan Manajemen Risiko
- Peningkatan efektifitas distribusi melalui pengurangan sistem multiple
Risiko Distribusi dan
- Gangguan cuaca ekstrem handling.
Transportasi
- Terbatasnya moda angkutan
- Penambahan pembangunan packing plant di daerah-daerah yang strategis - Optimalisasi sinergi distribusi dan
transportasi - Fluktuasi nilai wajar arus kas
masa depan suatu instrumen
- Melakukan lindung nilai arus kas
keuangan karena perubahan
dengan menggunakan instrumen
keuangan non derivatif melalui Risiko Valas
harga pasar, yang terkait dengan
tingkat suku bunga, nilai tukar
pembelian spot mata uang asing.
mata uang asing dan harga
- Monitor dan review kebijakan
pasar.
hedging.
- Eskposur/kewajiban dalam valas,
- Optimalisasi pengelolaan excess
pendapatan dalam rupiah.
cash. - Pelaksanaan HCMP dalam
- Pemberian remunerasi berbasis Risiko SDM
- Kurangnya produktifitas SDM
meningkatkan kompetensi karyawan.
- Ketidak puasan atas career path
- Kurangnya apresiasi berkaitan
kompetensi
- Implementasi balenced scorecard dan KPI dalam menentukan career path maupun pemberian remunerasi
manajemen penilaian kinerja.
- Penerapan manajemen SHE dan Risiko Lingkungan dan
proper lingkungan. Sosial
- Keresahan masyarakat sekitar
- Indikator pengukuran BML
- Perencanaan dan realisasi program
terlampaui.
tanggung jawab sosial yang berkualitas dan tepat sasaran
Melalui berbagai langkah mitigasi terhadap risiko-risiko utama yang masuk kelompok high risk maupun extreem risk secara berkesinambungan, maka pada tahun 2013 Perseroan juga berhasil mengelola dan menurunkan kategori risiko dari risiko dari ekstrem dan tinggi menjadi risiko sedang (medium risk) atau manageable. Hal tersebut tampak pada pada tabel berikut.
NO
NAMA RISIKO
TINGKAT RISIKO
TINGKAT RISIKO
1 Risiko bahan baku
High
Medium
2 Risiko kapasitas produksi
High
Medium
3 Risiko kompetisi bisnis
High
High
4 Risiko pengembangan usaha
High
Medium
5 Risiko batubara
High
Medium
6 Risiko teknologi informasi
High
High
7 Risiko penjualan & distribusi
Medium
Medium
8 Risiko valuta asing
High
High
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
The Future is Here
Risiko dan Manajemen Risiko
9 Risiko sumber daya manusia
Medium
Medium
10 Risiko kerusakan mesin utama
Medium
Medium
11 Risiko energi listrik
Medium
Medium
12 Risiko likuiditas
Medium
Medium
13 Risiko pengelolaan capex
Medium
Medium
14 Risiko lingkungan & sosial
High
Medium
15 Risiko kepuasan & loyalitas pelanggan
Medium
Medium
Sebagaimana tampak pada tabel Risiko Tinggi Perseroan 2012 dan 2013 tersebut, Perseroan berhasil melakukan mitigasi atas beberapa risiko kategori tinggi menjadi kategori menengah (medium risk) yang lebih manageable. Risiko-risiko dimaksud dan program mitigasi yang dilakukan mencakup:
• Risiko Bahan Baku Perseroan telah berhasil melakukan langkah-langkah mitigasi untuk mengatasi risiko bahan baku dengan melakukan komunikasi aktif dengan Pemerintah, pihak pemasok, masyarakat maupun pihak eksternal lainnya serta melakukan studi kelayakan perluasan lahan bahan baku dan pembebasan lahan bahan baku yang baru untuk menjaga kelancaran pasokan bahan baku dengan kualitas sesuai yang dibutuhkan untuk proses produksi Perseroan.
• Kapasitas Produksi Perseroan telah berhasil melakukan langkah-langkah mitigasi untuk mengatasi risiko kapasitas produksi melalui pertumbuhan organik maupun anorganik. Pertumbuhan anorganik dilakukan dengan melakukan akusisi perusahaan semen di Vietnam (Thang Long Cement Company). Pertumbuhan organik dilakukan dengan membangun proyek Tuban IV, Tonasa V dan juga melakukan optimalisasi produksi untuk meningkatkan utilisasi peralatan produksi dan meningkatkan output produksi, juga melalui Project Debottlenecking yaitu melakukan modifikasi atau penggantian peralatan produksi agar kecepatan proses produksi meningkat.
Perseroan berhasil menyelesaikan pembangunan pabrik baru di Jawa dan di Sulawesi dengan kapasitas total 6 juta ton per tahun. Perseroan juga melakukan program upgrading fasilitas pabrik yang ada untuk meningkatkan yield dan kapasitas produksi. Perseroan senantiasa melakukan kajian terkait peluang untuk mengembangkan kapasitas melalui pertumbuhan anorganik baik di dalam maupun di luar negeri.
• Risiko Pengembangan Usaha Mitigasi yang telah berhasil dilakukan Perusahaan adalah dengan melakukan ekspansi dan pengembangan usaha, baik melalui akusisi Thang Long Cement Company (TLCC), pendirian anak usaha PT SGG Energi Prima di bidang energi (batubara), dan juga pendirian PT SGG Prima Beton di bidang readymix concrete. Akuisisi TLCC tersebut adalah ekspansi non-organik pertama yang dilakukan. Perseroan saat ini juga tengah menjajaki dan melaksanakan program ekspansi organik melalui pembangunan beberapa pabrik baru di beberapa wilayah di Indonesia, setelah pada akhir tahun 2012 menyelesaikan dua unit pabrik baru di Tuban dan di Tonasa.
182 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Tinjauan Operasional
Risiko dan Manajemen Risiko
• Risiko Batubara Perseroan telah berhasil melakukan langkah-langkah mitigasi untuk mengatasi risiko batubara dengan mendirikan anak usaha di bidang energi (PT SGG Energi Prima), melakukan kontrak pengadaan jangka panjang yang ditinjau setiap periode tertentu, dan mempertimbangkan dengan seksama pengelolaan lahan tambang yang akan dilaksanakan oleh anak perusahaan.
• Risiko Lingkungan dan Sosial Perseroan telah berhasil melakukan langkah-langkah mitigasi untuk mengatasi risiko lingkungan dan sosial dengan melakukan optimalisasi penerapan Health, Safety, and Environment Management melalui program pantau lingkungan, program kelola lingkungan, program konservasi sumber daya, dan juga implementasi Clean Development Mechanism (CDM). Selain itu Perseroan juga telah melakukan perencanaan dan pelaksanaan program Corporate Social Responsibility dengan efektif dan tepat sasaran sesuai dengan tujuan, merupakan langkah solutif yang dilakukan oleh Perseroan untuk memitigasi risiko lingkungan dan sosial. Terbukti di tahun 2013 Perseroan memperoleh penghargaan Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Mengingat pentingnya pengelolaan risiko dalam mencegah Perseroan dari dampak yang ditimbulkan, maka manajemen dan seluruh elemen terkait akan semakin meningkatkan upayanya untuk menjadikan pengelolaan risiko sebagai budaya dalam pelaksanaan seluruh kegiatan.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
183
Analisis dan Pembahasan Manajemen
The Future is Here