Analisis Multi-Resolusi

16. Analisis Multi-Resolusi

Sifat mendasar dari basis ortonormal yang dibangun oleh sebuah wavelet adalah sifat multi-resolusi-nya, sehingga kita dapat menganalisis suatu signal pada berbagai frekuensi di suatu lokasi tertentu.

Di bawah ini kita akan membahas apa yang dimaksud dengan analisis multi-resolusi dan bagaimana mengkontruksi sebuah wavelet dari suatu analisis multi-resolusi.

16.1 Analisis Multi-Resolusi Keluarga subruang tertutup {V 2

j : j ∈ Z} dari L (R) yang memenuhi (a) V j ⊂V j+1 untuk setiap j ∈ Z; (b) f ∈ V j ⇔ f(2·) ∈ V j+1 untuk setiap j ∈ Z;

\ (c)

V j = {0}; j∈Z [ (d) 2 V

j =L (R);

j∈Z

(e) terdapat φ ∈ V 0 sedemikian sehingga {φ(·−k) : k ∈ Z} merupakan basis ortonormal untuk V 0 , disebut analisis multi-resolusi (AMR) pada L 2 (R). Fungsi φ pada (e) disebut fungsi

skala dalam AMR tersebut. Contoh 1. Misalkan V 2

(R) : f konstan pada [2 := {f ∈ L −j k, 2 −j (k + 1)), k ∈ Z}, j ∈ Z. Maka, {V j : j ∈ Z} memenuhi sifat (a) s/d (d) di atas. Sekarang misalkan φ := χ [0,1] . Maka, {φ(· − k) : k ∈ Z} membentuk basis ortonormal untuk V 0 . Oleh

karena itu, {V 2 j : j ∈ Z} merupakan suatu AMR pada L (R).

100 Hendra Gunawan

Untuk ilustrasi, fungsi f ∈ V 0 berbentuk seperti — misalnya:

Gambar 16.1: Sebuah fungsi di V 0

Teorema A. Misalkan {V 2 j : j ∈ Z} suatu AMR pada L (R). Maka, (i) Untuk setiap j ∈ Z, f ∈ V j

0 ⇔ f(2 ·) ∈ V j ;

(ii) Untuk setiap k ∈ Z, f ∈ V 0 ⇒ f(· − k) ∈ V 0 ;

(iii) Untuk setiap j, k ∈ Z, f ∈ V j

⇒ f(· − 2 −j k) ∈ V j ;

(iv) Untuk setiap j, k ∈ Z, f ∈ V j

0 ⇒ f(2 · −k) ∈ V j .

Bukti. (i) Gunakan sifat (b) dan induksi.

(ii) Misalkan f ∈ V 0 dan k ∈ Z. Maka, berdasarkan sifat (e),

f (x) =

hf, φ(· − m)iφ(x − m),

m∈Z

dan karenanya

f (x − k) =

hf, φ(· − m)iφ(x − k − m).

m∈Z

Namun, hf, φ(· − m)i = hf(· − k), φ(· − k − m)i. Akibatnya,

f (x − k) = hf(· − k), φ(· − k − m)iφ(x − k − m) ∈ V 0

m∈Z

karena {φ(· − m) : m ∈ Z} = {φ(· − k − m) : m ∈ Z} basis ortonormal untuk V 0 . (iii) Gunakan (i) dan (ii).

(iv) Gunakan (i) dan (iii). [QED] Akibat B. Misalkan {V 2

j : j ∈ Z} suatu AMR pada L (R) dan φ ∈ V 0 fungsi skala dalam AMR tersebut. Definisikan

j,k (x) := 2 φ(2 x − k), j, k ∈ Z.

j/2

Maka, untuk setiap j ∈ Z, {φ j,k : k ∈ Z} merupakan basis ortonormal untuk V j .

101 Bukti. Misalkan j ∈ Z. Maka, {φ j,k : k ∈ Z} merupakan himpunan ortonormal, karena

Analisis Fourier dan Wavelet

hφ j j,k ,φ j,m i=2

φ(2 x − k)φ(2 x − m)dx =

φ(x − k)φ(x − m)dx = δ k,m .

Selanjutnya, misalkan f ∈ V j . Maka, f (2 −j ·) ∈ V 0 , dan karenanya

f (2 x) =

−j

hf(2 −j ·), φ(· − k)iφ(x − k).

k∈Z

Substitusi x ′ =2 −j x memberikan

Ini membuktikan bahwa {φ j,k : k ∈ Z} lengkap. Dengan demikian {φ j,k : k ∈ Z} merupakan basis ortonormal untuk V j . [QED]

16.2 Konstruksi wavelet Misalkan {V 2

j : j ∈ Z} suatu AMR pada L (R). Misalkan W 0 komplemen ortogo-

nal dari V 0 relatif terhadap V 1 , sehingga

V 1 =V 0 ⊕W 0 .

Kemudian, untuk setiap j ∈ Z, definisikan

j := {f(2 ·) : f ∈ W 0 }.

Maka,

V j+1 =V j ⊕W j , j ∈ Z.

Karena V j → {0} untuk j → −∞, kita peroleh

dan karena V

2 j →L (R) untuk j → ∞, kita peroleh

L (R) =

n=−∞

102 Hendra Gunawan

Untuk memperoleh wavelet, kita harus mencari ψ ∈ W 0 sedemikian sehingga {ψ(·− k) : k ∈ Z} merupakan basis ortonormal untuk W 0 . Selanjutnya dapat diperiksa bahwa

untuk setiap j ∈ Z, {2 j ψ(2 · −k) : k ∈ Z} membentuk basis ortonormal untuk W j . Dengan demikian, {ψ 2

j/2

j,k : j, k ∈ Z} merupakan basis ortonormal untuk L (R) atau ψ adalah wavelet yang diinginkan.

Contoh 2. Melanjutkan Contoh 1, wavelet ψ yang kita cari adalah

  1 1, jika 0 ≤ x <

 0, jika x < 0 atau x ≥ 1.

Periksa bahwa φ ⊥ ψ dan {ψ(· − k) : k ∈ Z} merupakan basis ortonormal untuk W 0 . Basis yang dibangun oleh ψ tak lain adalah basis Haar yang dibahas pada Bab 10.

16.3 Wavelet bertumpuan kompak dan kemulusannya Wavelet Haar merupakan sebuah contoh wavelet yang mempunyai tumpuan kom-

pak, yakni [0, 1]. Pada pasal ini kita akan melihat bahwa wavelet bertumpuan kompak tak mungkin merupakan fungsi C ∞ ; semulus-mulusnya ia hanya dapat merupakan fungsi di C n untuk suatu n yang terhingga.

Teorema C. Misalkan ψ kontinu pada R dan memenuhi

|ψ(x)| ≤

(1 + |x|) 1+ǫ

untuk suatu ǫ > 0. Jika {ψ 2 j,k : j, k ∈ Z} ortonormal di L (R), maka

Z ψ(x) dx = 0.

Bukti. Misalkan a := 2 −j ◦ k ◦ , suatu bilangan diadik, sedemikian sehingga ψ(a) 6= 0. [Karena kψk 2 = 1 dan ψ kontinu, bilangan a demikian dijamin ada.] Berdasarkan

hipotesis, kita mempunyai

Z ψ(x)ψ(2 j x − k)dx = 0, (j, k) 6= (0, 0).

Dengan mengambil k := 2 j−j ◦ k ◦ dengan j > maks{j ◦ , 0}, kesamaan di atas menjadi

Z ψ(x)ψ(2 j (x − a))dx = 0.

103 Sekarang misalkan y := 2 j (x − a). Maka

Analisis Fourier dan Wavelet

Z ψ(a + 2 −j y)ψ(y)dy = 0.

Berdasarkan Teorema Kekonvergenan Terdominasi Lebesgue, integral di ruas kiri me R

nuju ψ(a) R ψ(y)dy bila j → ∞, sehingga kita peroleh

Z ψ(y)dy = 0

karena ψ(a) 6= 0. [QED] Catatan. Teorema di atas dapat diperluas dengan menghapuskan asumsi bahwa ψ

kontinu, namun buktinya lebih rumit. Lihat buku Hernandez & Weiss, Proposisi 3.6. Teorema D. Misalkan r suatu bilangan bulat tak negatif dan ψ sebuah fungsi di C r (R)

sedemikian sehingga

|ψ(x)| ≤

(1 + |x|) r+1+ǫ

untuk suatu ǫ > 0, dan ψ (m) terbatas pada R untuk m = 0, 1, . . . , r. Jika {ψ j,k : j, k ∈ Z} ortonormal di L 2 (R), maka

Z x m ψ(x) dx = 0,

yakni, momen ke-m dari ψ bernilai 0, untuk m = 0, 1, . . . , r. Bukti. Lihat buku Hernandez & Weiss. Akibat E. Misalkan ψ ∈ L 2 (R) sebuah fungsi Schwartz sedemikian sehingga {ψ

j,k : j, k ∈ Z} merupakan himpunan ortonormal di L 2 (R). Maka semua momen dari ψ

d m bernilai 0 atau, setara dengan itu, ψ b dξ m (0) = 0 untuk setiap m = 0, 1, 2, . . .. Bukti. Jelas, karena setiap fungsi Schwartz merupakan fungsi C ∞ dan memenuhi

ketaksamaan pada teorema di atas untuk setiap bilangan bulat tak negatif r, dan

m R m (0) = (−2πi) R x ψ(x) dx untuk setiap m = 0, 1, 2, . . .. [QED]

dξ m

Akibat F. Misalkan ψ ∈ L 2 (R) sebuah fungsi bertumpuan kompak sedemikian se- hingga C ∞ . Maka {ψ j,k : j, k ∈ Z} tidak mungkin merupakan himpunan ortonormal

di L 2 (R).

104 Hendra Gunawan

Bukti. Jika {ψ 2 j,k : j, k ∈ Z} merupakan himpunan ortonormal di L (R), maka menurut teorema di atas semua momen dari ψ bernilai 0. Karena itu untuk semua polinom p(x), kita mempunyai

Z p(x)ψ(x) dx = 0.

Karena ψ bertumpuan kompak, diberikan ǫ > 0 kita dapat menemukan suatu polinom p(x) sedemikian sehingga sup x∈K |ψ(x) − p(x)| < ǫ, dengan K menyatakan tumpuan ψ (berdasarkan Teorema Aproksimasi Weierstrass). Akibatnya

kψk 2 =

ψ(x)ψ(x) dx =

[ψ(x) − p(x)]ψ(x) dx

|ψ(x)| dx = ǫ kψk 1 .

Mengingat kψk 2

1 < ∞ dan ǫ > 0 sebarang, kita haruslah mempunyai kψk 2 = 0, yang bertentangan dengan keortonormalan {ψ j,k : j, k ∈ Z}. [QED]

16.4 Teorema sampling Teorema di bawah ini merupakan bentuk lain dari Teorema Sampling Shannon

yang dibahas pada §12.3. Teorema G. Misalkan V 2

j = {f ∈ L (R) : f konstan pada [2 −j k, 2 −j (k + 1)), k ∈ Z}, j ∈ Z dan φ = χ [0,1) . Maka, untuk setiap f ∈ V j , berlaku

f (x) =

f (2 −j

k)φ(2 j x − k).

k∈Z

Bukti. Kita tahu bahwa {V 2 j } merupakan suatu AMR pada L (R) dan φ fungsi skala, yakni {φ(· − k) : k ∈ Z} membentuk basis ortonormal untuk V 0 . Selanjutnya, keluarga

fungsi φ j j,k (x) = 2 φ(2 x−k), j, k ∈ Z membentuk basis ortonormal untuk V j . Karena itu, untuk setiap f ∈ V j , berlaku

j/2

f=

hf, φ j,k iφ j,k ,

k∈Z

105 dengan

Analisis Fourier dan Wavelet

f (x)φ(2 x − k)dx

Z 2 −j (k+1)

=2 j/2

f (x)dx

2 −j k

Z 2 −j (k+1)

=2 j/2

f (2 −j k)dx

2 −j k

=2 −j/2 f (2 −j k),

sesuai dengan yang dinyatakan. [QED] Teorema H. Misalkan {ψ j,k : j, k ∈ Z} basis ortonormal yang diperoleh dari wavelet

dalam norma L 2 (R). (Di sini, ˜ g(x) = g( −x).) Bukti. Tuliskan

f (x)ψ j,k (x) dx

Z R = j/2 f (x)2 ψ(2 j x − k) dx

f (x)ψ j,0 (x − 2 −j k) dx

f (x) ˜ ψ j,0 (2 −j k − x) dx

=f∗˜ ψ j,0 (2 −j k).

seperti yang diinginkan. [QED]

16.5 Soal latihan

1. Misalkan {V 2 j } suatu AMR pada L (R). Buktikan bahwa V j+1 =V j ⊕W j , j ∈ Z.

106 Hendra Gunawan

2. Buktikan jika {ψ(· − k) : k ∈ Z} merupakan basis ortonormal untuk W 0 , maka

untuk setiap j ∈ Z, {2 j ψ(2 · −k) : k ∈ Z} merupakan basis ortonormal untuk W j .

j/2

3. Tunjukkan jika ψ merupakan fungsi C ∞ yang bertumpuan kompak pada R, maka ψ memenuhi ketaksamaan

|ψ(x)| ≤

(1 + |x|) r+1+ǫ

untuk r = 0, 1, 2, . . . dan ǫ > 0 sembarang.

Analisis Fourier dan Wavelet

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65