Aplikasi Transformasi Fourier

13. Aplikasi Transformasi Fourier

Misal A adalah operator linear pada fungsi yang terdefinisi pada R dengan sifat: jika A[f (x)] = g(x), maka A[f (x + s)] = g(x + s) untuk setiap s ∈ R. Maka, fungsi

f (x) = e ax (a ∈ C) yang ada di domain A merupakan fungsi eigen dari A. Persisnya, jika f (x) = e ax dan g = A[f ], maka untuk setiap s ∈ R berlaku

g(x + s) = A[e as ] = A[e e ]=e A[e ]=e g(x). Untuk x = 0, kita peroleh: g(s) = g(0)e as untuk setiap s ∈ R. jadi, Af = g = cf

a(x+s)

dengan c = g(0). Selanjutnya, misalkan domain A mencakup fungsi k(x) = e iξx dan h(ξ) adalah nilai

eigen yang berpadanan dengan k(x), yakni: A[e iξx ] = h(ξ)e iξx . Jika A memenuhi suatu persayaratan kekontinuan (yang memungkinkan A bertukar dengan pengintegralan), maka operasi A pada f dapat dibaca melalui rumus inversi Fourier. Persisnya, jika

f (x) = iξx b f (ξ)e dξ,

maka

A[f ](x) =

b b f (ξ)A[e iξx ] dξ = f (ξ)h(ξ)e dξ.

A[f ]b(ξ) = h(ξ) b f (ξ).

Sekarang, jika h(ξ) = b H(ξ), maka Af = H ∗ f, yakni A merupakan operator konvolusi dengan H. Semua ini sah apabila, misalnya, f dan H merupakan fungsi L 1 atau L 2 .

13.1 Aplikasi pada persamaan panas Sekarang kita akan melihat bagaimana transformasi Fourier digunakan pada per-

samaan diferensial klasik, khususnya persamaan panas pada R, yaitu:

u t = ku xx (−∞ < x < ∞),

82 Hendra Gunawan

dengan syarat awal u(x, 0) = f (x) (dengan f ∈ L 1 ), dan “syarat batas” u(x, t) → 0 dan

f (x) → 0 bila x → ±∞. Terapkan transformasi Fourier pada kedua ruas persamaan (yang keduanya kita anggap merupakan fungsi dari x), kita peroleh

∂b u

(ξ, t) = −kξ 2 u(ξ, t) b

∂t

b u(ξ, 0) = b f (ξ).

Solusi persamaan diferensial ini adalah

2 u(ξ, t) = b t −kξ b f (ξ)e .

Dengan Teorema Inversi Fourier, akhirnya kita peroleh solusi persamaan panas

u(x, t) = 2 b f (ξ)e −kξ t iξx e dξ.

Namun, ada cara kedua, sebagai berikut. Transformasi Fourier invers dari e 2 −kξ t

1 adalah K x2 t (x) = √

e − 4πkt 4kt . Jadi

u(x, t) = K (x−y)2

− ∗ f(x) = 4kt √ e f (y) dy.

4πkt −∞

Dapat diperiksa bahwa u 0 (x, t) = K t (x) memenuhi persamaan panas dan dengan menu- runkannya di bawah tanda integral u(x, t) juga memenuhi persamaan panas. Lebih jauh,

1 mengingat K x t (x) = √ t K 1 √ t , maka u(x, t) → f(x) bila t → 0 (dengan mengasumsikan bahwa f kontinu). Jadi mestilah u(x, 0) = f (x). Sebagai interpretasi fisis, jika suhu awal adalah 0, dan kawat diberi satu satuan panas di x = 0, maka setelah t satuan waktu, distribusi panasnya adalah K t (x) (catat

R ∞ bahwa −∞ K t (x)dx = 1, yang bearti bahwa total panas tetap sama dengan 1 satuan

panas). Jika kawat diberi satu satuan panas di x = y, maka distribusi panasnya adalah K t (x − y). Sekarang misalkan pada awalnya terdapat panas f(y)dy pada suatu interval kecil di sekitar x = y. Maka, setelah t satuan waktu, distribusi panas yang berasal dari interval tersebut adalah K t (x − y)f(y)dy. Dengan prinsip superposisi, kita peroleh

u(x, t) =

K t (x − y)f(y) dy.

Analisis Fourier dan Wavelet

83 R ∞

Perhatikan bahwa total panas sama dengan total panas awal, yaitu sebesar −∞ f (y) dy.

1 (Catatan: Fungsi K x2

1 (x) := √ 4πk e − 4k dikenal sebagai kernel panas atau kernel Gauss.)

13.2 Persamaan Laplace pada setengah bidang Sekarang tinjau persamaan Laplace pada setengah bidang:

u xx +u yy =0 (x ∈ R, y > 0),

dengan syarat awal u(x, 0) = f (x) (dengan f terbatas, karena kita menginginkan solusi yang terbatas juga).

Terapkan transformasi Fourier pada kedua ruas persamaan, kita peroleh

−ξ u(ξ, y) + b

b u(ξ, y) = 0,

∂y 2

dengan syarat awal b u(ξ, 0) = b f (ξ). Solusi persamaan diferensial ini adalah

u(ξ, y) = C b 1 (ξ)e |ξ|y +C 2 (ξ)e −|ξ|y ,

dengan C 1 (ξ) + C 2 (ξ) = b f (ξ). Karena f terbatas, e |ξ|y bukan solusi. Jadi C 1 (ξ) = 0 dan C 2 (ξ) = b f (ξ), sehingga

u(ξ, y) = b b f (ξ)e −|ξ|y .

Sekarang, jika P y y (x) = π(x 2 +y 2 ) , maka b P y (ξ) = e −|ξ|y dan karena itu

Z ∞ yf (x − t)

u(x, y) = P y ∗ f(x) =

dt.

−∞ π(t 2 +y 2 ) Rumus ini dikenal sebagai rumus integral Poisson dan P 1 dikenal sebagai kernel Poisson.

1 y ∈L , sehingga integral Poisson terdefinisi untuk f yang terbatas. Persisnya, jika |f| ≤ M, maka

Perhatikan bahwa P

|u(x, y)| ≤ M

2 2 dt = M.

−∞ π(t +y )

Selain itu, fungsi u 0 (x, y) = P y (x) memenuhi persamaan Laplace dan u(x, y) → f(x) bila y → 0.

84 Hendra Gunawan

12.3 Teorema Sampling Shannon Kita telah mempelajari bagaimana sebuah fungsi dapat direkonstruksi dari barisan

koefisien Fourier-nya. C. Shannon (1949) mengamati bahwa dalam hal khusus, sebuah fungsi bahkan dapat direkonstruksi dari titik-titik sampel-nya, dengan menggunakan keluarga fungsi sinc (sinc x = sin x

x ). Persisnya, kita mempunyai teorema berikut. Teorema A. (Teorema Sampling Shannon) Jika f ∈ L 2 (R) dan supp b f ⊆ [−T, T ],

dalam norma L 2 (R).

1 Bukti. Mengingat b 2 f∈L (−T, T ) ∩ L (−T, T ), kita dapat menguraikan b f sebagai deret Fourier

b f (ξ) =

c −k e −iπkξ/T , ξ ∈ [−T, T ],

k∈Z

dengan

b f (ξ)e

1 iπkξ/T

b f (ξ)e

iπkξ/T

TT Menggunakan teorema inversi Fourier sekali lagi, kita peroleh

2T −∞

1 b 1 iξx

f (x) = iξx f (ξ)e dξ = b f (ξ)e dξ

= iξx f e −iπkξ/T e dξ

kπ = )ξ f e i(x−

1 kπ X kπ i(x−

di mana deret konvergen dalam norma L 2 (R). [QED]

Catatan . Himpunan bilangan {f kπ T } k∈Z disebut sampel. Teorema di atas mengatakan bahwa f dapat direkonstruksi dari sampel tersebut dengan menggunakan keluarga fungsi

85 sin (T x−kπ)

Analisis Fourier dan Wavelet

k∈Z . Hal ini sebetulnya tidaklah mengejutkan, karena s k (x) = sin (T x−kπ) T x−kπ , yang merupakan invers transformasi Fourier dari bs k (ξ) = χ

T x−kπ

(ξ)e [−T,T ] −iπkξ/T , mem- bentuk basis ortogonal untuk {f ∈ L 2 (R) | supp b f ⊆ [−T, T ]}. Berdasarkan fakta ini

T P dan kesamaan Parseval, kita peroleh f = k∈Z ks k k

12.4 Ketaksamaan Heisenberg Jika f (t) menyatakan sinyal dengan supp b f ⊆ [−T, T ] untuk suatu T > 0, maka

f dikatakan mempunyai frekuensi terbatas (band-limited). Ketaksamaan Heisenberg yang akan kita bahas di sini menyatakan bahwa f dan b f tidak mungkin sama-sama mempunyai tumpuan (support) yang terbatas, kecuali f ≡ 0. Dalam perkataan lain,

f tidak mungkin mempunyai waktu dan frekuensi terbatas. Secara intuitif, ini sama saja dengan mengatakan bahwa f dan b f tidak mungkin terlokalisasi dengan baik secara bersamaan: jika f terkonsentrasi di sekitar suatu titik, maka b f mestilah tersebar pada R; dan sebaliknya.

Untuk melihat fakta ini secara kuantitatif, definisikan dispersi f di sekitar x = a sebagai

2 (x − a) 2 |f(x)| dx ∆ f := −∞ a R ∞

−∞ |f(x)| dx

Di sini ∆ a f merupakan suatu ukuran seberapa besar f tersebar menjauhi a. Jika nilai

f terkonsentrasi di sekitar a, maka faktor (x − a) 2 akan membuat pembilang pada ∆

a f lebih kecil daripada penyebutnya, sehingga ∆ a f < 1. Namun, jika nilai f tersebar jauh dari a, maka pembilang pada ∆ a f lebih besar daripada penyebutnya, sehingga ∆ a f > 1.

Semakin besar nilai ∆ a f , semakin tersebar f jauh dari a.

Teorema B. (Ketaksamaan Heisenberg) Untuk setiap f ∈ L 2 , dan untuk setiap a, α ∈ R, berlaku

(∆ a f )(∆ α f)≥ b .

Bukti. Asumsikan f kontinu dan mulus bagian demi bagian pada R, dan xf (x) serta

(x) di L 2 . (Jika xf (x) / ∈L , maka ∆

a f = ∞; sementara jika f ′ (x) / ∈L , maka

86 Hendra Gunawan

∆ α b f = ∞.) Tunjau kasus a, α = 0 terlebih dahulu. Dengan pengintegralan parsial, kita peroleh

xf (x)f (x) dx = x|f(x)|

(|f(x)| + xf (x)f A ′ (x)) dx,

atau

2 |f(x)| B dx = −2Re xf (x)f (x) dx + x|f(x)|

untuk −∞ < A < B < ∞. Karena f(x), xf(x), dan f ′ (x) di L 2 , limit kedua integral di

2 atas ada untuk A → −∞ dan B → ∞. Karena itu, limit A|f(A)| 2 dan B|f(B)| juga ada, dan mestilah bernilai 0 (karena bila tidak, maka |f(x)| ∼ |x| −1/2 untuk |x| >> 1,

bertentangan dengan asumsi bahwa f ∈ L 2 ). Akibatnya, kita peroleh

|f(x)| 2 dx = −2Re

xf (x)f ′ (x) dx.

Dengan ketaksamaan Cauchy-Schwarz, kita dapatkan

|f(x)| 2 dx ≤4 x |f(x)| dx |f (x)| dx .

Berdasarkan kesamaan Plancherel, 2 |f| dx =

|b f| dξ, sehingga

1 1 ′ ∞ 2 ′ 2 2 2 |f (x)| dx =

|(f )b(ξ)| dξ =

ξ |b f (ξ)| dξ.

Dengan demikian kita peroleh

2 2 2 2 2 |f(x)| 2 dx |b f (ξ)| dξ ≤4 x |f(x)| dx ξ |f(ξ)| dξ .

Ini membuktikan bahwa (∆ 1

0 f )(∆ 0 f)≥ b 4 .

Untuk kasus a, α ∈ R sembarang, misalkan F (x) := e −iαx f (x + a). Maka F memenuhi hipotesis teorema selama f memenuhi, ∆ a f=∆ 0 F dan ∆ α f=∆ b 0 b F . Jadi

(∆ a f )(∆ α b f ) = (∆ 0 F )(∆ 0 F)≥ b ,

sebagaimana diharapkan. [QED]

87

Analisis Fourier dan Wavelet

13.5 Soal latihan

1. Buktikan bahwa K x

dan P y (x) = y P 1 y masing-masing mem- bentuk identitas hampiran.

t (x) = √ t K 1 √

2. Dengan menggunakan transformasi Fourier, buktikan bahwa solusi persamaan ge- lombang u 2

tt =c u xx dengan syarat awal u(x, 0) = f (x) dan u t (x, 0) = g(x) adalah

Z x+ct

u(x, t) = [f (x − ct) + f(x + ct)] + g(y) dy.

2 2c x−ct

3. Verifikasi Teorema Sampling Shannon berdasarkan catatan di akhir bagian 12.3.

4. Buktikan jika xf (x) / 2 ∈L , maka ∆

a f = ∞.

88 Hendra Gunawan

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65