Deret Fourier yang Diperumum dan Hampiran Terbaik di 2 L (a, b)

8. Deret Fourier yang Diperumum dan Hampiran Terbaik di 2 L (a, b)

Pada Bab 6 kita telah melihat bahwa deret Fourier klasik dari f dapat dinyatakan P ∞

sebagai 1 hf, φ n iφ n (x), dengan φ n (x) = √ 2π e inx , n ∈ Z. Ini terjadi antara lain

n=−∞ ∞

karena {φ 2 n } −∞ merupakan himpunan ortonormal. Di L (−π, π), kekonvergenan deret di atas dalam norm merupakan konsekuensi dari kelengkapan {φ n } ∞ −∞ .

8.1 Deret Fourier yang diperumum

2 Jika {φ 2 n } 1 adalah basis ortonormal untuk L (a, b) dan f ∈ L (a, b), maka hf, φ n i

P ∞ disebut koefisien Fourier yang diperumum dari f terhadap {φ n } 1 , dan

hf, φ n iφ n

n=1

disebut deret Fourier yang diperumum dari f terhadap {φ n ∞ } 1 .

Pertanyaan kita adalah: apakah himpunan ortonormal pada pembahasan deret P ∞

hf, φ n iφ n untuk setiap f ∈ L 2 (−π, π)? Ingat bahwa kita baru membuktikan ini untuk fungsi di P S(a, b).

Fourier klasik merupakan basis ortonormal, yakni apakah f =

n=1

Teorema A. (a) Himpunan {e ∞ } −∞ dan {cos nx} 1 ∪ {sin nx} 1 merupakan basis

inx ∞

ortogonal untuk L 2 (−π, π).

(b) Himpunan {cos nx} 2

0 dan {sin nx} 1 merupakan basis ortogonal untuk L (0, π). Bukti. Akan dibuktikan (a) bagian pertama saja, yang berkenaan dengan himpunan

{e inx } ∞ −∞ . Bagian lainnya dapat dibuktikan secara serupa. Misalkan f ∈ L 2 (−π, π) dan ǫ > 0. Berdasarkan teorema tentang topologi ruang

L 2 (a, b) secara umum, terdapat fungsi ˜ f yang kontinu dan mulus bagian demi bagian

pada [−π, π] sedemikian sehingga kf − ˜ 1 fk<

3 . Misalkan c n = 2π

hf, ψ n i dan ˜c n =

2π h˜ f,ψ n i, dengan ψ n (x) = e , n ∈ Z, adalah koefisien Fourier dari f dan ˜ f , berturut-

1 inx

turut. Menurut teorema kekonvergenan seragam deret Fourier, n=−∞ ˜ c n ψ n konvergen

52 Hendra Gunawan

seragam ke ˜ f . Akibatnya, jika N cukup besar, maka

f− ˜

n=−N

Selanjutnya, menurut Teorema Pythagoras dan Ketaksamaan Bessel, N

|˜c n −c n | ≤

|˜c n −c n | ≤k˜ f − fk < .

n=−N n=−N

n=−N

n=−∞

Jadi, jika kita tulis

dan gunakan Ketaksamaan Segitiga, maka kita peroleh

c n ψ n ≤ ǫ + + = ǫ.

n=−N

Jadi f = lim

n=−N c n ψ n = n=−∞ c n ψ n N →∞ dalam norm, dan ini membuktikan bahwa himpunan fungsi {ψ 2

n ∞ } −∞ merupakan basis ortonormal untuk L (−π, π). [QED] Sebagai rangkuman, sejauh ini kita telah membahas: jika f periodik, maka deret

Fourier dari f akan konvergen ke f (i) secara seragam, mutlak, dan dalam norm, untuk f yang kontinu dan mulus bagian demi bagian pada [a, b]; (ii) secara titik demi titik, untuk f yang mulus bagian demi bagian pada [a, b]; (iii) dalam norm, untuk f ∈ L 2 (a, b).

8.2 Hampiran terbaik di L 2 (a, b)

Teorema berikut menyatakan bahwa deret dengan koefisien Fourier untuk f (ter- hadap suatu himpunan ortonormal di L 2 (a, b)) merupakan hampiran terbaik untuk f

di antara semua uraian deret yang mungkin (terhadap himpunan ortonormal tersebut). Teorema B. Misalkan {φ n } adalah suatu himpunan fungsi ortonormal, yang terhingga

atau terbilang banyaknya, di L 2 (a, b). Maka

hf, φ n iφ n ≤ f −

Analisis Fourier dan Wavelet

untuk sembarang pilihan {c 2

|c n | < ∞. Lebih jauh, kesamaan dipenuhi jika dan hanya jika c n = hf, φ n i untuk setiap indeks n.

n } dengan

Bukti. Kita tulis

Perhatikan bahwa g := f −

hf, φ n iφ n ⊥φ m atau hg, φ m i = 0, untuk setiap m. Jadi, g⊥

hf, φ n i−c n φ n , sehingga menurut Teorema Pythagoras,

hf, φ n iφ n , dan kesamaan dipenuhi jika dan hanya c n = hf, φ n i untuk setiap n. [QED]

hf, φ n iφ n +

|hf, φ n i−c n | ≥ f −

Contoh 1. Misalkan kita ingin menentukan hampiran terbaik untuk f (x) := sin x di antara semua kombinasi linear c

1 +c 2 cos x di L (0, π). Dalam hal ini, kita mencatat

bahwa { 2 π , √ π cos x} merupakan himpunan ortonormal di L (0, π). Sekarang kita hi- tung

Jadi hampiran terbaik yang dicari adalah sin x ≈ 2 √ π . Tentu saja ini merupakan ham- piran yang masih kasar, karena kita hanya menggunakan {1, cos x} sebagai ruang ham- pirannya.

8.3 Masalah Sturm-Liouville reguler

0 dan {sin nx} 1 di L (0, π) diperoleh dari masalah nilai batas

Himpunan fungsi ortogonal {cos nx} 2

u ′′

(x) + λ 2 u(x) = 0, u ′ (0) = u ′ (π) = 0

dan

u ′′

(x) + λ 2 u(x) = 0, u(0) = u(π) = 0.

54 Hendra Gunawan

Demikian juga himpunan fungsi ortogonal {e 2 } di L (−π, π) dapat diperoleh dari masalah nilai batas

−inx

u 2 ′′ (x) + λ u(x) = 0,

u(−π) = u(π), u ′ (−π) = u (π).

Pada bagian ini kita akan melihat bahwa ada (banyak) masalah nilai batas yang beru-

jung pada himpunan fungsi ortogonal du L 2 (a, b).

Secara khusus, kita akan membahas masalah Sturm-Liouville reguler, yang berben- tuk

(rf ′ ) ′ + pf + λwf = 0,

dengan syarat batas B 1 (f ) = 0 dan B 2 (f ) = 0. Di sini r, r ′ dan p bernilai real dan kontinu pada [a, b], r > 0 pada [a, b], dan w > 0 dan kontinu pada [a, b]. Sementara itu, B 1 dan B 2 merupakan fungsional yang self-adjoint. Lebih khusus lagi, kita akan meninjau masalah Sturm-Liouville berikut pada [0, L]:

[∗] Di sini λ merupakan nilai eigen dari operator −T , dengan T f = f ′′ . Dapat ditunjukkan

f ′′ + λf = 0, f ′ (0) = αf (0), f ′ (L) = βf (L).

bahwa nilai eigen dari masalah ini senantiasa bernilai real. Perhatikan jika λ = 0, maka f ′′ = 0 memberikan f (x) = c 1 +c 2 x, dan dari syarat batas kita peroleh c 2 = αc 1 dan c 2 = β(c 1 +c 2 L). Akibatnya c 1 =c 2 = 0 atau

β= α 1+αL . Tentu saja kita tidak menghendaki solusi trivial f = 0, karena itu kita penuhi β = α

1+αL dan ambil c 1 = 1, c 2 = α.

Selanjutnya, kita asumsikan λ 6= 0, katakan λ = ν 2 dengan ν > 0 atau ν = −µi, µ > 0 (tergantung apakah λ > 0 atau λ < 0). Solusi umum dari (*) adalah

f (x) = c 1 cos νx + c 2 sin νx.

Karena f (0) = c 1 dan f ′ (0) = νc 2 , syarat batas di 0 memberikan νc 2 = αc 1 . Dalam hal

ini, ambil c 1 = ν dan c 2 = α, sehingga

f (x) = ν cos νx + α sin νx.

55 Sekarang syarat batas di L akan memberikan

Analisis Fourier dan Wavelet

[2a] Jika ν = µi, maka (mengingat tan ix = i tanh x) persamaan [2a] menjadi

tanh µL =

[2b]

Dalam kedua kasus, kita hanya perlu meninjau nilai ν dan µ positif karena nilai eigen

2 dari operator −T adalah ν 2 atau −µ . Jika ν memenuhi [2a], maka fungsi f yang memenuhi [1] merupakan fungsi eigen

untuk masalah (*). Secara umum, f tidak normal, namun kita dapat menormalisasi f bila dikehendaki.

Untuk memberikan gambaran fungsi eigen seperti apa yang diperoleh, tinjau kasus α = 1, β = −1, L = π. Dalam hal ini, persamaan [2a] menjadi

sementara persamaan [2b] menjadi

Ada banyak solusi persamaan [2c]: 0 < ν 1 <ν 2 <ν 3 < · · · dengan ν n ≈ n − 1 untuk n besar, namun tidak ada satupun solusi positif persamaan [2d]. Jadi, terdapat tak

2 terhingga banyak nilai eigen λ 2 n =ν n untuk (*), dengan λ n ≈ (n − 1) untuk n besar. Fungsi eigen yang berpadanan dengan λ n adalah

f n (x) = ν n cos ν n x + sin ν n x.

56 Hendra Gunawan

Dapat diperiksa bahwa himpunan fungsi eigen ini membentuk himpunan ortogonal di

L w (0, π) yang dilengkapi dengan hasilkali dalam hf, gi w := 0 f (x)g(x)w(x) dx. Namun

2 dalam contoh yang kita bahas di sini w ≡ 1, sehingga L 2 w (0, π) = L (0, π).

8.4 Soal Latihan

1. Diketahui f (x) = x, x ∈ [0, π]. Tentukan hampiran terbaik (dalam norm) untuk f di L 2 (0, π), di antara fungsi-fungsi yang berbentuk

(a) a 0 +a 1 cos x + a 2 cos 2x. (b) b 1 sin x + b 2 sin 2x.

(c) a cos x + b sin x.

2. Buktikan bahwa himpunan fungsi eigen {f n } pada §8.3 merupakan himpunan orto- gonal di L 2 (0, π).

Analisis Fourier dan Wavelet

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65